Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Almira Dova
"Kabupaten Pandeglang masih menjadi penyumbang prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Banten dengan angka 29,4% pada tahun 2022. Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa yang merupakan lokasi penelitian memiliki prevalensi stunting sebesar 1.9% dan Puskesmas Cikupa 0,9%. Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat. Keberhasilan Posyandu sangat dipengaruhi oleh kinerja kader dalam menjalankan tugas nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu dalam Pemantauan Kesehatan Balita di Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa Kabupaten Pandeglang Tahun 2023.
Jenis penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya yaitu kader puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa. Sampel penelitian sebanyak 150 responden, terdiri dari 75 responden kader Puskesmas Pagadungan dan 75 responden kader Puskesmas Cikupa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner online menggunakan google form. Analisis data menggunakan univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja kader posyandu dalam pemantauan kesehatan balita 56,7% berkategori baik, dimana kinerja kader Puskesmas cikupa memiliki skor lebih tinggi daripada kader puskesmas pagadungan (58,7% versus 54,7 %). Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, pelatihan, supervisi, motivasi dan sikap Kader berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader posyandu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel imbalan merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai p=0,000 dan OR =13,94. Peneliti menyarankan agar pihak Puskesmas tetap mengadakan supervisi dan pelatihan secara rutin, berkala dan menyeluruh. Perlu penguatan koordinasi lintas sektor khususnya dengan perangkat desa. Selain itu untuk lebih memotivasi kader dalam bekerja perlu diberikan pengakuan dan penghargaan, misalnya berupa sertifikat kader.

Pandeglang District still a contributor to the high prevalence of stunting in Banten Province with a rate of 29.4% in 2022. The Pagadungan Health Center and Cikupa Health Center which are research locations have a stunting prevalence of 1.9% and the Cikupa Health Center contributes 0.9%. Posyandu is an important facility in the community to support the government's efforts to improve the health status. The success of Posyandu greatly influenced by the performance of cadres in carrying out their duties. The purpose of this study was to determine the Factors Related the Performance of Posyandu Cadres in Monitoring Toddler Health at the Pandeglang District in 2023.
This research uses a quantitative design with cross-sectional approach. The population is Pagadungan and Cikupa health center cadres. The research sample consisted of 150 respondents, consisting of 75 respondents from Pagadungan Health Center cadres and 75 respondents from Cikupa Health Center cadres who were taken using a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The data collection tool in this research is online questionnaire using the Google form. Data analysis used univariate, bivariate (kai kuadrat) and multivariate with multiple logistic regression.
The results showed that the performance of posyandu cadres in monitoring toddler health was 56.7% in the good category, the performance of Cikupa Health Center cadres had a higher score than Pagadungan health center cadres (58.7% versus 54.7%). Bivariate analysis shows that education, knowledge, training, supervision, motivation and attitude of cadres have a significant effect on performance of posyandu cadres in monitoring toddler health. Multivariate analysis shows that the reward variable is the most dominant variable affecting the performance of cadres in monitoring the health of toddlers with p = 0.000 and OR = 13.94. Researchers suggest that the Community Health Center continues to conduct regular, periodic and thorough supervision and training. It is necessary to strengthen coordination across sectors. In addition to motivating cadres to work, it is necessary to give recognition and rewards, for example in the form of a cadre certificate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kodiat Juarsa
"Kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh keadaan gizi masyarakat, terutama status gizi anak balita. Prevalensi gizi kurang anak balita di wilayah I kabupaten Pandeglang sebesar 21,4%. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita dapat dilakukan di posyandu. Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu wilayah I kabupaten Pandeglang tahun 2003 masih rendah 51,40%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran, faktor-faktor yang berhubungan, dan melihat faktor paling dominan terhadap cakupan penimbangan balita di posyandu wilayah I kabupaten Pandeglang tahun 2004. Rancangan penelitian cross-sectional, dilaksanakan di wilayah I kabupaten Pandeglang. Sampel posyandu sebagai unit analisis sebanyak 64 posyandu. Untuk mendapatkan data karakteristik posyandu, setiap posyandu diambil sampel ibu balita sebanyak 7 responden dan semua kader aktif sesuai kriteria. Sehingga jumlah sampel keseluruhan 448 responden ibu balita dan 160 responden kader posyandu aktif. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana, kecuali kader aktif diambil seluruhnya. Data karakteristik posyandu merupakan agregat dari seluruh responden (ibu balita dan kader) tiap posyandu. Data yang dikumpulkan adalah cakupan penimbangan posyandu, faktor kader (umur, pendidikan, rasa kerja, pengetahuan, penghargaan, proses penunjukkan dan pelatihan), supervisi petugas kesehatan, pembinaan desa, faktor ibu balita (pengetahuan, pendidikan, jumlah anak balita), dukungan tokoh masyarakat dan faktor posyandu (jangkauan, jadwal dan PMTPenyuluhan). Analisis dilakukan secara deskriptif, uji Chi-Square dan Regresi Logistik.
Rata-rata cakupan penimbangan balita di posyandu wilayah I kabupaten Pandeglang 57,6%. Hasil uji Chi-Square didapatkan 6 variabel babas yang berhubungan bermakna yaitu faktor kader (masa kerja, pengetahuan dan pelatihan), pengetahuan ibu balita, dukungan tokoh masyarakat dan PMT-penyuluhan. Dengan uji regresi logistik terdapat 5 variabel yang berhubungan secara bermakna yaitu masa kerja kader, pelatihan kader, pengetahuan ibu balita, dukungan tokoh masyarakat dan PMT-Penyuluhan, sedangkan faktor paling dominan adalah variabel pelatihan kader.
Untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu perlu dibuat kebijakan dari kepala daerah tentang pelaksanaan pelatihan kader yang dilaksanakan bersamaan dengan pembinaan desa. Pelatihan kader dilaksanakan 3 bulan sekali di tingkat desa, yang sebelumnya belum pernah diselenggarakan secara berkala di tingkat desa. Pelaksanaannya bersamaan dengan pertemuan desa dengan materi yang disesuaikan kebutuhan dan waktu pelaksanaan hanya dalam sehari. PMT-Penyuluhan diadakan setiap bulan, dikelola oleh masyarakat dan sumber dana dari masyarakat yang potensial sebagai donatur, dengan dukungan yang baik dari tokoh masyarakat yang ada di wilayah posyandu.

Factors Related To Coverage Of Weighing Of Underfive Children In Posyandus In Area I Of Pandeglang District Year 2004The quality of human resources is determined by, among others, the situation of community nutrition status, particularly of the underfives. Prevalence of undernourished children in Area I Pandeglang District was quite high, i.e. 21.4%. Monitoring of growth and development of underfives could be conducted in posyandu (integrated health post). Coverage of weighing (DIS) in posyandus in Area I Pandeglang District year 2003 was considered low, i.e. 51.40%.
This study aimed to describe factors related to the coverage of underfives weighing in Posyandus in Area I Pandeglang District year 2004. Design of the study was cross-sectional, study conducted in Area I of Pandeglang District with number of samples (posyandu) as unit of analysis of 64 posyandus. To obtain data on posyandu characteristics, 7 mothers for each posyandu were randomly selected as respondents as well as all active cadres. Thus, there were 448 mother respondents and 160 cadres respondents in total. Data on posyandu characteristics was aggregate of all respondents including coverage of weighing, cadres factors (age, education, length of work, knowledge, rewards, recruitment process, and training), supervision from health worker, support from village, mother factors (knowledge, education, number of underfive children), support from informal leader, and posyandu factors (distance, schedule, and food supplementation program). Analyses were conducted descriptively, chi-square test, and logistic regression.
The average coverage of weighing was 57.6%. The Chi-Square test found six independent variables with statistically significant association, i.e. cadre factors (length of work, knowledge, and training), mother's knowledge, informal leader support, and food supplementation program. Logistic regression test showed 5 significant variables, i.e. cadre's length of work, cadre's training, mother's knowledge, informal leader's support, and food supplementation program, with cadre's training as the most dominant factor.
To improve the .weighing coverage in posyandu, it is recommended to develop policy from local government on cadre's training which could be implemented simultaneously with village meeting. It is suggested to conduct short cadre's training once in three month at village level with various adjustable substances. Food supplementation program is suggested to be implemented monthly, organized by community, funded by economically potential community members, supported by community informal leader.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naima Hayati B.
"Angka Kurang Energi Protein (KEP) di Indonesia 63,9 % (SKRT,1997) sementara di Propinsi Sumatera Barat angka KEP Total sebesar 20,1 % dan Kabuptem Padang Pariaman 25 % ( Profil Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman 1998). Untuk menurunkan Angka KEP pemerintah melaksanakan program penimbangan di posyandu di setiap Desa. Kehadiran posyandu di setiap desa di harapkan mampu menurunkan angka KEP dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama balita.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran cakupan penimbangan balita di posyandu dilihat dari faktor-faktor kader yang berhubungan dengan cakupan penimbangan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat.
Rancangan penelitian yang digunakan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah kader posyandu yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman dan pengambilan sampel dilakukan secara Sistematic Random Sampling sebanyak 110 kader.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa 60 % cakupan penimbangan balita di posyandu Kabupaten Padang Pariaman masih rendah (DIS<60%) dan 40 % dengan cakupan penimbangan baik (DIS > 60 %). Penelitian ini menyimpulkan bahwa di Kabupaten Padang Pariaman tidak jauh berbeda antara posyandu yang mempunyai cakupan penimbangan baik dan yang kurang. Faktor supervisi petugas kesehatan, kemampuan motivasi kader, keaktifan kader, pendidikan kader dan pembinaan desa mempunyai hubungan yang bermakna terhadap cakupan penimbangan balita.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat direkomendasikan perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas supervisi petugas kesehatan, pelatihan kader yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan motivasi kader, memberikan reward kader dalam menunjang keaktifan kader dan meningkatkan pembinaan desa guna meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu tesebut.

The figure of Kurang Energi Protein (KEP) or Protein Energy Deficiency in Indonesia is 63,9%(SKRT), while in West Sumatera Province Total KEP reaches 20,1%, and in Padang Pariaman District it is 25% (Health Profile of Padang Pariaman District, 1998). To lower those figures on KEP, the government caries out a body weighing program for balita or children under five at posyandus or integrated health service posts shelter in every village. The existence of such posts is expected to decrease the figure of KEP and enhances the quality of health of the people, particularly children under five.
This study was aimed to obtain adescription of the range of the body weighing program for children under five at posyandus viewed in respect of factors on cadres that correlate with the rang of the program. This study was conducted in Padang Pariaman District of West Sumatra Province.
The research design employed was a cross sectional study included cadres of posyandus that spread in Padang Pariaman District. Sample selection was carried out through a systematic random sampling and come up with a number off 110 cadres. The study results reveal that 60% of the coverage of weighing program for children under five at posyandus in Padang Pariaman District is poor (D/S <60%) and 40% indicate good coverage of weighing program (DIS > 60%).
This study concludes that there is a little difference in figure between posyandus with good coverage of the program and posyandu with poor coverage of the program. Factors such as supervision by health staff, cadres' activities, cadres' education and guidance from the village office have significant correlation with the coverage of weighing program for children under five.
Based on the findings, it is recommended that the quality and the quantity of supervision by health staff be increased, regular training program for improving the quality of the cadres be established, cadres be rewarded for their involvement in the program and guidance from the village office be increased to expand the range of the weighing program for children under five in the local posyandus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nurlatifah Effendie
"Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dikelola, dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran kader di Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2015. Penelitian menggunakan pendekatan croos sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner pada 114 orang kader di Posyandu Mandiri yang dipilih dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peran kader yang aktif di posyandu sebesar 45,6%. Pengetahuan merupakan faktor dominan berhubungan dengan peran kader, kader yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 27,2 kali untuk berperan aktif di posyandu dibanding kader yang pengetahuannya kurang baik setelah dikontrol oleh pendidikan, pelatihan, dukungan keluarga dan supervisi petugas kesehatan. Pengetahuan kader dapat ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi kader secara rutin dan berkesinambungan.

Posyandu is one form of community based health efforts, which is managed, and organized from, by, for and with community. This study aims to determine the factors related to the role of cadres in Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Mandalajati District of Bandung Year 2015. The study use croos sectional study approach. Primary data were collected by interview using a questionnaire on 114 cadres selected by simple random sampling technique.
The results showed an active role in the posyandu cadres by 45,6%. Knowledge is a dominant factor related to the role of cadres, cadres who have a good knowledge 27.2 times has the opportunity to play an active role in Posyandu cadre knowledge than less well after controlled by education, training, family support and supervision of health workers. Knowledge cadres can be improved through training and coaching for regular and continuous cadre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestri Suryaningsih
"Posyandu merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan tumbuh kembang pada balita dimana cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara berkesinambungan dapat menurunkan prevalensi angka gizi kurang bahkan gizi buruk. Selain itu, melalui posyandu dapat diketahui ada tidaknya gangguan pemenuhan kebutuhan gizi secara lebih dini. Puskesmas Kemiri Muka cakupan D/S 78,9% sudah mencapai target Depkes dalam RAPGM (Rencana Aksi Pembangunan Gizi Masyarakat) 2010-2014 sebesar 75% tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu bayi dan balita berkunjung ke posyandu di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2012. Desain yang digunakan adalah cross sectional, jumlah sampel 242, pengambilan sampel secara cluster sampling design. Sumber data primer menggunakan kuisioner dan dianalisis menggunakan Chi Square. Didapat hasil hubungan yang bermakna Sikap, kepemilikan buku KIA dan Bimbingan petugas kesehatan dengan perilaku kunjungan ke posyandu, diperlukan bimbingan petugas kesehatan dan kader dalam meningkatkan cakupan kunjungan balita ke posyandu.

IHC is one of the places that used to serve the growth and development in infants weighing under five years old child, in which the coverage IHC (D / S) is an indicator of nutritional care coverage in young children, basic health care coverage especially immunization and the prevalence of undernourishment. Monitoring growth and sustainable early childhood development can reduce the prevalence rate of undernutrition even malnutrition. In addition, it can be seen through IHC interference nutritional needs early. Kemiri Muka Public Health Center range D / S 78.9% is getting the goal of RAPGM (Nutrition Action Plan for Community Development) 2010-2014 by 75% in 2012.
The aim of this study is to determine of related factors to the behavior of mothers of infants and toddlers visit to IHC in Kemiri Muka Public Health Center Depok City in 2012. The design was cross sectional, the total numbers were 242 samples, sampling by cluster sampling design. Primary data sources were the questionnaire and Chi Square analyzed. Results obtained in a significance association: attitude, ownership KIA books and Guidance health workers to conduct visit to IHC, needed guidance and cadres of health workers in improving the coverage of the visit to the IHC toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Nofianti
"Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu sarana pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita yang sangat penting dan memiliki peran strategis dalam upaya pembentukan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Namun pemanfaatannya oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Maek masih jauh dari yang diharapkan, dimana cakupan D/S Puskesmas Maek hanya sebesar 62,6%. Angka ini masih jauh dibawah target Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI yaitu sebesar 85%.
Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Maek, Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasinya adalah ibu balita yang mempunyai anak umur 4-59 bulan dengan sampel berjumlah 100 orang. Analisis menggunakan chisquare. Hasil penelitian diperoleh ibu balita yang mempunyai perilaku baik dalam pemanfaatan posyandu adalah sebesar 41%.
Dari hasil analisis data diperoleh faktor yang berhubungan secara bermakna dengan perilaku pemanfaatan posyandu oleh ibu balita adalah umur ibu (p=0,001), pekerjaan ibu (p=0,023), umur balita (p=0,000), urutan kelahiran balita (p=0,006) dan kepemilikan KMS (p=0.001). Disarankan agar semua pihak baik dari unsur kesehatan, kader, tokoh masyarakat maupun masyarakat sendiri bahu membahu dalam menggerakkan posyandu.

Integrated Service Post (Posyandu) is one of growth monitoring facilities and development of toddler is very important and has a strategic role in efforts to establish the next generation of healthy, intelligent, and quality. However, its utilization by mother of toddler in the working area of Community Health Center of Maek is still far from the expected, where the coverage of D/S CHC Of Maek only by 62,6%. This figure is still far below the target of Ditjen Gizi and KIA Kemenkes RI which is 85%.
The purpose of this study was to determine the factors associated with utilization behavior of integrated service post (posyandu) by mother who has toddler in the working area of Communitity Health Center of Maek, District of Lima Puluh Kota in 2012. This research is a descriptive study with cross sectional design. Population is the mother who has children aged 4-59 months with totaling sample of 100 people. The analysis using the chi-square.
The results of research obtained that mother toddler who have good behavior in utilization of integrated service post is 41%. From the analysis of data obtained factors significantly associated with utilization behavior of integrated service post (posyandu) by mother who has toddler is the mother's age (p=0,001), occupation (p=0.023), age toddlers (p=0,000), toddlers birth order (p=0,006) and ownership of KMS (p=0,001). It is recommended that all sector, both of the elements of health, cadre of health, community leaders and communities themselves to work together in improve performance the integrated service post.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Kustiandi
"Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui gangguan gizi pada balita, sehingga keadaan gizi yang memburuk dapat dicegah secara dini. Kabupaten Sukabumi adalah salah satu kabupaten dimana Kurang Energi Protein (KEP) merupakan masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil SUSENAS (2002) prevalensi KEP di Kabupaten Sukabumi lebih kurang 16,23%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan kader dalam mencatat pemantauan pertumbuhan balita pada KMS dan karakteristik internal dan eksternal kader posyandu dan faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan kemampuan kader dalam mencatat pemantauan pertumbuhan balita pada KMS di Kabupaten Sukabumi.
Penelitian ini bersifat diskriptif dengan desain studi potong lintang. lnstrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah perangkat kuesioner. Sebagai sampel dari penelitian ini adalah kader posyandu di 34 unit posyandu dari 29 desa yang tergabung dalam 6 Kecamatan. Responden yang didapat berjumlah 130 kader posyandu.
Hasil penelitian menunjukkan persentase kader yang mempunyai kemampuan dalam mencatat pemantauan pertumbuhan balita pada KMS dengan benar sebanyak 36,2%. Sedangkan hasil analisis dengan uji Chi Square terhadap karakterisitik internal dan eksternal yang berhubungan dengan kemampuan kader dalam mencatat pemantauan pertumbuhan balita pada KMS, menunjukkan hanya 3 variabel yaitu pendidikan, persepsi dan insentif yang berhubungan secara signifikan (r<0,05). Analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan variabel persepsi sangat dominan (OR=2,56) dalam kemampuan kader dalam mencatat pemantauan pertumbuhan balita pada KMS. Berdasarkan hasil tersebut di atas, terlihat "persepsi dalam pembagian tugas" merupakan masalah yang sangat penting untuk pelaksanaan kegiatan posyandu seharihari. Salah satu saran dari peneliti yaitu "persepsi dalam pembagian tugas" merupakan masalah yang harus ditekankan pada saat pelatihan kader posyandu.
Daftar bacaan : 77 (1979-2003)

Growth monitoring is one of the efforts to identify the malnutrition in children under five years, hence deterioration of nutrition status can be prevented. District of Sukabumi is one of the districts where the protein energy malnutrition is considered as the public health problem. Based on the result of SUSENAS (2002), the prevalence of protein energy malnutrition in District of Sukabumi is about 40%. The aims of the research is to study the description of cadres ability in recording of growth monitoring of children under five years, internal and external characteristic of cadres, and factors that may be related to cadres ability in recording children under five years in growth chart (KMS) in District of Sukabumi.
The study is descriptive research with cross sectional study design. The instrument used in the study is a set of questionnaires. As the sample in the study is cadres in 34 integrated health services post (posyandu) from 29 villages in 6 sub district in District of Sukabumi. The total respondent of cadres was 130 cadres.
The result of study showed that the percentage of cadres who are able to correctly record the growth monitoring was 36.2%. The chi square test analysis on internal and external characteristic related to the cadres ability found that only 3 variables, namely_ education, perception and incentives were significantly associated (p=<0,05). Multivariate analysis using logistic regression showed that perception of job description is significantly associated with the ability of cadres to record the growth monitoring of children under five years (OR=2.56)."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hardiyansyah
"Latar Belakang : Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka kasus diare di Kabupaten Pandeglang termasuk yang tertinggi di provinsi Banten. Puskesmas Labuan, Pagelaran dan Cibaliliung merupakan daerah yang berulang kali terjadi KLB Diare antara lain disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang masih kurang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare akut pada balita.
Metodologi : Desain penelitian kasus kontrol dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Populasi seluruh balita yang berusia 9 bulan sampai 59 bulan serta tinggal di 3 wilayah Puskesmas (Labuan, Pagelaran dan Cibaliung) Kabupaten Pandeglang tahun 2013 dengan balita menjadi unit analisisnya dan ibu sebagai respondennya. Total sampel 180 sampel, dengan perincian 90 sampel kasus dan 90 sampel kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah Faktor Lingkungan (sarana air bersih, pengelolaan tinja, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah, dan e.coli pada air minum) dan Faktor Ibu (Umur, tingkat pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, perilaku mencuci tangan, perilaku BAB, perilaku mencuci peralatan makan/minum) dan Faktor Balita (Umur, Jenis Kelamin, status gizi, tatus imunisasi campak, pemberian asi eksklusif). Dilakukan analisis univariat, bivariat dengan uji chi-square dan multivariate dengan unconditional logistic regression.
Hasil : Dari hasil analisis bivariat berdasarkan faktor balita diketahui status gizi mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan kejadian diare dengan OR 2,20 (95% CI: 1,01 – 4,96). Berdasarkan Faktor Ibu didapatkan bahwa Pengetahuan Ibu OR 2,60 (95% CI: 1,36- 4,98), Perilaku BAB OR 0,53 kali (95% CI: 0,28 - 1.00) dan perilaku cuci tangan OR 2,16 kali (95% CI: 1.14 - 4.12) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian diare akut pada balita. Dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa faktor risiko yang paling berisiko terhadap kejadian diare akut pada balita adalah variabel pengetahuan ibu dengan OR 2,66 pada rentang (95% CI: 1,44 - 4,90) nilai p 0,002.
Kesimpulan : Ibu dengan pengetahuan rendah mempunyai risiko 2,66 kali untuk menderita diare pada balita (95%CI: 1,44 - 4,90) jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

Background: Until now diarrhea disease is one of community health problems in Indonesia. Figure of diarrhea case in Pandenglang Regency is categorized as the highest in Banten province. Community Health Centers Labuan, Pagelaran and Cibaliliung represent the regions which many times affected by Diarrhea Extraordinary Occurrence among them caused by bad environmental sanitation conditions. The objective of this research is to identify the factors related to the acute diarrhea occurrence in babies.
Methodology: Design of the research is control case and conducted in May 2013. Population is all babies aged 9 to 59 months and reside in 3 regions of Community Health Centers (Labuan, Pagelaran and Cibaliung) of Pandeglang Regency in 2013 with babies become its analysis unit and mothers as its respondent. Total sample are 180 samples, with details 90 case samples and 90 control samples. Variable in this research is environmental factors (clean water facility, septage management, waste management, drainage, and e.coli in drinking water) and factor of mother (age, knowledge level, education, occupation, family income, behaviors in hand washing, defecating, behavior of in washing meal/drink utensils) and factor of baby (age, sex, nutrition status, measles immunization status, exclusive breast milking). It is subjected to univariate, bivariate analysis with chi-square and multivariate tests with unconditional logistic regression.
Results: Of the results of bivariate analysis based on baby factor it is found that the nutrition status has a significant relation statistically with diarrhea occasion with OR 2,20 (95% CI: 1,01 - 4,96). Based on factor of mother it is found that the mother's knowledge OR 2,60 (95% CI: 2,36-4.98), defecating behavior OR 0,53 time (95% CI:0,28 - 1.00) and hand washing behavior OR 2,16 times (95% CI:1.14-4.12) have a significant relation with acute diarrhea occurrence in babies. Of the results of multivariate analysis it is found that the riskiest factor which to the acute diarrhea occurrence in babies is variable of mother’s knowledge with OR 2,66 in value range of (95% CI:1,44-4,90) p 0,002.
Conclusion: Mothers with low education have a risk 2,66 times to have diarrhea in babies (CI 95%: 1,44-4,90) if compared to mothers which have better education level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zunelda
"Kegiatan posyandu bertujuan memantau pertumbuhan balita dengan indikator pencapaian adalah cakupan penimbangan balita (D/S). Pencapaian D/S tahun 2011 di Kota Padang terendah pada Puskesmas Nanggalo 42,7% dan tertinggi pada Puskesmas Ambacang 96,7%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor kader dan sarana posyandu dengan cakupan penimbangan di posyandu dua puskesmas Kota Padang tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional.
Hasil penelitian rata ? rata D/S tahun 2012 puskesmas 66,01 % dengan proporsi cakupan tinggi 52,4 %. Pendidikan, lama kerja, pengetahuan, pelatihan, persepsi, jumlah kader dan sarana posyandu berhubungan bermakna dengan cakupan penimbangan balita. Perlu pelatihan kader, penambahan jumlah kader dan sarana posyandu.

Posyandu activities aimed at monitoring the growth of underfive children with indicators of achievement is the scope of child's weight (D/ S). Achievement of D / S of Padang in 2011, Nanggalo 42.7% and Ambacang 96.7%. Research purposes to determine the correlation between the cadres and the facilities posyandu to coverage of weighing in posyandu Padang City in 2012. The study design was cross-sectional.
The results the average D/ S in 2012 66,01% and propostion hight coverage of weighing 52,4 %. Education, Length of work, knowledge, training, perception, number of cadres and facilities posyandu significantly associated with coverage of weighting underfive children. Need training of cadres and increasing the number of cadres and facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Tricia
"Posyandu merupakan salahsatu bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Salah satu fimgsi posyandu adalah untuk memantau kcschatan dan pertumbuhan perkembangan balita lewat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di posyandu. Kehadiran ibu di posyandu dengan membawa anak balitanya sangat mendukung tercapainya salah satu tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta memantau tumbuh kemhang balita dalam upaya menoegah tenjadinya kasus gizi kurang atau gizi buruk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk m getahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu untuk membawa anak balitany kc posyandu. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain penelitian non-experimental dcngan rancangan potong lintang (cross sectional). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancam menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan di semua posyandu di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Sampei penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang berusia diatas l tahun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 vaziabel yang dimasukkan sebagai variabel kandidat yaitu 5 faktor yang dimasukkan karena bermakna (p value <0,05), 2 faktor karena mempunyai nilai p<0,25, dan 1 &ktor (umur anak balita) karena secara substantif dianggap berpengamh pada tindakan ibil untuk membawa anak balitanya ke posyandu mendapatkan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang posyandu dan adanya dorongan dari tokoh masyarakat adaiah faktor yang mempunyai hubungan bermakna. Sedangkan faktor umur anak balita, pengetahuan ibu tentang KMS dan jadwal pelaksanaan posyandu sebagai variabel kontbunding.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor yang paling dominan adalah pengetahuan ibu tentang posyandu dengan OR sebesa: 2,689 yang aninya rcsponden yang memiliki pengetahuan tentang posyandu yang baik akan selalu datang kc posyandu dalam 3 bulau terakhir sebesar 3 kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang posyandu yang kurang, setelah dikontml variabel dorongan dari tokoh masyarakat, umur anak balita, pengetahuan ibu tentang KMS dan jadwal pelaksanaan posyandu.
Untuk itu disarankan untuk lebih menggalakkan kegiatan promosi kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan xnengaktifkan tokoh masyarakat agar dapat mendorong ibu untuk membawa anak baljtanya ke posyandu.

The integrated health post is one of community participation in enhancing the health status. One of functions of the integrated health post is to monitor the health, development, and growth of under-five children through activities conducted in it. Mothers attendance in the integrated health post with their children encourage to achieve the aim of the integrated health post that is to increase the mother and children health as well as to monitor the children’s growth and development in preventing malnutrition.
The objective of this study was to assess factors related to mothers decision to bring their children to the integrated health post. It was non-experimental study with cross sectional design. Interview using questionnaire was conducted to collect data. The study wa conducted in all ofthe integrated health posts at Palas Sub District in South Lampung District. Sample in this study were mothers whose under-tive children with age above one year old. Simple random sampling method was chosen to take the sample.
The study showed that out of 8 variables included as candidate variables in which 5 (tive) factors included had p-value <0.05, 2 (two) factors had p-value <0.25, and the rest (the children age) substantively had an influenced to mo1.her's decision to bring their children to the integrated health posts. The study revealed that mothers knowledge about the integrated health post and encouragement from the public figure in their commtmity were factors that had signihcant association. While the children age, mother's knowledge about health monitoring card, and schedule of integrated health post were confounding factors in the study.
The study concluded that the most dominant factor was mother's knowledge about the integrated health post with 0R=’2.689. It means that respondents whose good knowledge about the integrated health post will always come to the post in the last three months as many as 3 (three) times higher than those whose less knowledge about the integrated health post after controlled by variables of encouragement Bom public figure, children age, mother's knowledge about health monitoring card, and schedule ofthe integrated health post.
It recommended strengthening the health promotion program as effort to increase the community knowledge and to make the local public figure to be more active encouraging mothers to bring their children to the integrated posts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34381
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>