Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160093 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanuar Ardani
"Latar belakang: Tenaga kesehatan rentan mengalami stres psikologis dan fisiologis, termasuk burnout syndrome (BOS). BOS dapat diukur dengan menggunakan assesmen Maslach Burnout Inventory (MBI), yang menilai 3 dimensi dari burnout dan mempengaruhi fungsi dari sistem saraf otonom, salah satunya Heart Rate Variability (HRV). Terapi musik adalah salah satu terapi BOS di fase recovery. Pemilihan musik tradisional dipilih dengan mempertimbangkan preferensi dan budaya individu. Metode: Penelitian ini merupakan studi kualitatif dan randomized control trial pada tenaga kesehatan di RSUP Dr. Kariadi (RSDK) dan RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (RSCM). Dilakukan skrining burnout syndrome pada tenaga kesehatan dan dilakukan pemilihan subyek yang sesuai dengan kriteria inklusi Pemilihan subyek yang digunakan sebagai sampel dilakukan dengan randomisasi sederhana. Subjek yang terpilih dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing-masing 23 orang. Intervensi menggunakan terapi musik virtual yang diberikan sebanyak 3x seminggu selama 1 bulan. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner MBI-HSS dan alat pengukur Heart Rate Variabillity untuk pretes dan posttest. Analisis normalitas data dilakukan dengan Saphiro-Wilk. Jika distribusi data normal dilakukan analisis data uji T independent. Jika distribusi tidak normal, menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Dari hasil studi pustaka, pelatihan terapi musik, FGD , dan aransemen diperoleh 10 jenis musik yang dapat diakses di https://bit.ly/musikburnout. Hasil survei prevalensi burnout menunjukan prevalensi burnout sedang sebesar 46%. Data diolah secara statistik dan didapatkan data pretes yang homogen pada kedua kelompok baik untuk nilai MBI-HSS maupun nilai HRV. Didapatkan hasil nilai post test yang heterogen pada kedua kedua kelompok baik pada nilai MBI-HSS dan HRV dan didapatkan perubahan nilai yang bermakna yang bermakna secara statistik pada data pre-post test MBI-HSS dan HRV di kedua kelompok, dimana nilai MBI-HSS mengalami penurunan dan nilai HRV mengalami peningkatan setelah pemberian terapi musik. Kesimpulan: Terapi musik dapat menurunkan nilai MBI-HSS dan meningkatkan nilai HRV pada tenaga kesehatan dengan Burnout Syndrome.

Background: Health workers are prone to experiencing psychological and physiological stress, including burnout syndrome (BOS). BOS can be measured using the Maslach Burnout Inventory (MBI) assessment, which assesses 3 dimensions of burnout and affects the function of the autonomic nervous system, one of which is heart rate variability (HRV). Music therapy is one of the BOS therapies in the recovery phase. The selection of traditional music is chosen taking into account individual preferences and culture. Methods: This research is a qualitative study and randomized control trial on health workers at Dr. Kariadi (RSDK) and Dr. Ciptomangunkusumo (RSCM). Burnout syndrome screening was performed on health workers, and subjects were selected according to the inclusion criteria. Subjects used as samples were selected by simple randomization. The selected subjects were divided into two groups, namely the intervention group and the control group, each consisting of 23 people. The intervention used virtual music therapy, which was given three times a week for one month. The instruments used were the MBI-HSS questionnaire and heart rate variability measuring devices for the pretest and posttest. Data normality analysis was performed with Shapiro-Wilk. If the data distribution is normal, an independent T-test data analysis is performed. If the distribution is not normal, use the Mann-Whitney test. Results: From the results of the literature study, music therapy training, FGDs, and arrangements, 10 types of music were obtained, which can be accessed at https://bit.ly/musikburnout. The results of the survey on the prevalence of burnout show that the prevalence of moderate burnout is 46%. The data were processed statistically, and we obtained pretest data that were homogeneous in both groups for both the MBI-HSS and HRV values. Heterogeneous post-test results were obtained in both groups on the MBI-HSS and HRV scores, and there were statistically significant changes in the values in the MBI-HSS and HRV pre-post test data in both groups, where the MBI-HSS values experienced a decrease and HRV values increased after giving music therapy. Conclusion: Music therapy can reduce MBI-HSS scores and increase HRV values in health workers with burnout syndrome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Ardani
"Burnout Syndrome (BOS) adalah kumpulan gejala akibat stres fisik maupun psikis akibat beban dan stresor pekerjaan yang tinggi. BOS memengaruhi tubuh dalam aspek psikis, neuroautonom, imunologi, maupun endokrin (PNIE). Terapi musik terbukti dapat membantu mengatasi stres psikis dan fisik. Musik tradisional dapat digunakan untuk terapi musik karena sesuai dengan latar budaya masyarakat Indonesia.
Studi I merupakan penelitian kuantitatif untuk menentukan nilai baseline pada kelompok tidak burnout. Studi II merupakan studi kualitatif dengan teknik clinical expert judgement untuk menentukan model terapi musik. Studi III desain RCT dengan intervensi terapi musik pada tenaga kesehatan dengan BOS selama 4 minggu. Skor Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS), Heart Rate Variability (HRV), endorfin, kortisol dan IgA saliva, dan kadar T-Regulator (FOXP3) serum dilakukan pada awal penelitian, minggu ke-2, ke-4, dan ke-6. Analisis data menggunakan SPSS 20, dengan nilai kemaknaan < 0,05.
Pada studi I, didapatkan nilai baseline HRV sebesar 51,153 ms2 , endorfin sebesar 503 pg/mL, kortisol saliva sebesar 5,55 ng/mL, IgA saliva sebesar 0,44 mg/mL, dan FOXP3 sebesar 4%. Pada Studi II, didapatkan aransemen 20 jenis musik bergenre tradisional untuk terapi, uji coba musik terapi di laboratorium musik dan model terapi sebanyak 3 kali per minggu, durasi 10–15 menit setiap sesi, diberikan selama 4 minggu. Pada studi III didapatkan peningkatan bermakna skor MBI-HSS (p 0,022), HRV (p < 0,0001), dan kadar FOX-P3 (p 0,035) setelah intervensi terapi musik dibanding dengan kontrol. Didapatkan persistensi terapi musik terhadap skor MBI-HSS.
Terapi musik terbukti memperbaiki BOS melalui jalur PNIE, sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik sebagai terapi supportif. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai manfaat terapi musik dengan frekuensi dan durasi yang lebih panjang, serta kombinasi dengan modalitas terapi lain.

Burnout Syndrome (BOS) is a collection of symptoms due to physical and psychological stress due to high workload and stressors. BOS affects the body in psychological, neuroautonomic, immunological, and endocrine (PNIE) aspects. Music therapy has been proven to help overcome psychological and physical stress. Traditional music can be used for music therapy because it is in accordance with the cultural background of Indonesian society.
Study I is a quantitative study to determine the baseline value in the non-burnout group. Study II is a qualitative study using clinical expert judgment techniques to determine the music therapy model. Study III RCT design with music therapy intervention in health workers with BOS for 4 weeks. Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS) scores, Heart Rate Variability (HRV), endorphins, cortisol and salivary IgA, and serum T-Regulator (FOXP3) levels were carried out at the beginning of the study, weeks 2, 4, and 6. Data analysis using SPSS 20, with a significance value of < 0.05.
In study I, baseline HRV values were obtained at 51.153 ms2, endorphin at 503 pg/mL, salivary cortisol at 5.55 ng/mL, salivary IgA at 0.44 mg/mL, and FOXP3 at 4%. In study II, arrangements of 20 types of traditional music genres for therapy were obtained, music therapy trials in a music laboratory and therapy models were carried out 3 times per week, with a duration of 10–15 minutes per session, given for 4 weeks. In study III, there was a significant increase in MBI-HSS scores (p 0.022), HRV (p < 0.0001), and FOX-P3 levels (p 0.035) after music therapy intervention compared to control. A retention effect of music therapy on MBI-HSS scores was obtained.
Music therapy has been shown to improve BOS through the PNIE pathway, so it can be applied in practice as a supportive therapy. Further research is needed to assess the benefits of music therapy with longer frequencies and durations, as well as in combination with other therapeutic modalities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Della Ramdiyani
"Pelayanan keperawatan sebagai bentuk pelayanan secara profesional yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan didasarkan ilmu kiat keperawatan secara komprehensif ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit. Pandangan Watson caring merupakan inti dari profesi keperawatan. Perawat seringkali mengeluhkan jika kegiatan diruangan sangat banyak dan tingkat ketergantungan klien yang tinggi sehingga perawat merasa lelah dan sensitif yang tampak dari ekpresi nonverbal seolah olah perawat tidak ramah dan kurang menunjukan sikap caring pada klien. Penelitian ini membahas mengenai hubungan sindrom burnout dan perilaku caring pada perawat yang berkerja di ruang rawat inap dengan menggunakan instrumen Maslach Burnout Inventory (MBI) untuk mengukur tingkat burnout dan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI) untuk mengukur tingkat caring yang dilakukan perawat. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan menggunakan teknik probability sampling terhadap 205 responden perawat yang bekerja diruang rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa ada hubungan/korelasi negatif berkekuatan sedang antara sindrom burnout dan perilaku caring di rumah sakit X Jakarta dengan p-value= 0,000, r= -0,422 yang artinya semakin tinggi burnout maka semakin berperilaku caring rendah. Penting bagi institusi pelayanan keperawatan terutama bagian manajemen keperawatan memberikan akses layanan kesehatan mental, konseling dan dukungan psikososial yang dapat membantu perawat dalam mengelola stre dalam bekerja, mengidentifikasi tanda burnout dan mencari bantuan ketika diperlukan, mengadakan gathering dan pemberian penghargaan secara rutin sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sehungga perawat sejahtera dan pelayanan yang diberikan akan berkualitas.

Nursing services as a form of professional service which is part of health services based on comprehensive nursing tips aimed at individuals, families, groups and communities both healthy and sick. Watson's view of caring is the core of the nursing profession. Nurses often complain if there are a lot of activities in the room and a high level of client dependence so that nurses feel tired and sensitive which can be seen from non-verbal expressions as if nurses are not friendly and do not show a caring attitude towards clients. This study discusses the relationship between burnout syndrome and caring behaviour in nurses working in inpatient rooms using the Maslach Burnout Inventory (MBI) instrument to measure the level of burnout and the Caring Behaviour Inventory (CBI) instrument to measure the level of caring by nurses. This research design uses cross sectional by using probability sampling technique to 205 nurse respondents who work in the inpatient room. Based on the results of the study, it shows that there is a moderate negative correlation between burnout syndrome and caring behaviour in X Jakarta hospital with p-value = 0.000, r = -0.422 which means that the higher the burnout, the lower the caring behaviour. It is important for nursing service institutions, especially the nursing management department, to provide access to mental health services, counselling and psychosocial support that can help nurses manage stress at work, identify signs of burnout and seek help when needed, hold regular gatherings and awards in accordance with duties and responsibilities so that nurses are prosperous and the services provided will be of high quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Safridha Putri
"Tenaga Kesehatan merupakan pekerjaan yang memiliki beban yang berat. Jam kerja yang panjang dan seringkali tidak menentu, pasien dengan karakteristik beragam dengan berbagai penyakit, menyebabkan tenaga Kesehatan cenderung memiliki tingkat burnout yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peranan kendali pekerjaan dan strategi koping sebagai moderator dalam hubungan tuntutan kerja emosional dengan burnout. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross-sectional yang memiliki 142 sampel tenaga Kesehatan. Penelitian ini menggunakan alat ukur Oldenburg Burnout Inventory, Copenhagen Psychosocial Questionnaire II (COPSOQ II), Copenhagen Psychosocial Questionnaire dan Brief COPE Inventory (Coping Orientation to Problems Experienced). Pengolahan data menggunakan analisis moderasi process macro Hayes melalui Program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendali pekerjaan memoderasi antara tuntutan kerja emosional dengan burnout dimensi kelelahan. Sementara strategi koping, koping yang berfokus pada masalah ataupun koping yang berfokus pada emosi memoderasi antara tuntutan kerja emosional dengan burnout dimensi ketidakterlibatan. Tenaga kesehatan dapat menggunakan kendali kerja yang dimiliki untuk mengatasi tuntutan kerja emosional yang dialami oleh tenaga kesehatan. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat diberikan kegiatan atau program yang dapat meningkatkan kemampuan kopingnya, baik yang berfokus pada perilaku atau pun yang berfokus pada emosi.

Health workers are jobs that have a heavy burden. Long and uncertainty of working hours, patients with various characteristics with various diseases causing health workers to tend to have high levels of burnout. The purpose of this study is to aim to see the role of job control and coping strategies as a moderator in the relationship between emotional work demands and burnout. This research is a cross-sectional quantitative study which has a sample of 142 health workers. This study uses instruments from Oldenburg Burnout Inventory, Copenhagen Psychosocial Questionnaire II (COPSOQ II), Copenhagen Psychosocial Questionnaire and Brief COPE Inventory (Coping Orientation to Problems Experienced). Data processing uses process macro moderation analysis by Andrew F. Hayes through the SPSS Program. The results of the study show that job control moderates emotional job demands and the exhaustion dimension of burnout. While coping strategies, problem-focused coping, or emotion-focused coping moderates between emotional job demands and the burnout dimension of disengagement. Health workers can use their job control to overcome the emotional work demands experienced by health workers. Other than that, health workers can also be given activities or programs that can improve their coping skills, either those that focus on behavior or those that focus on emotions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Qomarasandhi
"Burnout merupakan salah satu gangguan psikologis yang terjadi karena tingginya tuntutan pekerjaan. Burnout biasanya terjadi pada seseorang yang bekerja pada bidang pelayanan, seperti seorang dokter. Belum banyak yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mencetuskan burnout. Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara tipe motivasi yang dimiliki oleh seorang mahasiswa terhadap tingkat kejadian burnout pada seorang mahasiswa klinik. Studi dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner Skala Motivasi Akademik dan Maslach Burnout Inventory yang disebar kepada 100 mahasiswa tahap klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dari 92 responden, ditemukan bahwa tipe motivasi terbanyak yang dimiliki mahasiswa adalah Termotivasi Minat dan Status diikuti dengan Termotivasi Minat, Motivasi Rendah, dan Termotivasi Status secara berurutan. Selain itu, ditemukan juga bahwa 32 dari 92 responden terindikasi terkena burnout. Kemudian analisis dilakukan antara tipe motivasi mahasiswa dengant tingkat kejadian burnout menggunakan uji chi-square yang menghasilkan.

Burnout is a psychological disease that is caused by work related stress. Burnout usually affects people who work in human services including doctors. As of now, not a lot of research has studied the factors behind burnout. Thus, this study is made to know if there is a correlation between type of motivation that students have on inducing burnout. This study is done by spreading 100 Academic Motivation Scale and Maslach Burnout Inventory scale between clinical phase medical students of Universitas Indonesia. Out of 92 respondents, it is known that the motivation type that is most common among students is Interest and Status Motivated, followed by Interest Motivated, Low Motivation, and Status Motivated accordingly. It has been found also that among 92 respondents, 32 of them are indicated with burnout. Analysis was done by using the chi square test that yield P 0.05 which means there is indeed a correlation between type of motivation and burnout incidence in clinical phase students. Further analysis using logistic regression was done, yielding significancy of Status Motivated 0.022, meaning that students with that kind of motivation are the most vurnerable to be affected by burnout.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aditama
"Perkembangan dan perubahan di masyarakat beqalan begitu cepat. Dinamika kehidupan telah begitu kompleks dan mobilitas masyarakat pun sudah semakin tinggi. Hal ini menuntut kebutuhan akan peranan kepolisian yang juga semakin tinggi, sehingga peranan Polri dalam melaksanakan fungsi kepolisian menjadi bertambah penting. Pada kenyataannya di lapangan, berbagai respon masyarakat telah memperlihatkan adanya kesan yang negatif terhadap penampilan kerja anggota Polri. Misalnya, sikap anggota reserse yang ogah-ogahan dalam menuntaskan kasus, masih merupakan gambaran yang dipersepsi oleh masyarakat tentang polisi dewasa ini.
Penampilan kerja polisi yang mengecewakan tersebut salah satu asumsinya disebabkan oleh adanya gejala burnout yang timbul dikalangan anggota Polri. Gejala burnout ini terdiri atas kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment, yang dialami oleh individu yang bekerja memberikan pelayanan bagi orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran burnout pada anggota Polri secara umum. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Incidental sampling. Teknik ini tergolong non probability sampling. Sampel berjumlah sebanyak 100 orang anggota Polri berpangkat bintara yang bertugas di Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Maslach Burnout Inventory (MBI). Untuk pengolahan data dilakukan teknik penghitungan nilai rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala burnout memang dialami oleh anggota Polri di Jakarta. Gejala burnout yang dialami oleh anggota Polri di Jakarta secara umum dirasakan setidaknya satu kali dalam enam bulan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Nur Asmita Rahma
"Dampak pademi COVID-19 hampir dirasakan oleh seluruh masyarakat di dunia tidak terkecuali profesi perawat. Perawat sering menghadapi stresor tinggi dalam usaha menyelamatkan pasien, melakukan pekerjaan rutin, berada di ruang kerja yang dirasa padat, frekuensi jumlah pasien yang tinggi, serta melakukan tindakan yang cepat untuk merespon kebutuhan pasien. Perawat profesional juga dituntut untuk bisa memberi layanan paripurna kepada klien. Kondisi yang kompleks ini dapat menimbulkan risiko burnout. Tujuan penelitian adalah untuk mengAnalisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Burnout Perawat Puskesmas pada Masa Pandemi COVID-19 di Kota Pekanbaru Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode obsevasional analitik dengan rancangan cross- sectional dengan populasi sebanyak 245 perawat puskesmas di Kota Pekanbaru dan melalui metode cluster random sampling dan total sampling diperoleh sampel 6 puskesmas dengan 71 perawat. Analisis data menggunakan uji univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan faktor demografi mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan lama masa kerja serta organizational effort factor tidak berpengaruh terhadap burnout. sedangkan, individual effort factor dan work environtment berpengaruh terhadap burnout pada perawat. Didapatkan juga hasil 80,3% perawat di Kota Pekanbaru berada pada tingkat rendah berada pada kondisi burnout selama pandemi COVID-19, sedangkan 19,7% nya berada pada tingkat sedang. Menurunkan angka kejadian burnout dapat dilakukan dengan mempertahankan dukungan dari atasan, dukungan rekan kerja dan dengan mempertahankan suasana kerja yang nyaman serta tetap memperhatikan kemampuan individu perawat puskesmas dan memberi ruang lebih bagi perawat untuk berpikir kreatif, menyampaikan pikiran positif.

The impact of the COVID-19 pandemic has been felt of the all people in the world, including the nursing profession. Nurses often face the high stressors in an effort to save patients, doing routinity, a workspace that feels crowded, the high frequency of patients, and have taking quick action to respond to patient needs. Professional nurses are also required to be able to provide best treatment to the clients. This complex condition can pose a risk of burnout. This study aim to analyze the factors that influenced the burnout of nurses in public health center during the COVID-19 pandemic in Pekanbaru City. This study used an analytical observational method with a cross-sectional design with a population of 245 nurses in nurses in public health center at Pekanbaru City and used cluster random sampling method and a total sampling to get 6 public health center with the 71 nurses. The data was analyzed with univariate, bivariate, and multivariate tests with multiple logistik regression. The results showed that demographic factors include age, gender, education level, marital status, and length of service and organizational effort factors have no effect on burnout. Meanwhile, individual effort factor and work environment affect burnout in nurses. Reducing the incidence of burnout can be solve by increasing organizational effort factor and can provide more space for nurses to think creatively and positive thoughts."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danastri Dwi Rismarinni
"Tingginya tuntutan kerja saat ini mengakibatkan mudahnya karyawan mengalami burnout yang dapat berpengaruh terhadap kinerja-tugas karyawan. Maka dari itu diperlukan pencegahan dengan menyediakan sumber daya kerja, salah satunya adalah harapan dan optimisme yang merupakan modal psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan harapan dengan kinerja-tugas. Penelitian merupakan penelitian korelasional yang melibatkan 312 partisipan yang merupakan karyawan di Indonesia yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Hasil analisis mediasi burnout dalam hubungan harapan dan kinerja-tugas yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat indirect effect (B = .05, p < .05) dan direct effect (B= 0.51, p<0.05) yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa burnout dapat memediasi hubungan antara harapan dan burnout secara parsial. Selain itu, hasil mediasi burnout dalam hubungan optimisme dan kinerja-tugas juga menunjukkan adanya indirect effect (B = .07, p < .05) dan direct effect (B = 0.42, p < .05) yang signifikan, yang artinya burnout dapat memediasi hubungan antara optimisme dan kinerja-tugas secara parsial. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa harapan dan optimisme dapat melewati burnout untuk mempengaruhi kinerja-tugas, namun juga dapat mempengaruhi kinerja-tugas secara langsung.

Today’s high job demands makes employees more likely to experience burnout, which can affect employee’s task-performance. Therefore, prevention is needed by providing job resources, one of which is hope and optimism which are psychological capitals. This study aims to see whether burnout can mediate the relationship between optimism and hope with task-performance. This research is a correlational study involving 312 participants who are employees in Indonesia aged 18-40 years and have worked for at least 1 year. The instruments used to measure the research variables are In-role Performance measures, Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12) and Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). The results of the mediation analysis of burnout in the relationship of hope and task-performance that were carried out showed that there was a significant indirect effect (B = .05, p < .05) and direct effect (B = 0.51, p<0.05), which indicated that burnout could partially mediate the relationship between hope and task-performance. In addition, the results of the mediation of burnout in the relationship between optimism and task-performance also showed a significant indirect effect (B = .07, p < .05) and direct effect (B = 0.42, p < .05), which means that burnout can partially mediate the relationship between optimism and task-performance. Thus, it can be concluded that hope and optimism can pass through burnout to affect task-performance, but can also affect task-performance directly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ramadhani
"ABSTRAK
Pada industri kreatif, tantangan akibatglobalisasiyang membuat karyawannya mengalami burnoutmerupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnoutpada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventorydan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihanmemiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05)dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout.

ABSTRACT
Pada industri kreatif, tantangan akibat globalisasi yang membuat karyawannya mengalami burnout merupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnout pada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventory dan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihan memiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05) dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neli Suharti
"Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang sangat beresiko mengalami burnout. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan burnout dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Jakarta.
Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasi dengan responden sebanyak 110 orang yang dipilih dengan metode simple random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner modifikasi Maslach Burnout Inventory (MBI) dan kuesioner Rivai.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara Burnout dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (p value = 0,018; α = 0,05). Tingkat burnout yang dialami perawat termasuk kategori sedang, dan kinerja yang dicapai oleh perawat dalam kategori kinerjanya baik, menggambarkan bahwa perawat bekerja secara profesional meskipun mengalami burnout tingkat sedang.
Penelitian ini menyarankan rumah sakit agar memperhatikan tingkat kejenuhan untuk menghindari pengaruh terhadap kinerja perawat.

Nurses are one of the professions vulnerable to burnout. This study aim is to determine the relationship between burnout and nurses work performance at Metropolitan Medical Centre Hospital, Jakarta.
The research design of this study was descriptive-correlation with 110 samples selected using simple random sampling technique. Research instrument was modified Maslach Burnout Inventory (MBI) and Rivai Questionnaire.
Study result showed a significant relationship between burnout and the work performance of nurses at Metropolitan Medical Centre Hospital (p value = 0,018; α = 0,05). Burnout level of nurses was moderate, and nurses showed good work performance.
This finding suggested nurses work professionally despite the level of burnout was moderate. It is recommended to hospitals to regard the level of burnout to avoid influence on nurses work performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>