Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ponco Respati Nugroho
"Proses penuaan struktur penduduk (population ageing) yang ditandai dengan peningkatan jumlah dan proporsi Iansia, telah membawa implikasi pada kondisi ekonoml, politik dan sosial dalam masyarakat. Persoalan yang muncul adalah dukungan yang diperlukan oleh lansia, karena di satu sisi dukungan formal dalam bentuk sistim iaminan hari tua dan fasilitas umum bagi lansia masih sangat terbatas, dan di sisi Iain dukungan informal yang bersumber dari kelompok primer (keluarga. kerabat, teman dan tetangga) terkait dengan konteks sosial budaya masyarakat Iokal yang sedang berubah.
Secara tradisional masyarakat Minangkabau mempunyai pranata sosial untuk menopang kehidupan lansia. Dengan sistim matnlinealnya, kekerabatan dalam masyarakat Minangkabau mempunyai peran yang menonjol dalam memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dan anggota masyarakatnya yang berusia Ianjut. Namun, proses sosial di tingkat makro telah menggeser nilai dan nonna sosial yang dapat berdampak pada sikap keluarga, kerabat, teman dan tetangga terhadap lansia.
Melalui metode penelitian deskripsi, penulis menjelaskan kondisi yang ada perihal dukungan informal kepada lansia dalam masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat saat ini. Dengan mengambil sampel sebanyak 75 responden di Nagari Panyangkalan Kabupaten Solok, penulis mengumpulkan data primer melalui wawancara berstruktur, dan dilengkapi dengan wawancara mendalam.
Berdasarkan analisa data, penulis mendapatkan temuan penelitian sebagai berikul: Pertama, bantuan instrumental, finansial dan emosional diperoleh lansia dari keluarga, kerabat, teman dan tetangga. Keluarga mempunyai peranan yang dominan dalam memberikan ketiga bantuan tersebut, sementara kerabat cukup berperan dalam bantuan finansial, sedangkan teman dan tetangga berperan dalam memberikan bantuan instrumental dan emoslonal. Kedua, jaringan bantuan (support network) yang terbentuk melibatkan minimal satu pihak, dan maksimal empat pihak pemberi bantuan. Model jaringan bantuan yang tersusun adalah menempatkan keluarga sebagai lapisan pertama, tetangga sebagai lapisan kedua, kerabat sebagai lapisan ketiga, dan teman sebagai lapisan keempat.
Dalam kaitannya dengan praktek tradisi masyarakat Minangkabau saat ini, penelitian ini menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, keluarga, kerabat, teman dan tetangga masih mempunyai nilai positif rerhadap lansia yang terwujud dalam bentuk pemberian bantuan kepada Iansia. Kedua, tanggung jawab kepada orangtua (lansia) tidak lagi semata-mata dilimpahkan kepada anak laki, tetapi juga diemban oleh anak perempuan. Ketiga, penyantunan yang secara tradisional diberikan oleh kerabat di luar lingkup samandeh (pengelompokan anak-anak seibu), telah diambil alih oleh pertemanan dan ketetanggaan. Keempat, jenis kelamin dan pola tempat tinggal tidak lagi membedakan arah dan jumlah bantuan yang diberikan kepada lansia.
Karena bantuan informal Inl masih menjadi tumpuan dalam kehidupan lansia, maka potensi dukungan infomral dalam masyarakat perlu tems diaktualisaslkan dan ditingkatkan melalui tiga program pengembangan jaringan dukungan sosial bagi lansia: Pertama, meringankan beban keluarga; kedua, meningkatkan kemampuan teknis dan sosial keluarga, kerabat, teman dan tetangga; dan ketiga, memelihara keeratan sosial antara lansia dengan keluarga, kerabat, teman dan tetangga. Secara keseluruhan, dalam pengembangan program dukungan baik dukungan formal dan maupun dukungan informal, negara. komunitas dan keluarga mempunyai perannya masing-masing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T5082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wikan Ardiningrum
"Problem perawatan lansia dengan demensia dan kebutuhan dukungan yang tidak terpenuhi dapat menimbulkan beban bagi caregiver keluarga lansia dengan demensia. Tujuan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan mengembangkan modul dukungan bagi caregiver keluarga lansia dengan demensia di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dan metode Delphi 2 putaran. Problem perawatan yang berkorelasi bermakna dengan beban caregiver, antara lain: komunikasi dan konflik dengan pasien; tidak ada waktu untuk diri sendiri; isolasi sosial-konflik dengan keluarga; beban akibat problem perilaku pasien; penyakit fisik atau psikis pada caregiver; dan merasa burn-out. Kebutuhan dukungan yang tidak terpenuhi >50% antara lain: konseling dan psikoterapi; kelompok kerabat dipandu profesional; psikoedukasi kelompok; tersedianya informasi tercetak; nasihat menyesuaikan rumah dengan kebutuhan pasien; informasi layanan; pelatihan keperawatan sederhana; terapi keluarga; kelompok swabantu; psikoedukasi individu; dan pelatihan individu oleh perawat. Hasil Delphi putaran II didapatkan konsensus para ahli terhadap 50 butir isi modul psikoedukasi kelompok yang disusun dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa psikoedukasi kelompok merupakan salah satu kebutuhan caregiver keluarga lansia dengan demensia di Kabupaten Sleman yang belum terpenuhi. Modul psikoedukasi kelompok yang disusun dalam penelitian ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu bentuk dukungan bagi caregiver keluarga lansia dengan demensia di Yogyakarta.

The caring problems of elderly with dementia and unmet support needs can create burden for the family caregivers of the elderly with dementia. The aims of the study was to determine the needs and develop a support module for family caregivers of elderly with dementia in Sleman Regency, Yogyakarta. The research method used a cross-sectional design and the 2-rounds Delphi method. The caring problems correlated with the caregiver burden were: communication and conflict with the patient; not enough time for oneself; the isolation of social-conflict within the family; burden due to patient behavior problems; physical and mental illness of the caregiver; and feeling burned-out. Support needs that are not met >50% include were: counselling and psychotherapy; relatives group guided by a professional; group psychoeducation; printed information; advice to adapt the house according to the patient needs; service information; simple nursing training; family therapy; self-help group; individual psychoeducation; and individual training by a nurse. The results of Delphi round II obtained the consensus of the experts on the 50 points of the contents of the group psychoeducation module compiled in this study. Based on the results of the study, it was concluded that group psychoeducation is one of the unmet needs for caregivers for elderly families with dementia in Sleman Regency. The group psychoeducation module compiled in this study can be recommended as a form of support for family caregivers of elderly with dementia in Yogyakarta"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosy Ahadiah
"Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh karakteristik individu dan rumah tangga terhadap pilihan bekerja di sektor informal bagi perempuan menikah yang berstatus sebagai kepala rumah tangga atau pasangan kepala rumah tangga dari data Susenas tahun 2013. Ditemukan bahwa keberadaan balita cenderung menurunkan partisipasi kerja perempuan menikah namun keberadaan anggota rumah tangga lain/asisten rumah tangga dapat memberikan pengaruh positif bagi partisipasi kerja perempuan karena dapat membantu merawat anak dan melakukan tugas rumah tangga. Selain itu umur, status kerja suami dan pendidikan suami juga memengaruhi istri dalam memilih sektor pekerjaan.

This study aims to study the influence of individual characteristics and household characteristics of the choice to work in the informal sector for married women whose status as head of household or spouse of household head of Susenas 2013. It was found that the presence of toddlers tend to lower labor force participation of married women but the presence of other household members/domestic workers can provide a positive influence for labor force participation of women because it can help take care of children and doing household chores. Besides age, husband?s employment status and husband?s education also affects in choosing the employment sector."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Edi Indrizal
"The increasing of elderly proportion is now being a new challenge in Indonesian population. It needs further reinterpretation and comprehensive studies which uncover its interrelation with social organization system, tradition continuity and the dynamic of local community, so that the impact, of the growing number of the elderly can be explained. In this article the author explores the problems of elderly without children in Minangkabau society, well known as an ethnic matrilineal system and strong traditions of migration. The author identifies three categories of elderly without children in Minangkabau: childless elderly never got married, childless elderly due to reproductive failure, and the elderly not having children. The author also describes that elderly without children in Minangkabau face problems socially and psychologically, specifically relations between man and woman in matrilineal system, marriage relationship problems and migration."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Mega Mayrisa
"ABSTRAK
Artikel ini membahas variasi negosiasi informal (decoupling) di era digital yang terjadi pada relasi antar pelaku usaha dengan pengelola UKM dalam pengembangan UKM. Hal ini didasarkan pada mekanisme pemasaran dalam industri rumah tangga. Victor Nee (2003) menjelaskan bahwa decoupling adalah negosiasi yang dilakukan secara informal, namun Nee tidak melihat secara detail bahwa proses decoupling itu bervariasi, disisi lain, Groot Ruiz, Ramer dan Schram (2016) melihat adanya polarisasi pada proses negosiasi informal. Penulis berargumen bahwa dalam mempertahankan eksistensi usaha kecil dan menengah di era digital, negosiasi informal memegang fungsi penting namun ada berbagai variasi negosiasi informal secara online maupun offline yang berpengaruh pada outcome yang dihasilkan. Artikel ini mengangkat kasus pemasaran produk industri UKM Belimbing di Depok, Jawa Barat melalui penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

ABSTRACT
This article discusses the variation of informal negotiations (decoupling) in the digital era that occur in the relations between business actors and SME managers in the development of SMEs. This is based on the marketing mechanism in the home
2
industry. Victor Nee (2003) explains that decoupling is negotiation conducted informally, but Nee does not see in detail that the decoupling process varies, on the other hand, Groot Ruiz, Ramer and Schram (2016) see polarization in the informal negotiation process. The author argues that in maintaining the existence of small and medium enterprises in the digital era, informal negotiations hold an important function but there are various variations of informal negotiations online and offline that affect the outcome produced. This article raised the case of marketing industry Belimbing SME products in Depok, West Java through research using a qualitative approach."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alissa Dian Bratajaya
"Family caregiver bagi lansia dengan demensia sangat rentan terhadap stress. Family caregiver seringkali tidak mengetahui apa yang sedang mereka hadapi dan mengalami kebingungan dalam menghadapi pasien mereka sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari keluarga. Skripsi ini bertujuan untuk melihat peran anggota keluarga dalam melakukan perawatan untuk lansia dengan demensia dan bentuk dukungan yang diberikan untuk family caregiver. Peneliti menggunakan metode etnografi dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap dua keluarga dengan lansia penderita demensia. Skripsi ini menggambarkan perjuangan family caregiver dalam melakukan perawatan untuk pasien mereka. Penelitian ini menemukan bahwa keluarga seringkali tidak menyadari kebutuhan dari family caregiver dan cenderung membiarkan family caregiver untuk melakukan perawatan dengan dukungan sosial yang minim. Dukungan sosial yang diterima oleh family caregiver dapat berbentuk dukungan emosional, kognitif, dan material, meskipun dukungan tersebut tidak selalu dapat diterima oleh caregiver. Dukungan-dukungan tersebut tidak selalu dibutuhkan oleh caregiver karena masing-masing individu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Keluarga harus dapat memahami situasi dan kondisi yang dihadapi oleh family caregiver agar dapat memberikan dukungan yang tepat.

Family caregivers for elders with dementia are susceptible with stress. Family caregiver often unaware with what they face and come through confusion in dealing with their patient, therefore they needs support from various parts, and one of them is from their families. This thesis aims to see the role of family members on treatment for elderly with dementia and their support for family caregiver. The researcher uses ethnographic methods with interviews and observation on two families with elder with dementia. This thesis describe family caregiver’s struggle on their journey for give treatment and care for their patient. From this research, the researcher find that families are often not aware of the family caregiver’s need and tend to let family caregiver do treatment and care on their own without or with minimal amount of support. Social support that they receives are in the form of emotional support, cognitive support, and material support, although those support are not always acceptable for the caregiver. Not all of the supports that given to them are something they need because each individual has different situation and condition. In order to be able to provide appropriate support, family members must be able to understand the situations and conditions faces by family caregiver."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Octavia
"ABSTRAK
Permukiman informal telah menjadi salah satu isu paling penting yang dihadapi daerah perkotaan di Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Sebagai ibukota Indonesia, Jakarta menjadi tujuan utama bagi para migran yang mengharapkan peluang kerja dan peningkatkan ekonomi untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Namun, faktor tenaga kerja yang murah dan keterbatasan pemerintah dalam menyediakan perumahan yang memadai, mendorong mereka untuk tinggal pada permukiman informal. Permukiman ini menjadi ruang yang mengakomodasi kebutuhan para migran dengan keterbatasan sosial-ekonomi untuk dapat menyesuaikan diri dengan dengan kehidupan kota, melalui penyediaan perumahan. Pada kenyataannya, pemerintah cenderung mengganggap permukiman informal sebagai pengganggu pembangunan kota melalui kebijakan penggusuran. Menggunakan teori informalitas kota, studi ini mencoba mengubah perspektif negatif terhadap permukiman informal, dengan menyoroti potensi yang dimiliki dan kontribusinya terhadap kota. Melalui studi kasus Kampung Muka sebagai permukiman informal di pusat kota, ternyata Kampung Muka tidak hanya sebagai solusi alternatif perumahan bagi para migran dengan keterbatasan sosial-ekonomi, namun juga turut mendukung perkembangan sektor formal yang ada di sekitarnya.
ABSTRACT
Informal settlements have become one of the most important issues facing urban areas in Indonesia, DKI Jakarta in particular. As the capital of Indonesia, Jakarta is the main destination for migrants who expect job opportunities and economy improvement for a more decent life. However, low-income factor and government limitations in providing adequate housing, encouraged them to live in informal settlement. This settlement become a space that accommodates the needs of migrants with socio-economic constraints to be able to adjust to city life, through the provision of housing. In reality, the government tends to consider informal settlement as a disruption to urban development, therefore the policy that is often carried out is eviction. Using urban informality as a main concept, this study tries to change the negative perspectives on informal settlements by highlighting at its potential and contribution to the city. Through the Kampung Muka case study as an informal settlement in the city center, it turns out that this settlement is not only as an alternative housing solution for migrants with socio-economic constraints, but also contributes to the development of the surrounding formal sector. "
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Andika Darmawan
"Studi ini menganalisis bagaimana pengalaman migrasi ke Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dan kota metropolitan lainnya di Indonesia berpengaruh terhadap pendapatan, baik pekerja formal maupun informal. Penelitian ini menggunakan data dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014 serta data BPS dan Simreg Bappenas. Dengan menggunakan regresi fixed effect, penelitian ini menemukan bahwa pengalaman migrasi ke Jabodetabek tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan, baik bagi pekerja formal maupun informal. Sementara pengalaman migrasi ke kota metropolitan selain Jabodetabek berpengaruh terhadap pendapatan baik bagi pekerja formal maupun informal. Akan tetapi, pekerja di Jabodetabek memperoleh pendapatan lebih tinggi sementara pekerja di kota-kota metropolitan tidak. Temuan ini menunjukkan adanya ketimpangan kesempatan dan ekonomi antara Jabodetabek sebagai primate city dan kawasan lainnya. Selain itu, penelitian ini juga mengkonfirmasi adanya learning effect bagi pekerja formal dan informal. Learning effect tersebut justru lebih tinggi untuk pekerja informal. Hal ini dikarenakan mudahnya melakukan imitasi untuk pekerjaan sektor informal. Selain itu, tingkat kepercayaan serta network externalities lebih kuat antar pekerja informal yang memungkinkan terjadinya transaksi atau kerjasama yang berulang.

This study examines how migration experience to large agglomeration economies of Jabodetabek (Jabodetabek, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi) and other metropolitan cities in Indonesia affect income of both formal and informal workers. This study employs data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014 as well as macro data from BPS and Simreg Bappenas. Using fixed effect regression, this study finds that migration experience to Jabodetabek has no effect on income, both formal and informal workers. Meanwhile, migration experience to a metropolitan city other than Jabodetabek increase the income of formal and informal workers. However, workers in Jabodetabek earn higher incomes while workers in metropolitan cities do not. These findings show that there is inequality of opportunity and economy between Jabodetabek as a primate city and other areas. In addition, this study also confirms the existence of a learning effect for formal and informal workers. Interestingly, learning effect is higher for informal workers. This is because it is relatively easy to imitate a product produced by informal sector. In addition, trust and network externalities are stronger among informal workers which allow them to make repeated transactions or partnerships."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>