Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuti Pradianto
"Posyandu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, serta merupakan wadah kegiatan guna pembinaan kelangsungan hidup anak dan pembinaan perkembangan anak. Keberhasilan penyelenggaraan Posyandu dipengaruhi oleh penggunaan Posyandu oleh masyarakat setempat. Sejauh mana pemanfaatan Posyandu serta faktor-faktor apa yang mempengaruhinya masih belum diketahui. Pada kenyataannya cakupan Posyandu di Bogor Barat masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu.
Janis penelitian yang dipakai adalah cross sectional dengan pengambilan sampel secara systematic random sampling. Dari 10 faktor yang diteliti, hanya 4 .faktor yang memberikan hasil dalam analisa. Dari uji regresi ganda didapatkan faktor pekerjaan (status bekerja) ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu, dan persepsi ibu tentang perilaku kader mempunyai pengaruh bermakna terhadap index kunjungan (penggunaan) Posyandu. Sedangkan faktor lainnya yaitu faktor pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang Posyandu, persepsi ibu tentang jenis pelayanan di Posyandu, persepsi ibu tentang perilaku petugas, adanya jaminan kesehatan/ asuransi kesehatan dan pendagatan keluarga tidak mempunyai hubungan dengan index penggunaan Posyandu.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kelangsungan anak balita dalam mengikuti program penimbangan di Posyandu cukup baik. Ada 4 faktor yang mempunyai pengaruh bermakna terhadap penggunaan Posyandu yaitu pekerjaan ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu dan persepsi ibu tentang perilaku kader.
Dengan demikian intervensi yang disarankan adalah memperbaiki persepsi ibu tentang perilaku kader, menelaah lebih lanjut terhadap persepsi jarak Posyandu dan persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Kemudian membahasnya untuk memperoleh intervensi yang tepat.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu dengan populasi yang berbeda agar dapat ditarik kesimpulan yang lebih tepat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Maharsi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedet B. Utoyo
"Pos Yandu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, yang menciptakan komitmen masyarakat terutama para ibu, dalam mengembangkan kesejahterasn keluarga terutama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya-upaya dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan di Pos Yandu memerlukan partisipasi seluruh masyarakat di wilayah cakupan Pos Yandu, baik partisipasinya dalam bentuk idea, tenaga, sarana dan biaya. Pada kenyataannya masih banyak Pos Yandu yang tumbuhnya tersendat-sendat karena tidak adanya biaya untuk melaksanakan kegiatannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu-ibu istri Kepala Keluarga diwilayah cakupan Pos Yandu dalam pendanaan Pos Yandu.
Janis penelitian yang dipakai adalah cross sectional dengan sample yang diambil secara purposive. Dari 6 faktor yang diteliti, hanya. 3 faktor yang memberikan hasil dalam analisa. Faktor pendidikan, faktor pengetahuan dan faktor sikap mempunyai hubungan yang bermakna dalam partisipasi pendanaan Pos Yandu yang terlihat dalam hasil uji chi kuadrat dan analisa korelasi. Disamping itu ditemukan adanya kolinieritas yang bermakna dari ketiga faktor tersebut.
Setelah dilakukan analisa regresi berganda biner, faktor tingkat pendidikan sedang, faktor sikap kurang baik dan sikap bali terhadap keniatan Pos Yandu ternyata yang paling berpengaruh dalam partisipasi pendanaan Pos Yandu tersebut. Sedangkan faktor lainnya yaitu faktor pekerjaan ibu, faktor jumlah balita dan faktor pendapatan per kapita keluarga tidak mempunyai pengaruh bermakna, baik dalam uji chi kuadrat, uji korelasi maupun dalam uji regresi berganda.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam partisipasi pendanaan Pos Yandu yaitu faktor tingkat pendidikan sedang ibu, sikap kurang baik dan sikap baik dari ibu terhadap kegiatan Pos yandu; sedangkan faktor lain walaupun tidak bermakna pengaruhnya, tetapi mendukung teniadinya partisipasi dalam pendanaan Pos Yandu. Untuk ini disarankan pentingnya disarnpaikan modul tentang penatalaksanaan pembiayaan Pos Yandu pada setiap penataran leader, tokoh maupun pembina Pos Yandu agar kesadaran terhadap Pos Yandu, tidak hanya sekedar tentang tujuan , manfaat, kegiatan dan sasaran saja, tapi yang paling penting adalah bagaimana menghimpun pembiayaan Pos Yandu, agar lebih dapat menciptakan kemandirian dalam pengelolaan Pos Yandu.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi partisipasi ibu dalam pendanaan Pos Yandu serta dalam populasi yang berbeda dan dengan sampel yang lebih besar, agar dapat ditarik kesimpulan yang lebih tepat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestri Suryaningsih
"Posyandu merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan tumbuh kembang pada balita dimana cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara berkesinambungan dapat menurunkan prevalensi angka gizi kurang bahkan gizi buruk. Selain itu, melalui posyandu dapat diketahui ada tidaknya gangguan pemenuhan kebutuhan gizi secara lebih dini. Puskesmas Kemiri Muka cakupan D/S 78,9% sudah mencapai target Depkes dalam RAPGM (Rencana Aksi Pembangunan Gizi Masyarakat) 2010-2014 sebesar 75% tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu bayi dan balita berkunjung ke posyandu di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2012. Desain yang digunakan adalah cross sectional, jumlah sampel 242, pengambilan sampel secara cluster sampling design. Sumber data primer menggunakan kuisioner dan dianalisis menggunakan Chi Square. Didapat hasil hubungan yang bermakna Sikap, kepemilikan buku KIA dan Bimbingan petugas kesehatan dengan perilaku kunjungan ke posyandu, diperlukan bimbingan petugas kesehatan dan kader dalam meningkatkan cakupan kunjungan balita ke posyandu.

IHC is one of the places that used to serve the growth and development in infants weighing under five years old child, in which the coverage IHC (D / S) is an indicator of nutritional care coverage in young children, basic health care coverage especially immunization and the prevalence of undernourishment. Monitoring growth and sustainable early childhood development can reduce the prevalence rate of undernutrition even malnutrition. In addition, it can be seen through IHC interference nutritional needs early. Kemiri Muka Public Health Center range D / S 78.9% is getting the goal of RAPGM (Nutrition Action Plan for Community Development) 2010-2014 by 75% in 2012.
The aim of this study is to determine of related factors to the behavior of mothers of infants and toddlers visit to IHC in Kemiri Muka Public Health Center Depok City in 2012. The design was cross sectional, the total numbers were 242 samples, sampling by cluster sampling design. Primary data sources were the questionnaire and Chi Square analyzed. Results obtained in a significance association: attitude, ownership KIA books and Guidance health workers to conduct visit to IHC, needed guidance and cadres of health workers in improving the coverage of the visit to the IHC toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susarto Subianto
"ABSTRAK
Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat kepada masyarakat memerlukan penanganan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Untuk itu faktor petugas puskesmas memegang peranan yang cukup penting dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut di atas.
Tenaga kesehatan puskesmas di wilayah Kotamadya Dati II Bogor diharapkan mampu melaksanakan semua program upaya kesehatan pokok puskesmas seperti yang diharapkan. Dengan demikian diharapkan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas meningkat.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah diperolehnya gambaran mengenai hubungan antara faktor ketenagaan yang menyangkut lama kerja, pendidikan, motivasi, pendidikan dan latihan, jumlah tenaga dengan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas pada 11 puskesmas di Kotamadya Dati II Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan puskesmas di wilayah Kotamadya Dati II Bogor.
Hasil penelitian ini menunju.kkan bahwa cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas tidak berhubungan dengan faktor lama kerja, pendidikan, motivasi, pendidikan dan latihan; jumlah tenaga pada 11 puskesmas di Kotamadya Dati II Bogor. Tidak adanya hubungan bermakna secara statistik kemungkinan disebabkan jumlah sampel yang relatif kecil, yakni hanya 11 puskesmas.
Tidak tertutup kemungkinan adanya faktor-faktor lain di luar unsur ketenagaan yang benar-benar mempunyai hubungan dengan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas, tetapi tidak termasuk dalam penelitian ini. Seperti faktor peran serta masyarakat, KIE, faktor lingkungan, sosial budaya dan lain-lain.
Berdasarkan hash penelitian tersebut di atas disarankan beberapa hal, yakni perlu dilakukan mutasi tenaga kesehatan puskesmas agar tercipta gairah kerja yang lebih baik dan keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas akan meningkat, perlu dilakukan seleksi dalam hal jenis pendidikan tenaga kesehatan puskesmas mengingat berbeda pula kemampuan dalam pengelolaan program. Untuk itu perlu dilakukan analisis pekerjaan yaitu merinci tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program upaya kesehatan pokok puskesmas, pembagian tugas yang ada di setiap program perlu dipertegas lagi karena seperti terlihat dalam penelitian ini masih adanya tugas rangkap yang dipegang oleh tenaga kesehatan hampir di setiap puskesmas, perlu diadakan penelitian lanjut untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas diluar unsur ketenagaan, perlu ditingkatkan peranan faktor-faktor di luar unsur tenaga kesehatan puskesmas untuk ikut berperan dalam meningkatkan keberhasilan program upaya kesehatan pokok puskesmas. Dengan demikian diharapkan cakupan program upaya kesehatan pokok puskesmas akan meningkat sesuai yang diharapkan."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Suhri
"Penulisan ini selain mencoba untuk mengamati pola ketimpangan kesehatan yang terus menerus terjadi di Indonesia, juga bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor mempengaruhi Infant Mortality Rate (IMR) dan Life Expectancy (LE). Penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh beberapa penemuan empiris sebelumnya baik yang dilakukan dengan data di Indonesia maupun negara-negara lainnya di dunia seperti yang dilakukan oleh Purwanto, Kuncoro, Filmier, Hammer dan Pritchett serta beberapa peneliti lainnya.
Pengamatan yang dilakukan penulis mencakup seluruh data propinsi-propinsi di Indonesia pada tahun 1996, 1999 dan 2002. Dengan menggunakan Theil Index untuk melihat ketimpangan kesehatan dan multiple regression dengan metode Ordinary Least Squared (OLS), dapat ditemukan beberapa hal, antara lain: pertama, pola ketimpangan kesehatan di Indonesia yang diukur dari Infant Mortality Rate (IMR), Life Expectancy (LE), Angka Balita Kurang Gizi (AKG), Penduduk Tanpa Akses Terhadap Sanitasi (PWAS) dan Penduduk Tanpa Akses Terhadap Fasilitas Kesehatan (PWAHF), diperoleh hasil bahwa kontribusi (share) ketimpangan antar pulau untuk seluruh variabel tersebut relatif lebih besar terhadap ketimpangan total. Hal ini berarti bahwa ketimpangan kesehatan antar pulau relatif Iebih tinggi (parah) dibandingkan dengan ketimpangan yang terjadi di dalam pulau sendiri; kedua, terdapat hubungan positif yang signifikan antara Angka Kurang Gizi Pada Balita (AKG), penduduk tanpa akses terhadap sanitasi (PWAS) terhadap IMR, serta hubungan negatif yang signifikan terhadap LE, jika diuji pada tingkat signifikansi 5%, ceteris paribus. Pengaruh AKG dan PWAS terhadap IMR masing-masing 0.68 (t-stat=3.44) dan 0.56 (t-stat=6.02), dengan Adjusted R-Squared sebesar 0.87. Sedangkan pengaruh AKG dan PWAS terhadap LE masing-masing -0.14 (t-stat=-3.35) dan -0.11 (t-stat = -4.79), dengan Adjusted R2 sebesar 0.86.
Berdasarkan temuan diatas, maka dapat direkomendasikan beberapa kebijakan yang perlu untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, diantaranya: pertama, intervensi program kesehatan yang intensif bagi pulau-pulau yang relatif terbelakang dibandingkan pulau lainnya, terutama untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar; kedua, serangkaian program yang bersifat holistik untuk perhaikan status gizi masyarakat, seperti penyuluhan gizi, yang diiringi dengan penanggulangan segera permasalahan gizi serta melakukan pemantapan pelaksanaan sistem kewaspadaan Pangan dan Gizi; ketiga, program yang berkaitan dengan sanitasi yaitu Program Hygiene dan Sanitasi tempat-tempat umum."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Djauhari Thalib
"Pembangunan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, sehingga terwujud visi Indonesia Sehat tahun 2010. Guna mencapai visi tersebut dibutuhkan strategi yang tepat, diantaranya Paradigma Sehat, Profesionalisme, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan Desentralisasi.
Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Lampung Utara dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta dilaksanakan secara berkesinambungan dan diperioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan daerah tertinggal yang berisiko tinggi terhadap kesehatan melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). JPKM merupakan upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan secara paripurna. terstruktur, terjamin kesinambungan dan mutunya serta pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya.
Program JPKM bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sampai ketaraf optimal, meningkatkan kemampuan hidup sehat dan produktivitas keria yang tinggi melalui penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan perorangan dan keluarga secara paripurna sesuai kebutuhan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan anggota JPKM di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional, dimana data-data dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota JPKM yang terdaftar secara resmi di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara periode tahun 1998 dan jumlah sampel penelitian adalah 200 orang dihitung dengan menggunakan proportional / stratified random sampling.
Pada hasil penelitian ditemukan bahwa anggota JPKM yang masih melanjutkan keanggotaannya pada tahun 1998/1999 hanya 60% dari 200 orang peserta, sedangkan yang 40% tidak bersedia lagi untuk memperpanjang kontrak kepesertaannya. Sebanyak 43,5% responden mengatakan bahwa prosedur berobat ke Puskesmas sulit karena harus membawa surat pengantar dari Kepala Desa, Lurah atau Pengurus LKMD dan pada analisis bivariat terlihat variabel ini berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan JPKM. Demikian juga halnya dengan tarif premi yang harus dibayar anggota, dimana 75,5% mengatakan premi yang harus dibayar terasa mahal. Padahal dibandingkan dengan besarnya penghasilan responden pertahun jumlah premi ini terlihat kecil sekali, tetapi jika dibandingkan dengan tarif Puskesmas terlihat premi JPKM lebih mahal.
Pada analisis bivariat variabel lain yang terlihat bermakna adalah pengetahuan anggota mengenai JPKM, sikap petugas Puskesmas dalam memberikan layanan kepada anggota JPKM dan sosialisasi peraturan mengenai program JPKM. Guna mempertahankan dan meningkatkan jumlah anggota JPKM, maka perlu lebih disempurnakan dan disesuaikan program yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Analysis on Variables Related with Sustainability of Public Health Maintenance Guarantee Participates at Bukit Kemuning Sub district, North Lampung, Year 1998National Development's goal is to increase public health through all field of development. Health development is one of national development effort, which directed to create awareness, willingness, and abilities of healthy lives for everyone so that Indonesia Health Vision 2010 can be realized. In order to achieve that, good strategy, namely Health Paradigm, Professionalism, Public Health Maintenance Guarantee, and Decentralization are must.
The policy of health development in North Lampung District performed in integrated ways, spread all over the places, evenly distributed and reachable by entire public and also sustainability performed. The priority of the goal is the poor, isolated people, which have high risk of health. The Public Health Maintenance Guarantee is a way to maintain health in structured, guaranteed sustainability, qualitative ways, and prepaid.
Public Health Maintenance Guarantee program's goals are to improve the health of the public to an optimal level, to increase the ability to live healthy, and to increase the work productivity through proper health maintenance whether it is personally or family done.
The goals of this research to obtain any variables that related to sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates in Bukit Kemuning Sub District, North Lampung. It is a descriptive research with cross sectional design where the data were gathered in same time.
The population is all of the members of the Public Health Maintenance Guarantee Program in the Bukit Kemuning Sub District, North Lampung, year 1998. Samples are 200 people and counted with proportional / stratified random sampling.
In results, members of the Public Health Maintenance Program whom continued their membership were 60% of those 200; the other 40% were not. 43.5% said that the procedures to the Puskesmas were complicated, because they had to bring a letter from the Head Village. In bivariat analysis, it was clear that this variables was related to the sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates. So was the insurance, which had to be paid by the members, 75.5% of them said it was too expensive. Although this insurance was very cheap comparing to the income of the members, but it was more expensive comparing to the Puskesmas' tariff.
In another bivariat analysis, the knowledge on Public Health Maintenance Guarantee Program, the attitudes of the Puskesmas' attendants of giving services, and the socialization of the rules on public health maintenance are very meaningful. To maintain and increase the members of the Public Health Maintenance Guarantee program, the program should be improved and matched with the people's needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"Kotamadya Padang adalah merupakan salah satu Daerah Tingkat II yang terdapat di Propinsi Sumatera Barat, dimana fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat masih perlu mendapat perhatian, dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan fungsi kepemimpinan tokoh masyarakat dalam menghadapi kemandirian daerah tingkat II Kotamadya Padang sesuai dengan tuntutan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, hal ini disebabkan saran dan prasarana kesehatan masyarakat yang ada belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan dan cenderung menurun. Unit analisis adalah tokoh masyarakat yang selama ini telah ikut berpartisipasi dan berperan serta dalam meningkaikan pencapaian program kesehatan yang bertempat tinggal di daerah tingkat II Kotamadya Padang.
Metode pendekatan yang digunakan adalah study kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional, untuk melihat gambaran fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat di Kotamadya Padang, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukan gambaran fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat masih kurang berfungsi dengan baik sebanyak 57,1%. Kemudian dari 8 (delapan) faktor yang penulis rancang mempunyai hubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan yaitu: Persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui pelatihan, persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui forum informal, umur responden, jenis kelamin responden, tingkat pendidikan, status perkawinan, jenis pekerjaan dan jabatan responden dengan fungsi kepemimpinan kesehatan. Empat diantaranya terbukti ada hubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Terbukti ada hubungan antara persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui forum informal dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,001).
2. Terbukti ada hubungan antara jenis kelamin tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,002).
3. Terbukti ada hubungan antara tingkat pendidikan tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,026).
4. Terbukti ada hubungan antara jabatan tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,0005).
Informasi ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk mengoptimalkan pencapaian program di daerah tingkat II Kotamadya Padang, sehingga dapat memberi dampak yang terbaik. Oleh sebab itu pertemuan yang bersifat informal masih perlu ditingkatkan mengingat tokoh masyarakat akan lebih berpartisispasi bila diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dibidang kesehatan.

Factors having relation with health leadership function of public figures at Second Level Region of Padang Municipality, West Sumatra Province, Years 2000Municipality of Padang lied on one of Second Level Regions at West Sumatra Province in which health leadership function of public figures still having attention, within framework of empowering large public by increasing of leadership functions of public figures in facing the autonomous of Second Level Region of Padang Municipality by virtue of Laws Number 22 Year 1999 on autonomous of region, it is caused the structure and infra structure of public health had not been functioned yet as wished and trend to down. The analysis unit is public figures, currently, they had played role and participated to increase health program target residing at Second Level Region of Padang Municipality.
Approach method to be used is quantitative study by cross sectional research in order to know the indication of health leadership function of public figures at Padang Municipality and other factors having relation with health leadership function.
Research result had indicated that health leadership function of public figures had not functioned in good is 57.1%. Then, from eight (8) factors the author design it has relation with building of center for public health (Puskesmas) through training, perception of public figures against Puskesmas building through informal forum, respondents gender, educational strata, marital status, occupational variety, and respondents title with health leadership function. Four of them had been proven having relation with health leadership function as follows :
1. Having relation among public figures and Puskesmas building through informal forum by health leadership function (P value is 0.001).
2. Having relation among gender of public figures and health leadership function (P value is 0.002).
3. Having relation among educational strata of public figures and health leadership function (P value is 0.026).
4. Having relation among title of public figures and health leadership &action (P value is 0.0005).
Necessarily, this information should be implemented by further research of maximizing program target at Second Level Region of Padang Municipality, hence, it may give the best impact, However, the meeting in informal character should remain be increased in taking account of public figures will more participate if they are involved to make decision of health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yamin
"Pemanfaatan posyandu di kota Sukabumi tahun 2002 rata-rata mencapai 62,86 %. Angka tersebut masih di bawah target yang diharapkan oleh pemerintah kota Sukabumi yaitu minimal 80 %. Wilayah yang memiliki cakupan pemanfaatan posyandu paling rendah di kota Sukabumi dengan cakupan D/S paling rendah (<50 %) yaitu wilayah Puskesmas Limus Nunggal, Baros dan Cikundul, sehingga wilayah tersebut dipakai sebagai lokasi penelitian . Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi perbedaan faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu oleh pengunjung rutin dan tidak rutin.
Desain penelitian ini adalah Kasus Kontrol, teknik pengambilan sampel dengan proporsi random sampling. Jumlah sampel sebanyak 192 responden yang terdiri dari 96 kasus (rutin) dan 96 kontrol (tidak rutin) di tiga wilayah kecamatan (Limus Nunggal, Baros dan Cikundul). Metoda pengumpulan data dengan angket dan observasi. Pengembangan kuesioner didasarkan pada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu.
Dari hasil penelitian menunjukan faktor ibu yang berbeda secara signifikan berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu adalah umur ibu > 30 tahun (OR=2,23, nilai p=0,009). Faktor posyandu yang berbeda secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu adalah fasilitas posyandu (OR=2,65, nilai p=0,02) dan pelayanan yang diberikan petugas kesehatan (OR=2,05, nilai p=0,014), sedangkan faktor masyarakat yang memiliki perbedaan yang signifikan berkontribusi terhadap pemanfaatan posyandu adalah pembinaan oleh kader di luar hari posyandu (OR==2,08, nilai p=0,014). Kontribusi terbesar dalam kesinambungan pemanfaatan posyandu adalah fasilitas, diikuti usia ibu dan pembinaan oleh kader.
Dari hasil tersebut disarankan untuk meningkatkan pembinaan melalui supervisi kepada petugas Puskesmas (perawat kesehatan komunitas), peningkatan upaya-upaya promosi kesehatan, perencanaan alokasi anggaran untuk program posyandu terutama penambahan fasilitas media dan model penyuluhan (promosi kesehatan) dan pembinaan kader, meningkatkan pembinaan dan motivasi kepada kader.

The average percentage of community compliance for visiting integrated health services (posyandu) in Sukabumi in 2002 was 62,86 %. This figure below the expected percentage of the municipal government of Sukabumi which is stated as 80 %. The districts which have lowest achievement of visiting posyandu includes Limus Nunggal, Baros and Cikundul (average < 50 %), Those districts were used as the area of research to identify the factors which were contribute in community compliance for visiting integrated health services include internal factors, facility factors, satisfaction to serve and participation of key persons.
Research design is Case Control Techniques to take sample by proportional random sampling, The number of total sample is 192 respondents consists of 96 cases (routine) and 96 control (non routine) at Limus Nunggal, Baros and Cikundul. This research using questioner and observation to collect data than analyzed by computer's software.
The result of bivariate showed that the significant factor that contribute to promote activity posyandu were the age of mothers above 30 years old (OR=2,05, p value = 0,009), facilities (OR=2,65, p value=0,02), service by health personnel (OR=2,05, p value =0,014), and services by cadre excluding posyandu day activities (OR=2,08, p value =0,014). The most significant factor that contributes into the visiting posyandu was facility.
The implication at the research result is a recommendation to improve supervision for health personnel?s performance related to health promotion, budget allocation to provide adequate facilities and conducting training program to empower cadre in implementing their functions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>