Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suripto
"Mengelola rumah sakit bukanlah hal yang sangat sederhana dengan biaya yang sederhana pula, melainkan memerlukan kerjasama berbagai kornponen yang ada melalui upaya yang strategis dan dukungan sumberdaya yang handal, sehingga Pendapatan merupakan hal yang sangat berarti dari seluruh kegiatan rumah sakit sebab Pendapatan tersebut merupakan bagian dari tambahan biaya operasional rumah sakit.
Pendapatan rumah sakit dapat dijadikan sebagai salah satu acuan tentang peningkatan pelayanan diunit unit tersebut sebagai bagian dari kinerja keuangan unit dan keadaan ini akan dipengaruhi oleh kinerja pelayanan yang dilakukan masing masing unit.
Gambaran pendapatan ini ingin diketahui secara rinci selama 5 tahun yaitu dari tahun 1999 sampai dengan 2003 dengan melihat gambaran pendapatan dari; Pendapatan Rawat jalan, Pendapatan Rawat inap, Serta pendapatan pelayanan penunjang, baik dari penggunaan kapasitas ruangan, jenis / kelompok layanan, serta bagamana gambaran laporan keuangan yang ada sehingga nantinya dapat dipakai sebagai salah satu acuan untuk menentukan perencanaan pada masa yang akan datang.
Dan pengumpulan data sekunder dilakukan suatu analisis yang bersifat evaluatif untuk mengikuti perkembangan pendapatan selama 5 tahun sehingga dari hasil analisis ini diperoleh gambaran masing-masing unit pelayanan serta kontribusinya dalam besaran penerimaan rumah sakit, baik itu dibandingkan dengan pengeluaran maupun biaya operasional lain sehingga kemampuan rumah sakit dalam pemenuhan pembiayaan operasional yang berasal dari pendapatannya seenndiri dapat diketahui.
Dengan membuat beberapa trend dan proyeksi pendapatan rumah sakit maupun pengeluaran maka hal ini berguna sebagai bahan evaluasi kegiatan apakah rumah sakit mempunyai prospek yang baik dalam meningkatkan pendapatannya serta mampu untuk menekan biaya secara efisien sehingga mampu untuk dipersiapkan menjadi Badan Layanan Umum.

Managing a hospital is not a simple thing to do with simple cost but it needs collaboration from many components through strategic effort and reliable resources support. So the revenue is very valuable thing from all activities in hospital because it is part of additional operating cost of hospital.
Hospital revenue can be a model for service improvement in the units of hospital as a part of unit's financial performance. It is influenced by service performance that conducted in each unit.
The study would like to explain about the description of revenue for 5 years from 1999 until 2003 by assessing the revenue of outpatient, inpatient and ancillary services either from room usage, type of services, and existing financial statement. So, it could be used as one of references to make a planning in the future.
Secondary data analysis used evaluative approach in order to assess the progress for 5 years. From analysis result above would be obtained the description of revenue in each unit and its contribution in the scale of hospital revenue both compared with expenses and other operating costs. In the result, the hospital capability in performing operating cost that got from its revenue could be assessed.
By making some trend and projection models of hospital cost and revenue could be used as program evaluation subject whether the hospital had good prospect in increasing its revenue, was able to do the cost containment efficiently and to prepare itself became a Public Service Board."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khalimah
"Tesis ini menganalisis karakteristik layanan rehabilitasi psikososial yang ideal untuk diajukan menjadi layanan unggulan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatis dengan analisis konten melalui wawancara mendalam, telaah dokumen, dan CDMG (Consensus Decision Making Group). Kerangka konsep menggunakan teori sistem dengan menganalisis karakteristik input yang terdiri dari karakteristik petugas, pasien, biaya, sarana prasarana, metode pelayanan, karakteristik proses yaitu proses pelayanan rehabilitasi psikososial, karakteristik output yaitu indikator layanan rehabilitasi psikososial dan karakteristik feedback yaitu sistem monitoring dan evaluasi. Hasil penelitian didapatkan jumlah dan kualitas petugas belum ideal, jumlah pasien yang mengikuti rehabilitasi belum sesuai kriteria ideal, sarana prasarana masih perlu dilengkapi, proses pelayanan sudah sesuai dengan karakteristik ideal, indikator pelayanan menggunakan GAF dan selama ini belum dilaksanakan, sistem monitoring dan evaluasi masih perlu ditingkatkan kualitasnya.

This thesis discussed the analysis of psychosocial rehabilitation service characteristic that is considered ideal to be proposed as the top seeded service. The research design is qualitative study with content analysis using in-depth interview, document search and CDMG (Consensus Decision Making Group). The concept framework used the system theory to analize input characteristics such as the characteristics of officer, patient, cost, facilities and infrastructure, method of services; process characteristic i.e., the process of psychosocial rehabilitation service; and output characteristic, i.e., indicator of psychosocial rehabilitation service and feedback characteristics that comprised of monitoring and evaluation system. Results obtained from this research are as follows: the amount and quality of officer is not ideal, the amount of patients enrolled in rehabilitation has not yet fulfilled the ideal criteria, facilities and infrastructure still in need to be completed, service process is already in accordance to the ideal characteristic, service indicator using GAF is yet to be conducted, and the monitoring and evaluation system still needs to be improved in quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiana Intan Rahayu Pertiwi
"ABSTRAK
Ansietas merupakan kecemasan yang tidak disertai objek yang jelas. Namun seseorang yang memiliki ansietas dapat terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah. Pasien yang memiliki tanda-tanda fisik mengarah ke ansietas jika diukur tekanan darahnya akan mengalami yang peningkatan tekanan darah. Penderita Hipertensi, merupakan penderita yang pada dasarnya memiliki tekanan darah diatas 140 untuk sistol dan diatas 90 untuk diastol. Seseorang yang tidak memiliki ansietas dapat meningkatkan tekanan darahnya, demikian pada penderita hipertensi, maka dampaknya akan bisa menjadi lebih buruk. Untuk itu, karya ilmiah akhir ners ini dilakukan bertujuan agar masalah psikososial Ansietas menjadi perhatian bagi implikasi keperawatan khususnya perawat agar dapat diterapi sehingga masalah fisik akan terbantu jika masalah psikososial juga diatas dengan baik. Penulisan ini melibatkan satu klien yang memiliki masalah ansietas pada kondisi fisiknya yaitu hipertensi. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan ansietas selama 6 hari pada klien dapat menurunkan skor ansietas dengan menggunakan Skor HARS (Hamilton Anxiety Ratng Scale) menjadi 15 poin pada akhir pertemuan dari 27 poin pada awal pertemuan. Asuhan keperawatan yang digunakan hingga skor dapat turun diantaranya melakukan tarik nafas dalam distraksi, hipnotis 5 jari spiritual dan terapi though stopping.

ABSTRACT
Anxiety is a general term for several disorders that cause nervousness, fear, apprehension
and worrying, which did not accompanied by clear measure. However, people with anxiety
could be diagnosed by their physical symptoms because they tend to have an increase in
blood pressure. Hypertension is defined as a systolic blood pressure (SBP) of 140 mm Hg or
more or a diastolic blood pressure (DBP) of 90 mm Hg or more. Hypertensive patient could
worsen their condition if they also have anxiety as their blood pressure could increase even
more. Therefore this scientific journal done to make the psychosocial problem of anxiety
become a concern for nurses as physical problems could be treated better when psychosocial
problems were also handled well. This paper involves one patient who have hypertension
with anxiety. The anxiety scores is measured by HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) score
and results showed that an anxiety nursing care for 6 days on patient could reduce anxiety
score from 27 points to 15 points. The nursing care used includes deep breathing
distraction, five spiritual fingers hypnosis and though stopping therapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erie Dharma Irawan
"Tesis ini membahas tentang kebijakan layanan kesehatan umum di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dianalisis memakai analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menyarankan agar dalam pelayanan rumah sakit jiwa dikembangkan layanan Consultation Liaison Psychiatry (CLP) sebagai center of excellent yang menunjukkan layanan kesehatan jiwa dan umum yang komprehensif dan terintegrasi.

This thesis discusses about general health care policy (non psychiatri) at dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital Bogor. This is a qualitative study were analyzed using content analysis (content analysis). The results of study suggest that develoving of psychiatri care in dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital should be focussed to developed Consultation Liaison Psychiatry (CLP) program as a centers of excellence. to realize a comprehensive and integrated service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardosi, Herlina
"Peningkatan kejadian HIV/AIDS pada pengguna NAPZA disebabkan masih banyak pengguna NAPZA belum memahami HIV/AIDS, dihubungkan dengan karakteristiknya seperti: tingkat pendidikan, usia, media informasi, dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan pengguna NAPZA tentang HIV/AIDS. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan alat ukur kuesioner, terdiri dari pertanyaan tentang data demografi dan pertanyaan tentang tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS. Analisa data yang digunakan adalah metode distribusi frekuensi dengan ukuran presentase. Teknik analisis menggunalcan Chi-Square dan T-Independent. Hasil penelitian menunjuldcan adanya hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan pengguna NAPZA tentang HIV/AIDS (p:0,000, α : 0,05). Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan pengguna NAPZA tentang HIV/AIDS. Peneliti menyarankan agar meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
Kata kunci: HIV/AIDS, karakteristik, NAPZA, pengetahuan.

The evens increation of HIV/AIDS on the user NAPZA it cause still many user did not understand about HIV/AIDS, associated with the characteristics for example; level of education, age, media information, and sex, this research for identify relationship characteristics with level of knowledge on the user NAPZA about HIV/AIDS. Design of Research is descriptive correlation with questionnaire measuring tool consists of questions about demographic data and question about level of knowledge about HIV/AIDS. Analysis of the data used is frequency distribution method with presentace size. Technical analysis by using Chi-Square and T-Independent. Results of research indicate the existence of the relationship between the age of the user's knowledge level NAPZA on HIV/AIDS (P:0,000, α:0,005). There is no relationship between level of education with knowledge about the user NAPZA HIV/AIDS. Researchers suggest that in order to increase knowledge about HIV/AIDS to prevent the spread of HIV/AIDS.
Key word: HIV/AIDS, characteristics, NAPZA, knowledge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5856
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Mahatva Deran
"CKD merupakan salah satu penyakit akibat perubahan gaya hidup yang tidak baik yang banyak diderita oleh masyarakat perkotaan. Penderita CKD mengalami berbagai masalah keperawatan seperti masalah fisik dan juga psikososial. Ketidakberdayaan merupakan salah satu masalah psikososial yang dapat dirasakan oleh penderita CKD. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu dengan melatih berpikir positif dan mengembangkan harapan positif untuk mengontrol ketidakberdayaan. Dengan menurunnya respon ketidakberdayaan, maka dapat meningkatkan semangat klien dalam menjalani terapi serta maningkatkan kondisi kesehatan fisik klien. Asuhan keperawatan psikososial pada penderita CKD penting untuk diperhatikan untuk mencegah masalah keperawatan lebih lanjut.
..... CKD is a disease caused by an unhealthy lifestyle changes that affects many urban communities. Patients with CKD experience a variety of nursing issues such as physical and psychosocial problems. Powerlessness is one of the psychosocial problems that can be felt by people with CKD. Nursing intervention to control powerlessness is developing positive thinking and positive expectations. By decreasing the response of powerlessness, it can improve clients’ will to do the therapy and improve clients’ physical health. Psychosocial nursing care in patients with CKD is important to be solved in order to prevent further nursing issuess."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2014
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Merry Juliana
"Kehidupan perkotaan menimbulkan banyak sekali masalah kesehatan baik fisik maupun psikososial. Perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan meningkatkan masalah kesehatan seperti diabetes mellitus. Diabetes merupakan penyakit kronik yang menyebabkan stress seperti perasaan takut, khawatir, burn out, depresi, tidak berdaya, putus asa. Salah satu masalah keperawatan psikososial pada pasien adalah ansietas. Hasil evaluasi keperawatan menunjukkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dan hipnosis lima jari dapat mengurangi ansietas ringan?sedang.

Urban lifestyles had many health problems both physical and psychosocial. Changes in urban lifestyles lead to increased health problems such as diabetes mellitus. Diabetes is a chronic disease that causes stress for patients such as worry, fear, burn out, depression, helplessness, and hopelessness. One of nursing problems in patients with diabetes is anxiety. Nursing evaluation results show that the deep breathing relaxation techniques and five fingers hypnosis can reduce anxiety mild-moderate in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Ari Legowo
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis waktu tunggu pelayanan pasien umum rawat jalan di
lima poli RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor serta permasalahan yang menyebabkan
lamanya waktu tunggu dalam setiap tahapan alur pelayanan. Jenis penelitian
menggunakan desain kuantitatif dan kualitatif.
Hasil analisis dari 106 sampel didapatkan rata-rata waktu tunggunya 124
menit dengan waktu tunggu yang melebihi standar (> 60 menit) sebanyak 79%
dan yang sesuai standar minimal (≤ 60 menit) sebanyak 21%. Rata-rata waktu
penyediaan rekam mediknya 26 menit dengan waktu yang melebihi standar (> 10
menit) sebanyak 70% dan yang sesuai standar minimal ( ≤ 10 menit) sebanyak 30
%,.
Masalah utama yang berkontribusi didalam lamanya waktu tunggu adalah:
lamanya daftar pemesanan dokumen medik menunggu untuk segera dilakukan
pencarian, lamanya dokumen medik menunggu untuk didistribusikan dan
lambatnya jam mulai pelayanan dokter.

ABSTRACT
This thesis analyzes non insurance patients waiting time in outpatient of
five specialist policlinic at Marzoeki Mahdi Bogor Hospital and problems causing
the long waiting time in each service path step. This research uses qualitative and
quantitative design, with 106 samples.
The result reveals that the mean waiting time is 124 minutes. There are
still 79% patients that who had mean time above the waiting time standard (>60
menit) and 21% patients had waiting time according to minimum standard (≤ 60
minutes). The mean processing time for medical record is 26 minutes, with about
70% patients are exceeded the minimum standard (>10 minutes) and 30% are
according to minimum standard (≤ 10 minutes).
This study finds that the main problems in contributing the longer waiting
time are: duration of ordering list of medical documents is awaiting for being
searched as soon as possible, the longer medical document for being distributed
and the longer time for starting medical services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Padhilah
"Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang timbul di daerah perkotaan. Hal ini dapat terjadi karena perubahan gaya hidup atau faktor-faktor lain seperti tuntutan ekonomi, psikososial, dan lain-lain. Berbagai upaya seperti gerakan penanganan hipertensi telah diluncurkan oleh pemerintah. Namun angka penderita hipertensi di Indonesia masih tinggi. Selain menimbulkan komplikasi penyakit fisik, hipertensi juga menimbulkan masalah psikososial. Ansietas merupakan salah satu masalah psikososial yang timbul pada penderita hipertensi.
Penulisan ini bertujuan menguraikan cara dan penanganan ansietas pada penderita hipertensi melalui pemberian asuhan keperawatan ditinjau dari berbagai studi literatur. Penulis menguraikan hasil asuhan keperawatan psikososial khususnya penanganan ansietas pada penderita hipertensi di RS H. Marzoeki Mahdi. Petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik yang mencakup masalah fisik dan psikososial dalam menangani penderita hipertensi.

Hypertension is one of the health problems that arise in urban areas. This can occur because of lifestyle changes or other factors such as economic demands, psychosocial, and others. Various measures such as hypertension management program have been launched by the government. But the number of hypertensive patients in Indonesia is still high. Besides causing physical disease complications, hypertension also causes psychosocial problems. Anxiety is one of the psychosocial problems that arise in patients with hypertension.
This research aims and outlines ways of handling anxiety in hypertensive patients through the provision of nursing care in terms of a variety of literature. The author describes the results of nursing care particular psychosocial treatment of anxiety in patients with hypertension in RS H. Marzoeki Mahdi. Health professionals are expected to provide holistic nursing care which includes physical and psychosocial problems in dealing with hypertension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tinambunan, Iriawan Rembak
"[ABSTRAK
Gangguan bipolar dikenal memiliki kaitan dengan berbagai komorbiditas
klinis yang memengaruhi pekerjaan, kehidupan berkeluarga, dan fungsi
interpersonal. Duapertiga pasien dengan gangguan bipolar memiliki komorbid
yang akan memperburuk luaran gangguan bipolar dan dapat menganggu
penatalaksanaan terhadap penyakitnya. Belum ada penelitian yang
menggambarkan frekuensi komorbiditas fisik yang terjadi pada penderita bipolar
di Indonesia. Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi sebagai rumah sakit jiwa tertua
di Indonesia juga belum memiliki data mengenai jenis dan frekuensi komorbid
fisik, mengingat bahwa rumah sakit ini juga menangani rawat inap umum di
samping rawat inap psikiatri
Metode:
Penelitian menggunakan rancangan potong lintang pada 100 orang dengan
Gangguan Bipolar di Poliklinik Jiwa Dewasa dan Bangsal Psikiatri R.S. Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini menggunakan instrument Structured
Clinical Interview For the DSM-IV Axis I Disorders untuk menentukan Gangguan
Bipolar, dan kriteria diagnostik sepuluh komorbid fisik yang mengacu pada
kriteria diagnostik masing-masing komorbid fisik.
Hasil:
Pada penelitian ini didapatkan adanya hubungan bermakna antara umur
dengan terjadinya komorbid fisik yaitu p= 0.001(p di bawah 0.005). Pada analisis
tambahan didapatkan adanya hubungan bermakna antara pemberian obat
polifarmasi/monoterapi dengan terjadinya komobid fisik terbanyak yakni
hipertensi (nilai p= 0,0001). Pada sepuluh komorbid fisik yang dinilai, migrain,
hipertensi dan dermatitis merupakan yang paling banyak.
Simpulan
Hipertensi, migrain dan dermatitis merupakan tiga besar komorbid fisik di
R.S. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Terdapat hubungan bermakna antara umur
dengan terjadinya komorbid fisik. Pemberian obat polifarmasi/monoterapi juga
bermakna dalam terjadinya hipertensi. Diperlukan kewaspadaan psikiater dalam
mengawasi terjadinya komorbid fisik pada gangguan bipolar di layanan psikiatri.

ABSTRACT
Bipolar disorders are known to cause various clinical comorbidity that
may affect work, family and interpersonal function. Two third of bipolar disorder
have comorbidities that may worsen the outcome of bipolar itself and interfere
with it's therapy. There has not been sufficient study about physical comorbidities
in bipolar in Indonesia. As the oldest psychiatric hospital in Indonesia that treats
physical and psychiatric inpatients, Dr. H. Marzoeki Mahdi hospital still lacks
data concerning types and frequencies of physical comorbidities.
Method:
This research uses cross-sectional design from 100 people with bipolar
disorder at Psychiatric Clinic and Psychiatric Ward at Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor Hospital. This research also uses the Structured Clinical Interview For the
DSM-IV Axis I Disorders to ensure the bipolar diagnosis, and criteria diagnostic
for ten physical comorbidities from each of their field.
Result:
There is a significant relationship in this research between age and
physical comorbidities p=0.001 (p below 0,005). In the additional analysis, there
are significant relationship in this research between polypharmacy / monotherapy
and hypertension (p=0,0001). Migraine, hypertension, and dermatitis were the
top three physical comorbidities in this research.
Conclusion:
Hypertension, migraine and dermatitis are the top three in our physical
comorbidities in Dr. H. Marzoeki Mahdi hospital. Age has a significant
relationship with physical comorbidities. Polipharmacy and monotherapy also
has significances in hypertension. Therefore psychiatrist must be aware about the
possibility of physical comorbidity in the psychiatric care, Bipolar disorders are known to cause various clinical comorbidity that
may affect work, family and interpersonal function. Two third of bipolar disorder
have comorbidities that may worsen the outcome of bipolar itself and interfere
with it’s therapy. There has not been sufficient study about physical comorbidities
in bipolar in Indonesia. As the oldest psychiatric hospital in Indonesia that treats
physical and psychiatric inpatients, Dr. H. Marzoeki Mahdi hospital still lacks
data concerning types and frequencies of physical comorbidities.
Method:
This research uses cross-sectional design from 100 people with bipolar
disorder at Psychiatric Clinic and Psychiatric Ward at Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor Hospital. This research also uses the Structured Clinical Interview For the
DSM-IV Axis I Disorders to ensure the bipolar diagnosis, and criteria diagnostic
for ten physical comorbidities from each of their field.
Result:
There is a significant relationship in this research between age and
physical comorbidities p=0.001 (p below 0,005). In the additional analysis, there
are significant relationship in this research between polypharmacy / monotherapy
and hypertension (p=0,0001). Migraine, hypertension, and dermatitis were the
top three physical comorbidities in this research.
Conclusion:
Hypertension, migraine and dermatitis are the top three in our physical
comorbidities in Dr. H. Marzoeki Mahdi hospital. Age has a significant
relationship with physical comorbidities. Polipharmacy and monotherapy also
has significances in hypertension. Therefore psychiatrist must be aware about the
possibility of physical comorbidity in the psychiatric care]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>