Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178783 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suherman
"Dalam upaya meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan yang handal dan profesional, maka keberadaan dosen yang profesional di institusi pendidikan sangatlah penting. Dosen mempunyai tugas dan tanggung jawab sangat besar dalam menentukan kualitas pendidikan. Oleh karena itu sudah selayaknya bagi institusi untuk memperhatikan kepuasan kerja dosen yang bekerja pada institusinya, karena kepuasan kerja seorang pegawai sering dianggap menggambarkan efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan (Siagian, 1997).
Setiap individu akan memiliki kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang ada pada dirinya, karena pada dasarnya kepuasan bersifat individual (Robbins,1998). Sebagai seorang individu yang unik, dosen mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Karakterisatik tersebut diantaranya: umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, pangkat/golongan, dan jumlah tanggungan.
Kehadiran dosen dalam bekerja merupakan salah satu indikator kedisiplinannya dalam bekerja. Pegawai yang memiliki kepuasan kerja rendah, cenderung memiliki tingkat kehadiran rendah, demikian sebaliknya (Davis, 1996).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran karakteristik individu, kehadiran dan kepuasan kerja dosen, selain itu melihat hubungan antara karakteritik individu dengan kepuasan kerja, kehadiran dengan kepuasan, dan karakteristik individu dengan kehadiran. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain Cross Sectional. Lokasi penelitian di jurusan keperawatan dan kebidanan Poltekkes Bandung. Jumlah responden sebanyak 113 orang. Analisa data terdiri dari analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil peneltian ini menunjukkan sebagian dosen berumur <40 tahun (53,1%), jenis kelamin paling banyak perempuan (60,2%), tingkat pendidikan paling banyak adalah D4/S1 (62%), masa kerja setengahnya (56,9%) <17 tahun, sebagian besar adalah pangkat/golongan III (80,5%), setengahnya (51,3%) mempunyai tanggungan <4 orang, separuh lagi jumlah tanggungan >4 orang. Kehadiran dosen dalam bekerja berada di bawah rata-rata kehadiran (III jam) atau memenuhi 86% dan jam seharusnya. Karakteristik dosen yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan kerja adalah variabel umur (p=0,006) dan jumlah tanggungan (p=-0,040). Variabel yang berhubungan dengan kehadiran yaitu umur (p=0,000), jenis kelamin (p=0,025) dan masa kerja (p-0,015), hubungan kehadiran dengan kepuasan bermakna (p=0,413). Hasil uji multivariat variabel yang paling dominan terhadap kepuasan kerja adalah umur dan jumlah tanggungan.
Disarankan institusi keperawatan dan kebidanan untuk memberikan perhatian kepada dosen yang berumur <40 tahun guna mendapatkan kepuasan dalam bekerja, misalnya pemberian tugas dan tanggung jawab sesuai bidang keahliannya, diberikan kebebasan dalam mengembangkan diri sesuai kemampuan yang dimiliki. Dilakukan pengawasan jam kehadiran dosen setiap hari, perlu aturan untuk mernberikan sanksi bagi dosen yang tidak memenuhi jam kerjanya.
Daftar Pustaka: 34 (1994-2002).

Relationship between Individual Characteristics and Attendance with Job Satisfactory of Lecturers in Nursery and Midwifery Department of Bandung Polytechnic of Midwifery in 2003In order to increase ability of health worker, and make them skillful and professional, it is very important the existence of professional lectures in educational institution. Lecturer has great responsibility on education quality. Because of it, it is worthwhile for institution to pay attention on job satisfactory of lecturer, because job satisfactory of a staff often considered as a description of organization effectiveness in achieving the goals (Siagian, 1997).
Every individual has different satisfaction level, as each one needs, because satisfactory is individually (Robbins, 1998). As a unique individual, lecturer has different characteristics such as; age, sex, education, working experience, rank, and number of burdens.
Lecturer's attendance in their jobs is one of indicators of working disciplinary. Employee who has low level in job satisfactory tend to have low in attendance, also in contrast (Davis,1996).
The objective of this study is to gain information about description of individual characteristics, attendance, and job satisfactory of lecturer, in addition to view relationship between individual characteristics with job satisfactory, attendance with satisfactory and individual characteristics with attendance. This study carried out in Nursery and Midwifery Department of Poltekkes Bandung and use cross-sectional design. Respondents are 113 lecturers. Data analysis use univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Result of this study showed that some of lecturer with age ? 40 years old (53,1%), most of them are women (60,2%), most education level is D41SI (62%), half of them have ? 17 year work experience, most of them at rank III (80,5), half of them have burdens ? 4 people (51,3%). Lecture attendance below average attendance (111 jam) or conform 86% of their working hours, Lecturer's characteristics that have significant relationship to satisfactory are age (p=0,006) and number of burdens (p=0,040). Variable which related to attendance are age (p=0,000), sex (p=0,025), and working experience (p=0,015), relationship attendance with satisfactory is significant (p=0,x13). The result of multivariate analysis is the most dominant factors on job satisfactory are age and number of burdens.
It is recommended to midwifery and nursery institution to pay more attention to lecturer at age below 40 to satisfy their job, such as; giving their job assignment and responsibility as their specialties, give more flexibility to them to develop their self in their field. To conduct daily attendance monitoring of lecturer, and regulating sanction to those who has not fulfilled their working hours.
References: 34 (1994-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Helda
"Bagi suatu organisasi pendidikan, sorang staf tetap yang professional yang mampu bekerja efektif dan efesien merupakan asset sumber daya manusia yang sangat berharga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Karena itu kepuasan kerja dan pegawai tersebut patut untuk diperhatikan. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Pekerja yang tidak puas terhadap pekerjaan mereka dapat mengakibatkan 2 (dua) hal yaitu :
1. Pegawai itu keluar dari organisasi, keluar atau pindahnya tenaga kerja dapat mengakibatkan kerugian baik moral maupun materiil karena pegawai itu juga membawa keluar pendidikan, pengalaman, dan efisiensi kerja yang biasa dilakukan pada organisasi tsb,
2. Pegawai itu terus bekerja namun karena ketidakpuasannya cenderung berperilaku : meningkatnya tingkat kemangkiran, menurunnya semangat kerja, menurunnya kesetiaan terhadap organisasi, dan perilaku negatif lajnnya yang dapat merenggangkan hubungan antara karyawan dan manajer.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (umur, lama pendidikan, jenis kelamin, pengalaman) dan organisasi (gaji, jabatan) dengan kepuasan keria dilihat dari faktor primer(gaji, kondisi kerja fisik, rekan kerja, keamanan, supervisi) dan faktor sekunder ( prestasi, tanggung jawab, pengakuan ).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional dengan responden staf pengajar tetap Akademi Perawatan Swasata di Palembang. Sampel sebanyak 70 (tujuh puluh) orang, pengumpulan data dilakukan dengan jalan menggunakan pertanyaan terstruktur yang ada dalam kuesioner.
Analisis statistik dilakukan dengan univariat, bivariat dengan uji regresi linear sederhana untuk melihat hubungan variable bebas dengan variable terikat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara umur dengan faktor primer sehingga didapatkan setiap kenaikan umur responden sebanyak 10 tahun akan mengurangi skor kepuasan kerja sebanyak 1,2.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara lama pendidikan dengan faktor primer sehingga didapatkan bahwa setiap kenaikan 10 tahun Iama pendidikan yang ditempuh responden akan mengurangi skor kepuasan kerja dilihat dari faktor primer sebesar 7,4. Ada hubungannya arntara lama pendidikan dengan kepuasan kerja dimana sedap kenaikan lama pendidikan akan mengurangi skor kepuasan kerja sebesar 8,1.
Peneliti menyarankan untuk menempatkan staf sesuai dengan pendidikannya, melakukan penyesuaian system penggajian serta memberikan jaminan keamanan seperti jaminan kesehatan dan jaminan hari tua.

An educational organization, a profesional full time staf member who capable of working effectively and effiently is a valuable asset of human resource to promote the educational qualification Job satisfaction is a employee feelings about whether his or her job is enjoyable or not A employee who is not satisfied with his or her job may result 2 things :
1) The employee may with draw from the organization This means a moral and material loss on the side ofthe organization, as the employee will take his education, working experience as he worked in organization, or
2) The employee may continue working in the organization, but as he will be unsatisfied with his job, he tends to : work relunctanly, reduce his working spirit, and reduce his loyality to the organization.
The objectives of this research is to enqmlore the relation between the individual characteristic relation ( age, education span, sex, experience) and organization ( salary, position) to the job satisfaction. Seen from the factors of primer ( perseption of the salary, physical working condition, co- workers, security, supervision ) and secondary factor (prestige, responsibility, selfactualization ).
This research is conducted by using cross-sectional design with the respondent of the permanent member of teaching staff of Private Nursing Academy in Palembang. There are 70 samples, the data collection is done by using the structured questionares.
Statistical analysis is done with univariate, bi-variate with the simple linear regression to explore the free variable relation with the dependent variables.
The result of the research shows there is a significant relation between the education and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years education of the respondent decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor of 7,9 and between the age and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years of age decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor 1,2. And there is relation between education and job satisfaction and found that an increasing of 10 of education decrease the score of job satisfaction 8,1.
To increase the job satisfaction this research Suggested that :
- make the adjusted about the salary
- to provide the benefit such as health and life insurance
- to provide the opportunity to the staif to take higier education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyoto
"Kemangkiran dan keterlambatan adalah perilaku kerja yang dapat menyebabkan inefisiensi, merusak moral staf, dan menurunkan pencapaian kerja. Upaya menurunkan perilaku ini telah dilakukan, tetapi perilaku ini masih banyak ditemukan. Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya perilaku kerja ini penting diidentifikasi. Diantaranya adalah karakteristik individu dan kepuasan kerja. Penelitian dilakukan di RSUD. DM. Sampit pada bulan April 2003. Desain penelitian adalah cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, sebanyak 72 perawat pelaksana.
Pengumpulan data menggunakan tiga jenis instrumen yang telah diuji coba, terdiri dari isian data karakteristik responden (DKR), kuesioner kepuasan kerja (KKK), dan kuesioner penilaian perilaku kerja (KPPK). Penelitian ini menemukan bahwa kepuasan kerja berbeda secara bermakna diantara perawat yang berpendidikan SPK/Bidan dan DIII/DIV. (p<0,05). Perawat berpendidikan SPKIBidan merasa lebih puas terhadap Gaji/lnsentif, Kebijakan organisasi, tuntutan tugas, dan status profesional dibanding DIII/DIV (p<0,05). Usia berkorelasi positif dengan perilaku kerja (r5 0,244,p<0,05). Kepuasan kerja berkorelasi negatif dengan perilaku kerja (rs -0,295,p<0,05). Penelitian ini menghasilkan model perilaku kerja yang merupakan fungsi dari variabel kebijakan organisasi (Beta=-0,11), Otonomi (Beta=-0,112), dan Usia (Beta=4,176) + konstanta (32,237). Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya meningkatkan otonomi perawat dengan melakukan restrukturisasi metode penugasan, memperjelas accozmtabilily untuk setiap strata pendidikan, memperbaiki kebijakan pengembangan karier, dan pengendalian kemangkiran dan keterlambatan.
Daftar pustaka 72 (1984 -- 2003)

Analysis of Relationship between Characteristic and Job Satisfaction with Job Behavior (Absenteeism and Lateness) Nurses in General District Hospital Dr. Murjani Sampit 2003Absenteeism and lateness are job behaviors that could cause inefficiency, demoralization of staff and decrease job achievement. Many efforts have been done to decrease these behaviors, but in reality it is still found. The contributing factors to these job behaviors are individual characteristics and job satisfaction important to identify. Research has been done in General District Hospital Dr. Murjani Sampit on April 2003. Research design used cross sectional. Simple random sampling has been used as a sampling method to 72 staff nurses.
Data collection used three instruments which have been testified, includes questionnaire of respondents' characteristic, job satisfaction and evaluation of job behavior. This research revealed that job satisfaction is significant different among nurses with educational background of SPK/Midwifery, D III/DIV (p'<0,05). Satisfaction to the salary/incentive, organizational policy and professional status are felt more satisfied by nurses who have educational background of SPKIMidwifery compare to D III/D IV (p<0.05). The age of respondent have a positive correlation with job behavior Vs =0,244; p<0,05). The Job satisfaction have a negative correlation with job behavior (rs 0,295; p<0,05). This research produces a job behavior model as a function of organizational policy variable (Beta= -0,11), autonomy (Beta= -0,112), and age (Beta= 0,176). + constant (32,237). The implication of this model is the important of increasing the nurses' autonomy by restructure of nursing care delivery method; clarify the accountability of every nursing educational level; revise career development policy; and control absenteeism and lateness.
References 72 (1984 - 2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Y. Retno Dwidarsih
"Paradigma pembangunan yang semula bertumpu pada kekuatan Sumber Daya Alam telah berubah menjadi bertumpu pada kekuatan Sumber Daya Manusia, sehingga dalam jangka panjang investasi dibidang pembangunan SDM akan sangat bemilai. Penegasan bahwa pendidikan dan pelatihan akan memberikan kontribusi yang sangat besar pada pembangunan ekonomi didasarkan pada asumsi bahwa kedua hat tersebut akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan produktif.
Laju pertumbuhan angkatan kerja Indonesia melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja tetapi dilain pihak banyak jabatan yang diisi oleh Tenaga Kerja Asing (untuk selanjutnya disingkat TKA) karena angkatan kerja yang ada kurang memenuhi persyaratan. Dengan demkian perlu adanya peningkatan dalam pemberdayaan tenaga kerja melalui pelatihan agar jabatan dalam pasar domestik dapat terpenuhi dengan tenaga kerja dalam negeri sekaligus kelebihannya mampu bersaing di pasar internasional. Peranan lembaga pelatihan perlu ditingkatkan agar dapat memberikan nilai lebih yaitu dengan cara dikelola seperti suatu organisasi bisnis dengan cara memperhatikan unsur-unsur manajerialnya terutama yang berkaitan dengan pengembangan SAM yang terlingkup didalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan, iklim organisasi dan karakteristik individu dengan kepuasan kerja instruktur di Balai Latihan Kerja (untuk selanjutnya disingkat BLK). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi penelitian adalah para instruktur BLK se Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dan iklim organisasi di BLK dengan kepuasan kerja instruktur. Serta terdapat perbedaan yang signifikan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja instruktur di BLK tipe A dan BLK tipe B.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka untuk meningkatkan kepuasan kerja instruktur maka disarankan perlunya peningkatan efektivitas kepemimpinan di BLK dan terjaganya iklim organisasi yang kondusif. Peningkatan efektivitas kepemimpinan dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan atau pengembangan pribadi.
Iklim organisasi yang kondusif akan tercipta melalui gaya kepemimpinan yang diterima karyawan, pola interaksi yang positif antar karyawan atau sistem pengelolaan organisasi yang menunjang.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Puspasari
"Sumber Daya Manusia didalam sebuah organisasi menempati kedudukan yang strategis dan vital bagi kemajuan organisasi.
Untuk dapat mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia, rumah sakit perlu memperhatikan kepuasan sumber daya manusianya agar dapat meningkatkan kinerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan .
Keikatan pada organisasi telah menjadi masalah utama yang diperhatikan oleh organisasi sehubungan dengan usaha Untuk menciptakan kualitas hubungan yang memuaskan antara karyawan dan organisasi. Keikatan pada organisasi dianggap sebagai cerminan sikap karyawan terhadap berbagai kondisi dari organisasi. Sehingga adanya sikap negatif dari karyawan yang tampil dalam bentuk rendahnya keikatan organisasi akan menimbulkan dampak negatif yang salah satunya adalah turn over.
Dari rata-rata angka turn over karyawan di rumah sakit Puri Cinere sebesar 10,4 %, ternyata terbesar adalah dari bagian keperawatan, yaitu rata-rata sebesar 54,75%.
Angka turn over perawat yang tinggi merugikan rumah sakit karena akan dibutuhkan proses recruirmen dan seleksi karyawan baru, program orientasi, pendidikan dan latihan lagi yang akan memakan waktu dan biaya cukup mahal. Apalagi perawat adalah tenaga inti di pelayanan rumah sakit, sehingga bila turn over tinggi, kinerja perawat menjadi turun, pelayanan kepada pasien berkurang dan akhirnya mutu pelayanan medik menjadi turun.
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perawat yang telah bekerja lebih dari satu tahun yaitu sejumlah 119 orang dan akan dilihat hubungan antara karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, lama kerja, status pekawinan dan tempat kerja dengan kepuasan kerja perawat terhadap enam komponen kepuasan kerja yaitu upah, wewenang, tuntutan tugas, kebijakan organisasi, interaksi dan status profesional.dan hubungan komponen kepuasan kerja perawat dengan keikatan organisasi.
Penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain cross sectional , Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan kerja Index of work satisfaction .
Dari hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna dari karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat . Upah dipersepsikan paling penting, tetapi dari tingkat kepuasannya dipersepsikan paling tidak memuaskan. Secara keseluruhan didapatkan 52,1 % responden menyatakan tidak puas.
Dari variable kepuasan kerja, didapatkan komponen upah, tuntutan tugas dan kebijakan organisasi mempunyai hubungan bermakna dengan keikatan organisasi, dan komponen kebijakan organisasi yang paling besar pengaruhnya terhadap keikatan organisasi.
Disarankan agar managemen rumah sakit memperhatikan dan meninjau kembali sistem kompensasi yang berlaku , bagian keperawatan membuat pedoman test untuk jenjang karier, menyesuaikan tiap perubahan jenjang karier yang telah dibuat dengan sistem kompensasinya , melaksanakan rotasi perawat secara teratur , meninjau kembali struktur organisasi bagian keperawatan sehingga diharapkan dapat meningkatkan keikatan terhadap organisasi perawat di rumah sakit Puri Cinere.

Human resources hold a strategic and vital function in an organization. To optimize the human resources performance, the satisfaction of human resources has to be considered in order to uphold their performance and the customer's satisfaction.
Organizational bonding is one of the issues towards creating a satisfying relationship between the employee and the organization, Organizational bonding is a reflection of its employee in relation with the organization's conditions. A negative attitude in form of low organizational bonding within the employees creates a negative effect such as turnover.
Among the 10.4% of the total turnover in Puri Cinere Hospital, 54.75% were nurses. The alarming rate of the nurse's turnover has to be paid expensively due to the high cost of recruitment, selection, orientation, education and training for new employees, not to mention the time wasted in its process. Since nurses are the major resource in delivering service, a high rate of nurse turnover can trigger a low nurse's performance. This low performance influence the service delivery for patients that can eventually lower the medical services itself.
A cross sectional survey research was carried out by gathering primary data using questionnaire to score work satisfaction using Index of work satisfaction. The research covered 119 nurses that have been working for Puri Cinere Hospital for over one year. The research itself surveys the relationship between individual characteristic (age, length of career, education, marital status and place of work) with the nurse's work satisfaction toward six component of work satisfaction (authority, job demand, organizational policy, interaction and professional status) and the relation of this six component with organizational bonding.
There were no significant relationships between individual characteristics with nurse's work satisfaction. Wage was the most perceptively considered in terms of level of importance, but least perceptively considered in relation with level of satisfaction. There were around 52.1% nurses who find themselves not satisfied with their work.
Wage, job demand and organizational policy were among the variables of work satisfaction that had a significant relationship with organizational bonding where organizational policy came out as the biggest influence.
It is advisable that the hospital management reconsiders the compensation system. Nursing department should create test guidance for career development, adjust changes in career development in line with compensation system, rotate nurse regularly, reconsider the organizational structure in nursing division so that the organizational bonding of nurses in Puri Cinere Hospital can be optimized.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anneke Arjanti
"Perbedaan kepuasan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja serta perbedaan persepsi terhadap iklim organisasi ditinjau dari kecocokan karakteristik individu karyawan dengan karakteristik pekerjaan (fit non fit). Disamping itu juga untuk mengetahui apakah ada hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja, serta apakah ada hubungan antara kecocokan karakteristik individu karyawan dengan karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi secara bersama terhadap kepuasan kerja. Kemudian aspek-aspek apakah yang secara signifikan dan tidak signifikan mempengaruhi kepuasan kerja serta iklim organisasi.
Untuk membahas masalah tersebut di atas maka dilakukan penelitian, melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi pengajuan daftar pertanyaan kepada 110 orang pejabat struktural yang telah mengikuti Psychological Assessment yang merupakan responden. Selain itu melakukan studi pendalaman dengan wawancara kepada responden tersebut.
Pengolahan data dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS for Windows. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa ada pererja antara kelompok fit dan non-fit, diperoleh hasil rata-rata (mean) kepuasan kerja kelompok fit 143,16 sedangkan kelompok non-fit 152,00. Dengan demikian kepuasan kerjayang dirasakan kelompok non-fit Iebih tinggi dibandingkan kelompok fit. Meskipun secara umum kelompok fit maupun non-tit menunjukkan kepuasan kerja yang tinggi, yaitu mencapai angka 149 dari skala norma terendah dibawah 110,7 dan tertinggi 117,3. Selain itu ada perbedaan persepsi terhadap iklim organisasi antara kelompok tit dan non-fit, diperoleh hasil rata-rata (mean) kelompok non-fit adalah 87,13 terhadap iklim organisasi sedangkan kelompok fit 83,7. Dengan demikian kelompok non-fit memiliki persepsi yang lebih tinggi terhadap iklim organisasi dibandingkan kelompok fit. Walaupun baik kelompok fit maupun non-fit persepsinya terhadap iklim organisasi secara umum masuk katagori baik yaitu mencapai angka 84 dari skala norma terendah 65,5 dan tertinggi 67,5. Disamping itu terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja, semakin tinggi / kondusif iklim organisasi semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan.
Dari penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara kecocokan karateristik individu karyawan dengan karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi secara bersama terhadap kepuasan kerja, yaitu sebesar 25,2% bagi terbentuknya kepuasan kerja, dan iklim organisasi mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan kecocokan karakteristik terhadap kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kelompok non-fit memiliki perasaan yang Iebih tinggi balk terhadap iklim organisasi maupun terhadap kepuasan kerja dibandingkan kelompok fit. Hal ini perlu mendapat perhatian pihak majemen untuk meningkatkan kepuasan kerja mapun persepsi terhadap iklim organisasi dari kelompok fit, karena bila tidak segera diatasi dapat mempengaruhi produktifitas kerja yang bersangkutan. Disamping itu kondusil-etas iklim organisasi juga perlu dipelihara mengingat erat kaitannya dengan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianus Mendrafa
"Dengan pertumbuhan Rumah Sakit yang sangat tinggi terutama di kota - kota besar saat ini, tentu permintaan akan tenaga paramedis perawatan akan semakin tinggi, di sisi lain institusi untuk mendidik tenaga paramedis perawatan hanya sebagian Rumah Sakit yang sudah mempunyai sendiri. Dengan permintaan yang tinggi ini, maka tidak mustahil akan terjadi kepindahan tenaga yang tinggi dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lainnya, juga tenaga paramedis perawatan ini, dengan berbagai alasan tentunya, yang sudah tentu akan mengganggu kegiatan pelayanan di Rumah Sakit. Salah satu upaya yang digunakan untuk mempertahankan tenaga paramedis perawatan di suatu Rumah Sakit adalah dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari tenaga yang bersangkutan berupa keinginan-keinginan yang ada dalam diri seseorang. Untuk lebih mengendalikan keinginan-keinginan tersebut banyak ahli sumber daya manusia yang mengaitkannya dengan prestasi kerja dari tenaga tersebut, sehingga keinginan-keinginan tenaga tersebut dipenuhi berdasarkan dari tingkat prestasi kerja dari tenaga yang bersangkutan. Rumah Sakit Medika Griya adalah merupakan Rumah Sakit kelas Madya yang baru berjalan 1 tahunlebih, telah menyiapkan upaya-upaya untuk mempertahankan tenaga tersebut di Rumah Sakit bersangkutan dan salah satunya adalah melalui pemberian bonus yang dikaitkan dengan prestasi kerja dari tenaga yang bersangkutan yang selalu dinilai setiap tiga bulan. Selain bentuk bonus ini juga ada bentuk-bentuk lain seperti kesempatan sekolah serta kursus-kursus. Yang menjadi pertanyaan sekarang seberapa besar tingkat kepuasan kerja dari tenaga paramedis perawatan tersebut dengan upaya yang ada dan apakah tingkat kepuasan kerja yang ada berhubungan dengan nilai prestasi kerja tenaga paramedis perawatan. Tentu di sisi lain karakteristik individu juga dinilai hubungannya dengan prestasi kerja dari tenaga ini. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional melalui pengumpulan data berupa data primer dan sekunder. Responden penelitian adalah tenaga paramedis perawatan di Rumah Sakit Medika Griya dengan menggunakan seluruh populasi. Analisa data dilakukan secara uni Lariat melalui distribusi frekuensi dan kemudian dengan cara bivariat melalui uji statistik non parametrik dengan menggunakan Chi-Squares. Hasil analisa menunjukan bahwa antara variable terikat dengan variabel batas hanya sebagian kecil dari kriteria variabel tersebut yang bermakna hubungannya, di mana hal ini terjadi salah satunya karena jumlah sampel yang sedikit yaitu hanya 66 orang. Akhirnya perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan uji statistik yang lain, sehingga lebih jelas kelihatan faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tingkat prestasi kerja tenaga paramedis perawatan di Rumah Sakit Medika Griya tersebut.

The Connection Work Satisfaction, Individual Characteristic with Performance of Nurses at Medika Griya Hospital, Jakarta.With fast growth of Hospital now in Indonesia nurse's demands will increase certainly, but in the other hand only a few hospitals that prepare the institution nurses education. With the high demand, undoubtedly it cause turning over man power from one hospital to another, involved this nurses with certain reason. This circumstance will disturb the service in hospital. One of solution to decrease the turning over at hospital is with fulfill needs of human power, namely their desires. To control the desires, many of human resources experts link the performance of man power to the desires, so that desires are-fulfilled depend on their performance. Medika Griya Hospital is a class middle hospital, has been established since 1 years ago, has conducted some solutions to prevent turning over of the nurses at hospital. One of the effort is present theme bonus, based on their performance which evaluated every 3 months. There is other form of solution for example prepare chance to get learning and courses. The questions now, how much the effort fulfill the work satisfaction of nurses and whether work satisfaction has connection with performance of nurses. The connection of individual characteristic with performance of nurses, must be also evaluated. This investigation is analytic descriptive with cross - sectional approach, and data that used are primer and secondary data. Respondent are all nurses at Medika Griya Hospital. The data analysis is conducted through unvaried and Bavaria manner. Only a few part of the analysis result that display significant connection between independent variable with dependent variable, the reason because the population on this investigation is so little only 66 persons, and frequency distribution is not normal. Eventually, it is necessary to do further investigation with the other statistic test, so that it is seem clearer what are factors that influence the performance nurses at Medika Griya Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T4444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laelasari
"Supervisi adalah suatu proses fasilitasi sumber-sumber yang diperlukan staf, dilaksanakan dengan cara perencanaan, pengarahan, bimbingan, motivasi, evaluasi dan perbaikan agar staf dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal. Kepala Ruangan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Rumah sakit harus mempunyai kemampuan untuk melakukan supervisi, karena dengan adanya supervisi dan pengarahan kepada staf keperawatan dapat meningkatkan kinerja, kinerja staf akan meningkat apabila ada kepuasan kerja.
Tujuan penelitian adalah diperoleh informasi tentang hubungan kompetensi supervisi Kepala Ruangan dengan kepuasan kerja tenaga Pelaksana Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Sampel penelitian diambil 10 ruang rawat Inap di RSUP Dr Hasan Sadikin, dengan jumlah sampel, 10 kepala ruangan, 148 pelaksana keperawatan untuk melihat kepuasan kerja, 110 status rekam medis pasien, dan 110 pelaksana keperawatan untuk melihat penerapan standar operational prosedur (SOP). Pengambilan sampel dilaksanakan secara acak dan proporsional.
Jenis penelitian merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol group). bersifat operational research, dengan analisa deskriftif dan analitik, Alat pengukur data adalah kuesioner terstruktur, observasi tindakan keperawatan dan observasi rekam medis pasien. Waktu penelitian dilakukan pada Ruangan Kontrol dan ruangan eksperimen, kemudian ruang eksperimen diintervensi berupa pelatihan, 1 bulan kemudian ruangan eksperimen dan ruangan kontrol diteliti kembali.
Pada ruangan eksperimen hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif antara kompetensi supervisi Kepala Ruangan dengan kepuasan Kerja Tenaga Pelaksana Keperawatan, karena pads Ruangan eksperimen telah mendapatkan intervensi berupa pelatihan. Sedangkan pada Ruangan Kontrol, tidak ada perencaan, nilainya masih dibawah standar. Ada perbedaan bermakna antara kompetensi supervisi kepala ruangan antara ruangan kontrol dan ruangan eksperimen, dan ada perbedaan bermakana kepuasan kerja tenaga pelaksana keperawatan, antara ruangan kontrol dan ruangan eksperimen.
Saran penelitian ini adalah perlu adanya penambahan pengetahuan dengan mengadakan pelatihan, dan setelah pelatihan perlu evaluasi secara regular agar hasil penelitian ada manfaatnya. Pada waktu melaksanakan supervisi sebaiknya penyelia, melihat pekerjaan sedang berlangsung agar dapat memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Supervisory Competency Relationship of Ward Head Nurse with Job Satisfaction at the Nursing Unit of RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung 1998Supervision is one sources accommodative process are needed by staffs, performed by means of planning, directing, guidance, motivation, evaluation and improvement in order that staffs can optimally perform their tasks. Head Nurse as the health service forefront in hospital must have a capability to do the supervision, because the availability of supervision and direction for nursing staff can improve their performance, staff performance will improve when the working satisfaction is available.
The purpose of research is to obtain information concerning the supervisory competency relationship of Head Nurse with the Job satisfaction at nursing unit in RSVP. Dr. Hasan Sadikin, Bandung. Research's sample is taken from 10 nursing unit in the RSUP Dr. Hasan Sadikin, with total of samples, 10 Head Nurse, 148 nurses for observe the working satisfaction, 110 status of patient medical records and 110 nurses for observing the application of Standard Operational Procedure (SOP). Sampling is both randomly and proportionally taken.
Type of this research is an experimental one by means of control group, operational research in nature, with the descriptive and analytical analysis. Data measuring total is the structured questionnaire, observation of nursing action and observation of patient medical record. Research is performed in both Control and Experimental Room, and then the experimental room is intervened with the training, 1 month later, both control and experimental room is reviewed.
In the experimental room, the research result showed the availability of positive relationship between supervisory competency of Head Nurse with the Working Satisfaction of Nursing, because in. the experimental room they have followed an intervention such as training. Whereas, in the Control Room, there is no change and its value is still under standard. There is significant difference between supervisory competency of Head Nurse between control room and experimental room and there is significant difference of job satisfaction of nurses between control and experimental room.
The recommendation of this research is necessarily the improvement of knowledge by operating the training, and after that training, a regularly evaluation is need in order that results of research has benefit. At best when supervising the supervisor observing the work is taking place in order to be able to improve when any mistake occurs in the execution of nursing guidance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen komunikasi dan karakteristik individu baik secara tunggal maupun bersama-sama terhadap variabel dependen kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan pada downward communication dan upward communication dalam hubungan komunikasi vertikal (manajemen-karyawan). Dalam penelitian ini, variabel komunikasi dibagi dalam dua sub variabel, yaitu komunikasi vertikal dan kemunikasi lateral. Sedangkan variabel karakteristik individu terbagi dalam lima sub variabel yang terdiri dari usia, status perkawinan, jumlah anak, level jabatan dan lama bekerja.
Penelitian dilakukan terhadap 159 orang responden yang merupakan sampel dari populasi para mekanik PT Hexindo Adiperkasa Tbk. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah regresi linier. Pertama-tama teknik regresi linier sederhana dipakai untuk menguji hubungan tiap-tiap sub variabel independen terhadap variabel kepuasan kerja. Kemudian teknik regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan kedua variabel independen terhadap kepuasan kerja Selanjutnya uji stepwise juga dilakukan untuk mengetahui unitan kontributor pengaruh terbesar dan sub-sub variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu, uji tanda juga diterapkan untuk mengatahui perbedaan sikap keterbukaan, empati dan dukungan antara downward communication dan upward communication dalam komunikasi vertikal.
Dari berbagai analisis yang dilakukan ditemukan hasil bahwa komunikasi, baik secara tunggal maupun bersama-sama dengan karakteristik individu, berhubuiigan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Sedangkan pada variabel karakteristik individu, sub variabel level jabatan dan lama bekerja juga berhubungan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Namun pada sub variabel usia, status perkawinan dan jumlah anak tidak ditemukan hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja, sehingga pada teknik analisis regresi berganda ketiga sub variabel ini tidak dimasukkan. Selanjutnya dari hasil analisis uji stepwise ditemukan bahwa komunikasi vertikal merupakan kontributor terbesar terhadap kepuasan kerja, diikuti komunikasi lateral dan lama bekerja sebagai kontributor kedua dan ketiga.
Hasil uji tanda menunjukkan terdapat perbedaan sikap keterbukaan dan dukungan antara downward communication dan upward communication. Disamping itu, dapat pula ditarik kesimpulan bahwa upward communication ternyata lebih terbuka, lebih berempati dan lebih memberikan dukungan dibanding downward communication."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Masjhur
"Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Proses pelaksanaan pelayanan kesehatan perlu melibatkan seluruh karyawan. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang langsung berhubungan dengan pasien dan jumlahnya yang terbesar dari seluruh karyawan rumah sakit maka perannya sangat dominan dalam menentukan kualitas pelayanan rumah sakit.
Maksud penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja, kinerja dan karakteristik individu perawat. Serta mengetahui bagaimana hubungan antara kepuasan kerja dan karakteristik individu terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Tingkat kepuasan dilihat secara umum dan dari masing-masing dimensi kepuasan kerja yaitu kepuasan terhadap imbalan, pekerjaan itu sendiri, pengembangan diri, hubungan interpersonal dan pengawasan. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Analisis statistik dilakukan secara univariat dan bivariat.
Hasil dari analisis univariat menunjukkan bahwa perawat yang tidak puas (46,9%). Ketidakpuasan terhadap pengawasan adalah paling tinggi yaitu sebesar 71,5%. Sedangkan hasil pengukuran kinerja diperoleh gambaran sebagian besar di bawah rata-rata (53,1%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja perawat. Diantara dimensi kepuasan kerja didapatkan bahwa kepuasan terhadap pekerjaan dan pengawasan berhubungan bermakna dengan kinerja perawat. Selain itu ditemukan adanya hubungan bermakna antara karakteristik individu yaitu antara umur dengan kinerja dan antara umur dengan kepuasan kerja. Dengan hasil tersebut diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa kepuasan kerja dan umur akan mempengaruhi kinerja perawat Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Disarankan agar dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan maka perlu lebih ditingkatkan kinerja tenaga keperawatan dengan menjalankan sistem pengawasan yang baik dan pelaksanaan reward and punishment yang tentunya harus diikuti oleh komitmen dari seluruh staf di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.

Correlation of Work Satisfaction and Individual Characteristics with Nurse Performance at Drug Dependence Hospital Jakarta Year 2002 Qualified manpower is needed in order to enhance hospital service quality. The process of health services involves the whole staff and nurses specially as they interact directly with the patients and so also determine the quality of service.
The purpose of this study is to evaluate the job satisfaction, performance and individual characteristics of the nurses and whether there is a correlation between satisfaction and individual characteristics with nurses? performance at Drug Dependence Hospital Jakarta. Degree of satisfaction is evaluated generally and from every dimension of satisfaction namely of income, the job itself, personal development, interpersonal relationship and supervision. This study is a cross sectional quantitative with univariate and bivariate analysis.
Results of univariate analysis show that more nurses (46,9%) are unsatisfied. Un-satisfaction of supervision is the highest, namely 71,8%. Most nurses performed below average (53,1%). Results of bivariate analysis show that satisfaction is correlated with performance. And that satisfaction of one's work itself and supervision correlates significantly with nurses? performance. Besides that, the result show significant correlation between age and nurses performance. This study also revealed significant correlation between age and job satisfaction. The conclusion of this study is that job satisfaction will influence nurses? performance and that this correlation is also influenced by the age factor.
Enhancing nurses? performance is advised by improving nurses? management in general and good supervision besides implementing reward and punishment system to motivate nurses? performance and certainly must be followed by commitment of the whole staff of Drug Dependence Hospital Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>