Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130889 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valentinus Edy Hermawan
"Tesis ini membahas implikasi dari semakin mengglobalnya perdagangan saham internasional terhadap percaturan ekonomi politik suatu negara terutama dalam hal menjaga ketahanan dan kestabilan ekonominya. Tesis ini lebih melihat bagaimana hubungan yang dibangun oleh para pelaku pasar modal dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dalam sebuah industri pasar modal dunia lewat kacamata Ilmu Hubungan Internasional. Pembahasan mengenai hal ini menjadi penting dan dijadikan sebagai fokus perhatian utama penulis karena selama ini sudah banyak penelitian tentang industri pasar modal yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang berasal dari latar belakang llmu Ekonomi yang lebih melihat dari sisi bisnis dan keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh pakar Ilmu Hubungan Internasional masih sangat jarang. Maka letak nilai tambah dari penelitian ini terdapat pada upaya penulis untuk memanfaatkan penelitian ini dalam melakukan analisa saham dalam industri pasar modal. Penelitian ini mencoba untuk melihat sisi lain dari industri pasar modal internasional secara khusus dari sudut pandang keilmuan dan metodologi yang berkembang dalam Ilmu Hubungan Internasional yaitu dengan lebih memfokuskan penelitian pada hubungan dan interaksi yang dibentuk dan dilakukan oleh para pelaku pasar modal internasional, Penelitian tentang bagaimana perilaku para pelaku pasar modal internasional dalam interaksinya dengan para politisi negara maju menjadi bagian yang paling menarik dari penelitian ini.
Pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dalam tesis ini adalah bagaimana sampai terjadi hubungan interdepensi di antara pusat-pusat perdagangan saham internasional yang dalam tesis ini diwakili oleh The New York Stock Exchange (NYSE) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan hal-hal apa saja yang melatarbelakangi fenomena tersebut? Pertanyaan ini diarahkan untuk memperoleh gambaran tentang proses globalisasi yang terjadi dalam industri pasar saham internasional. Hubungan interdependensi yang terjadi di antara bursa utama dunia terjadi sebagai akibat dari semakin mengglobalnya perdagangan saham dunia. Globalisasi perdagangan saham internasional tersebut terjadi seiring dengan semakin terintegrasinya jaringan perdagangan saham dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi khususnya pemanfaatan jaringan internet dan jaringan Online Shares Trading seperti Bloomberg dan Reuters.
Penelitian ini mempergunakan konsep pemikiran yang berkembang dalam Teori Liberal. Teori interdepensi menjadi acuan penting dalam penelitian ini. Hal ini terutama terkait dengan non-state actors yang terlibat dalam industri pasar modal dan asumsiasumsi yang diketengahkan dalam pluralisme. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah metode pembahasan deskriptif-analisis. Teknik pengumpulan data dengan cara mempergunakan existing statistic berupa data primer yang bisa diakses dari perdagangan saham internasional dari jaringan Reuters yang tersedia di lingkungan kerja peneliti. Data-data sekunder didapatkan dari beberapa situs Internet dan CD-ROM yang diterbitkan oleh PT Bursa Efek Jakarta. Data yang lainnya didapatkan dari sumber-sumber kepustakaan (library research) dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) dan The British Council Library, Jakarta.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yaitu terjadinya hubungan interdepensi di antara pusat-pusat perdagangan saham internasional yang disebabkan oleh semakin mengglobalnya perdagangan saham dunia yang dipicu oleh perilaku para pemain saham untuk melakukan spekulasi saham guna memperoleh capital gain sebesar-besarnya dengan mengabaikan dampak buruk dari kegiatan mereka yang bisa menjadi semacam trigger (=pemicu) terjadinya krisis moneter di kawasan tertentu. Temuan penting lainnya yaitu terjadinya international conspiracy yang dilakukan oleh para pelaku para politisi negara-negara maju dengan memanfaatkan kepintaran dan keahlian pars pemain saham untuk melakukan perubahan politik, sistem ekonomi dan bahkan pergantian pemerintahan yang lebih sesuai dengan keinginan dan kepentingan para politisi tersebut untuk memperoleh bargaining power yang lebih besar terhadap negara-negara sasaran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Bay
"Pembelian kembali saham (repurchase stock) merupakan alternatif kebijakan perusahaan dalam mendistribusikan ketebihan kasnya kepada para pemegang saham selain kebijakan kebijakan pembayaran dividend tunai. Pembelian kembali saham oleh manajemen perusahaan dilakukan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk menjaga harga saham pada taraf yang normal, memberikan signal mengenai prospek saham di masa datang dan untuk meningkatkan Earning Per Share (EPS).
Penelitian ini memiliki dua tujuan utama. Panama, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengumuman pembelian kembali saham (repurchase stock) terhadap harga saham dimana penelitian ini menggunakan sampel pengumuman pembelian kembali saham yang dilakukan oleh emiten yang listing di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun Januari 1999 - Oktober 2006. adapun reaksi harga saham diukur menggunakan metode event study melalui perhitungan average abnormal return dan cumulative average abnormal return pada periode peristiwa Kedua, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi respan pasar terhadap pengumuman pembelian kembali saham, yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham bereaksi secara positif dan signifikan pada hari t=10 yaitu pada hari dimuatnya pengumuman rencana pembelian kembali saham tersebut di surat kabar nasional dan juga reaksi positif dan signifikan juga terjadi selama periode t=0 sampai dengan t+4. hasil penelitian ini menunjukkan tentang adanya persepsi pasar yang positif terhadap peristiwa pengumuman pembelian kembali saham yang dilakukan perusahaan, serta memberikan dukungan terhadap teori signaling, free cash fowl agency theory, dimana teori-teori tersebut juga memberikan argumen adanya keuntungan yang diperoleh perusahaan jika perusahaan tersebut memberikan sinyal tentang kondisi perusahaan yang relatif baik.
Tingkat perubahan Earning Per Share perusahaan dengan pengujian secara individu terbukti secara signifikan mempengaruhi besaran CAAR yang terjadi, dengan taraf signifikansi secara statistik sebesar I persen, dan tidak terbukti signifikan pads pengujian secara bersama-sama.
Tingkat leverage perusahaan juga terbukti signifikan secara statistik dalam mempengaruhi besaran CAAR tersebut, dimana hash analisis regresi menunjukkan bahwa semakin kecil rasio leverage yang ada di perusahaan akan semakin tinggi besaran CAAR yang terjadi.
Tingkat perubahan Cash Flow terbukti mempengaruhi CAAR secara statistik dengan alpha 5 persen, dimana hash menunjukkan bahwa semakin meningkat perubahan Cash Flow akan semakin tinggi besaran CAAR yang terjadi.

Repurchase stock represents company's alternative policy in distributing its exceeding cash to stakeholders besides cash dividend payment policy. Repurchase share by company management is conducted with various purposes, such as for maintaining share normal level, issuing signal concerning share prospect in the future and for increasing Earning per Share (EPS).
This research has two main objectives. First, the purpose of this research is to recognize the influence of repurchase stock on share price where this research used the announcement of repurchase stock conducted by firms listed in Jakarta Stock Exchange during period January 1999 -- October 2006. Share price reaction was measured with using event study method through the calculation of average abnormal return and cumulative average abnormal return in event period. Second, the objective of this research is to identify what factors influencing market response on the announcement of repurchase stock, conducted with using double regression method.
This research showed that share price reacted positively and significantly in day t = 0, namely in the day of issuing announcement of repurchase stock plan in national newspaper and also positive and significant reactions were happened during period t = 0 up to t+4. The result of this research showed that there is positive market perception on the event of repurchase share announcement conducted by company as well as it gives support on signaling theory, free cash flow /agency theory, where said theories also give argument concerning the existing benefit obtained by company if said company gives signal of relatively good company condition.
Changing level of company earning per share was proved significant influencing the amount of CAAR happening with individual testing, with statistic significance level is 1 percent, and was not proved significant with together testing.
Company leverage level was also proved significant in influencing the amount of said CAAR, where the result of regression analysis showed that the more lower leverage ration existing in company, the more higher CAAR happening.
The level of Cash Flow changing was proved influencing CAAR with alpha 10 percent, where the result showed that the more higher Cash Flow change, the more higher the amount of CAAR happening.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Octavia
"Menurut Kenneth Lahn dan Anil K. Makhija dalam tulisannya yang berjudul ?EVA & MVA as Performance Measures and Signals For Strategic Change?, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan nilai buku pada laporan keuangan seperti Return on Equity (ROE), tidak dapat mengukur penciptaan nilai perusahaan. Dengan kata lain, ROE tidak dapat menggambarkan penciptaan value bagi shareholders secara eksplisit. Kondisi ini yang menyebabkan kesulitan dalam mengambil kebijakan yang dapat memuaskan manajer maupun shareholders. Di satu sisi, manajer merasa tidak mendapat insentif yang sesuai dengan kinerjanya sehingga timbul kekecewaan yang dapat memicu moral hazard. Sedangkan di sisi lain, penilaian atau persepsi yang keliru dari shareholders terhadap kinerja perusahaan dapat mengakibatkan terganggunya laju kenaikan nilai saham perusahaan.
Pengukuran kinerja yang dipercaya mampu mengatasi hal tersebut adalah Economic Value Added (EVA). EVA dianggap mampu karena EVA dapat mengukur penciptaan nilai bagi kekayaan shareholders. Manajer akan dihargai sesuai dengan kemampuannya dalam menambah penciptaan value bagi shareholders sehingga memacu manajer dalam bertindak seolah-olah sebagai shareholders untuk selalu berusaha menambah penciptaan value perusahaan. Hal ini menguntungkan shareholders dengan memperoleh return yang terus meningkat.
Hal tersebut juga didukung adanya penelitian yang dilakukan Kenneth Lehn dan Anil K. Makhija (1996) bahwa EVA berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham dengan korelasi yang lebih tinggi dibanding ROA (Return on Asset), ROE, dan ROS (Return on Sales) yang digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
Pada tesis ini dipilih industri perbankan karena perbankan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, perbankan harus sehat agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya sebagai bank seperti menghimpun dana (giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, serta tabungan); memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang; membeli; menjual atau menjamin surat-surat berharga, dan sebagainya.
Untuk mengetahui apakah, bank tersebut sehat atau tidak, maka bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi. Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi merupakan cerminan dari kinerja bank pada periode waktu yang tertera dalam laporan tersebut sedangkan bagaimana pengukuran penciptaan value bagi shareholders masih merupakan masalah karena bank masih menggunakan pengukuran kinerja yang tradisional. Oleh karena itu, EVA diyakini mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dalam thesis ini ingin menguji tiga hal. Pertama, apakah EVA perbankan yang telah go public berkorelasi dengan return sahamnya. Kedua, apakah terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Ketiga, apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Penelitian mengambil sampel pada perbankan yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode yaitu dari 1999 sampai dengan 2003. Data sekunder lainnya selain laporan keuangan yang telah diaudit adalah harga penutupan harian harga saham masing-masing perbankan dengan periode tahun yang sarna, Indeks Harga Saham Gabungan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan country risk premium.
Berkenaan dengan hal pertama, pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dengan menggunakan analisis korelasi antara EVA dengan return sahamnya. Sedangkan pengujian untuk hal kedua dan ketiga adalah dengan menggunakan Multiple Linier Regression dan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Setelah melakukan pengujian, maka didapat hasil sebagai berikut guna menjawab permasalahan dalam penelitian:
1. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya. 3/5-nya membuktikan bahwa korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya adalah negatif. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara EVA perbankan yang telah go public dengan return sahamnya, dimana korelasi tersebut adalah negatif.
2. Sebanyak 3/5 dari 5 tahun penelitian membuktikan bahwa tidak ada pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan sisanya, yaitu 2/5 membuktikan bahwa terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari ROE terhadap return sahamnya.
3. Sebanyak 2/5 dari 5 tahun penelitian menunjukan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya. Sedangkan masing-masing sisanya, yaitu 1/5-nya menunjukan bahwa EVA dan ROE tidak signifikan terhadap return sahamnya, ROE lebih signifikan dibanding EVA terhadap return sahamnya, dan EVA dan ROE sama-lama signifikan terhadap return sahamnya Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa EVA lebih signifikan dibanding ROE terhadap return sahamnya.
Hasil penelitian tersebut bukanlah sesuatu yang absolut, mengingat penelitian ini hanya menggunakan 11 bank sebagai sampel. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 11 bank yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten berkelanjutan di BEJ selama 5 periode dari 1999-2003 sesuai dengan jangka waktu pengamatan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak sampel penelitian dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Alasannya, dengan mendapatkan sampel yang lebih banyak dan jangka waktu pengamatan yang lebih panjang akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik. Kesimpulan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pihakpihak yang berkompeten.
Selain itu, industri yang dipilih untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada industri perbankan saja. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah EVA akan berkorelasi positif dengan return saham dan masing-masing perusahaan yang telah go public yang berada dalam industri yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Prakoso
"Prospek investasi saham berdasarkan syariah di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan kesadaran masyarakatnya yang sebagian besar beragama Islam. Pada dasarnya prinsip syariah adalah suatu perjanjian ataupun kontrak yang berdasarkan hukum Islam antara pemilik dana dengan peminjam dana untuk pengelolaan dana, keperluan pembiayaan usaha, atau kegiatan lain yang sesuai dengan prinsip syariah, mengandung unsur pembagian basil berdasarkan nisbah ekuivalen atau bagi basil (mudharabah).
Karp akhir ini untuk mencari faktor yang paling berpengaruh dari perubahan ekonomi makro terhadap perubahan return Jakarta Islamic Indeks dan Indeks Harga Saham Gabungan. Maka peneliti akan mencoba mencari korelasi perubahan Jakarta Islamic Indeks dan indeks Harga Saham Gabungan yang dipengaruhi oleh perubahan variabel makro ekonomi mulai tahun 2001 sampai tahun 2005.
Hasil analisa data dapat terlihat bahwa kurs dan inflasi yang terdistribusi normal sedangkan rJIJ, rihsg, rsbi dan rri2 tidak terdistribusi normal. Hasil uji satasioner dapat dilihat bahwa data return Jakarta Islamic Indeks (JII), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), inflasi, kurs, m2 adalah stasioner sedangkan rsbi (1 bulan) tidak stasioner !arena probability adalah 0.7436 lebih besar dari 0,05 maka perlu dilakukan transfonnasi first difference yaitu dari ordo 0 menjadi ordo 1.
Dan analisa data dapat dilihat bahwa inflasi dan sbi 1 bulan terdapat korelasi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0.228342, Kurs dan uang beredar (M2) juga terdapat korelasi lcbih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0.600638. Uang beredar (M2) terdapat korelasi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,098219. Hal ini menunjukan bahwa antar variabel tersebut mernpunyai korelasi positif atau terjadi multikolinieritas. Peningkatan nilai inflasi maka pemerintah akan mena&kan suku bunga untuk mengendalikan laju inflasi. Dengan adanya kenaikan suku bunga maka masyarakat akan cenderung untuk menabung daripada untuk mcmbclanjakannya sehingga uang yang beredar (M2) akan naik pula. Hal ini menunjukan bahwa antar variabel tersebut terjadi multikolinieritas. Walaupun terdapat korclasi antar variabel diatas dan signifikan, namun tetap dimasukan regresi karma salah satu penyelesaian bila terdapat korelasi antar variabel adalah dengan mendiamkan saja atau tetap memasukkan variabel tersebut ke dalam model regresi (Gujarati,2003).
Hasil uji D-W menunjukkan bahwa Jakarta Islamic Index dan Index Harga Saham Gabungan diarca tidak ada autokorelasi. Dari basil analisa berdasarkan E-views 5.0, temyata yang signifikan pada a = 5% adalah kurs dengan probability dibawah 0,05 (0.00330) untuk Jll dan probability dibawah 0,05 (0.00250) untuk IHSG. Hubungan antara return Jakarta Islamic Index dan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan variabel makro dapat dilihat dari persamaan seperti dibawah ini:
Rill = 0.0153 - 0.2999 inflasi - 0.8384 kurs + 0.7582m2 - 8.75796dsbi
RIHSG = 0.0156 - 0.2290 inflasi - 0.7454 kurs + 0.4028 m2 - 10.6913 dsbi
Analisis dilakukan dengan menggunakan Granger causality test bahwa hubungan return Jll dengan sbi terdapat pengaruh, dimana probabilitasnya di bawah 5% (Ho ditolak) hanya untuk lag 1, begitu sebaliknya antara sbi dengan return ill terdapat pengaruh, dimana probabilitasnya di bawah 5% (Ho ditolak) hanya untuk lag 1 sedangkan antara return Jll dengan variabel ekonomi makro Iainnya (kurs, inflasi, uang beredar) tidak terdapat pengaruh, dimana probabilitasnya lebih dari 5% (Ho diterima).

The prospect of investment in Islamic stock exchange in Indonesia is expected to grow due to the fact that most Indonesians arc Moslems. The basis of Islamic (Syariah) principle is an agreement or contract base on Islamic law between lender and borrower for fund management, business financing, or any other activity, which contain a profit sharing.
The purpose of this study is to find out what element in macro economics change which is the most influencing factor towards the return of Jakarta Islamic Index (JIl) and the IHSG. In this study I try to look for the correlation between the changes in .111 and II-ISG which are influents by the change in macro economic variables since the year 2001 to 2005.
We could see from the result of data analysis that exchange rate and inflation were distributed normally while 011, rihsg, rsbi, and rm2 were not distributed normally. From the stationary test we could see that the data of return .Ill, IHSG, inflation, exchange rate, m2 were stationer, while return of sbi (I month) is not stationary. The probability of rsbi was 0.7436 (more than 0.05), so it is necessary to perform first difference transformation from order 0 to order I .
Data analysis showed that correlation of inflation and sbi (I month) is 0.228342, correlation of exchange rate and m2 is 0.600638, and correlation of m2 is 0.098219, all three are larger than 0.05. The data revealed that those variables have a positive correlation or multi colinierity. With an increase of inflation rate, the government will increase the saving rate to control the inflation. Rather than spending it, people tend to save their money when the saving rate increased, which will have an effect on the m2, so there are multi colinierity for those variables. Those variables are included in the regression because the solution of correlation of variables is to leave it or to include the variables into the regression (Gujarati, 2003).
D-W test result revealed that there is no auto correlation of i l l and IHSG. E-views 5.0 analysis showed that variables which are significant at a = 5% is exchange rate, with probability less than 0.05 (Ml = 0.00330 and IHSG = 0.00250).
Formula ofill and IHSG are:
R11l = 0.0153 - 0.2999 inflation - 0.8384 exchange rate + 0.7582 m2 -- 8.7579 dsbi R1 HSG = 0.0156 - 0.229 inflation -0.7454 exchange rate + 0.4028 m2 - 10.6913 dsbi
Analysis is completed using Granger causality test which showed influence of sbi to return ill and vice versa for lag 1 (probability less than 5%, Ho rejected). There is no influence of other variables (exchange rate, inflation, m2) to return ill (probability more than 5%, Ha accepted)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjo Irianto
"Informasi Laporan keuangan perusahaan relatif sangat penting karena merupakan kunci yang mencatat aktivitas perusahaan dan sebagai kartu angka untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam aktivitas di pasar modal laporan keuangan perusahaan yang telah go public merupakan salah satu informasi yang tersedia bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. Informasi laba akuntansi (biasanya diukur dengan earning per share atau EPS) merupakan informasi yang bisa diperoleh dari laporan keuangan.
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster et all (1984) serta Bernard & Thomas (1990) diketemukan bahwa setelah laba akuntansi diumumkan harga saham cenderung terus meningkat harganya untuk saham yang mengalami kenaikan laba dan harga saham cenderung turun untuk saham yang mengalami penurunan laba. Selanjutnya Biddle dart Scow (1991), Collins dan Kothari (1989) serta Easton dan Zmijewski (1989) menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara laba akuntansi dengan harga saham adalah tingkat resiko (n), ukuran perusahaan, persisten laba, keuntungan bebas resiko (rt.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengumuman laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap perkembangan harga saham (reaksi pasar) setelah pengumuman laba akuntansi dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga sahamnya (Earnings Response Coefficient).
Periode penelitian dimulai tahun 1993 sampai dengan 1996 dengan mengambil sampel perusahaan go public yang telah terdaftar di BEJ dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dalam penelitian ini dilakukan langkah :
1. Menghitung kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga saham. Laba akuntansi dikelompokkan dalam: a) Kelompok emiten dengan berita baik yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya. b) Kelompok emiten dengan berita buruk yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya.
2. Memasukkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hubungan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga saham (ERC). Juga dilakukan uji terhadap asumsi dasar klasik untuk mendapatkan best liner unbiased estimator (BLUE) yaitu uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji homokedastisitas.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, pengumuman laba akuntansi mempunyai hubungan dengan perkembangan harga saham signifikan. Dimana kelompok kelompok saham yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami kenaikan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman dan pada kelompok saham yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami penurunan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman. Sehingga pengumuman laba akuntansi mempunyai kandungan informasi (relatif kecil) yang relevan mempengaruhi perkembangan harga sahamnya dan menyebabkan investor memperoleh abnormal return. Selanjutnya diketemukan pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga sahamnya (ERC) adalah tingkat resiko U3) yaitu berbanding terbalik, ukuran perusahaan (FS), kepemilikan investor asing (FIO) berbanding."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Octaviani
"ABSTRAK
Harga minyak yang berfluktuasi dirasakan kuat mempengaruhi perekonomian negara berkembang yang mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat informasi harga minyak menjadi penting dalam pertimbangan investor pasar modal. Penelitian ini kemudian ingin menguji apakah terdapat pengaruh berbeda dari pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil saham Indonesia dengan memperhatikan sektor, lag, size, dan threshold effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pergerakan harga minyak tidak berdampak signifikan pada imbal hasil saham namun memperlihatkan arah berbeda pada pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil tiap sektor. Untuk lag, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek lag yang signifikan meskipun hanya terjadi pada beberapa perusahaan. Kemudian terkait size, terdapat pola unik dimana semakin besar size pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil menjadi negatif signifikan. Sedangkan treshold effect belum dapat dibuktikan terjadi karena variabel threshold turnover rate tidak memiliki dampak yang signifikan dalam memisahkan pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil.

ABSTRACT
Large fluctuation of oil price have a strong influence on emerging country economy that is depend on oil as their prior energy source. Thats why oil price information become important to investor. In this research, we examine whether growth oil price have a significant impact on stock return by examining sector, lag, size, and threshold effect. We find that in general, growth oil price have no significant impact on stock return but have a different sign of influence on each sector. There is no significant lag effect although we find it significant on some firm. Then, we find a unique tren that bigger the firm size, growth of oil price give more negative significant effect on return. Last, we find no threshold effect because the turnover rate as a threshold variable have no significant effect to divide the impact of growth oil price on return."
S47458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavianingsih
"Penulisan karya akhir ini mempunyai beberapa tujuan yaitu: [1] meneliti pola intrahari rerata return, rerata volatilitas return dan rerata volume transaksi; [2] meneliti efek akhir hari; [3] meneliti secara deskriplif rerata return hari Benin; serta [4] meneliti perbedaan rerata return, rerata volatilitas return dan rerata volume transaksi antar kelompok dalam interval pengamatan 15 menit.
Pengujian dengan menggunakan data BEI sebanyak 40 saham dari 02 Januari 2006 sampai dengan 31 Juli 2006. Saham yang digunakan sebagai sampel mengikuti Ekaputra (2003) dan menggunakan interval pengamatan 15 menu.
Rerata return intrahari tertinggi terjadi pada interval 20 yang menunjukkan adanya efek akhir hari untuk semua kelompok (sesuai dengan hasil penelitian Ekaputra ,2003), rerata return pada awal hari Senin bernilai negatif untuk kelompok I, II, V (sesuai dengan hasil penelitian Ekaputra ,2003), rerata return pada awal hari Senin bernilai positif untuk kelompok III, IV (tidak sesuai dengan hasil penelitian Ekaputra ,2003), perbedaan rerata return antara interval 20 dengan interval yang lainnya signifikan terjadi pada interval 20 untuk semua kelompok berdasarkan pengujian dengan menggunakan GLM.
Rerata volatilitas return intrahari tertinggi terjadi pada interval 14 untuk kelompok 1 (tidak sesuai dengan hasil penelitian Ekaputra ,2003) dan interval 20 untuk kelompok II, III, IV, V (sesuai dengan hasil penelitian Ekaputra ,2003), perbedaan rerata volatilitas return antara interval 20 dan interval lainnya signifikan untuk semua kelompok berdasarkan pengujian dengan menggunakan GLM.
Rerata volume transaksi intrahari tcrtinggi tcrjadi pada interval 1 dan interval 20 untuk kelompok I, li, IIi (sesuai dengan hasil penclilian Ekaputra ,2003), interval 1 dan interval 14 untuk kelompok IV (tidak sesuai dengan basil penclitian Ekaputra ,2003), interval 3 untuk kelompok V (tidak sesuai dcngan hasil penelitian Ekaputra ,2003), perbedaan rerata volume transaksi antara interval 20 dan interval lainnya signifikan untuk scmua kelornpok berdasarkan pengujian dengan mcnggunakan GLM.

The objectives of this final paper are : [I] to study intraday pattern of return, volatility of return and transaction volume, [2] to observe the existence of day end effect, [3] to research descriptively averages of stocks return on Monday, [4] to test mean statistically differences of return, volatility of return and transaction volume among observation intervals.
The research uses Jakarta Stock Exchange (JSX) data for 40 stocks from January 02, 2006 to July 31, 2006. Stocks' samples for this research are as same as stocks' samples of Ekaputra (2003) and using 15 minutes of observation intervals.
The highest intraday of return happened in interval 20 that shown day-end effect for all groups ( matched with Ekaputra,2003), return in the beginning of Monday is negative for group I, II, V (matched with Ekaputra, 2003), return in the beginning of Monday is positive for group III, IV (unmatched with Ekaputra , 2003), differences of return between interval 20 and other intervals are significant for all groups based on GLM testing.
The highest intraday of volatility of return happened in interval 14 for group I (unmatched with Ekaputra, 2003) and interval 20 for group II, III, IV, V (matched with Ekaputra, 2003), differences of volatility of return between interval 20 and other intervals are significant for all groups based on GLM testing.
The highest intraday of transaction volume happened in interval 1 and interval 20 for group I, II, III (matched with Ekaputra, 2003), interval I and interval 14 for group IV (unmatched with Ekaputra, 2003), interval 3 for group V (unmatched with Ekaputra, 2003), differences of transaction volume between interval 20 and other intervals are significant for all groups based on GLM testing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khania Andini
"ABSTRAK
Salah satu sarana penting bagi calon investor untuk mengambil keputusan investasi di pasar modal adalah laporan keuangan perusahaan penerbit saham yang akan dibeli. Publikasi laporan keuangan yang mempunyai kandungan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan akan direaksi oleh para pelaku pasar. Tetapi, banyak para calon investor dan pemakai laporan keuangan lain tidak memperhatikan proses penyusunan laporan keuangan, sehingga manajemen bertindak oportunistik memicu timbulnya disfunctional behaviour berupa praktik manajemen laba (earning management) salah satunya praktik perataan laba (income smoothing). Praktik perataan laba (income smoothing) diproksikan dengan diskresioner akrual yang merupakan penggunaan keleluasaan manajemen sebagai kebijakan yang subjektif dalam memilih metode akuntansi untuk menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa ada tidaknya perbedaan reaksi pasar yang diproksikan melalui abnormal retun saham dan volatilitas saham antara :
1) perusahaan yang melakukan perataan laba (smoother) dengan yang tidak melakukan perataan laba (non-smoother);
2) antara perusahaan besar yang melakukan perataan laba (big smoother) dengan perusahaan kecil yang melakukan perataan laba (small smoother).
Populasi dari penelitian ini adalah 132 perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2006-2010. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh 75 perusahaan sebagai sampel akhir untuk setiap periodenya. Hasil penelitian menggunakan uji non-parametrik two independent samples test dengan metode Wilcoxon signed rank test menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% terdapat perbedaan reaksi pasar yang diproksikan dengan abnormal return saham antara : perusahaan yang melakukan perataan laba (smoother) dengan perusahaan yang tidak melakukan menajemen laba (non- smoother) (Z=-8,842 sign=0,0485); dan reaksi pasar yang diproksikan dengan volatilitas saham antara : perusahaan yang melakukan perataan laba (smoother) dengan perusahaan yang tidak melakukan menajemen laba (non-smoother) (Z=- 4,250 sign=0,0105). Selanjutnya, reaksi pasar yang diproksikan dengan abnormal return saham antara : perusahaan besar perata laba (Big smoother) dengan perusahaan kecil perata laba (Small Smoother) adalah berbeda dengan nilai Z Wilcoxon signed rank test sebesar -7,852 dan probabilitas signifikansi 0,032. Sedangkan reaksi pasar yang diproksikan dengan volatilitas saham antara perusahaan besar perata laba (Big smoother) dengan perusahaan kecil perata laba (Small Smoother) adalah berbeda dengan nilai Z Wilcoxon signed rank test sebesar -5.912 dan probabilitas signifikansi 0,028.

ABSTRACT
One of important factor for inventors to make investment decision in capital market is financial report. Publicly financial report which has relevant information will be reacted by market player. Many investors and other users of financial report do not pay attention to the process of publishing financial report, so it pushes the emergence of dysfunctional behaviours like earning management practices, such as income smoothing. Income smoothing is proxied by discretionary accruals as a difference of total accruals and non-discretionary accruals.
The research aims to analyze the difference of market reaction proxied by abnormal return and volatility of stock between :
1) Income smoothing companies (smoother) and non-income smoothing companies (non-smoother);
2) Income smoothing big companies (big-smoother) and Income smoothing small companies (small-smoother).
Population of this research is 132 manufactured companies listed in JSX during 2006-2010. Using purposive judgement sampling method, 75 companies were taken to become final samples for each period. The result with two independent samples test Kolmogorov-Smirnov Z (sign 5%) shows that there was a difference of market reaction proxied by abnormal return of stock between income smoothing companies (smoother) and non-income smoothing companies (non-smoother) (Z=-8,842 sign=0,0485), and either was for market reaction proxied by volatility of stock between income smoothing companies (smoother) and non-income smoothing companies (non-smoother) (Z=-4,250 sign=0,0105).
In otherwise, the result shows that there was significant difference of market reaction proxied by abnormal return of stock between income smoothing big companies (big-smoother) and income smoothing small companies (small- smoother) (Z=-7,852 sign=0,032)., and either / neither was for market reaction proxied by volatility of stock between income smoothing big companies (big- smoother) and income smoothing small companies (small-smoother) (Z=-5.912 sign=0,028)."
2013
S44702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kasus terkonfirmasi Covid-19 dan kasus kematian akibat Covid-19 terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari-Mei 2020. Dengan menggunakan metode regresi data panel, ditemukan bahwa kasus terkonfirmasi Covid-19 signifikan mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik. Sebaliknya, tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan kasus kematian akibat Covid- 19 terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik.

This study aims to explore the impact of Covid-19 confirmed cases and Covid- 19 death cases on stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies listed on Indonesia Stock Exchange in January-May 2020. Using panel data regression method, the study found that Covid-19 confirmed cases significantly affect stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies. However, there are no significant impact of Covid-19 death cases on stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikbal Akmal Khatami
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan kematian yang diakibatkan Covid-19 terhadap imbal hasil saham perusahaan pada sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan menggunakan metode regresi data panel fixed effect model, kasus Covid-19 yang dikonfirmasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat di Indonesia Namun, kematian yang diakibatkan Covid-19 justru berengaruh positif tidak signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan pada sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat di Indonesia. Hal ini karena time lag yang kurang panjang, data yang lebih fluktuaktif, dan investor di Indonesia yang masih hanya terpusat di Jawa.

This study aims to examine the effect of confirmed cases of Covid-19 and deaths caused by Covid-19 on company stock returns in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors. listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Using the fixed effect model panel data regression method, confirmed cases of Covid-19 had a significant negative effect on stock returns of companies in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors in Indonesia. Indonesia However, the deaths caused by Covid-19 actually had an insignificant positive impact on the company's stock returns in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors in Indonesia. This is because the time lag is less long, the data is more volatile, and investors in Indonesia are still only concentrated in Java."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>