Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113285 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahmy Amran
"Penelitian ini berjudul "Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard" studi kasus pada PT. Internusa Hasta Buana, menganalisa kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard, dengan tujuan mengetahui kinerja PT. Internusa diukur dari 4 aspek balanced scorecard, yaitu aspek keuangan, aspek bisnis internal, aspek pelanggan, aspek pertumbuhan dan pembelajaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, sementara jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner, wawancara, dan studi pustaka.
Adapun populasi yang dijadikan obyek penelitian adalah karyawan PT. Internusa Hasta Buana berjumlah 85 orang, pelanggan yang menggunakan jasa PT. Internusa sejumlah 1 05 perusahaan, data keuangan dari tahun 1997 - 2000. Sampel penelitian dari populasi, yaitu 50 % dari populasi tersebut, yang dipilih melalui sampling acak sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja perusahaan dilihat dari keempat aspek balanced scorecard berada pada tingkat yang memuaskan dan berdasarkan keempat aspek tersebut dapat diketahui letak kelemahan dan keunggulan perusahaan sehingga dapat melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Zulkarnain
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara iklim organisasi dan insentif terhadap produktivitas kerja tenaga pemasaran PT. Internusa Hasta Buana. Produktivitas mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan bakk secara nasional, perusahaan maupun pada level individu. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang dapat memberikan jasa dan produk secara langsung dibandingkan faktor produksi lainnya.
Penelitian ini melibatkan 59 responden yang dipilih sebagai sample dari tenaga pemasaran pada PT. Internusa Hasta Buana. Teknik pengumpulan data menggunakan Quistionaire yang diisi oleh responden sesuai dengan skala liked yang dikembangkan dalam kuesioner. Analisis data menggunakan tabulasi silang untuk menguji produktivitas ditinjau dari unsur-unsur karakteristik individu. Di samping itu analisis regresi dilakukan untuk menguji hubungan antara insentif, iklim organisasi dan produktivitas kerja.
Berdasarkan analisis data, penelitian ini menemukan bahwa insentif mempunyai hubungan yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (r0.507;p"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasser Ja`far S.
"Pengukuran Kinerja Perusahaan Asuransi Kerugian selama ini lebih banyak dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan khususnya bagi perusahaan asuransi BUMN dan anak perusahaan BUMN seperti PT Asuransi Jasaraharja Putera yang 60% sahamnya dimiliki oleh PT Jasa Raharja (Persero).
Di tengah derasnya arus dan semangat reformasi, pemerintahan kabinet reformasi mencanangkan program privatisasi, restrukturisasi, dan reorganisasi BUMN termasuk anak perusahaan BUMN. Dalam kaitan Reformasi BUMN tersebut 13 (tiga belas) perusahaan asuransi di lingkungan BUMN termasuk PT Asuransi Jasaraharja Putera, telah dilakukan 'due diligence' atau pemeriksaan keuangan secara mendalam untuk mengetahui tingkat kesehatan dan kinerja masing-masing perusahaan tersebut sebagai pertimhangan pemerintah untuk melakukan reformasi BUMN.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas sebagai pegawai PT Jasa Raharja (Persero), penulis merasa terpanggil untuk melakukan pengukuran kinerja PT Asuransi Jasaraharja Putera dengan menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif yaitu pendekatan 'Balanced Scorecard'. Dalam rangka memberikan hasil pengukuran yang dapat mempresentasikan kondisi dari perkembangan kinerja PT Asuransi Jasaraharja Putera, maka penulis melakukan penelitian untuk mengukur kinerja dalam 5 (lima) tahun terakhir, yaitu tahun 1995 s/d 1999 dengan menganalisis data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data primer, penulis mendistribusikan kuesioner kepada responden di 6 (enam) Kantor Cabang PT Asuransi Jasaraharja Putera. Sedangkan data sekunder, penulis melakukan analisa data yang diperoleh dari Kantor Pusat PT Asuransi Jasaraharja Putera.
Pengukuran kinerja dengan pendekatan 'Balanced Scorecard' yang meliputi pengukuran kinerja dari aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek proses bisnis internal, aspek pelanggan dan aspek keuangan dilakukan secara deskriptif analisis untuk mendeskripsikan bagaimana mengukur kinerja perusahaan dengan melakukan pendekatan 'Balanced Scorecard'.
Dari pengukuran kinerja dengan pendekatan 'Balanced Scorecard' tersebut diketahui bahwa secara keseluruhan PT Asuransi Jasaraharja Putera memperoleh skor 66 yang berarti mempunyai kinerja "Baik", dengan rincian : aspek pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh skor 23 dengan predikat "Baik"; aspek proses bisnis internal memperoleh skor 8 dengan predikat "Baik"; dan aspek pelanggan memperoleh skor 8 dengan predikat "Baik"; sedangkan dari aspek keuangan mendapatkan skor 27 dengan predikat "Baik Sekali"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indro Herry Mulyanto
"Setiap perusahaan untuk mampu bertahan dan dapat memantapkan posisinya di pasar, maka perusahaan harus melakukan kinerja yang baik. Kinerja yang baik berarti perusahaan dapat mengharapkan keberlangsungan untuk jangka panjang. Mengukur kinerja perusahaan bisnis secara tradisional seperti dengan ROI, ROE, ataupun profit margin, yang melihat dari sudut keuangan, maka akan mengabaikan sisi non keuangan, yang mengakibatkan seorang manajer perusahaan akan meningkatkan keuntungan dengan cara apapun, sehingga hanya berorientasi pada keuntungan sesaat. Adanya kelemahan dalam pengukuran kinerja tersebut, menuntut upaya lain sebagai tolak ukur pendekatan kinerja perusahaan. Kaplan dan Norton (1996) memberikan satu alternatif pengukuran kinerja, yaitu balanced scorecard yang melihat dari empat aspek seperti keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta belajar dan bertumbuh. Sehingga permasalahan yang diangkat adalah bagaimana kinerja PT. Sari Husada Tbk, jika diukur dengan pendekatan balanced scorecard.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja perusahaan yang selama ini telah dilakukan, dan jika menggunakan pendekatan balanced scorecard, yang akan diuraikan secara deskriptif analisis. Sedangkan analisis data, untuk data primer adalah berdasarkan rata-rata dari total indikator yang terdapat dalam setiap pertanyaan, dan untuk data sekunder dianalisis berdasarkan teknik analisis rasio.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan PT. Sari Husada Tbk dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard, yang dikombinasikan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198IKMK.016/1998 adalah dalam kategori sehat dengan kode AA yang menghasilkan skor 92,5%, di mana aspek keuangan memiliki skor 57,3%, pelanggan 9,2%, proses bisnis internal 14%, serta belajar dan bertumbuh 16%.
Untuk lebih meningkatkan kinerja PT. Sari Husada Tbk di masa yang akan datang, maka harus lebih diperhatikan aspek kepuasan karyawan, kepuasan pelanggan akan image produk, dan pelayanan purna jual."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Wijaya
"Pemerintah melalui SK Menteri Keuangan No. 826/KMK.013/1992 telah menetapkan cara melakukan pengukuran tingkat kesehatan BUMN, menurut Keputusan Menteri Keuangan ini kinerja BUMN hanya diukur berdasarkan indikator keuangan saja yaitu berdasarkan rentabilitas, likuiditas, solvabilitas dan tiga indikator tambahan lainnya. Penilaian kinerja dengan cara seperti ini dinilai oleh kalangan BUMN termasuk PT (Persero) JIEP dianggap sangat memberatkan karena BUMN selain ditugaskan mencara laba juga mengemban tugas sebagai agen pembangunan. Guna memberikan dasar pengukuran kinerja yang lebih memadai, penulis menerapkan pendekatan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja PT (Persero) JIEP. Pendekatan ini mengukur kinerja perusahaan bukan hanya dari aspek keuangan saja melainkan pula dari aspek non keuangan. Aspek non keuangan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu : aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek proses bisnis internal dan aspek pelanggan. Penelitian mengenai pengukuran kinerja PT (Persero) JIEP ini dilakukan secara deskriptif analitis untuk mendeskripsikan bagaimana mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard dan bagaimana pula cara pengukuran menurut SK Menteri Keuangan No. 826/KMK.013/1992 serta menganalisis faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya dimasa yang akan datang. Dari hasil penelitan diketahui bahwa tingkat kesehatan PT (Persero) JIEP dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard adalah berada dalam kondisi Baik dengan total skor 74 dengan perincian sebagai berikut : kinerja pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan pada saat ini berada dalam kondisi baik dengan total skor 22 sedangkan kinerja proses bisnis internal perusahaan pada saat ini berada dalam kondisi baik dengan total skor 12 dan kinerja pelanggan berada dalam kondisi baik dengan total skor 11 serta kinerja yang terakhir adalah kinerja keuangan perusahaan berada dalam kondisi sehat sekali dengan total skor 29 dan bobot nilai berdasarkan keputusan Menkeu sebesar 164,57. Untuk lebih meningkatkan kinerjanya dimasa mendatang PT (Persero) JIEP harus lebih meningkatkan kinerja khususnya pada aspek tingkat kepuasan pegawai, peningkatan sistem informasi perusahaan, peningkatan layanan purna jual dan kualitas layanan perusahaan harus lebih ditingkatkan lagi khususnya untuk penanganan masalah banjir di lingkungan kawasan, keamanan dan ketertiban, kebersihan dan kemacetan serta secara rutin melakukan evaluasi untuk mengukur kinerjanya untuk setiap aspeknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lambey, Olga
"Bertahan dan sukses dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat sekarang ini sulit, tapi berbagai cara dapat ditempuh untuk melaluinya. Salah satu cara adalah dengan memiliki tenaga kerja yang berkualitas. Karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti PT. Internusa Hasta Buana.
Berbicara tentang layanan berkualitas berarti berbicara tentang kualitas pekerjaan yang diberikan oleh karyawan yang memiliki komitmen baik pada pekerjaan maupun perusahaan. Namun begitu dalam sebuah penelitian internal di PT. Internusa Hasta Buana beberapa waktu sebelumnya ditemukan bahwa komitmen karyawan cukup rendah. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada perusahaan serta hubungan faktor-faktor tersebut dengan tingkat komitmen karyawan di PT. Internusa Hasta Buana.
Penelitian ini mengambil sampel 120 responden yang terdiri dari para manajer, koordinator, supervisor, kepala cabang serta staf PT. Intenusa Hasta Buana yang bertugas di wilayah Jabotabek.
Dengan menggunakan analisis faktor ditemukan ada enam faktor yang diidentifikasikan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan yaitu (i) kepuasan kerja karyawan, (ii) apresiasi perusahaan terhadap karyawan sebagai individu, (iii)komitmen perusahaan pada pengembangan dan pelatihan karyawan, (iv) apresiasi perusahaan atas kinerja karyawan, (v) persepsi karyawan atas kompensasi yang diberikan, dan (vi) persepsi karyawan atas evaluasi kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan PT. Internusa Hasta Buana banyak dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan. Dengan menggunakan regresi ganda stepwise (stepwise multiple regression) ditemukan,hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan komitmen karyawan. Pertama, komitmen karyawan Internusa pada perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor (i) kepuasan kerja karyawan, (ii) apresiasi perusahaan terhadap karyawan sebagai individu, dan (iii) komitmen perusahaan pada pengembangan dan pelatihan karyawan. Kedua, kesediaan karyawan Internusa untuk bekerja keras dipengaruhi oleh faktor-faktor (i) kepuasan kerja karyawan, (ii) apresiasi perusahaan terhadap karyawan sebagai individu, dan (iii) komitmen perusahaan pada pengembangan dan pelatihan karyawan. Ketiga, kemauan karyawan Internusa untuk meningkatkan kinerja demi perusahaan. dipengaruhi oleh faktor-faktor (i) apresiasi perusahaan atas kinerja karyawan dan (ii) persepsi karyawan pada kompensasi yang diberikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismadjaja Toengkagie
"Sejak beroperasinya PT. BBJ pada tanggal 15 Desember 2000 sampai dengan tahun 2004 belum ada konsep pengukuran kinerja yang menjadi pengukuran PT. BBJ. Dalam praktek selama ini setiap tahun pihak PT. BBJ menyusun Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT), sebelum dilaksanakan RKAT tersebut disampaikan terlebih dahulu kepada BAPPEPTI untuk dibahas agar BAPPEPTI sebagai Badan Pengawas dapat mengetahui program kerja yang akan dilaksanakan oleh PT. BBJ. Selanjutnya program kegiatan tersebut pada setiap akhir tahun dilaporkan kepada BAPPEPTI dalam bentuk laporan tahunan. Dalam laporan tahunan tersebut yang dilaporkan pelaksanaan kegiatan selama satu tahun termasuk laporan keuangan yang meliputi ; Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas. Sefama ini Iaporan pelaksanaan kegiatan dan laporan keuangan yang disampaikan oleh PT. BBJ digunakan oleh BAPPEBTI sebagai bahan evaluasi sampai sejauh mana perkembangan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PT. BBJ.
Walaupun sampai saat ini belum ada peraturan atau standar pengukuran kinerja terhadap industri perdagangan berjangka, namun pada kesempatan ini penulis mencoba untuk melakukan pengukuran kinerja terhadap PT. BBJ yang bergerak dalam bidang industri perdagangan berjangka dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Adapun tujuannya adalah ingin mengetahui sampai sejauh mana kinerja PT. BBJ sampai saat ini bila diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard.
Pendekatan pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini tidak hanya mengukur kinerja keuangan saja tetapi juga mengukur kinerja dari aspek non keuangan. Aspek non keuangan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu : aspek pertumbuhan dan pembelajaran, aspek bisnis internal dan aspek pelanggan.
Khusus untuk pengukuran kinerja keuangan kami menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-100/MBU/2002 Tanggal O4 Juli 2002, yang kami sesuaikan dengan lndustri Perdagangan Berjangka.
Penelitian mengenai pengukuran kinerja PT. BBJ ini dilakukan secara deskriptif analitis untuk mendeskripsikan bagaimana mengukur kinerja perusahaan dengan mengukuran pendekatan Balanced Scorecard.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kesehatan PT. BBJ dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, secara keseluruhan selama 4 tahun terakhir ini (tahun 2001 sid 2004) berada dalam kualifikasi kinerja sangat balk dengan skor 81 (delapan puluh satu) dengan perincian sebagai berikut : kinerja pertumbuhan dan pembeiajaran PT. BBJ berada daiam kualifikasi kinerfa baik dengan skor 24 (dua puluh empat), sedangkan kinerja proses bisnis intemal PT. BBJ berada pada kondisi kualltikasl balk dengan skor 12 (dua belas) dan kinerja aspek pelanggan PT. BBJ berada pada kualifikasl balk dengan skor 13 (tiga beias) dan terakhir adalah kinerja keuangan PT. BBJ berada pada kualifikasi sangat baik dengan skor 32 (tiga puluh dua).
Diharapkan dimasa yang akan datang PT. BBJ harus dapat Iebih meningkatkan kinerja yang dianggap masih kurang, khususnya aspek tingkat pendapatan perusahaan per pegawai, peningkatan inovasi, dan untuk dibidang keuangan adaiah aspek asset turn over. Sehingga dimasa-masa mendatang kinerja-kinerja tersebut minimal akan sama dengan kinerja-kinerja Iainnya.

There was no draft of company working measurement became the measurement of PT.BBJ since the Operation of PT. BBJ on 15 December 2000 until 2004. Practically, every year PT BBJ arranges Yearly Working Plan Budget (YWPB) and in advance submitted to BAPPEPTI to be considered so that BAPPEPTI, as a controller, could realize the working plan implemented by PT.BBJ. Then, the said activity program at the end the year and in the form of yearly report handed to BAPPEPTI. In the yearly report the things reported would be one year activity implementation along with financial report covering: Balance Sheet, Income Statement, Statement of Changes in Financial Position, and inflow/outtiow of cash. So far, activity implementation and financial report that submitted by PT.BBJ is used by BAPPEBTI as an evaluation of how far the development of activity implementation can be reached by PT.BBJ.
Nevertheless, there is still no rules or working measurement standardization over future trading, yet, the writer try to do the working measurement over PTBBJ operated in industrial future trading by using Balanced Scorecard Approach. The purpose would be how to realize how far PT.BBJ managed to do until the present time if measured by using Balanced Scorecard approach.
This approach is not only measure financial working but also measure the working derived from non-financial aspect. Non-financial aspect consists of 3 (three) aspects, they are : learning and growth aspect, internal business aspect and customer aspect. To specially measure financial working we apply The Decree of the Ministry of BUMN No KEP-100/MBU/2002 dated 04 July 2002 which we adjust it to lndustry of Future Trading.
This examination of the PT.BBJ working measurement is analytically and descriptively done to describe how to measure the working of company by using Balanced Scorecard approach.
By using Balanced Scorecard approach, based on the examination, it soon be realized that the healthy level of PT.BBJ for the last 4 years (2001 up to 2004) is in excellent working performance with score 81 (eighty one) and the details, as follow : the performance of PT.BBJ leaming and growth is good performance with score 24 (twenty four), mean while PT. BBJ internal business process is in the condition of good qualification with score 12 (twelve) and the working of PTBBJ customer aspect is in good qualification with score 13 (thirteen) and finally would be PT. BBJ financial working is in excellent qualification with score 32 (thirty two).
In the future PT.BBJ must be able to enhance its performance which is regarded still minimal, especially the earning level of company workers, innovation, and as for financial held shall be tum over asset aspect. So that the said working shall be minimally equivalent to the other workings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchtar Luthfi
"Era globalisasi atau pasar bebas dapat diartikan tidak ada lagi batasan antar negara dalam perdagangan, semangat kompetisi global dengan cepat merubah teknologi, menggeser demografi, gejolak ekonomi dan kondisi dinamis lainnya yang mengisyaratkan perusahaan untuk lebih adaptif dan lincah (Walker 1992:17). Termasuk penerapan AFTA berdampak pada dominasi pelayaran asing dalam arus muatan ekspor dan impor. Globalisasi merupakan mekanisme pasar yang melibatkan semua negara internasional untuk melaksanakan transaksi, konsekuensinya setiap negara harus mampu menghadapi persaingan bebas pada semua bidang termasuk usaha angkutan lewat laut agar tidak terhempas oleh keadaan. Dalam hal ini perusahaan pelayaran nasional pada umumnya dan PT. Djakarta Lloyd (Persero) pada khususnya akan dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk bangsa Indonesia.
Peranan PT. Djakarta Llyod (Persero) sebagai perusahaan pelayaran nasional (BUMN) disektor angkutan laut dalam melaksanakan kegiatannya berkompetisi dengan perusahaan pelayaran asing yang mempunyai kapal lebih canggih dan bermodal kuat. Namun demikian selalu berpedoman pada aturan bisnis serta tidak ada kemudahan-kemudahan maupun proteksi dari pemerintah, dengan demikian hasil yang dicapai akan sangat tergantung kepada kemampuan dan kemauan dari manajemen dalam meningkatkan kinerja. Selama ini pengukuran kinerja PT. Djakarta Lloyd (Persero) dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang juga telah mempertimbangkan aspek-aspek operasional dan aspek administrasi. Hal ini memang sesuai dengan beberapa ketentuan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002.
Pengukuran kinerja PT Djakarta Lloyd (Persero) menggunakan pendekatan Balanced Scorecard meliputi empat aspek yaitu pengukuran kinerja terhadap aspek pembelajaran dan pertumbuhan, aspek proses bisnis internal, aspek pelanggan serta aspek keuangan. Pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard adalah untuk mendapatkan alternatif pengukuran kinerja yang lebih baik dari yang selama ini telah dilakukan terhadap PT. Djakarta Lloyd (Persero). Pengukuran kinerja di PT. Djakarta Lloyd (Pesero) selama ini telah diwarnai dengan pendekatan Balanced Scorecard namun belum diterapkan sepenuhnya.
Dalam melakukan pengukuran kinerja ini, telah dilakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada para pimpinan, karyawan serta pelanggan PT. Djakarta Llyod (Persero), dengan total kuesioner 326. Total sampling adalah 10 % dari masing-masing jumlah populasi.
Berdasarkan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard tersebut, diketahui bahwa secara keseluruhan PT. Djakarta Lloyd (Persero) memperoleh skor 124.5 (seratus dua puluh empat koma lima) dengan rincian, aspek pembelajaran dan pertumbuhan memperoleh skor 22,5 (dua puluh dua koma lima) dengan predikat "Baik", aspek proses bisnis internal memperoleh skor 11 (sebelas) dengan predikat "Baik" dan aspek pelanggan memperoleh skor 7.5 (tujuh koma lima) dengan predikat "Baik", sedangkan aspek hasil keuangan mendapatkan skor 83.5 (delapan puluh tiga koma lima) dengan predikat "Baik Sekali".
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan ke depan, pimpinan perusahaan harus menetapkan visi dan misi PT.Djakarta Lloyd kearah yang lebih baik dan berkesinambungan, sesuai dengan tuntutan persaingan dan pemenuhan kepuasan terhadap karyawan dan pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Junaedi
"Pengukuran kinerja PT Perusahaan Gas Negara (Persero) selama ini dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dan juga telah mempertimbangkan aspek-aspek operasional dan aspek administrasi, hal ini sesuai dengan beberapa ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 7401KMK.0011989 tanggal 28 Juni 1989, Nomor : 8261KMK.01311992 tanggal 24 Juli 1992 dan Nomor : 1981KMK.01611998 tanggal 24 Maret 1998.
Pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, merupakan upaya penulis untuk membandingkan pengukuran kinerja yang selama ini telah berlaku di PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Aspek Pembelajaran dan Pertumbuhan, proses bisnis internal, pelanggan dan keuangan, merupakan aspek-aspek yang dibahas didalam penulisan tesis ini. Mengingat bahwa unsur-unsur dalam Balanced Scorecard sebagian besar telah ikut mewarnai pengukuran kinerja selama ini, oleh karena itu penulis berpendapat bahwa Balanced Scorecard telah diterapkan di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) meskipun belum sepenuhnya sempurna.
Dalil pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard tersebut diketahui bahwa secara keseluruhan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) memperoleh skor 65.5. (enampuluh lima koma lima) yang berarti mempunyai kinerja "Baik", dengan rincian : aspek pembelajaran dan pertumbuhan memperoleh skor 22.5 (duapuluh dua koma lima) dengan predikat "Baik", aspek proses bisnis internal memperoleh skor 11 (sebelas) (sebelas) dengan predikat "Baik", dan aspek pelanggan memperoleh skor 8 (delapan) dengan predikat "Baik", sedangkan dari hasil keuangan mendapatkan skor 24 (duapuluh empat) dengan predikat "Baik"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T3384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Arianto
"Iklim persaingan yang semakin ketat di Indonesia, menyebabkan perusahaan-perusahaan memerlukan suatu keunggulan dalam persaingan, untuk itu diperlukan suatu strategi yang dapat mengikuti perkembangan perekonomian dan kinerja yang baik untuk menjadi perusahaan yang efektif, efisien dan memuaskan peianggan.
Perusahaan yang efektif dan efisien diperlukan suatu sistem pengendalian manajemen yang baik. Disamping strategi yang tepat untuk mengatisipasi lingkungan yang turbulen.
Untuk mengimplementasikan sistem pengendalian manajemen, manajemen puncak sering mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian kinerja terutama untuk perusahaan yang memiliki banyak Bagian, karena dengan menggunakan penilaian kinerja yang mempunyai bobot yang sama untuk setiap Bagian akan terjadi ketimpangan dalam pemberian bobot kinerja.
Dari hasil penilaian kinerja dari setiap Bagian, maka pinak manajemen puncak dapat menyimpulkan apakah sistem pengendalian manajemen dan strategi perusahaan sudah berjalan dengan baik atau tidak.
Dengan adanya pergeseran dari maksimisasi kesejahteraan pemegang saham ke maksimisasi kesejahteraan pelanggan. Peranan laporan non keuangan menjadi makin besar dan bila laporan ini baik, dengan sendirinya laporan keuangan diharapkan juga menjadi baik.
Balanced Scorecard adalah suatu sistem yang mementingkan visi, misi dan strategi dari perusahaan dan mengimplentasikan kedalam suatu sistem pengukuran yang dilihat dari keempat perspektif { keuangan, pelanggan, Internal, belajar terus menerus) guna mencapai sasaran perusahaan.
PT. X merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. XYZ, yang bergerak dibidang jasa awal dari industri minyak, seperti Data Acquisition, Data Processing dan Wire Logging. Bentuk organisasi yang diterapkan adalah bentuk organisasi fungsional.
Pengukuran kinerja yang digunakan PT. X adalah membandingkan anggaran laba dan penjualan dengan hasil yang diperoleh. Pada saat ini, Date Acquisition, Data Processing dan Wire Logging memiliki pangsa pasar yang cukup baik dan menduduki posisi market /eacteruntuk setiap bagiannya.
Untuk mengantisipasi perkembangan perekonomian di Indonesia PT. XYZ merencanakan Go Public secepatnya, yang mana PT. X merupakan salah satu anak perusahaan yang diikut sertakan dalam Go Public. Hal ini menggambarkan kinerja yang baik dari PT. X.
Dalam melakukan pengukuran kinerja dari setiap Bagian, PT. X hanya melihat dari laporan keuangan saja, meskipun sebenarnya memiliki catatan dari laporan non keuangan untuk mengevaluasi kegiatan operasionalnya, tetapi tidak mempengaruhi hasil kinerja dari laporan keuangan untuk setiap Bagian.
Berdasarkan dari catatan-catatan yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan operasinal, maka dibuat suatu tolok ukur yang meliputi lag indicator dan lead indicator dan sasaran dari keempat perspektif Balanced Scorecard.
Seperti yang diketahui bahwa keempat perspektif memiliki hubungan timbal balik dan keterikatan yang sang erat. Balanced Scorecard dapat membuat suatu kesatuan bahasa dari misi dan strategi perusahaan tersebut untuk memuaskan pelanggan kepada karyawan. Dan juga menggambarkan hubungan sebab akibat antara outcome measures dan kendali pengukuran.
Balanced Scorecard yang baik adalah yang dapat menggabungkan antara outcome measures (lagging measures) dan kendali pengukuran (leading indicators) untuk menggambarkan strategi dari bisnis.
Para manajer dengan Balanced Scorecard dapat membuat rencana kerja yang komprehensif dengan menjabarkan tujuan-tujuan strategik perusahaan dalam bentuk beberapa himpunan tolok ukur, dan informasi yang didapat para manajer hanya difokuskan kepada keempat kelompok tolok ukur yang paling kritikal dan memberikan motivasi untuk perbaikan yang berkesinambuangan terhadap bidang-bidang yang kritikal tersebut.
Sehingga dengan bantuan balanced scorecard pihak manajemen puncak dapat mengetahui kinerja dari tiap aktivitas dengan seobjektif mungkin, mencapai tujuan, dan menentukan tindakan apa yang dilakukan dalam menghadapi persaingan yang semakin keras di era globalisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>