Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137576 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emeralda
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat hubungan antara Kepuasan Komunikasi dengan Kinerja Keryawan bagian produksi di Galangan Kapal dan pengaruh variabel kontrol fasilitas perusahaan pada kuat hubungan antar variabel.
Responden penelitian ini adalah pekerja PT. Pan United Shipyard yang terlibat Iangsung dalam proses produksi di Galangan Kapal. Pemilihan sampel berdasarkan random yang berstrata.
Pengujian terhadap reliabilitas indikator pengukuran dilakukan dengan rumus aft cronbach dan dihasilkan nilai cc berkisar 0.8.
Dari hasil penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa galangan kapal membutuhkan mekanisme penyebaran informasi sejak awal proses pengerjaan produk dan terus berlanjut hingga produk tersebut selesai dibuat.
Pada mekanisme penyebaran informasi di Galangan Kapal, masing-masing departemen atau section memiliki ciri khas dalam berkomunikasi baik secara internal departemen atau lintas departemen.
Pada umumnya yang menjadi kendala dalam mekanisme penyebaran informasi adalah ketidakjelasan informasi yang disampaikan karena bahasa atau media komunikasi yang digunakan dan kurangnya pengetahuan pekerja terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan.
Pada proses pengerjaan produk yang menjadi kendala adalah kurangnya koordinasi dalam menggunakan fasilitas di galangan kapal dan ketergantungan terhadap penyelesaian pekerjaan departemen lain.
Pada media penyampaian informasi, kebanyakan pekerja mengganggap media yang paling mudah untuk dipahami adalah dengan tulisan dan gambar kerja
Dari pengujian korelasi antara dua variabel penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang moderat antara Kepuasan Komunikasi Pekerja dengan kinerja karyawan Bagian Produksi dengan angka korelasi r = 0.5. Sedangkan pada pengujian terhadap variabel kontrol diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh Fasilitas Perusahaan terhadap kuat hubungan antara Kepuasan Komunikasi dan Kinerja Karyawan Bagian produksi.
Kelemahan penelitian ini merupakan penilaian yang dilakukan oleh karyawan terhadap hasil kerja mereka sendiri.

The Correlation of Workers' Communication Satisfaction With the Productions Department Worker's Performance at PT. Pan United Shipyard IndonesiaThis research is conducted to find out the correlation of worker's communication satisfaction with their performance. The research is conducted at PT. Pan United Shipyard Indonesia. The respondents are the workers of production department, who are involved in the process of production at the shipyard. The respondents are chosen based on stratified random method.
The measurement reliability is tested with the Alfa Cronbach. The result is a = 0.8. From the survey, the writer acknowledges that the spread of information is crucial in a shipyard. The information distribution is needed from the very beginning of the process until the final touch of the product.
Departments and sections have their own way in communicating within themselves. They also have their way of communicating with other departments or sections.
In general, the obstacles in distributing information are the vagueness of information because of the language or the ineffective medium communication, and lack of knowledge possessed by the workers about the current issues.
In the process of manufacturing a product, the crucial problems are the lack of coordination in using the facilities and the dependence of one department on others.
Most workers feel more convenient to give information in form of text and working drawing. They consider that the most understandable way of distributing the information.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T1712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ranika Mazir
"Pada tahun 2000 Garuda Indonesia menambah slogan baru perusahaan yang merupakan positioning statement perusahaan yaitu "Garuda, kini lebih baik". Dengan slogan baru tersebut Garuda berusaha untuk menciptakan tempat khusus dibenak target audience-nya. Slogan baru itu mencerminkan upaya Garuda untuk dapat meningkatkan citra perusahaan yang sempat memburuk dalam periode tertentu. Dengan slogan baru ini diharapkan dapat mempengaruhi atau "menjadi acuan konsumen untuk membeli" berkat adanya positioning statement yang mengemban misi corporate communication yaitu: "kini lebih baik". Selain itu diharapkan para karyawan Garuda mendapatkan semangat baru dan termotivasi dengan diluncurkannya slogan baru perusahaan.
Profesionalisme dan pengelolaan manajemen secara modern diterapkan oleh Garuda Indonesia untuk menunjang slogan baru perusahaan. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada "pasar", Garuda berusaha untuk memenuhi kebutuhan penumpang atau calon penumpang dengan membagi-bagi pelayanan yang meliputi layanan pada pre flight, in flight, post flight.
Kualitas pelayanan dipengaruhi, salah satunya, oleh apakah perubahan manajemen tersebut memberikan rasa nyaman kepada karyawan sehingga mereka mau mengubah performance pelayanan mereka. Untuk itu perlu diketahui bagaimana iklim organisasi pada perusahaan tersebut. R. Wayne Pace dan Don F. Faulse dalam buku mereka Komunikasi Organisasi mengutip hipotesis Kopelman, Brief da Guzzo (1989) bahwa iklim organisasi meliputi iklim komunikasi, penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dan produktivitasnya. Perubahan iklim mungkin pada gilirannya, mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.
Umumnya kegiatan komunikasi organisasi / perusahaan berada di bawah naungan Humas yang biasa menangani diantaranya: penerbitan media internal, press contanct. Walaupun demikian kerja Humas pada umumnya berkaitan dengan image building dari suatu perusahaan. Pada saat krisis biasanya kerja Humas menjadi lebih intens, karena krisis, termasuk manajemen krisis berkaitan erat dengan image building. Supaya berita dapat tersebar pada publik internal dalam suatu organisasi, dari manajemen puncak sampai lini paling bawah, perlu diterapkan sistem komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi formal yang ada. Selain itu Employee Relations sebagai bagian dari Humas perlu menangani dan banyak memperhatikan personnel policy yang merupakan dasar dari hubungan karyawan yang baik. Semua informasi tentang perusahaan, terutama tentang kebijakan dan pelaksanaannya sebagian besar dikomunikasikan melalui employee relations section.
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan sikap karyawan PT Garuda Indonesia terhadap komunikasi yang disampaikan manajemen tentang perubahan manajemen sekaligus ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap kepuasan komunisasi yang mereka miliki (sebagaimana yang diutarakan oleh Pace & Paules, 1988:165 bahwa kepuasan dalam komunikasi berarti anggota organisasi merasa nyaman dengan pesan-pesan, media, dan hubungan-hubungan dalam organisasi) penulis melakukan penelitian survei dengan mengambil sampel dengan populasi awak pesawat PT Garuda Indonesia yang terbang dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, yang bertugas pada bulan Juni 2002 pada rute penerbangan dalam negeri dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Hasil penelitian dan interpretasi data menunjukkan bahwa Pimpinan / Manajemen PT Garuda Indonesia dipandang mampu melakukan komunikasi yang baik untuk memberikan informasi perubahan manajemen kepada bawahannya, meskipun ada sejumlah kecil faktor yang dipandang belum memuaskan seperti kedalaman informasi. Kredibilitas penyampai pesan mempengaruhi kepuasan komunikasi, sehingga dalam menyampaikan komunikasi perubahan manajemen pimpinan / manajemen relatif dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas yang tinggi di mata karyawannya.
Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap karyawan terhadap komunikasi yang dilakukan pimpinan adalah positif, baik dilihat dari metode komunikasi, kedalaman komunikasi, kemauan untuk mendengar maupun kepercayaan karyawan terhadap pimpinannya. Kepuasan komunikasi karyawan terhadap informasi dan proses komunikasi yang dilakukan pimpinan / manajemen berkaitan dengan perubahan manajemen memperlihatkan hasil positif. Hasil pengujian ke dua variabel memperlihatakn adanya hubungan yang signifikan secara statistik.

Relation of Employees Behaviors to the Communication of Management Changing With Employees Communication Satisfaction (Case Study of PT Garuda Indonesia's Aircrew)By 2000 Garuda has launched new company's slogan which stands for its positioning statement i.e. "Garuda, kini lebih baik? means "to date, better Garuda". This new slogan reflects that they try to touch and motivated its audience's mind to buy. It also shows Garuda's target to develop its company's image of which was slightly not favorable for certain period.
Professional Modern Management showed by this company through its market oriented services i.e. services of: pre flight, in flight and post flight.
To explore the organizational climate, R.Wayne Pace and Don F. Faulse have written in their book "Organization Communication" that organizational climate consist of organizational communication which is important because it liaise the human resources activity and its productivities. Change of climate could affect the employees' performances as well as its productivities.
The communication organization generally supervised by Publics Relations (PR) of which handled the internal media, press contact. However, PR works for company's image building. In critical period, on management crisis situation, PR works more intense due to control its company's image building. To control the spread of the news to its internal publics in an organization, from top management to the lowest level, it is advisable that the flow of formal internal communication runs same as its formal organization chart. On the other hand, Employee Relations as part of PR should handle and care about personnel policies as the basic of good Employee Relationship. Company's information, especially anything related to policies and its implementation mostly handled by Employee Relations Section.
To know the degree of knowledge and the behavior of Garuda Indonesia's employees towards its management communication in relation of management changing as well as to know whether there are any relation with theirs communication satisfaction (as told by Pace & Faules, 1988:165 that satisfaction in communications means organization's members have the pleasure with messages, media and relations throughout organization) the writer has handled a survey with population sample i.e. the domestic aircrews of Garuda Indonesia which fly from or to Sukarno Hatta airport during June 2002 using questionnaire as the main data entries.
The result and data interpretation show that Top Management PT Garuda Indonesia has the ability to handle good communication to distribute the information of its management changing to their subordination. However there are small factors shows the un-satisfaction i.e. the depth of information. As the sender's credibility affected the communication satisfaction, the employees think that on communication of management changing by the management is trustable or has a good credibility.
Based on the research's goal can be concluded that employee behavior in relation to their top management communication is positive in field of: communication method, communication depth, and the willingness to obey or trust to their top management. Communication Satisfaction's related to information and communication process handled by top management show positive image according to the employees. Statistic's examination result related to the two variables show significant relation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 10732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bashori Imron
"Pada PT Alcarindo Prima Jakarta yang bergerak di bidan peleburan almunium, pimpinan perusahaan dan pekerja yang merupakan individu-individu dapat mewujudkan proses kerja melalui koordinasi dan kerjasama terhadap obek--objek kegiatannya, dan sekaligus merupakan objek komunikasinya. Objek kegiatan yang dimaksud adalah aspek-aspek dalam hubungan industrial meliputi Upah, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Organisasi Pekerja (SPSI), serta Kondisi Kerja.
Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif, karena permasalahan pada pola komunikasi dalam hubungan industrial sulit dikonstruksi melalui studi dengan instrumen yang ketat Informasi diperoleh melalui "pengamatan terlibat" dari perusahaan selama 8 (delapan) bulan, serta informasi hasil wawancara dengan para informan. Analisis informasi digambarkan melalui deskripsi pola komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan maupun oleh pekerja.
Aspek-aspek Upah, K3, SPSI, dan kondisi kerja yang sebelumnya dianggap sebagai sumber perbedaan dan perselisihan berubah menjadi aspek-aspek yang menjadi tujuan bersama. Pola komunikasi yang dilakukan pimpinan perusahaan mengarah pada pola komunikasi vertikal dari bawah ke atas, sehingga persepsi dan loyalitas pekerja terhadap perusahaan cepat dipahami. Pola komunikasi seperti ini semakin efektif, karena didukung penerapan pengelolaan industri yang menggunakan pendekatan hubungan manusiawi. Faktor lain yang memperkuat efektifitas tersebut adalah penampilan pimpinan perusahaan yang penuh emphati sehingga memiliki kedekatan secara fisik dan psikis kepada pekerja. Pekerja sendiri karena diperlakukan secara manusiawi dan dilindungi oleh pimpinan perusahaan, memberikan respon sense of belonging yang semakin kuat kepada perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Fildza Rafiza
"Kebisingan merupakan risiko kerja yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen, salah satu nya adalah kebisingan dari kegiatan konstruksi di galangan kapal. Galangan kapal memiliki kegiatan perbaikan dan pembuatan kapal yang dapat menimbulkan kebisingan tinggi dan terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan pendengaran pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja lapangan di galangan kapal Tanjung Priok tahun 2019. Desain studi yang digunakan adalah desain studi dengan subjek pekerja lapangan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari galangan II terdiri dari bagian produksi, fasilitas galangan, dan QHSE. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 70 responden dan 31 titik kebisingan. Hasil analisa bivariat menghasilkan hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran dengan p value 0,02, OR=5,44, dan CI 95%=1,263-23,464. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa pekerja yang terpajan kebisingan memiliki risiko 21 kali terkena gangguan pendengaran dibandingkan yang tidak terpajan setelah di kontrol variabel riwayat penyakit telinga dan usia. Temuan ini menyarankan untuk adanya pengendalian kebisingan dengan eliminasi alat kerja yang menimbulkan bising, melakukan penanaman pohon untuk mereduksi kebisingan, kontrol administrasi dengan melakukan rotasi kerja dan kegiatan edukasi pada pekerja bahaya kebisingan. 

Noise is a work risk that can cause permanent hearing loss, one of the noise is noise from construction activity in shipyard. The shipyard has repairs and shipbuilding activities that can cause high noise and are proven to have a significant relationship with hearing loss in workers. This study aimed to examine the relationship between the level of noise with a hearing impairment that occurs on field workers in the shipyard of Tanjung Priok in 2019. The study design used was a cross sectional study with a population of 164 field workers at PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari Galangan II consists of production parts, shipyard facilities, and QHSE. The number of samples is 70 respondents and 31 noise points. The result of bivariate analysis is that there is a significant relationship between noise level and hearing loss with p value 0,02, OR = 5,44, and 95% CI = 1,263-23,464. The results of multivariate analysis showed that workers exposed to noise had a 21 times risk of hearing loss compared to those who were not exposed after being controlled by age and history of ear disease. This finding suggests to control noise by eliminating work tools that cause noise, planting trees to reduce noise, control administration by carrying out work rotations and educational activities for noise hazard. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman Irsyadi
"Perubahan kebijakan pemerintah di bidang BUMN sebagai konsekuensi dari perkembangan global ternyata membawa dampak yang cukup kuat terhadap kondisi internal perusahaan, yaitu yang menyangkut iklim komunikasi dan gaya kepemimpinan. Variabel-variabel itu sangat berkaitan dengan kepuasan komunikasi karyawan perusahaan.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Huhungan iklim Komunikasi (Birokratis) dan Gaya Kepemimpinan Paternalistik dengan Kepuasan Komunikasi Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan iklim komunikasi (birokratis) dan gaya kepemimpinan paternalistik dengan kepuasan komunikasi karyawan PT Sarinah (Persero). Beberapa teori yang dipergunakan untuk membahas hal tersebut, seperti teori iklim komunikasi (Kreps, Tagiuri, Dennnis, dan Redding) dan teori gaya kepemimpinan (latter, Bass dan Avilio, Curtis, dan Sondang), pada dasarnya menyatakan bahwa iklim komunikasi yang kondusif di dalam perusahaan dan penggunaan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan perusahaan memberikan dorongan yang kuat ke arah pembentukan karakter perusahaan yang berkinerja tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei Dengan populasi karyawan Kantor Pusat perusahaan tersebut diambil sejumlah sample sebagai sumber penggalian data. Sebanyak 105 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis Korelasi Product Moment dan uji signifikasi statistik dengan menggunakan SPSS 10.00.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa baik iklim komunikasi (birokratis)' dan gaya kepemimpinan paternalistik secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Sementara itu gaya kepemimpinan paternalistik mempunyai hubungan lebih kuat dengan nilai R Korelasi Product, Moment sebesar 0,853 dibandingkan dengan nilai R Korelasi Product Moment iklim komunikasi (birokratis) sebesar 0,774 dengan kepuasan komunikasi karyawan di perusahaan tersebut. Namun demikian penelitian ini terdapat kelemahan karena hanya dilakukan secara one shot terhadap responden serta diperlukan observasi lebih lama dengan disertai wawancara mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aking
"Kendaraan bermotor merupakan salah satu industri yang saat ini memegang peranan penting dalam performa perindustrian di Indonesia. Oleh karena itu, dalam memasarkan produknya, industri kendaraan bermotor harus menjaga tingkat mutu dari produk yang dihasilkannya, sehubungan dengan tuntutan dari pihak konsumen. PT. FM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan sepeda motor. Dalam menjalankan pemasaran produknya, PT. FM menyerahkannya kepada HSO, dan HSO inilah yang berhubungan langsung dengan konsumen, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan mutu sepeda motor dari PT. FM disampaikan oleh konsumen melalui HSO. Dan PT. FM harus menjaga tingkat mutu dari produk rakitannya pada tingkat yang telah ditetapkan. Dari data-data produksi selama bulan Agustus 1999 untuk sepeda motor type KEVJ, didapatkan jenis-jenis cacat yang terjadi dan harus mengalami rework. Dengan menggunakan diagram Pareto, dapat ditentukan prioritas jenis cacat yang paling banyak terjadi, yang perlu segera dikendalikan. Kemudian dengan menggunakan Flowchart dari proses assembling dan aliran material, maka dapat diketahui dimana kemungkinan cacat-cacat itu terjadi. Dengan menggunakan diagram sebab-akibat (Cause Effect Diagram) dapat diusut penyebab terjadinya cacat tersebut, sehingga dapat segera diambil langkah-langkah perbaikan. Apabila ternyata didapatkan perbaikan pada hasil produksi perakitan yang terbukti dari turunnya jumlah cacat tersebut, maka telah terjadi peningkatan mutu pada hasil perakitan sepeda motor tersebut, karena dengan berkurangnya cacat, maka akan mengurangi rework dan secara langsung akan terjadi penghematan biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S4654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paruntu, Anastasia Shinta Melani
"ABSTRAK
Perkawinan sampai saat ini masih dianggap sebagai suatu hal yang
penting yang akan dihadapi oleh manusia dalam perjalanan kehidupannya.
Perkawinan itu sendiri memiliki makna yang tinggi secara agama maupun kultural,
terutama pada masyarakat Indonesia yang sampai saat ini sebagian besar
masyarakatnya masih menjunjung nilai-nilai Iuhur kebudayaan dan adat istiadat
ketimuran.
Pada awalnya perkawinan hanya dimaksud untuk memenuhi fungsi
reproduktif, yaitu menghasilkan dan membesarkan anak (Gertz & Stephen, 1963
dalam Skolnick & Skolnick, 1983). Namun sejalan dengan berkembangnya jaman
dengan kemajuan diberbagai bidang, berkembang pula pandangan masyarakat
tentang lembaga perkawinan. Berkurang atau hilang beberapa fungsi tradisional
dalam perkawinan membuat orang Iebih banyak memperhatikan faktor hubungan
(relationship) dalam perkawinan (McCarry, 1975).
Individu-individu yang ada dalam perkawinan tentunya juga merupakan
anggota masyarakat secara Iuas dan oleh karena itu gelala-gejala modernisasi
yang ada dalam kehidupan masyarakat secara Iuas juga mereka alami. Gejala
modernisasi yang ada ini seperti berubahnya bentuk hubungan dan tentunya juga
komunikasi yang Iebih mengarah kepada hubungan yang fungsional dan
impersonal, dimana individu-individu yang ada dalam hubungan itu sangat selektif
dalam melakukan hubungan itu serta hanya akan berhubungan dengan pihak lain
bila ternyata pihak lain tersebut memberikan keuntungan kepadanya. Karena
individu yang ada dalam perkawinan juga merupakan anggota dari masyarakat
secara Iuas maka tidaklah mustahil gejala modernisasi ini juga ikut masuk kedalam
perkawinan. Alvin Toffier (1975) mengatakan bahwa perkawinan yang tadinya
dapat menjadi sebuah peredam goncangan (shock absorber) dari gejala-gejala
modernisasi tersebut akhirnya ikut tergoncang pula.
Dengan melihat hal-hal yang telah dikemukakan di atas serta melihat
bahwa penelitian di Indonesia yang membahas masalah ini masih kurang, maka
penelitian ini ingin melihat bagaimana hubungan dari komunikasi intim dan
kepuasan perkawinan pada saat sekarang ini. Apakah masih terdapat hubungan
antara komunikasi intim dengan kepuasan perkawinan. Selain itu juga ingin dilihat
beberapa hal seperti bagaimana hubungan dari masing-masing aspek komunikasi
intim dengan kepuasan perkawinan juga aspek mana dari komunikasi intim yang
paling mempengaruhi kepuasan perkawinan. Subyek dari penelitian ini adalah
individu yang teriibat dalam hubungan perkawinan dengan usia perkawinan 1-20
tahun serta memiIiki anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
pengambilan sampling insidental dan berhasil didapatkan 57 orang subyek. Alat
pengumpulan data adalah kuesioner yang terdiri dari skala-skala yang mengukur komunikasi intim dan kepuasan perkawinan. Pengolahan data dilakukan dengan
melakukan analisis deskriptif, korelasi serta perhitungan regresi berganda.
Keseluruhan pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan program
komputer SPSS for Windows Release 6.0.
Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara komunikasi intim dengan kepuasan perkawinan. Masing-masing
aspek dari komunikasi intim juga memiliki hubungan yang signifikan dengan
kepuasan perkawinan. Aspek-aspek tersebut adalah Sharing the Self, Affirming
the Other, Becoming 'One' dan Transcending ?One'. Lebih Ianjut dilihat bahwa dari
keempat aspek yang ada pada komunikasi intim ini aspek Becoming ?One'-lah
yang paling besar dan secara signifikan memberikan sumbangan terhadap
kepuasan perkawinan.
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya alat ukur yang digunakan dapat
diperbaiki dan jumlah sampel ditingkatkan sehingga dapat dibuat sebuah norma
yang dapat melihat bagaimana komunikasi intim dan kepuasan perkawinan yang
ada sekarang."
1998
S2600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Setiawan
"Kepuasan komunikasi di dalam perusahaan merupakan suatu gambaran kondisi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi di dalam organisasi. Sementara motivasi adalah sebuah perangkat proses yang mengarahkan manusia pada perilaku-perilaku tertentu ke arah pencapaian suatu tujuan. Kedua unsur tersebut sangat penting karena dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan di dalam sebuah perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja karyawan di dalam sebuah perusahaan dengan menguji kekuatan hubungan kedua variabel tersebut. Sebagai variabel kontrol (variabel moderating), penulis menghadirkan variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik. Variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik dihadirkan dengan maksud untuk melihat apakah variabel kontrol tersebut akan mempengaruhi kekuatan hubungan antara variabel kepuasan komunikasi dengan variabel motivasi kerja karyawan, mengingat bahwa untuk menimbulkan motivasi kerja seseorang di dalam sebuah perusahaan atau organisasi unsur penghargaan ekstrinsik merupakan faktor yang sangat penting. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah para karyawan (manajer dan staf) karyawan PT. PAM Lyonnaise Jaya, yang kemudian ditarik anggota sampel sebanyak 70 orang dengan menggunakan cara acak stratifikasi tidak proporsional (non proportional stratified random sampling). Dengan menggunakan metode survai, penulis menyebarkan kuesioner kepada para responden dan untuk mempermudah pengolahannya digunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Untuk menguji hubungan kedua varibel tersebut dilakukan dengan perhitungan statistik Pearson's correlations coefficients , maka hasil SPSS yang didapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja karyawan, ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan komunikasi karyawan maka semakin tinggi pula tingkat motivasi kerjanya. Sedangkan untuk menguji kekuatan kedua variabel tersebut setelah dihadirkan variabel kontrol digunakan metode split, yaitu dengan memisahkan antara karyawan yang berpersepsi positif dan karyawan yang berpersepsi negatif terhadap penghargaan ekstrinsik. Maka hasil yang didapat adalah bahwa hubungan antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja terbukti berubah menjadi melemah setelah dikontrol oleh variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik pada kondisi positif. Walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik pada kondisi positif marnpu mempengaruhi hubungan antara variabel kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja, namun hasil itu sesungguhnya tidak akan memberikan efek yang sangat berarti terhadap hubungan variabel independen dengan variabel dependen tersebut. Karena menurut W. Lawrence Neuman, perbedaan nilai korelasi 0,2 baru dikatakan memberi efek jika dimasukkan varibel kontrol. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya motivasi di dalam diri manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal individu yang sangat kompleks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>