Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desma Eri
"Dengan terjadinya pergeseran nilai rumah sakit menjadi unit sosio-ekonomi serta makin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan berkualitas, maka pengelolaan rumah sakit termasuk rumah sakit pemerintah harus lebih mengutamakan mutu pelayanan, efisiensi, tarif yang bersaing, strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan tuntutan pasar tanpa meninggalkan fungsi sosialnya.
RSVP Persahabatan sebagai salah satu rumah sakit pemerintah melalui unit-unit layanan yang ada harus dapat menjawab tuntutan tersebut, hal ini juga berkaitan dengan rencana perubahan RSUP Persahabatan menjadi salah satu Badan Usaha berbentuk Perusahaan Jawatan.
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik, merupakan salah satu unit penunjang yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar bila dibandingkan unit penunjang lain. Namun demikian pemanfaatan Laboratorium Patologi Klinik terutama dalam tiga tahun terakhir, ternyata belum optimal bila dihubungkan dengan utilisasi alat yang masih rendah, khususnya untuk analisa urin dan kimia klinik.
Kemudian bila dibandingkan dengan beberapa rumah sakit yang ada di wilayah Jakarta Timur, pemanfaatan Lab. Patologi Klinik oleh pasien RSVP Persahabatan juga masih rendah.
Melihat rendahnya pemanfaatan ini perlu dilakukan upaya-upaya terobosan, yang langkah awalnya antara lain dengan mengetahui gambaran karakteristik dari pasien yang memanfaatkan Lab. Patologi Klinik, kebutuhan melakukan pemeriksaan, persepsi responden mengenai Laboratorium Patologi Klinik, serta faktor pendukung dalam pemanfaatan tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang pengambilan datanya dilaksanakan melalui desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 386, dengan menggunakan tabel Krejcie , dengan derajat kepercayaan 95 % .
Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperolehnya gambaran mengenai faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Lab, Patologi Klinik RSUP Persahabatan, tahun 2001.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa pemanfaatan Lab. Patologi Klinik terbesar pemanfaatan Lab. 1 - 3 kali kunjungan ( 52,3 % ), dimana 26,3 % merupakan kunjungan pertama yang belum dapat diprediksi sebagai pengunjung fanatik. Sedang usia dengan proporsi terbesar adalah kelompok usia produktif , namun dalam analisis bivariat ternyata pemanfaatannya rendah. Justru kelompok usia lebih dari 50 tahun yang pemanfaatannya tinggi.
Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mencari variabel yang paling bermakna dalam pemanfaatan Lab. Patologi Klinik, diperoleh alasan yang menyebabkan seseorang memanfaatkan fasilitas pelayanan Lab. adalah dengan alasan pemeriksaan karena keluhan pertama kali.
Dengan kondisi tersebut diusulkan upaya yang dapat dilakukan adalah dengan lebih meningkatkan unit layanan medical check up . Diusulkan juga untuk membentuk bagian pemasaran di RSUP Persahabatan.

Utilization Analysis of Installation of Clinical Pathology Laboratories at the Persahabatan Hospital , Jakarta , 2001.
In line with shift in the role of hospital from a historic charity role into socioeconomic unit and increasing in public expectation of the quality of services of public hospital as well as private one demand the hospital management to increase the quality of services, become efficient, be competitive in tariff and adopt the right marketing strategy without neglecting its social role.
The Persahabatan Hospital as one of the public hospital has to accommodate that demand through its unit of services. In connection with the changing of the Persahabatan Hospital status from public hospital into autonomous hospital require the hospital to be able to operate like private hospital in improving its efficiency and quality.
Installation of the Clinical Pathology Laboratories is one of several supporting units available in the Persahabatan Hospital that giving the highest contribution for hospital revenue. However the utilization of this unit especially within the last three years is not yet optimally in connection with utilization of hospital equipment, especially in urine analysis and clinical chemical. In compare with the same unit in other hospitals in East Jakarta Region utilization of this unit by external customer is still low.
Based on above phenomenon special effort has to be done by knowing the patient characteristic, their needs and perception and other supporting factor,
The research on this Installation of the Clinical Pathology Laboratories is a quantitative research in which the data collecting is done by cross sectional surveying. The number of sample is 386 with Confidence Interval 95 %.
The analysis methode used are univariate, bivariate and multivariate analysis to determine significancy
From this research is expected the factors related to utilization of Installation of Clinical Pathology Laboratories could be found out.
The research shows that the highest utilization of the unit is for 1 to 3 times of visit ( 52,3 % ) and significant factor among independent variables in this research is the reason for the first time sigh enquiry.
By considering this analysis result, the increasing utilization of this Laboratories could be done by offering the medical check up package for productive age group and founding marketing unit at the Persahabatan Hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1698
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Merekta
"RSUD Argamakmur adalah satu-satunya rumah sakit milik pemerintah tipe C dan merupakan rujukan bagi pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 sampai sekarang menyebabkan kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi kepada pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit semakin terbatas. Terbatasnya subsidi tersebut menyebabkan RSUD Argamakmur mengalami kesulitan dalam pengelolaan dan pembiayaan keuangannya. Instalasi laboratorium yang berfungsi sebagai penunjang medis, pendukung fungsi rujukan rumah sakit dan pusat pendapatan (revenue censer) merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang paling terkena dampak pennasalahan keuangan tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara memberikan peluang kepada RSUD Argamakmur untuk menjadi unit swadana. Berkenaan dengan itu rumah sakit diminta untuk melakukan persiapan-persiapan dimana salah satunya adalah perbaikan pola tarif. Permasalahannya adalah belum pernah dilakukan analisis biaya di Instalasi Laboratorium RSUD Argamakmur, sehingga tarif yang berlaku belum diketahui apakah sesuai dengan biaya satuan (unit cost).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pemeriksaan per jenis pemeriksaan laboratoriuan masih rendah (rata-rata 19,2%). Tarif yang berlaku saat ini lebih rendah daripada biaya satuan, dimana biaya satuan aktual rata-rata lebih tinggi 261% dan biaya satuan normatif rata-rata lebih tinggi 182% per jenis pemeriksaan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh alternatif tarif yang rasional untuk 12 jenis pemeriksaan laboratoriuin di Instalasi Laboratorium RSUD Argamakmur sebagai berikut. Pertama, alternatif tarif dengan subsidi biaya tetap (fixed cost) dan gaji, ditujukan bagi tarif pelayanan kelas III, akan terjadi peningkatan tarif rata-rata sebesar 88, 7% per jenis pemeriksaan. Kedua, alternatif tarif dengan subsidi biaya tetap (fixed cont) dan gaji dengan kebijakan subsidi silang, ditujukan bagi tarif pelayanan kelas El, I, WP, akan terjadi peningkatan tarif rata-rata sebesar 143,34% per jenis pemeriksaan dari tarif yang berlaku saat ini. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi RSUD Argamalunur untuk melakukan penyesuaian tarif di Instalasi Laboratoriumnya.

Rational Pricing Analysis For Laboratory Examination in Argamakmur General District Hospital North Bengkulu 2001Argamakmur General District Hospital is the only Government Hospital Type C and referral hospital for Region of North Bengkulu District. Since economic crisis in 1997 Government prosided only limited subsidy for health services including for hospital. Limited subsidy caused Argamakmur General District Hospital faced the difficulties to operate and support the activities. Laboratory unit with its function to support medical services, ancillary service for referral hospital and revenue center has gotten his impact due to this financial problem.
To overcome that problem the Regional Government of North Bengkulu has given the Argamakmur District Hospital an opportunity to be converted as autonomous hospital. The hospital should have preparatory activities, including price setting, The problem. is there is no cost analysis on Laboratory Unit. yet price was set up without considering the unit cost of services.
This study was an operational study using cost analysis approach for clinical laboratory examination activities in Argamakmur General District Hospital; the study used Activity Based Costing method.
The study showed that total output for each examination were still low (49,2% on average). Current price was lower than unit cost where actual unit cost was higher 262% than the price and normative unit cost was 182% higher current price. The study showed that rational pricing for 12 laboratory examinations were. as followed. First, alternative price with subsidy faced cost and salary was set up for class III wards. Therefore, average price will increase 88,72% for each examination. Secondly alternative price with subsidy for fixed cost and salary implicitly includes cross subsidy was setup for class II, I and VIP wards in general average price will increase 143,34% for each examination.
Findings of the study are expected to be implemented for Argamakmur General District Hospital to adjust the current price at laboratory unit.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Latifah
"ABSTRAK
Penularan penyakit infeksi HIV/AIDS, hepatitis B dan hepatitis C, dari
pasien ke petugas kesehatan dapat terjadi melalui kecelakaan kerja. Perilaku
petugas laboratoriun sebagai bagian dari petugas kesehatan dalam menerapkan
kewaspadaan universal merupakan salah satu faktor penting terjadinya penularan
infeksi. Petugas laboratorium yang tidak menerapkan kewaspadaan universal
berisiko lebih tinggi terpajan penyakit infeksi tersebut di tempat kerja. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan perilaku kepatuhan petugas laboratorium dalam
penerapan kewaspadaan universal dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan
dengan kepatuhan petugas laboratorium klinik dalam menerapkannya. Perilaku
kepatuhan ini dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor eksrinsik (Social
Cognitive Theory).
Penelitiani nimerupakan studi kasus yang menggunakan pendekatan
kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi sebagai metoda
pengumpulan data yang dilakukan sejak bulan Mei-Juni 2013 di rumah sakit “XY”.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepatuhan penerapan kewaspadaan
universal pada petugas laboratorium di Rumah Sakit “XY” sebagian besar masih
kurang. Faktor yang berkaitan dengan kurangnya kepatuhan petugas laboratorium
terhadap kewaspadaan universal dari faktor intrinsik adalah pengetahuan,
sedangkan dari faktor ekstrinsik adalah pelatihan dan dukungan atasan
(pengawasan, penghargaan dan sanksi).
ABSTRACT
The transmission of infectious diseases HIV/AIDS, hepatitis B and hepatitis
C from patient to health care workers can occur through accidents. Behavior of
laboratory workers as part of health workers in implementing universal
precautions as one of important factors is the infection transmission. Laboratory
workers who are not at high risk of implementing universal precautions are more
exposed to suffer infectious disease in their workplace. This study aims to explain
the compliance behavior of laboratory workers in the application of universal
precautions as well as factors associated with compliance in the clinical laboratory
workers apply. Compliance behavior can be influenced by internal factors and
eksternal factors (Social Cognitive Theory).
This research is a case study using a qualitative approachment by
conducting interviews and observations as data collection method since May-June
2013 at “XY” Hospital.
The results indicate that the application of universal precautions
compliance in laboratory workers at “XY” Hospital are still largely lacking. The
factors associated with lack of this compliance on universal precautions of
laboratory workers is knowledge (internal factor) whereas training and supervisor
support (supevision, rewards and funishment) are related to the external factors."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Rizqy Alfarisi
"Rumah sakit perlu memastikan bahwa semua peralatan laboratorium dapat mendukung diagnosa penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Keterlambatan pemeliharaan peralatan dapat menyebabkan kerugian pada pasien (layanan pasien) dan pihak rumah sakit. Sampai saat ini rumah sakit masih mengalami kesulitan dalam hal pemantauan performa peralatan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pemilihan teknologi Internet of Things untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan peralatan laboratorium. Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (F-AHP) digunakan untuk pembobotan faktor penerapan teknologi pemeliharaan dan metode Additive Ratio Assessment (ARAS) digunakan untuk membuat peringkat usulan teknologi pemeliharaan di laboratorium. Dari penelitian ini dihasilkan tiga urutan prioritas alternatif teknologi IoT pada pemeliharaan unit laboratorium di salah satu rumah sakit swasta Jakarta
Hospitals need to ensure that their critical health equipment can work at the level of work required to meet the needs of patient care, especially in laboratories that support disease diagnosis, disease healing and health recovery. The impact of backlogs in maintenance can cause harm to patients (patient services) and to the hospital. Currently the maintenance process adopted by the hospital is still experiencing difficulties in terms of monitoring equipment maintenance and execution of laboratory equipment. This study aims to design the selection of Internet of Things technology in hospital laboratory maintenance by taking into account its application factors. Literature study is carried out to determine the criteria and sub-criteria in the application of technology adoption. Then the criteria and sub-criteria were validated by five experts and 27 validated sub-criteria were obtained. Criteria, sub-criteria and proposed maintenance technology in the laboratory are further processed using the Fuzzy Analytic Hierarchy Process (F-AHP) and Additive Ratio Assessment (ARAS) methods"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrianto Trisnowibowo
"Kebijakan Rumah Sakit menjadi unit Swadana memberikan peluang bagi rumah sakit untuk menggunakan pendapatan fungsionalnya secara langsung serta mendorong peningkatan kepedulian manjemen rumah sakit terhadap efisiensi pengelolaan sumber daya yang tersedia. Laboratorium klinik adalah salah satu dari bidang penunjang medic yang disamping menyerap dana cukup besar juga memberikan kontribusi yang tidak kecil kepada rumah sakit. Sebagian besar operasional laboratorium klinik adalah untuk reagen yang berkaitan dengan jumlah pasien. Sejalan dengan tujuan kebijakan Swadana yaitu efsiensi sumber daya yang tersedia, maka diperlukan suatu informasi yang realistik dan terukur dalam perencanaan kebutuhan bahan, sehingga tujuan dapat tercapai. Salah satu cara adalah dengan menggunakan teknik peramalan yang biasa digunakan dalam bidang ekonomi dan dunia usaha.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik dan metode peramalan yang sesuai digunakan untuk memperkirakan tingkat kedatangan pengguna jasa layanan laboratorium klinik secara objektifdan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini merupakan penelitian operasional dengan analitis kuantitatif terhadap 5 jenis pemeriksaari di laboratorium klinik yaitu BTAL, Reduksi, GD, HB dan Leukosit selama periode 1992 - 1995 dengan menggunakan 6 teknik peramalan yaitu rata-rata bergerak 3 bulan dan 6 bulan, rata-rata bergerak linier 3 dan 6 bulan, regresi linier dan metode dekomposisi. Satu satunya variabel yang mempengaruhi adalah waktu dan data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dan laporan bulanan.
Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya variasi yang ditunjukkan oleh masing-masing teknik peramalan dan untuk menentukan ketepatan suatu jenis ramalan dilakukan pengujian pada hasil peramalan dengan hasil juga bervariasi. Untuk menentukan teknik yang paling sesuai dilakukan perbandingan antar masing-rnasing teknik peramalan terhadap 5 jenis pemeriksaan tersebut. Setelah mengetahui teknik yang paling sesuai dilakukan simulasi terhadap teknik tersebut pada 5 pemeriksaan diatas selama 1 tahun.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa teknik peramalan dengan dekomposisi paling sesuai bila digunakan untuk meramalkan tingkat kedatangan pengguna jasa layanan laboratorium klinik baik untuk bulanan maupun tahunan sehingga dengan diketahuinya hasil ini akan menjadi informasi yang cukup penting bagi pengambil keputusan untuk perencanaan bahan kebutuhan laboratorium klinik. Meskipun demikian methode dekomposisi masih tetap mempunyai kesalahan, oleh karena itu sebaiknya dalam membuat suatu peramalan perlu memperhitungkan confidence. interval sesuai yang diinginkan oleh peramal. Perlu juga dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan teknik peramalan lain yang mendasarkan pada pola hubungan variabel yang diramalkan dengan variabel selain waktu.

The policy to become a "swadana" hospital give hospital a chance to increase its functional income and to manage its resources efficiently. Clinical laboratories are one of the most cost intensive components of a hospital. The biggest expense is for reagen that depends on the quantity of the patients. Efficiency is the main issue in "swadana" policy. To reach efficiency, we need information that are accurate and countable, so we can predict future material needs. Forecasting is one way to get future prediction.
The objective of this research is to get a suitable method in forecasting future market. The methods have to be objective and reliable. This research is a quantitative research that was using 5 different kind of diagnostics that run at clinical laboratory, those are BTAL, Reduction, GD, HB and Leukocyte, during 1992-1995. For that purpose the writer was using 6 types of forecasting, those are 3 & 6 months moving averages, 3 & 6 months linear moving averages, linear regression and the decomposition method. The only one variable that has considerable effect is time. The data that I used are the secondary data those came from monthly reports.
The results of this study show that each of those forecasting techniques present a number of variations. I have tested the forecasting result to check the accuration of the forecast's type. To determine the most suitable technique, I have tried to make a number of comparation's between each technique on 5 kind of diagnostics. Once the most suitable technique already known, 1 have tried to make simulation on it against those diagnostics.
As summary of this study, I find that the decomposition method is the most suitable for forecasting of the people's attendance who use the clinical laboratory services in monthly or yearly. These finding will be important informations for the decision makers to set the planning of clinical Laboratory needed materials. After all the decomposition method still have an error, it will be better to consider the suitable confidence interval. I'm still considering that it is necessary to make a follow up research according to this . study, that use other forecast technique based on other variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Imanda
Jakarta: Rajawali Pers, 2022
001.4 RIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2011
542.1 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Affiyanti Sandyarani
"Human Facrors Engineering (Ergonomis) merupakan salah satu teknik dalam pendekatan Task-Based Improvemen! Techniques. Langkah awal penerapan teknik faktnr manusia ini membutuhkan suatu evaluasi kondisi lcezja. Selama ini insmnsi yang dapat malakukan evaiuasi kondisi kezja, memililci laboratorium yang berbentuk diam sehingga proses evaluasi dan analisisnya membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Untuk memudahkn iIldlBtI'i melakukan evaluasi dibutuhkan sebuah Laboratorium yang mampu untuk didatangkau ke suatu indusui (Lahoratorium Bergerak). Basis yang paling sesuai dengan Laboratorimn ini adalah mobil yang dapar mencakupi kebutuhan operasinya.
Perencanaan dan sualu Laboratorium Bergerak inilah yang menjadi fokus penuHsanmgasakhirinLdimanaperencauaantasdJutmenmlmppmencanaan inslrurnentasi dan tata Ietak. Perencanaan lnstrumentasi adalah penenman alat yang dxbutuhkan dalam pengoperasian Laboratorium Bergcrak Penenman ini dilakukan dengan cara menyeleksi kriteria evaluasi dasar yang umum dilaksanakan. Kdteria evaluasi dasar umum didapatkan melalui masukan dari laboratorimn evaluasi, badan audit, instansi pemerintah dau akademisi. Berangkat dari kritcria tersebut ditentukan alat uji dengan batasan yang telah ditentukan. Kcmudian dit?1l?l1k8.Il berapa opemtor yang diperlukan untuk melalcul-can kcgiatan evaluasi.
Perencanaan tata letak merupakan kelanjutan dari perencanaan insI1°urnentasi. Setelah didapatkan kegiatan dasamya maka perencanaan tata lefak mengrkuli alur dari proses peranczmgan taxa letak dengan penyesuaian terhadazp kebutuhan laboratorium ini. Setelah didapatkan tata letaknya dikembangkan altematif perancangan untuk melihat mana yang lebih baik untuk dipilih sebagai rencana tata Ietak Laboratorium Bergerak. Dihasilkan tiga buah altematif tata letak, dengan basis truk Isuzu tipe NKR, truk Isuzu tipe NHR, dan Mazda E2000. Terhadap ketiga alternatif tersebut lalu diadakan evaluasi berdasarkan tara letak dan faktor manusia Evaluasi dilakukan sebagai bahan pertimbangan bagi pemilih sesuai dengan kebuluhannya secara subjektii tergantung pada tujuan yang diinginkan dari orang yang berkepentingan untuk mcmilih. Pertimbangan yang didasarkan pada kebutuhan ruang kezja yang ergonomis, menyebabkan dipilihnya perencanaan tara letak dengan basis truk NKR sebagai altematif terbaik di antara ketiga alternative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardyles
"Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Diperlukan sarana pelayanan yang memadai serta terjangkau di masyarakat. Laboratorium kateterisasi merupakan salah satu sarana penting sebagai diagnostik dan intervensi, khususnya untuk PJB. Tingginya kebutuhan pelayanan unit ini menuntut utilisasi yang optimal. Utilisasi yang tidak efisien akan memperlama waktu tunggu tindakan, memperboros sumber daya, dan berpotensi pada pemburukan klinis pasien. Utilisasi adalah salah satu indikator non klinik di kamar operasi. Di laboratorium kateterisasi Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), utilisasi menjadi salah satu target indikator mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat utilisasi laboratorium kateterisasi pediatrik dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut. Dengan mengetahui utilisasi, dapat diperoleh gambaran mengenai efisiensi ruangan tersebut. Jenis penelitian ini adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif yang telah dilaksanakan pada Juni 2022. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap stakeholder yang berhubungan langsung dengan kebijakan dan implementasi unit pelayanan, sedangkan data sekunder didapatkan melalui catatan register unit, rekam medis, regulasi, dan dokumen objek penelitian lainnya berdasarkan variabel mulai prosedur pertama, jeda waktu antar tindakan, waktu selesai prosedur terakhir, dan jumlah pasien harian. Variabel tersebut juga dianalisis dari sisi Standar Prosedur Operasional (SPO), Sumber Daya Manusia (SDM), dan fasilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan angka utilisasi 81,21%, melebihi target bila diukur menurut indikator mutu RSJPDHK. Faktor-faktor yang berhubungan, antara lain jumlah prosedur harian, jenis prosedur, dan waktu selesai prosedur terakhir (p-value < 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah utilisasi unit ini masih perlu ditingkatkan dan target utilisasi 70% atau tujuh jam per hari perlu ditinjau ulang untuk ditingkatkan agar menampung jumlah prosedur yang lebih banyak dan mengurangi waktu tunggu pasien. Sebagai saran, perlu perubahan sistem pengaturan pelaksanaan tindakan, mulai dari sistem penjadwalan, jumlah dan pengelompokan prosedur harian, revisi shift kerja non medis, hingga evaluasi berkala target utilisasi ruang kateterisasi pediatrik.

Congenital heart disease (CHD) is a disease that requires special attention. Consequently, adequate facilities and affordable services for the general public are necessary. Catheterization laboratories are essential facilities in performing diagnosis and intervention, especially for CHD. The high demand for service of these units demands optimal utilization. Inefficient utilization will prolong waiting time, waste resources, and potentially worsen patients' clinical condition. Utilization is a non-clinical indicator in operating theatres. In the catheterization laboratory at Harapan Kita Heart and Vascular Hospital (RSJPDHK), utilization is one of the target indicators for service quality. This study aimed to examine the utilization of the pediatric catheterization laboratory and its related factors. By understanding its utilization, a better overview of room efficiency can be obtained. The research combined quantitative and qualitative methods and was carried out in June 2022. Primary data were obtained through in-depth interviews with relevant stakeholders who were directly related to the policy and implementation of service units. Secondary data were acquired through unit register records; medical records; regulations and research object documents; other variables based on the start of the first procedure; the time lag between procedures; the time of completion of the last procedure; and the number of daily patients. These variables were also analyzed in terms of standard operating procedures (SPO), human resources (HR), and facilities. The study results indicated a utilization rate of 81.21%, which exceeds the target based on the RSJPDHK quality indicators. The related factors included the number of daily procedures, the type of procedure, and the time of the last procedure (p-value <0.05). This study concludes that the utilization of the unit still requires further enhancement, and the utilization target of 70% or seven hours per day needs to be reviewed to accommodate a greater number of procedures and reduce patient waiting time. We suggest changes to the regulatory system for the implementation of several initiatives, including the scheduling system, the number and grouping of daily procedures, the revision of non-medical work shifts, as well as periodic evaluations of pediatric catheterization room utilization targets."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Sawitri Fachran
"Laboratorium RSUD Budhi Asih, tempat penelitian ini diadakan direncanakan untuk pindah lokasi, 200 meter dari RS lama, dimana laboratorium diharapkan tetap mampu mempertahankan jumlah kunjungan dan pendapatan seperti saat ini. Untuk itu diperlukan gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemanfaatan laboratorium di RSUD Budhi Asih Disamping itu juga dibutuhkan informasi, mengenai kemampuan Rumah tangga, corak distribusi pendapatan serta selera masyarakat konsumen laboratorium.
Desain penelitian survey analisa deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel sebanyak 384, dihitung dengan p = 0,5; CI = 95 %. Metode yang digunakan analisis univariat dan bivariat, serta stratifikasi sub kelompok, tidak dilanjutkan dengan multivariat karena tujuan penelitian ini adalah kebijakan yang diharapkan dapat langsung diterapkan untuk manajemen RS.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa pemanfaat Lab RSUD Budhi Asih terutama adalah wanita ( 75,5 %), tidak bekerja ( 66,1 %), tidak mendapatkan bantuan pembayaran jasa pelayanan ( 90,6 %), usia produktif ( 51,8 %), dengan pengeluaran keluarga Rp.501.000 - Rp.1000.000/bulan ( 77,9 %). Atas dasar analisa hubungan antara Pengeluaran Keluarga, Biaya Kesehatan, Biaya non Essensial dan Biaya non Food, kenaikan tarif ternyata masih dimungkinkan, dan upaya peningkatan pemanfaatan Lab dapat dilakukan melalui paket pemeriksaan untuk wanita usia produktif sebagai target utama.
Untuk masa yang akan datang, apabila visi RSUD Budhi Asih lama sebagai rujukan Gepeng akan dipertahankan, Pemda DKI perlu segera mewujudkan membangun RS baru dengan visi baru yang mampu melaksanakan subsidi silang kepada RS lama.

The Utilization of Laboratorium Instalation at the Budhi Asih Hospital The main purpose of the research on Laboratory Exploitation is to get information about the possibility of maintaining number of patient visits to support hospital income in the future if the hospital is moved to other location, while Quality is improved and medical fee increased.
The research objectives are to find out the factors related to the levels of Laboratory use at RSUD Budhi Asih seen simply from the point of view of users or visiting patients. Scope of research is the installation of RSUD Budhi Asih laboratory. Research design is descriptive analysis survey through cross sectional approach. Research population is all the patients visiting the RSUD Budhi Asih laboratory. Size of samples is 384 based on 0,5 level of propotion, 5 % level of precision and 95 % level of reliability, Data analysis method used is univariat and bivariat analysis . No multivariat analysis will be used since the purpose of the research is obtain a policy which can be directly applied in developing laboratory management.
Research results show that most users of RSUD Budhi Asih laboratory are women unemployed I not working, not medically insured nor financed by company, at productive age and coming from lower middle class. What has to be done is to increase the usefulness of the laboratory through women of productive age as the main objects by offering economical package which eventually increase hospital income. Yet, at the same time raise of tariff should be done carefully considering that RSUD Budhi Asih consumers are from lower middle class.
In the future, if RSUD Budhi Asih mission 1 image as GEPENG Hospital is to be maintained, the establishment of a new swadana - hospital is urgent to be able to do cross subsidy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>