Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Pudjo Irianto
"Informasi Laporan keuangan perusahaan relatif sangat penting karena merupakan kunci yang mencatat aktivitas perusahaan dan sebagai kartu angka untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam aktivitas di pasar modal laporan keuangan perusahaan yang telah go public merupakan salah satu informasi yang tersedia bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. Informasi laba akuntansi (biasanya diukur dengan earning per share atau EPS) merupakan informasi yang bisa diperoleh dari laporan keuangan.
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster et all (1984) serta Bernard & Thomas (1990) diketemukan bahwa setelah laba akuntansi diumumkan harga saham cenderung terus meningkat harganya untuk saham yang mengalami kenaikan laba dan harga saham cenderung turun untuk saham yang mengalami penurunan laba. Selanjutnya Biddle dart Scow (1991), Collins dan Kothari (1989) serta Easton dan Zmijewski (1989) menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara laba akuntansi dengan harga saham adalah tingkat resiko (n), ukuran perusahaan, persisten laba, keuntungan bebas resiko (rt.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengumuman laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap perkembangan harga saham (reaksi pasar) setelah pengumuman laba akuntansi dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga sahamnya (Earnings Response Coefficient).
Periode penelitian dimulai tahun 1993 sampai dengan 1996 dengan mengambil sampel perusahaan go public yang telah terdaftar di BEJ dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dalam penelitian ini dilakukan langkah :
1. Menghitung kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga saham. Laba akuntansi dikelompokkan dalam: a) Kelompok emiten dengan berita baik yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya. b) Kelompok emiten dengan berita buruk yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya.
2. Memasukkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hubungan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga saham (ERC). Juga dilakukan uji terhadap asumsi dasar klasik untuk mendapatkan best liner unbiased estimator (BLUE) yaitu uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji homokedastisitas.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, pengumuman laba akuntansi mempunyai hubungan dengan perkembangan harga saham signifikan. Dimana kelompok kelompok saham yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami kenaikan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman dan pada kelompok saham yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami penurunan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman. Sehingga pengumuman laba akuntansi mempunyai kandungan informasi (relatif kecil) yang relevan mempengaruhi perkembangan harga sahamnya dan menyebabkan investor memperoleh abnormal return. Selanjutnya diketemukan pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga sahamnya (ERC) adalah tingkat resiko U3) yaitu berbanding terbalik, ukuran perusahaan (FS), kepemilikan investor asing (FIO) berbanding."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tahirman
"Penelitian ini menganalisa Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan menggunakan debt ratio pada Bursa Efek Jakarta, Hal ini sangat menarik karena menurut pengamatan penulis penelitian semacam ini belum pemah dilakukan pada perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Model penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda dari tax rate (TR), variance in operating income (CVOI) dan pretax returns (PR) sebagai variabel independen dan debt ratio (DR) sebagai variabel dependen yang dinyatakan dalam persamaan debt ratio.
Ketiga variabel penelitian yaitu tax rate, variance in operating income dan pretax returns secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap debt ratio, sedangkan secara individual hanya variabel variance in operating income yang sesuai dengan hipotesa bahwa variabel variance in operating income mempunyai pengaruh negatif terhadap debt ratio.
Koefisien determinasi (R2) sebesar 9,36% (lebih kecil dan hasil penelitian di New York Stock Exchange yaitu 42%) menunjukkan bahwa variabel independen hanya mampu menjelaskan perubahan debt ratio sebesar 9,36%, yang berarti ada faktor lain yang lebih berpengaruh selain variabel yang digunakan dalam penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T9407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rustam
"Dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia, maka semakin banyak penelitian-penelitian yang dilatation khususnya dari kalangan perguraan tinggi. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengamati kebijakan dividen melalui hubungan antara rasio-rasio finansial yang secara rutin dipublikasikan terhadap perubahan dividen yang terjadi pada perusahaan-perusahaan gopublic di Bursa Efek Jakarta. Pengamatan dilakukan dari tahun 1992 sampai dengan 1996, Rasio-rasio financial yang digunakan adalah yang dianggap relevan dan terdiri atas beberapa rasio antara lain adalah dividend per share, net profit margin, earrings per share, return on equity, return on investment, retention ratio, debt to equity, current ratio, dan total assets.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan model regress linier berganda menunjukkan bahwa faktor yang paling signifikan dan konsisten adalah variabel earnings per share. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen dari peruiahaan-perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta sangat dipengaruhi oleh laba bersih yang diperoleh, sedangkan faktor-faldor yang iainnya masih bersifat temporer atau volatile; artinya dalam keadaan tertentu dapat mennpengaruhi kebijakan dividen, namun pada kesempatan yang lain dapat terjadi tidak signifikan.
Di samping itu faktor-faktor lingkungan eksternal walaupun tidak dilakukan pengujian tentunya juga sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kebijakan divider. Hal tersebut mengakibatkan hasil pengujian dapat memberikan tanda atau arah yang tidak memenuhi harapan hipotesis, terutama pada variabel perubahan return on equity yang mempunyai hubungan yang negatif terhadap perubahan dividend per share."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Fahed Ichmar Widayasa
"Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang go-public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya kenyataan bahwa kebijakan dividen menimbulkan dua efek yang saling bertentangan, dimana pembayaran dividen dalam jumlah besar akan bisa meningkatkan harga saham, tapi di lain pihak, pembayaran dividen dalam jumlah besar juga akan menurunkan harga saham karena ketergantungan kepada sumber dana eksternal semakin besar, sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah cash ratio (CR), debt to equity ratio (DER), equity to total asset ratio (ETAR), return on investment (ROI), earning per share (EPS), tingkat pertumbuhan penjualan (GS), dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh secara parsial terhadap dividend per share (DPS), dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi DPS pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta selama periode 2000 sampai dengan 2004. Hasil regresi panel data menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel earning per share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji fixed effect dan random effect pada model ini menunjukkan bahwa tidak terdapat fixed effect dan random effect pada model yang digunakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan yang digunakian dalam penelitian ini cukup efisien dan tidak bias.

Factors that affect the policy of dividend payment on public manufacturing companies listed on Jakarta Stock Exchange. The background of this research is based on the fact that dividend policy creates two opposite effects. On one side, dividend payment in gross will be able to improve the share?s market price, but on the other side, dividend payment in gross will also reduce the price because of increase in dependency on external fund sources , therefore will reduce the level of company growth.
The target of this research is to obtain knowledge on whether cash ratio (CR), debt to equity ratio (DER), equity to total asset ratio (ETAR), return on investment (ROI), earning per share (EPS), growth sales (GS), and size of company (SIZE) have effects partially on dividend per share (DPS), and which among them has the most significant influence on public manufacturing companies? DPS listed on Jakarta Stock Exchange between the year of 2000 and 2004. Panel data analysis indicates that partially only the variable of earning per share (EPS) has the significant influence. The result for fixed effect and random effect tests on this model shows that there are no fixed and random effects on applied model. Therefore it can be concluded that the equation model which is used in this research is efficient enough and not deflect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Efni
"Seorang investor akan menanamkan modal pada suatu perusahaan di Bursa Efek setelah melihat prospek perusahaan tersebut. Prospek perusahaan sangat berkaitan erat dengan keadaan perekonomian secara nasional dan internasional serta lingkungan dimana perusahaan tersebut berada. Karena keadaan perekonomian nasional dan internasional secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi return yang diharapkan dan besarnya resiko yang akan ditanggung investor. Demikian juga halnya dengan lingkungan perusahaan tentu akan mempengaruhi return dan resiko bagi investor.
Untuk mendapatkan return yang layak tidaklah lepas dari harga sekuritas itu sendiri. Harga dari sekuritas ini tentunya sudah mencerminkan resiko yang akan ditanggung oleh Investor. Karena berdasarkan model CAPM maupun market model resiko mempunyai hubungan yang positif dan linier dengan tingkat return yang diharapkan. Sedangkan pengukur resiko yang relevan adalah beta. Beta itu sendiri adalah resiko yang tidak dapat dihilangkanItau disebut juga dengan resiko sistimatis ( resiko pasar ).
Berkaitan dengan hal diatas maka dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengamati faktor - faktor yang mempengaruhi resiko sistimatis. Pada penelitian ini penulis mencoba menganalisa faktor - faktor apa yang mempunyai pengaruh terhadap resiko sistimatis ( ß ) dengan cara melihat hubungan faktor - faktor sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga, rasio-rasio keuangan dan ukuran perusahaan ( firm size ) dengan resiko sistimatis (ß ). Dalam menganalisa pengaruh faktor - faktor sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga terhadap perubahan resiko sistimatis maka pada penelitian ini menggunakan variabel ekonomi makro yaitu GDP, inflasi dan tingkat bunga yang dikaitkan dengan sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang.
Sedangkan untuk menganalisa pengaruh rasio - rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis digunakan rasio-rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio-rasio pasar modal. Dan untuk menganalisa pengaruhi ukuran perusahaan ( firm size ) terhadap perubahan resiko sistimatis digunakan total aktiva untuk menentukan ukuran perusahaan. Adapun periode pengamatan yang dilakukan adalah mulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1997.
Didalam menganalisa pengaruh senstivitas penjualan akibat perubahan GDP, sensitivitas total biaya akibat perubahan inflasi dan total hutang akibat perubahan tingkat bunga dari individu perusahaan terhadap perubahan resiko sistimatis maka analisa dilakukan terhadap seluruh perusahaan yang menjadi sampel tanpa membedakan ukuran perusahaannya. Maka hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa R2 ( koefisien determinasi) yang sangat kecil yaitu 0.02931 ( 2.93%) sedangkan nilai F sebesar 1.0064 dengan level signifikan 0.3933 (tidak signifikan ). Sedangkan berdasarkan uji t statistik ketiga variabel sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga dari perusahaan juga tidak signifikan, meskipun dengan membedakan analisa berdasarkan ukuran perusahaan ( firm size ) yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Untuk analisa terhadap perusahaan besar R2 (koefisien determinasi ) sebesar 0,0465 sedangkan nilai F sebesar 0.5364 denlgan level signifikan 0.6606. Bila dilihat dari nilai Fnya berarti secara bersama-sama sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan resiko sistimatis. Demikian halnya dengan uji t dimana secara individu sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis pada level 10%.
Walau hasil pengujian tanda ketiga variabel tersebut tidak semuanya sesuai dengan yang diharapkan yaitu tingkat bunga yang mempunyai tanda negatif. Untuk pengujian perusahaan kecil menghasilkan R2 sebesar 0.02166 dan nilai F sebesar 0.43537 dengan level signifikan sebesar 0.7285 berarti ketiga variabel sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga secara bersama sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada level 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tanda koefisien regresi ketiga variabel tersebut tidak sesuai dengan harapan yaitu sensitivitas penjualan akibat perubahan GDP mempunyai tanda negatif.
Untuk menganalisa pengaruh rasio- rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis maka pada penelitian ini jugs dibedakan atas analisa pengaruh faktor-faktor rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis untuk keseluruhan, perusahaan yang diambil sebagai sampel tanpa membedakan ukuran perusahaan ( firm size ).
Maka berdasarkan hasil regresi linier berganda didapat R2 sebesar 0.62150 dan nilai F sebesar 17.8570 dengan level signifikan sebesar 0.0000. Hal ini berarti secara bersama - sama variabel rasio keuangan yaitu Current Ratio ( CR ), Debt Equity Ratio ( DER ), Gross Profit Margin (GPM ), Long Tenn. Debt to Equity Ratio ( LDE ), Operating Profit Margin (OPM ), Price Earning Ratio ( PER) , Dividend Yield ( DY ) dan rata rata Total Aktiva ( ATA). Sedangkan berdasarkan uji t maka 7 variabel dari 8 rasio keuangan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis yaitu CR, DER, GPM, LDE, OPM, PER dan ATA. Sedangkan berdasarkan hasil regresi tersebut ternyata ada beberapa variabel yang tandanya tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu ATA, CR, LDE, OPM dan DY.
Sedangkan membedakan perusahaan yang menjadi sampel berdasarkan ukuran perusahaan ( firm size ), maka rasio - rasio keuangan yang mempengaruhi perubahan resiko sistimatis juga berbeda. Untuk perusahaan besar rasio keuangan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis yaitu Current Ratio ( CR ), Debt Ratio ( DR ), Gross Profit Margin(GPM ), Inventory Turn Over (ITO ) dan Operating Profit Margin ( GPM) dan variabel yang tidak signifikan yaitu Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS ). Sedang berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh R2 sebesar 0.3252 dan nilai F sebesar 2.0403 dengan level signifikan sebesar 0.0825 (signifikan pada level 10 %). Sedangkan tanda koefisien regresi yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu CR, DR, GPM, ITO dan OPM.
Sedang pada Perusahaan Kecil berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh R2 sebesar 0.4671 dan nilai F sebesar 6.1357 dengan level signifikan sebesar 0.000. Hal ini berarti bahwa secara bersama - sama rasio keuangan yaitu Account Receivable Turn Over ( ARTO ), Dividend Yield ( DY ), Long Term Debt to Total Asset ( LTDA ), Net Profit Margin (NPM ), Price Book Value ( PBV ), Total Asset Turn Over ( TAS ), Inventory Turn Over ( ITO ), dan Operating Profit Margin ( OPM ) mempunyai kontribusi terhadap perubahan resiko sistimatis. Berdasarkan uji t maka dari 8 variabel rasio keuangan diatas hanya 6 variabel saja yang mempunyai pengaruh yang signifikan yaitu ARTO, DY, LTDA, NPM, PBV dan TAS. Sedangkan tanda koefisien regresi yang dihasilkan yang sesuai dengan yang diharapkan adalah ARTO, LTDA, NPM, dan ITO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan
"Aktivitas pasar modal sebagai salah satu potensi perekonomian nasional semakin menampakkan peranannya dalam penumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta di pasar modal merupakan kekuatan nasional yang berperan sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Harga saham-saham di bursa selalu berfluktuasi, dapat bergerak naik atau turun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar menawar. Bursa saham menggolongkan perubahan harga saham dalam dua kategori yaitu persentase perubahan harga saham tertinggi tergolong dalam kategori perusahaan top gainer dan persentase perubahan harga saham terendah tergolong dalam kategori top looser. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. Dalam penelitian ini, membahas tingkat profitabilitas, debt to assets ratio, debt to equity ratio, kepemilikan saham asing, segmen usaha, dan umur perusahaan mempengaruhi terhadap perubahan harga saham pada perusahaan kategori top gainer dan top looser.
Hasil penelitian dengan menggunakan Multiple Regression menunjukan bahwa profitabilitas, debt to assets ratio, debt to equity ratio, kepemilikan saham asing, segmen usaha, dan umur tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan kategori top loose. Berbeda pada kategori top gainer dimana kepemilikan saham asing memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham sementara profitabilitas, debt to assets ratio, debt to equity ratio segmen usaha, dan umur kepemilikan saham asing tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham.
Berdasarkan hasil pengujian rata-rata dengan menggunakan independent t test menunjukan bahwa rata-rata DAR, segmen usaha, dan umur perusahaan kategori top gainer lebih besar dibandingkan top looser. Sedangkan rata-rata profitabilitas, DER, dan kepemilikan saham perusahaan kategori top gainer lebih rendah dibandingkan top looser, dengan hasil statistik yang menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atas rata-rata profitabilitas, DAR, DER, kepemilikan saham dan segmen antara perusahaan top gainer dan top looser. Sedangkan terdapat perbedaan pada rata-rata umur antara perusahaan top gainer dan top loose."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Aktivitas Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengalami periode "booming? pada tahun 1989 dan 1990 setelah Pemerintah mengeluarkan serangkaian paket kebijaksanaan. Bursa Efek Jakarta menunjukkan gejala kelesuan pada tahun 1991 dan 1992, keadaan ini ditandai dengan turunnya Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) dan Volume Perdagangan Sahara, meskipun jumlah perusahaan yang go-public bertambah banyak. Dan pada tahun 1993, 1994 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai naik secara perlahan,ini berpengaruh pada pendapatan saham secara keseluruhan di Pasar, hal ini tentunya juga mempunyai pengaruh terhadap resiko investasi saham di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perusahaan Asuransi General di BEJ dilihat secara makro yaitu variabel-variabel pertumbuhan Ekonomi, tingkat bunga deposito, inflasi, Nilai tukar kurs US $ terhadap rupiah secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko sistimatis. Sedangkan secara partial pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga deposito, inflasi dan nilai tukar kurs US$ terhadap rupiah mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko sistimatis. Secara mikro yaitu variabel-variabel struktur modal, operating leverage, ukuran perusahaan, tingkat likuiditas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko tidak sistimatis. Secara partial struktur modal, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko tidak sistimatis, sedangkan operating leverage tidak mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap resiko tidak sistimatis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhasril
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang faktor - faktor apa yang mempengaruhi dan berhubungan dengan pilihan struktur modal pada perusahaan yang masuk kedalam industeri farmasi dan ingin juga mengetahui apakah faktor-faktor tersebut baik secara individual maupun secara bersama-sama mempengaruhi struktur modal. Dan hasil analisis faktor yang dilakukan secara bertahap, yang lolos hanya variabel Return On Investment (R.OI), Fixed asset ratio, dan Dividend PayOut Ratio (devidend POR). Dari hasil analisis regresi linear berganda, hanya variabel R01 dan variabel fixed asset ratio yang terbukti mempengaruhi secara negatif dan berhubungan dengan struktur modal atau konsisten dengan hipotesis yang diajukan, sedangkan variabel dividend POR tidak terbukti mempengaruhi struktur modal, walaupun arahnya sesuai dengan hipotesisnya. Dan hasil uji F, seeara bersama - sama ketiga variabel tersebut mempengaruhi struktur modal dengan kemampuannya untuk menjelaskan variasi perubahan struktur modalnya sebesar 68.7 %.

The purpose of this research is to identify the factors that influenced and connected with capital structure option at pharmacy industry company, and to identify the effect of these factors at capital structures, individually and simultaneously. From the factors analysis performed is several phases, only Return On Investment (RQI), fixed asset ratio, and dividend Pay Out Ratio (dividend POR) variables that proven. From multiple linear regression analysis, only RQI and fixed asset ratio variables that proven influenced the capital structure or consistent with the propose hypothesis. As for the dividend POR was not proven influenced the capital structure, even though the direction was linear with the hypothesis. From F test, simultaneously, these three variables influenced the capital structure with the capability to exlain the capital structure transformation variace 68.7 %."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>