Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
M. Iqbal BIn Widjisaksono
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) secara oral terhadap populasi sel-sel spermatogonia A dan spermatosit primer Pakhiten mencit (Mus musculus L.) strain AJ. Dalam penelitian ini digunakan tiga kelompok mencit, kelompok kelola tanpa perlakuan (K); kelompok kelola yang dicekok dengan pelarut (minyak goreng) sebanyak 0,2 ml/ekor/hari selama 35 hari (M); dan kelompok kelola yang dicekok dengan akstrak kembang sepatu dengan dosis 711 mg/kg berat badan/0,2 ml/hari selama 35 hari (E). Sehari setelah pencekokan berakhir semua kelompok mencit ditimbang, kemudian dibius dengan eter sampai mati.
Perhitungan dengan anava satu arah terhadap pola acak lengkap berblok pada p = 0,01 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kembang sepatu secara oral mengakibatkan adanya penurunan yang sangat berarti terhadap populasi spermatogonia A dan spermatosit primer P. Selain itu, terlihat juga adanya penurunan yang sangat berarti terhadap berat badan mencit. Untuk berat testis dan diameter tubulus seminiferus tidak terlihat adanya hal tersebut di atas. Diduga ekstrak kembang sepatu menghambat proses spermatogenesis malalui poros hipotalamus - hipofisis anterior - testis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Supriyatni
"ABSTRAK
Dari penelitian yang dilakukan oleh Kholkute (1977), diketahui bahwa pemberian ekstrak benzena bunga Hibiscus rosa-sinensis L. pada tikus jantan selama 30, 45, dan 60 hari berturut-turut dengan dosis 250 mg/kg berat badan/hari mempengaruhi proses spermatogenesis dan fungsi endokrin testis tikus. Pada penelitian ini ekstrak benzena bunga tersebut dicobakan pada mencit (Mus musculus L.) jantan strain LMR untuk dilihat pengaruhnya terhadap jumlah dan viabilitas spermatozoa hewan tersebut. Mencit percobaan dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberi ekstrak bunga H. rosa-sinensis L. dengan cara dicekok dengan dosis 713 mg/kg berat badan/hari selama 21 hari berturut turut (E), sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang diberi perlakuan minyak kacang setiap hari selama 21 hari berturut-turut (K1), dan kelompok ketiga adalah kelompok kontrol tanpa perlakuan (K2). Dua puluh empat jam setelah pencekokan terakhir, semua kelompok mencit ditimbang dan kemudian dibius sampai mati. Setelah itu mencit dibedah dan dipotong sepasang organ vas deferensnya mulai dari bagian kauda epididimis sampai bagian ampula. Kamudian untuk mengeluarkan spermatozoanya, salah satu ujung vas deferens dijepit dengan menggunakan pinset halus dan dengan menggunakan pinset halus lainnya dilakukan penekanan sepanjang saluran vas deferens secara hati-hati selama beberapa kali. Spermatozoa yang keluar ditampung pada lempeng uji yang berisi larutan NaCl 0,9%. Selanjutnya dengan menjepit ujung vas deferens lainnya, dilakukan hal yang sama seperti semula. Spermatozoa tersebut kemudian diperiksa secara mikroskopik untuk dihitung jumlah dan viabilitasnya. Hasil perhitungan anva satu faktor memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak benzena bunga Hibiscus rosa-sinensis L. dengan dosis 713 mg/kg berat badan/hari selama 21 hari berturut-turut tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap jumlah dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus nusculus L.) strain LMR pada taraf kepercayaan 95%. Selain itu, pemberian ekstrak bunga tersebut juga tidak manunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap berat badan mencit pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan, tidak ada pengaruh pemberian ekstrak benzena bunga H. rosa-sinensis L. dengan dosis 713 mg/kg berat badan/hari selama 21 hari berturut-turut terhadap jumlah dan viabilitas spermatozoa mencit (Mus nusculus L.) strain LMR. Diduga, tidak adanya pengaruh pemberian ekstrak tersebut di atas terutama disebabkan oleh dosis pemberian yang masih kurang dan waktu pemberian yang lebih singkat jika dibandingkan dengan dosis dan waktu pemberian pda penelitian Kholkute (1977)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarinah
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak cairan perasan (juice) buah paria terhadap kesuburan mencit jantan strain AJ. Pemberian ekstrak dilakukan pada dosis 800 mg/kg beret badan (bb), 900 mg/kg bb, dan 1000 mg/kg bb selama 40 hari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (PAL) dengan variasi dosis perlakuan sebanyak 5 perlakuan yaitu dosis 800 mg, 900 mg, 1000 mg, kontrol dengan perlakuan, dan kontrol tanpa perlakuan. Ekstrak buah paria diperoleh dengan cara penguapan cairan perasan (juice) buah paria menggunakan penangas air bersuhu 50°C. Selanjutnya dibuat dosis ekstrak 804 mg, 900 mg, dan 1000 mg dalam akuabides. Ekstrak diberikan pada mencit secara oral menggunakan spuit khusus sebanyak 0,5 ml.
Setelah pemberian ekstrak dilakukan selama 40 hari, mencit-mencit dikawinkan dengan mencit betina untuk menilai parameter jumlah anak yang dilahirkan. Setelah lima hari dicampur, mencit jantan perlakuan dikorbankan untuk menilai beberapa parameter kesuburan antara lain:
a. Berat testis
b. Konsentrasi spermatozoa vas deferensr
c. Populasi sel-sel spermatogenik pada tahap VII siklus epitel seminiferus, yaitu :
- Spermatogonia A
- Spermatosit preleptoten
- Spermatosit primer pakhiten
- Spermatid
d. Diameter tubulus seminiferus tahap VII siklus epitel semin iferus, dan sebagai data tambahari berat badan mencit setelah perlakuan.
Hasil yang diperoleh dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ekstrak juice buah paria yang diberikan pada mencit drreis 000 mg, 900 mg, dan 1000 mg selama 40 hari tidak berpengaruh terhadap :
a. Berat testis
b. Jumlah spermatogonia A, spermatosit preleptoten, dan jumlah spermatosit primer pakhiten.
c. Ukuran diameter tubules seminiferus
d. Jumlah anak
2. Ekstrak juice buah peria yang diberikan pads mencit berpengaruh terhadap:
a. Konsentrasi spermatozoa vas deferens. Dosis 900 mg dan 1000 mg berpengaruh bermakna dibandingkan dengan kontrol.
b. Jumlah spermatid. Dosis 800 mg, 900 mg, dan 1000 mg berpengaruh sangat bermakna, dan an tar ketiga dosis tersebut terdapat perbedaan bermakna."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Asmarinah
"Huang lingkup dan Cara penelitian: Pria merupakan fokus baru untuk program Keluarga Berencana (KB). Salah satu strategi penelitian WHO untuk mencari dan mengembangkan metode kontrasepsi pria yang aman, efektif dan reversibel adalah mengembangkan metode kontrasepsi pria melalui bahan/zat dari tanaman. Produk tanaman yang diharapkan dapat menjadi bahan kontrasepsi pria adalah buah paria (Hoiordica charantia L.), yang telah diketahui mengandung zat sitotoksik atau sitostatik. Dari beberapa penelitian diketabui bahwa ekstrak buah paria dapat menurunkan kesuburan individu jantan.
Beberapa penelitian terdahulu inenggunakan ekstrak alkohol 95 % dari buah paria. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak cairan perasan (juice) buah paria terhadap kesuburan mencit jantan. Pemberian ekstrak secara oral selama 40 hari dilakukan pada dosis 800 mg/kg bb, 900 mg/kg bb, 1000 mg/kg bb yang diberikan satu kali sehari, dan juga diberikan dua kali sehari, sehingga dosisnya menjadi kelipatan dosis yang diberikan satu kali sehari. Setelah perlakuan selesai dilakukan pengambilan data parameter kesuburan, antara lain berat testis, konsentrasi spermatozoa, jumlah sel-sel spermatogenik (spermatogonia A, spermatosit preleptoten, spermatosit pakhiten, spermatid), diameter tubulus seminiferus, jumlah anak dan berat badan mencit sebagai data pelengkap.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak juice buah paria pada semua dosis perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh terhadap berat testis, jumlah spermatogonia A, jumlah spermatosit preleptoten, ukuran diameter tubulus seminiferus, jumlah anak dan berat badan mencit. Dosis ekstrak mulai dari dosis 900 mg/kb bb berpengaruh bermakna terhadap konsentrasi spermatozoa. Sedangkan dosis mulai dari 80O mg/ kg bb berpengaruh bermakna terhadap jumlah spermatosit pakhiten dan spermatid. Antar semua dosis perlakuan berbeda bermakna terhadap jumlah spermatid."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ari Pujianto
"Dalam rangka mencari altematif kontrasepsi untuk pria, telah dilakukan berbagai penelitian mengenai tanaman-tanaman yang diduga mengandung zat-zat antifertilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak cairan perasan (juice) buah paria (Momordica charantia L) terhadap kesuburan dan kadar hormon testosteron dalam darah mencit jantan strain AJ. Pemberian ekstrak dilakukan dengan dosis 800 mg/ml, 900 mg/ml, dan 1000 mg/ml selama 40 hari.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 5 macam perlakuan yakni dosis 800 mg/ml, 900 mg/ml, 1000 mg/ml, kontrol dengan perlakuan, dan kontrol tanpa perlakuan, dan masing-masing perlakuan dengan 6 kali ulangan.
Ekstrak buah paria diperoleh dengan cara penguapan cairan perasan (juice) buah paria menggunakan penangas air bersuhu 50 ° C. Kemudian dibuat dosis ekstrak 800 mg, 900 mg, dan 1000 mg dalam aquabides. Cairan ekstrak diberikan pada mencit secara oral dengan menggunakan spuit khusus sebanyak ± 0,5 ml dua kali sehari (pagi dan sore) selama 40 hari.
Setelah masa pemberian selesai mencit dikawinkan dengan betina dewasa fertil untuk mengetahui jumlah anak yang dilahirkan. Setelah 5 hari dicampur dengan betina, mencit dikorbankan untuk meniiai beberapa parameter kesuburan dan kadar hormon testosteron dalam darah. Parameter kesuburan yang diteliti antara lain :
A. Jumlah anak
B. Konsentrasi spermatozoa vas deferens
C. Jumlah sel-sel spermatogenik yakni :
1. Spermatogonium
2. Spermatosit preleptoten
3. Spermatosit primer pakhiten
4. Spermatid"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Purwita Larasati
"Penyuntikan koabinasi northistero,n enanthat dan testosteron enanthat dosis -tunggal ('long-acting') ditujukan untuk menurunkan kesub'uran mencit (Mus musculus L.) jantan strain AJ tanpa, raempengaruhi perilaku seksualnya (potensi seks dan libido). Parameter kesuburan yang di.ukur adalah jumlah sper matozoa total, .'persentase spermatozoa motil, dan jumlah anak. Kelompok.eksperimen disuntik intramuskular dengan kombinasi 0,1 mg/0,1 ml/ berat badan rata-rata northisteron enan that dan 0,125 mg/Ojl ml/berat badan ratar-raba testos teron. n enanthat. Kbiompok kelola I disuntik dengan kombinasi 0,1 ml ' pelarut northisteron enanthat dan 0,,1 ml .pelarut testosteron enanthat, sedangkan kelompok kelola II tidak diheri perlakuan.. Hasil perhitungaH ANAVA acak lengkap berblok menunjukkan tidak ada pengaruh perlakuan terhadap j'umlah spermatozoa total dan-persentase spermatozoa motil pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kedua kelompok kelola. Hasil uji Kruskal- Wallis menunjukkan tidak ada pengaruh perlakuan terhadap jumlah anak pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kedua ke lompok kelola. Kesimpulan, penyuntikan kombinasi northisteron enanthat dan testosteron enanthat dosis tunggal, setelah jangka waktu. if5 hari, tidak menurunkan kesuburan mencit (Mus musculus L.) Jantan strain AJ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivalda Jhoneta
"Studi morfologi dan ukuran nanopartikel Cu2O menjadi topik menarik untuk diteliti karena memiliki pengaruh terhadap fungsi dan aplikasinya. Nanopartikel Cu2O berhasil disintesis dengan variasi konsentrasi saponin (100 ppm, 500 ppm dan 1000 ppm), menggunakan NaOH sebagai sumber basa dan NH2OH.HCl sebagai agen pereduksi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh biosrufaktan saponin ekstrak daun kembang sepatu (Hisbiscus rosa sinensis L) terhadap morfologi dan ukuran nanopartikel Cu2O. Sintesis nanopartikel Cu2O juga dilakukan tanpa penambahan esktrak saponin ditujukan sebagai pembanding. Hasil sintesis diarakterisasi menggunakan instrumentasi spektofotometer UV-Vis, XRD dan TEM. Hasil karakterisasi TEM menunjukkan bahwa nanopartikel Cu2O yang diperoleh memiliki morfologi seperti kubus, truncated octahedral serta truncated cubic dengan ukuran sekitar 121, 5 ± 27,9 nm hingga 455,9 ± 67,7 nm.

Morphological studies and sizes of Cu2O nanoparticles are interesting topics to be investigated because they influence their function and application. Cu2O nanoparticles were successfully synthesized with variations in the concentration of saponins (100 ppm, 500 ppm and 1000 ppm), using NaOH as a base source and NH2OH.HCl as a reducing agent. f this study aimed to examine the effect of saponin biosrufactant of hibiscus leaf extract (Hisbiscus rosa sinensis L) on the morphology and size of Cu2O nanoparticles. Synthesis of Cu2O nanoparticles was also carried out without the addition of saponin extracts intended as a comparison. The synthesis results were characterized using UV-Vis, XRD and TEM spectrophotometer instrumentation. TEM characterization results show that Cu2O nanoparticles obtained have morphology such as cubes, truncated octahedral and truncated cubic with sizes ranging from 121, 5 ± 27,9 nm to 455,9 ± 67,7 nm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhuda
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah pare terhadap kesuburan dan kadar testosteron serum tikus Jantan strain IMF,. Sebanyak 24 ekor tikus jantan dibagi secara acak dalam 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 8 ekor. Tiap kelompok diberi ekstrak buah pare secara oral mulai dari dosis 750 mg; 1000 mg; 1250 mg; 1500 mg; 1750 mg dan 2000 mg/kgBB. Kelompok lain diberi larutan CMC sebagai kelnmpok placebo dan sate kelompok sebagai kontrol (tanpa perlakuan.).
Pemberian ekstrak buah pare dilakukan setiap pagi selama 50 hari. Pada hari ke 50 tikus perlakuan dicampur dengan betina fertil sampai terjadi kopu1asi. Tujuh hari setelah dicampur, tikus jantan dibunuh dengan eter. Tikus jantan yang telah dibunuh dengan eter diambil darahnya dari jantung danjaringan testis. Parameter yang dianalisis yaitu kadar testosteron serum, berat testis, jumlah spermatozoa, persentase metilitas, persentase bentuk kepala abnormal dan jumlah anak.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah pare dosis 750 mg/kg SR sampai dosis 2000 mg/kg SS dapat meningkatkan kadar testosteron serum tikus dan persentase kelainan bentuk kepala spermatozoa. Selain itu juga dapat menurunkan berat testis, jumlah spermatozoa, persentase motilitas dan jumlah anak yang dihasilkan."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muzajjanah
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui keseluruhan tanaman pare (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penyarian, ekstrak biji pare mengandung banyak komponen yang belum teridentifikasi dengan baik. Komponen tersebut antara lain Momordikosid yang tergolong dalam glikosida triterpen, cucurbitasin glikosida, dan momorcharin serta MAP 30 yang termasuk kelompok protein tanaman. Komponen dalam tanaman pare mempunyai aktivitas biologis yaitu antifertilitas, antidiabetik, antivirus, antitumor dan mempunyai efek sitostatik dan sitotoksik.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa momorcharin yang diekstrak dari biji pare, yang diberikan secara intraperitonium dapat menghampat implantasi zigot. Demikian juga ekstrak buah pare dapat menurunkan kesuburan individu jantan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji dan ekstrak daging buah pare terhadap kesuburan mencit betina. Dilakukan penelitian pemberian ekstrak biji dan daging buah pare secara oral selama 40 hari pada dosis 500 mg/kg bb, 750 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb terhadap kesuburan mencit betina. Setelah selesai perlakuan dilakukan pengambilan data berat badan mencit dan parameter kesuburan yaitu lama sikius estrus, jumlah folikel ovarium, berat ovarium dan jumlah anak yang dilahirkan.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak biji dan daging buah pare yang diberikan secara oral pada semua dosis perlakuan tidak berpengaruh terhadap berat badan dan jumlah folikel primer (p>0.05). Akan tetapi dapat menyebabkan sikius estrus menjadi lebih panjang, penurunan jumlah folikel sekunder/tersier dan folikel de Graaf, menaikkan jumlah folikel atresia dan berat ovarium. Mulai dosis 750 mg/kg bb beberapa mencit tidak beranak (p<0.01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>