Ditemukan 186476 dokumen yang sesuai dengan query
Nabilah Marsya Al-Farihiyyah
"Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa dengan prevalensi yang tinggi. Salah satu gejalanya adalah gejala negatif di mana orang dengan skizofrenia merasa kehilangan minat dan motivasi dalam hidupnya serta mengalami harga diri rendah. Masalah harga diri rendah harus segera ditangani karena dapat berakibat pada buruknya interaksi orang dengan skizofrenia tersebut dengan lingkungan, munculnya risiko isolasi sosial, hingga berakibat pada timbulnya halusinasi. Karya Ilmiah Akhir Ners ini disusun untuk penjabaran analisis asuhan keperawatan generalis dengan fokus penerapan latihan aspek positif diri melalui kegiatan membaca Al-Qur’an dan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi pada klien dengan harga diri rendah kronis. Penerapan tersebut bertujuan untuk menurunkan tanda dan gejala harga diri rendah kronis dan meningkatkan harga diri pada klien. Asuhan keperawatan dilakukan dengan metode studi kasus. Klien berinisial Ny. I, merupakan pasien yang dirawat di Ruang Utari, RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor. Klien berjenis kelamin perempuan, berusia 42 tahun, dan dengan diagnosis skizofrenia. Implementasi dilakukan melalui pembacaan Al-Qur’an oleh klien bersama dengan penulis, sebanyak enam pertemuan dalam tiga hari (dua pertemuan setiap hari), dan dengan durasi membaca Al- Qur’an selama lima menit dalam tiap pertemuan. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi dilaksanakan dalam satu pertemuan yang berisi sesi 1-3. Hasil asuhan keperawatan menunjukkan bahwa penerapan latihan aspek positif diri melalui kegiatan membaca Al-Qur’an dan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi dapat menurunkan tanda dan gejala harga diri rendah kronis dan meningkatkan harga diri pada klien dengan harga diri rendah kronis.
Schizophrenia is one of mental disorders with high prevalence. One of the symptoms is negative symptoms which people with schizophrenia experienced loss of interest and enjoyment and experienced low self-esteem. This low self-esteem problem must be overcome immediately because it can lead to a bad interaction between people with schizophrenia and their environment, emergence of social isolation risk, until emergence of hallucinations. This nurse final scientific paper purposed to explain the analysis of generalist nursing care focused on practice of positive self-aspect by reciting Al-Qur’an and Perception Stimulation Group Activity Therapy for client with chronic low self-esteem. That implementation aimed to reduce signs and symptoms of chronic low self-esteem and increase self- esteem in client. Nursing care applied with case study method. Client named Mrs. I, is an inpatient in Utari Room, dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital, Bogor. This client is a person with schizophrenia, female, and 42 years old. Implementation applied through Al-Qur’an recitation by client and writer, with six meetings within three days (two meetings per day) and five minutes spending in every meeting. Perception Stimulation Group Activity Therapy applied within one meeting contained session 1-3. Result of the nursing care showed that practice of positive self-aspect by reciting Al-Qur’an and Perception Stimulation Group Activity Therapy implementation can reduce signs and symptoms of chronic low self-esteem and increase self-esteem in client with chronic low self-esteem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Abdul Jalil, examiner
"Klien gangguan jiwa cenderung tidak produktif dan berpenghasilan mempengaruhi stigma sehingga menyebabkan Harga Diri Rendah (HDR) dan isolasi sosial. Klien memerlukan pemulihan jangka panjang, yang dipersulit insight buruk.
Tujuan: menjelaskan penerapan Acceptance and Commitment Therapy (ACT), Cognitive Behavior Social Skills Training (CBSST) menggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy (MAR) dan Model Tidal. MAR sebagai kerangka utama dan Teori Model Tidal pada proses kontrol koping. Analisis dilakukan pada 32 klien ACT+CBSST, dan 22 klien CBSST.
Hasil: ACT+CBSST memperbaiki insight dan meningkatkan keterampilan sosial, perilaku adaptif meningkatkan penurunan tanda gejala HDR kronis dan isolasi sosial.
Saran: kombinasi ACT+CBSST pilihan pada awal program pemulihan.
Clients of mental disorders tend to be non- productive and non-income that affect stigma the impact Low Self-Esteem (LSE) and social isolation. The client required a long-term recovery, which compounded a poor insight. Objective: explained the application of Acceptance and Commitment Therapy (ACT), Cognitive Behavior Social Skills Training (CBSST) by using the approaches of Roy Adaptation Model (RAM) and the Tidal Model. RAM as the main framework and the Tidal Model Theory as coping control process. Analysis was performed on 32 ACT + CBSST clients, and 22 CBSST client. Results: ACT improved insight and increased social skills, improved adaptive behavior and decreased in signs and symptoms of chronic LSE and social isolation. Recomendation: the combination of ACT + CBSST choice at the beginning of the recovery program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sarandria
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Cognitive Behavioural Therapy (CBT) dalam meningkatkan Self Esteem dewasa muda. Subjek penelitian berjumlah tiga orang, dewasa muda (19-30 tahun), dan memiliki self esteem yang rendah berdasarkan skor Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) dan Coopersmith Self Esteem Inventory (CSEI). Hasil penelitian menunjukkan intervensi Cognitive Behavioural Therapy (CBT) terbukti efektif dalam meningkatkan self esteem pada dewasa muda. Ketiga partisipan menunjukkan peningkatan pada skor RSES dan CSEI pada post-test. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa partisipan merasakan manfaat yang positif dengan mengikuti program intervensi.
The objective of this research is to test the effectiveness of Cognitive Behavioural Therapy (CBT) in raising self esteem on young adults. The subjects are three persons, young adult (19-30 years old), and have low self esteem based on Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) and Coopersmith Self Esteem Inventory (CSEI). Result of this research shows that Cognitive Behavioural Therapy (CBT) intervention program proved to be effective in raising self esteem on young adults. The post-test indicates that the three subjects had improvement in score for RSES and CSEI. Interview result also shows that the subjects benefited from this intervention program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31798
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Farah Mafaza Fauzie
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas program cognitive behavior therapy (CBT) untuk meningkatkan self-esteem pada remaja dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja perempuan usia 11 tahun yang memiliki self-esteem rendah. Self-esteem diukur dengan menggunakan skala Self-Perception Profile for Children (SPPC) dari Harter (2012). Penelitian ini merupakan single subject design tipe AB yang terdiri atas 12 sesi terhadap subjek dan 2 sesi terhadap orangtua.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan melalui SPPC dan kemajuan subjek yang memenuhi indikator pada setiap pertemuan, maka dapat disimpulkan bahwa CBT efektif untuk meningkatkan self-esteem pada remaja dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah pada seluruh domain, baik global self-esteem maupun specific self-esteem.
This study conducted to understand the effectiveness of cognitive behavior therapy (CBT) in increasing self-esteem on adolescent with low socioeconomic status. The participant of the study is a 11 year old adolescent who has low selfesteem. Self-esteem was assessed by the Self-Perception Profile for Children (SPPC) from Harter (2012), one of the most used measures of global and specific self-esteem. This study was a single subject design type AB that consist of 12 child sessions and 2 parents sessions. Based on the measurement that has been done using SPPC and progress indicators that meet the subject at each meeting, it can be concluded that the CBT effectively increase global and specific self-esteem on adolescent with low socioeconomic status."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45100
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ninik Yunitri
"Cognitive Behaviour Therapy merupakan terapi yang dikembangkan untuk mengatasi masalah depresi dan ansietas. Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa CBT dapat mengatasi masalah Harga Diri Rendah (HDR) pada pasien gangguan jiwa. Pemberian terapi CBT pada pasien Di ruang Antareja Rumah Sakit dr. H. Marzoeki mahdi Bogor menggunakan pendekatan Stress Adaptation Stuart dan Theory of Human Caring Watson. Terapi diberikan kepada tujuh pasien HDR. Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen Low Self Esteem Rosenberg dengan penilaian 1 hingga 30 yang bermakna semakin tinggi nilai maka semakin berat HDR yang dirasakan. Hasil pelaksanaan adalah terjadi penurunan gejala HDR dengan rata-rata 7.4 poin. Dampak lainnya adalah meningkatkan kemampuan pasien menjalin hubungan interpersonal, meningkatkan kemampuan berfikir lebih rasional dan memiliki keyakinan positif. CBT menjadi terapi yang efektif untuk mengatasi masalah HDR.
Cognitive Behaviour Therapy is a therapy that developed to gain depression and anxiety. There is a paucity of empirical study about the effets of CBT for low self esteem in psychiatric patient. This study is to examination ofCBT as teratment to solve low self esteem in psychiatric patient. CBT was give in Antareja setting (N= 7) in dr. H. Marzoeki mahdi hospital Bogor using Stress Adaptation Stuart and Theory of Human Caring Watson Approach. Before and after therapy, all patient was measure by rosenberg low self esteem scale range 1 to 30 mean the more bigger the number, the more heavy the problem. Result showed that participants reported lower sign and symptom of low self esteem, improvement in ability to built interpersonal relationship, ability to thinking rasionally and have a possitive belief. CBT can be usefull as an adjunct for low self esteem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siregar, Monica Dewi
"
Harga diri rendah kronis adalah kondisi individu mengalami perasaan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri. Masalah keperawatan jiwa ini sering ditemui pada fasilitas kesehatan jiwa di Indonesia, salah satunya terdapat di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan jiwa generalis, yaitu latihan aspek positif dengan kegiatan regular farming untuk meningkatkan self-esteem pada pasien harga diri rendah kronis. Kegiatan regular farming dalam penelitian ini menggunakan evaluasi tanda dan gejala dan Rosenberg Self-Esteem Scale untuk mengukur peningkatan self-esteem pada pasien. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat penurunan tanda dan gejala yang signifikan dari skor 13 tanda gejala menjadi 3 tanda gejala. Selain itu, terdapat peningkatan self-esteem pasien dari skor 12 menjadi skor 26. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan regular farming dapat meningkatkan self-esteem dan menurunkan tanda gejala pada pasien harga diri rendah kronis.
Chronic low self-esteem is the condition of individuals experiencing prolonged feelings of inferiority due to negative evaluations of themselves. This mental nursing problem is often found in mental health facilities in Indonesia, and found at Marzoeki Mahdi Hospital, Bogor. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the application of generalist mental nursing care, which is the exercise of positive aspects with regular farming activities to increase self- esteem in chronic low self-esteem patients. Regular farming activities in this study used the evaluation of signs and symptoms and the Rosenberg Self-Esteem Scale to measure the increase of self-esteem in patients. The results of this study showed a significant decrease in signs and symptoms from a score of 13 symptom and signs to 3 symptom and signs. In addition, there was an increase in patients' self-esteem from a score of 12 to a score of 26. Based on these results, it can be concluded that regular farming activities can increase self-esteem and reduce signs of symptoms in chronic low self-esteem patients."
Depok:
2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Pradipta Christy Pratiwi
"[Latar Belakang : Konflik relasi berpacaran rentan dialami oleh dewasa muda. Konflik yang tidak terselesaikan memunculkan kekerasan dalam pacaran. Kekerasan dalam pacaran mungkin terjadi dalam bentuk fisik, psikologis, seksual dan ekonomi. Riwayat pengalaman traumatis yang dialami sebelumnya oleh individu, membentuk self-esteem rendah pada individu dan membuka peluang pada individu untuk kembali terjebak pada relasi berkekerasan yang serupa, salah satunya kekerasan dalam pacaran. Self-esteem yang rendah mengakibatkan korban sulit untuk keluar dari siklus relasi berkekerasan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan intervensi untuk meningkatkan self-esteem pada dewasa muda yang mengalami kekerasan dalam pacaran. Intervensi yang telah terbukti efektif dalam menangani self-esteem yang rendah adalah cognitive behavior therapy. Metode : Penelitian ini berupa intervensi CBT pada 4 orang partisipan. Desain penelitian ini termasuk dalam one group pretest-posttest design (before and after). Analisis : Analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif dari hasil pre-test dan post-test pada alat ukur RSES. Analisa kualitatif dilakukan melalui wawancara dan observasi terhadap perkembangan dan perubahan yang dialami partisipan. Hasil : CBT cukup berpengaruh dalam meningkatkan self-esteem pada partisipan, namun demikian intervensi selama 6 sesi pertemuan ini dirasa belum cukup untuk mengatasi permasalahan kekerasan dalam pacaran secara menyeluruh. Partisipan mengalami perubahan aspek kognitif dan perilaku. Partisipan merasa percaya diri dan nyaman terhadap penampilan fisik maupun kemampuan yang dimiliki. Partisipan memperoleh pemikiran yang lebih realistis untuk keluar dari relasi pacaran yang tidak sehat.
Background: Conflicts in dating relationship are commonly experienced by young adults. Unfinished conflict provokes violence in dating relationship. Dating violence may occur in physical, psychological, sexual, and economic matter. Previous traumatic events, experienced by individual, conceive low self-esteem and provide more possible chance for individual to get back to the same violence based relationship, including dating violence. Low self-esteem causes the victims to withdraw themselves from the violence-based relationship. Hence, interventions are required to enhance self-esteem on young adults who experience dating violence. Cognitive behavior therapy is considered effective in enhancing self-esteem. Method: This research investigated CBT intervention on 4 participants with the research design of one group pretest-posttestdesign(before and after). Analysis: Analysis was carried out by comparing quantitative data of pre-test and post-test result acquired from RSES instrument. Qualitative analysis was carried out through interview and observation on the development and changes experienced by participants. Results: CBT is influential enough in enhancing self-esteem on participants, nevertheless 6 meetings session of intervention are considered less effective in solving dating violence entirely. Qualitative result indicated that participants experienced changes in cognitive and behavior aspects. Participants felt confident and secure either about their physical performance or their competence. Participants obtained realistic thinking to withdraw themselves from unhealthy dating relationship.;Background: Conflicts in dating relationship are commonly experienced by young adults. Unfinished conflict provokes violence in dating relationship. Dating violence may occur in physical, psychological, sexual, and economic matter. Previous traumatic events, experienced by individual, conceive low self-esteem and provide more possible chance for individual to get back to the same violence based relationship, including dating violence. Low self-esteem causes the victims to withdraw themselves from the violence-based relationship. Hence, interventions are required to enhance self-esteem on young adults who experience dating violence. Cognitive behavior therapy is considered effective in enhancing self-esteem. Method: This research investigated CBT intervention on 4 participants with the research design of one group pretest-posttestdesign(before and after). Analysis: Analysis was carried out by comparing quantitative data of pre-test and post-test result acquired from RSES instrument. Qualitative analysis was carried out through interview and observation on the development and changes experienced by participants. Results: CBT is influential enough in enhancing self-esteem on participants, nevertheless 6 meetings session of intervention are considered less effective in solving dating violence entirely. Qualitative result indicated that participants experienced changes in cognitive and behavior aspects. Participants felt confident and secure either about their physical performance or their competence. Participants obtained realistic thinking to withdraw themselves from unhealthy dating relationship., Background: Conflicts in dating relationship are commonly experienced by young adults. Unfinished conflict provokes violence in dating relationship. Dating violence may occur in physical, psychological, sexual, and economic matter. Previous traumatic events, experienced by individual, conceive low self-esteem and provide more possible chance for individual to get back to the same violence based relationship, including dating violence. Low self-esteem causes the victims to withdraw themselves from the violence-based relationship. Hence, interventions are required to enhance self-esteem on young adults who experience dating violence. Cognitive behavior therapy is considered effective in enhancing self-esteem. Method: This research investigated CBT intervention on 4 participants with the research design of one group pretest-posttestdesign(before and after). Analysis: Analysis was carried out by comparing quantitative data of pre-test and post-test result acquired from RSES instrument. Qualitative analysis was carried out through interview and observation on the development and changes experienced by participants. Results: CBT is influential enough in enhancing self-esteem on participants, nevertheless 6 meetings session of intervention are considered less effective in solving dating violence entirely. Qualitative result indicated that participants experienced changes in cognitive and behavior aspects. Participants felt confident and secure either about their physical performance or their competence. Participants obtained realistic thinking to withdraw themselves from unhealthy dating relationship.]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45418
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abdul Wakhid
"Latihan ketrampilan sosial dirancang untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan sosial bagi seseorang yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi meliputi keterampilan memberikan pujian mengeluh karena tidak setuju menolak permintaan orang lain tukar menukar pengalaman menuntut hak pribadi memberi saran pada orang lain pemecahan masalah yang dihadapi dan bekerjasama dengan orang lain Michelson 1985
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah diperolehnya gambaran hasil penerapan manajemen terapi latihan ketrampilan sosial pada klien isolasi sosial dan harga diri rendah dengan menggunakan pendekatan model hubungan interpersonal Peplau di ruang Antareja Rumah Sakit dr Marzuki Mahdi Bogor Penerapan latihan ketrampilan sosial dilakukan pada 18 klien di ruang Antareja mulai 10 September 9 November 2012
Hasil terapi latihan ketrampilan sosial merupakan terapi yang tepat dan dapat digunakan pada klien yang mengalam isolasi sosial dan harga diri rendah dimana seluruh klien dapat melakukan setiap sesi pada terapi latihan ketrampilan sosial
Berdasarkan hasil penelitian perlu direkomendasikan bahwa terapi latihan ketrampilan sosial dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa yang dapat digunakan pada klien yang mengalam isolasi sosial dan harga diri rendah
Social skills training was designed to improve communication and social skills for someone was experienced difficulties in their interaction skills include giving reinforcement complain because they do not agree reject the request of other exchange experience demanding personal rights give advice to others problem solving and working with people sharing experience ask for privacy Michelson 1985 Objective this final assignment was to found describing result of Application of social skills training therapy management on Social isolation and low self esteem client with interpersonal relationship Peplau Model approach in RS Dr Marzoeki Mahdi Bogor Application of social skills therapy was done to 18 clients since 10 September 9 November 2012 Finding was revealed social skills training exactly effective may used for client with social isolation and low self esteem where all of clients who have done social skills therapy Base on this finding recommended social skills training become to specialist standard therapy in psychiatric nursing and may used for social isolation and low self esteem clients Key word social skills training social isolation low self esteem Peplau interpersonal model"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Reti Oktania
"Self-esteem rendah dipengaruhi antara lain oleh distorsi kognitif tentang beberapa hal terkait nilai-nilai budaya dalam keluarga dan pengalaman menyakitkan di masa kanak-kanak. Self-esteem yang rendah berdampak negatif pada keberfungsian individu dalam kehidupannya, salah satunya dalam ranah interaksi sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan pada self-esteem remaja perempuan dari keluarga berbudaya patriarki dalam berinteraksi dengan laki-laki sebaya melalui penerapan intervensi berdasarkan prinsip-prinsip Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Partisipan pada penelitian ini adalah seorang remaja perempuan berusia 14 tahun 2 bulan yang memiliki self-esteem rendah dan menampilkan perilaku diam ketika berinteraksi dengan laki-laki sebaya. Sehubungan dengan budaya patriarki di dalam keluarganya, partisipan juga pernah mengalami pelecehan seksual oleh kakak kandung laki-laki ketika ia berusia lima tahun. Partisipan mengalami distorsi kognitif overgeneralization, global labelling dan self-blame. Program intervensi disusun berdasarkan modul Cognitive Behavioral Therapy (CBT) oleh Stallard (2019). Intervensi terdiri dari sembilan sesi dengan durasi satu jam per sesi yang dilakukan selama tiga minggu serta dua sesi follow-up. Sesi follow-up pertama dilakukan dua minggu setelah intervensi selesai dan sesi follow-up kedua dilakukan tiga minggu kemudian. Seluruh rangkaian intervensi dilakukan secara daring. Penelitian ini menggunakan single-case design dengan pengukuran dilakukan sebelum intervensi (pre-test), setelah intervensi (post-test) dan saat follow up kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti intervensi terjadi perubahan pola kognitif partisipan yang menjadi lebih rasional dan berimbang terkait dengan pengalaman dan penerimaan diri, terjadi peningkatan self-esteem, serta perubahan emosi yang lebih positif dan perilaku yang lebih adaptif ketika berinteraksi dengan teman laki-laki sebaya. Self-esteem partisipan diukur dengan Self-Perception Profile for Adolescents (SPPA) masalah perilaku internalizing partisipan diukur menggunakan Child Behavioral Checklist (CBCL), dan perubahan pada pemikiran, emosi serta perilakunya dalam berinteraksi dengan laki-laki sebaya diketahui melalui wawancara kualitatif secara daring.
Low self-esteem could be influenced by cognitive distortions about several things related to cultural values in the family and painful experiences in childhood. Low self-esteem could have negative impact on individuals’ functioning in their lives, such as in their social interaction. The purpose of this study was to enhance self-esteem of female adolescent from family with strong patriarchal values in interacting with her male peers with intervention program using the principles of Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Participant in this study was a teenage girl aged 14 years and 2 months who had low self-esteem and displayed silent behavior when interacting with male peers. In accordance with pathriarchal value in her family, participat also experienced sexual abuse by her brother when she was five years old. This intervention program is based on CBT module by Stallard (2019). The intervention program consisted of nine sessions with one-hour duration, carried out online in three weeks with two follow-up sessions. The first follow-up was conducted two weeks after completion of the intervention and the second follow-up was conducted three weeks later. This study used a single-case design with measurements carried out before the intervention (pre-test), after the intervention (post-test), and during the second follow-up. The results showed that after the intervention, there were changes in participant’s thoughts regarding own’s experience and self-acceptance, enhancement in participant's self-esteem, shifting towards a better state in emotion as well as behavior in interacting with male peers. Participant’s self-esteem was measured by using the Self-Perception Profile for Adolescents (SPPA), participant’s internalizing behavior problems was measured by using Child Behavioral Checklist (CBCL), and changes in partisipant’s thoughts, emotion and behavior in interacting with male peers were gathered by qualitative interview."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Lia Juniarni
"Harga diri rendah situasional adalah penilaian diri yang negatif yang muncul pada kondisi tertentu akibat adanya stressor. stressor pekerjaan dapat memberikan dampak psikologis bagi klien dewasa muda. Tidak bekerja merupakan stimulus fokal yang menimbulkan perilaku tidak efektif yaitu perilaku harga diri rendah situasional. Harga diri rendah situasional perlu ditangani dengan memberikan latihan asertif diantaranya dengan Assertivenes training (AT) yang dikombinasikan dengan pemberian Terapi Kelompok Terapeutik (TKT). Kerangka yang digunakan adalah Model Stres Adaptasi Stuart dan Model Adaptasi Roy. Aplikasi TKT dan AT dapat menstabilitasi mekanisme koping yang adaptif dan memodifikasi perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. Analisa dilakukan pada 12 klien.
Hasil analisa menunjukkan bahwa penurunan tanda dan gejala harga diri rendah situasional yang dimediasi atau difasilitasi oleh peningkatan kemampuan melakukan stimulasi tahap perkembangan dewasa muda dan peningkatan kemampuan asertif. Saran dari Karya Ilmiah Akhir ini adalah untuk meningkatkan dukungan sosial diperlukan klien dewasa muda yang tidak bekerja, baik dari teman, keluarga maupun perawat CMHN untuk menstabilisasi perilaku adaptif yang sudah dipelajari.
Situational low self esteem is a negative self-assessment that appear in certain circumstances caused by the stressor. job stressors can provide psychological impact for all the adult client. Job less is the focal stimulus that causes ineffective behaviors like situational behaviors of low self esteem. Situational low self esteem need to maintain with Assertivenes Training (AT) such as AT combined with Therapeutic Group Therapy (TKT). Stress Adaptation Model Stuart and Roy used as a framework in this study. Applications of AT and TKT can stabilize adaptive coping mechanisms and modify maladaptive behaviors become adaptive behavior. 12 client joined in this study. The analysis showed that the reduction in signs and symptoms of situational low self esteem situational mediated or facilitated by an increase in the ability to stimulated the young adult development of and assertive capacity. This study suggest to improve sosial support to young adult klien who are job less. They need support from friend, family and CMHN caregiver. Nursing to Stabilize the adaptive behavior which learned by clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library