Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuz Mahdiyyah
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana dampak flexible working hours terhadap work-life balance dan work-life conflict terhadap 3 peneliti perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak dengan rentang usia 0-5 tahun di Lembaga Demografi FEB UI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang telah dilaksanakan pada bulan April 2020-Juni 2021. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan flexible working hours memiliki dampak positif terhadap work-life balance dan negatif terhadap work-life conflict khususnya pada peneliti perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak dengan rentang usia 0-5 tahun. Hasil ini didukung dengan temuan penelitian yang memperlihatkan bahwa para peneliti perempuan ini memiliki lingkungan yang suportif dan kondisi pekerjaan dengan prinsip output based.

This bachelor thesis discusses about how flexible working hours impacts to work-life balance and work-life conflict toward 3 female researcher that has been married and having child with age 0-5 in Lembaga Demografi FEB UI. This research was conducted with qualitative approach and descriptive research type and conducted in April 2020 – June 2021. This research shows that flexible working hours has positive impact towards work-life balance dan negative impact towards work-life conflict especially in female researchers that has been married and having child with 0-5 age. This result supported with research find that shown that they have supportive environment and working in output-based principles condition."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Muhammad Hilman
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya dinamika pada latar pekerjaan NGO dapat mengancam kesejahteraan dan keseimbangan antara urusan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja yang disebut work-life balance dengan adanya penerapan sistem flexible working hours di Yayasan Lentera Anak. Sedangkan, dalam proses kerjanya terdapat hal-hal yang dapat mendukung ataupun menghambat work-life balance para pekerja baik dari dalam lingkup pekerjaan maupun dari lingkungan pribadi pekerja. Penelitian ini ditujukan menjawab dua pertanyaan penelitian mengenai kondisi work-life balance para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak yang menerapkan sistem flexible working hours, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat para pekerja dalam mencapai kondisi work-life balance. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan enam informan yang terdiri dari Manager Kepegawaian, HRD, dan empat orang pekerja divisi proyek Yayasan Lentera Anak; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung pada rentang September 2022 - Juli 2023. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak merasa sudah memiliki kondisi work-life balance yang baik dengan adanya penerapan flexible working hours karena memberikan mereka keleluasaan dalam mengatur waktu dan pekerjaan yang dimiliki sehingga kondisi kehidupan pekerjaan dan pribadi yang dimiliki menjadi seimbang serta mereka mengalami peningkatan kualitas hidup dan memiliki kepuasan yang baik atas pekerjaan yang dimiliki. Terungkap pula bahwa terdapat beberapa faktor pendukung work-life balance dari dalam lingkup pekerjaan seperti budaya kerja yang kekeluargaan, pemberian fasilitas yang cukup, banyaknya keringanan dan keleluasaan yang diberikan dalam proses kerja. Adapun faktor pendukung dan penghambat dari lingkup lingkungan pribadi pekerja seperti kurang memiliki manajemen waktu pribadi yang kurang baik, kemacetan lalu lintas, dan tekanan-tekanan dari pihak mitra maupun pendonor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kerja yang terdapat di Yayasan Lentera Anak beserta dengan penerapan sistem flexible working hours yang ada sudah sangat mendukung para pekerja dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam mencapai kesejahteraannya sebagai pekerja NGO. Hal tersebut membuat para pekerja menjadi nyaman tetap terjaga produktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih pada ilmu kesejahteraan sosial terkait bidang manajemen sumber daya manusia di latar pekerjaan organisasi non-pemerintah atau NGO sebagai suatu human service organization (HSO).

This research is motivated by the high dynamics in the background of NGO work that can threaten the welfare and balance between work-life affairs and workers' personal lives, which is called work-life balance with the implementation of a flexible working hours system at the Children's Lentera Foundation. Meanwhile, in the work process, some things can support or detain the work-life balance of the workers, both from within the scope of work and from the worker's environment. This study aims to answer two research questions regarding the work-life balance conditions of NGO workers at the Lentera Anak Foundation which implement a flexible working hours system, and the supporting and inhibiting factors for workers in achieving work-life balance conditions. This research conducted using a qualitative approach by collecting data through (1) interviews with six informants consisting of the Personnel Manager, HRD, and four project division workers at the Anak Lantern Foundation; (2) observation, and (3) documentation study. This research took place in the range of September 2022 - July 2023. It was revealed that the NGO workers at the Lentera Anak Foundation felt that they had good work-life balance conditions with the implementation of flexible working hours because it gave them the flexibility to manage their time and work so that their work and personal life conditions became balanced and they experienced an increased quality of life and had good satisfaction with the work they had. It was also revealed that there are several factors supporting work-life balance from within the scope of work such as a family work culture, providing adequate facilities, lots of leeway, and flexibility given in the work process. The supporting and inhibiting factors from the scope of the worker's environment such as lack of good personal time management, traffic jams, and pressure from partners and donors. Thus it can be concluded that the working conditions found at the Children's Lentera Foundation along with the implementation of the existing flexible working hours system have greatly supported workers in balancing their work life and personal life in achieving their welfare as NGO workers. This makes workers feel comfortable while maintaining productivity. This research is expected to contribute to the Social Welfare Science study program, especially on the human resource management on the Non-Governmental Organization as human service organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Langen Sekar Lelyana
"Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar organisasi terpaksa menerapkan sistem kerja fleksibel dan memberikan dampak negatif terhadap kondisi work-life balance (WLB) karyawan generasi milenial. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan apakah dukungan atasan melemahkan hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan jumlah partisipan sebanyak 168 karyawan yang termasuk dalam generasi milenial. Pengukuran variabel menggunakan Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), Skala Dukungan Atasan, dan Skala WLB yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Penyebaran skala-skala ini dilakukan secara dari menggunakan Google Form. Analisis data dilakukan menggunakan Process Macro Hayess untuk menguji model 1, yaitu moderasi sederhana.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan tidak memberikan efek moderasi pada hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Hal ini dapat terjadi karena karyawan generasi milenial memiliki keinginan untuk dapat mengelola waktu kerja dan tempat kerjanya secara mandiri. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan sektor bisnis yang lebih spesifik
.The Covid-19 pandemic forced most organizations to implement a flexible work system and had a negative impact on the work-life balance (WLB) of millennial employees. The purpose of this study is to prove whether superior support strengthens the relationship between flexible work systems and WLB. The design of this study was correlational with the number of participants as many as 168 employees belonging to the millennial generation. The measurement of variables uses the Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), the Supervisor Support Scale, and the WLB Scale which had been translated into Indonesian. The distribution of these scales is done by using Google Forms. Data analysis was performed using Process Macro Hayess to test model 1, namely simple moderation. The results showed that supervisor support did not have moderating effect to the relationship between the flexible working arrangement and WLB. This happened because millennial generation employees had the desire to be able to manage their work time and workplace independently. Future research can conduct similar research with more specific business sectors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafly Caesario
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan work life balance dalam penerapan sistem hybrid working yang berdampak pada peran ganda pekerja perempuan. Studi-studi terdahulu belum membahas kasus pekerja perempuan berperan ganda, sebagai pekerja formal dan ibu rumah tangga,  aspek fleksibilitas waktu kerja dalam hybrid working, serta peran ganda pekerja perempuan sebagai dampak dari work life balance dalam hybrid working. Pada penelitian ini menemukan fleksibilitas ruang kerja dan waktu kerja dalam sistem hybrid working yang mendorong pekerja perempuan mencapai work life balance. Selain itu, penelitian ini menemukan dampak work life balance terhadap peran ganda, yaitu di satu sisi pekerja perempuan dapat dimungkinkan untuk mengatur peran gandanya tetapi di sisi lain terjadi kecenderungan memperkuat atau memperkokoh peran-peran domestik (konservatif) perempuan pekerja dalam rumah tangga sehingga membuat beban pekerja perempuan semakin besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penelitian berupa wawancara mendalam. Subjek pada penelitian ini adalah para pekerja perempuan yang telah berkeluarga dan memiliki support system di dalam keluarga, seperti suami, anak, ART, serta orang tua.

This study aims to explain work life balance in the implementation of a hybrid working system which has an impact on the dual roles of female workers. Previous studies have not discussed the case of women workers having dual roles, as formal workers and housewives, aspects of work time flexibility in hybrid working, and the dual role of women workers as a result of work life balance in hybrid working. In this study found the flexibility of work space and working time in a hybrid working system that encourages female workers to achieve work life balance. In addition, this study found the impact of work life balance on multiple roles, namely on the one hand female workers can be enabled to manage their dual roles but on the other hand there is a tendency to strengthen or strengthen women's domestic (conservative) roles in the household so as to make the burden on female workers even greater. This study uses a qualitative approach with research techniques in the form of in-depth interviews. The subjects in this study were female workers who are married and have a support system within the family, such as husbands, children, household members, and parents."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Al Fiana
"Jakarta yang menjalankan peran ganda beserta faktor faktor pendorong dan penghambat terciptanya work-life balance. Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2022 - Juli 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur yang melibatkan 5 orang informan. Adapun tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mendeskripsikan kondisi work-life balance guru perempuan SMAN 1 yang menjalankan peran ganda, kedua untuk mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat tercapainya work-life balance. Penelitian ini memiliki manfaat penelitian untuk ilmu kesejahteraan sosial mengenai bahasan well being pekerja yang termasuk kesehatan dan keselamatan kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan mengenai kondisi work-life balance dari keempat informan, 3 diantaranya berpandangan belum memiliki work-life balace yang baik. Hal ini disebabkan faktor kehidupan pekerjaan yang berat ditambahan faktor luar pekerjaan dimana ketiga informan masih memiliki anak balita-kanak kanak sehingga terjadinya kelekatan. Kondisi tersebut berbeda dengan satu informan yang menyatakn bahwa memiliki pandangan memiliki work-life balance yang baik hal tersebut dikarenakan informan memiliki kontrol personal terhadap pekerjaannya disisi lain informan memiliki anak yang berada di fase kanak-kanak akhir. Dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa terdapat faktor pendorong dan penghambat. Dari lingkup organisasi memiiliki rekan kerja yang suportif dan lingkungan kerja yang baik, adapun faktor pendorong lingkup rumah yakni pasangan yang suportif, orang tua yang turut membantu dan adanya asisten rumah tangga sedangkan faktor penghambat yang ditemukan hanya berasal dari lingkup pekerjaan yakni adanya perubahan sistem penerimaan siswa baru dan adanya kasus khusus pada peserta didik. Sementara itu ditemukan faktor pendorong dari individu yakni kontrol personal dan orientasi untuk bekerja.

This research describes the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 Jakarta who have dual roles, along with the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. The research was conducted from August 2022 to July 2023. Data collection was done through interviews and literature study involving 5 informants. The objectives of this research are, firstly, to describe the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 who have dual roles, and secondly, to describe the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. This research has research benefits for the social welfare field regarding the well-being of workers, including health and occupational safety. From the results of this research, it can be concluded that there are differences in work-life balance conditions among the four informants, with 3 of them expressing that they do not yet have a good work-life balance. This is due to the heavy work demands combined with external factors, as the three informants still have young children, resulting in attachment. This condition differs from one informant who stated that she has a positive view of having a good work-life balance, which is due to having personal control over her work, while also having a child in the late childhood phase. The research also revealed the presence of promoting and hindering factors. Within the organizational scope, supportive colleagues and a favorable work environment are promoting factors, while within the household scope, a supportive spouse, involved parents, and the presence of a household assistant are promoting factors. The hindering factors identified were related to the work domain, such as changes in the new student admission system and specific cases involving students. Meanwhile, personal factors such as personal control and work orientation were found to be promoting factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisya Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh flexitime terhadap kinerja dengan work-life balance sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian diperoleh dari data sekunder dan survei yang dilakukan pada 112 karyawan Kantor Pusat PT. Pertamina Persero Direktorat Sumber Daya Manusia dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh mediasi di antara variabel-variabel kunci. Hasil analisis jalur mengindikasikan bahwa flexitime mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan. Hasil analisis jalur juga mengindikasikan bahwa flexitime mempengaruhi work-life balance secara tidak signifikan. Sedangkan work-life balance mempengaruhi kinerja secara signifikan dan flexitime mempengaruhi kinerja melalui work-life balance secara tidak signifikan. Hasil sobel test membuktikan pengaruh tidak langsung flexitime terhadap kinerja melalui work-life balance tidak signifkan.

The study aims to examine the effect of flexitime on performance through work life balance as an intervening variable. This research used a quantitative approach. Data was collected through secondary data and survey which conducted on 112 head office employees at PT. Pertamina Persero Directorate of Human Resources by total sampling method. Path analysis and sobel test were used to test the direct and mediating relationship between key variables. Path analysis shows that flexitime affects performance not significant. It also shows flexitime affects work life balance not significant but work life balance affects performance significant. It also shows that flexitime affects performance with work life balance as an intervening variable not significant. Sobel test reveals a statistical support for the indirect effect of flexitime on performance through work life balance not significant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"What are the effects of conflict between home and work?
Does work stress affect those who live with you?
In the rapidly changing modern work environment, time pressures seem ever increasing and new technology allows work to be conducted any time and anywhere. These are just two of the factors that make it more and more difficult for working men and women to integrate work and home life. Consequently, there is a need for flexible and innovative solutions to manage the work-home interface.
Work-Life Balance: A Psychological Perspective presents up-to-date information on work-home issues, including the latest research findings. The book’s emphasis is strongly psychological, with a focus on practical solutions, and includes chapters which deal with psychological issues such as the conflict between work and family, how work stresses may affect partners, and recovery from work. It also includes sections on legal issues, as well as examples of initiatives being implemented by leading employers. Contributors are drawn from the leading researchers in their fields and reflect the international character of the current challenges facing employers and employees.
Its practical focus and innovative approach make this an essential book for managers, HR professionals and organizational psychologists, as well as students in these disciplines. The theoretical basis and research focus mean the book will also be invaluable for researchers investigating workplace issues."
London: Psychology Press, 2006
e20500587
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Putri Ramadhina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fleksibilitas dan pola kerja dengan sistem remote work dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari para pekerja. Pemetaan studi terdahulu dapat dibagi menjadi dua, yakni studi yang menerangkan bahwa remote work mendukung terciptanya work life balance (WLB) dan studi yang menerangkan bahwa remote work tidak mendukung terciptanya WLB. Dalam penelitian ini, peneliti setuju terhadap studi yang menunjukkan bahwa remote work tidak mendukung terciptanya WLB. Studi-studi tersebut menyebutkan bahwa faktor penyebab tidak tercapainya WLB pada sistem kerja remote work adalah jam kerja yang bertambah dan kurangnya interaksi sosial. Peneliti setuju pada faktor tersebut, namun terdapat faktor lain, yakni ketidakjelasan jam kerja yang dinilai fleksibel dan perubahan pola kerja sebagai penyebab tidak terwujudnya WLB para pekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam kepada para pekerja di daerah Jabodetabek yang bekerja dengan sistem remote work. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem remote work saat ini menggambarkan teori birokrasi jaringan dengan karakteristik sistem kerja yang fleksibel dan adanya otonomi kerja yang diberikan kepada pekerja. Kondisi tersebut selanjutnya berdampak pada munculnya faktor-faktor pendukung terciptanya WLB, namun di sisi lain juga menghasilkan berbagai tantangan yang perlu dihadapi pekerja dalam mencapai kondisi WLB tersebut karena telah meleburnya waktu dan tempat dalam melakukan pekerjaan dan kehidupan pribadi.

This study aims to analyse the flexibility and work patterns with remote work systems and the impact on the daily lives of workers. Mapping of previous studies can be divided into two, studies which explain that remote work supports the creation of work life balance (WLB) and studies which explain that remote work does not support the creation of WLB. In this study, researchers agree with studies showing that remote work does not support the creation of WLB. These studies state that the factors that cause WLB in remote work systems are not achieved due to increased working hours and lack of social interaction. Researchers agree on these factors, but there are other factor, namely the ambiguity of working hours which are considered flexible and changes in work patterns as the cause of not realizing WLB for workers. The results of the study show that the remote work system describes the theory of network bureaucracy with the characteristics of a flexible work system and work autonomy given to workers. This condition has an impact on the emergence of supporting factors for the creation of WLB from saving time, but on the other hand it also generates various challenges that workers need to face in achieving these WLB conditions due to the unification of time and place in doing work and personal life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanra Asykura
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh Rewards dan Work-life Balance
terhadap Employee Engagement pada karyawan PT.XYZ. Pada penelitian ini variabel
Rewards menggunakan teori dari Gibson dan Ivancevich (2012), variabel Work-life
Balance menggunakan teori dari Fisher (2001), dan variabel Employee Engagement
menggunakan teori dari Schaufelli dan Bakker (2006). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner
kepada 108 responden sebagai sumber data primer. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan regresi berganda serta menggunakan
korelasi Pearson sebagai uji validitas, Alpha Cronbach sebagai uji reliabilitas dan
perangkat lunak SPSS sebagai alat analisis. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa
adanya pengaruh antara Rewards terhadap Employee Engagement, sementara Work-life
Balance tidak memiliki pengaruh terhadap Employee Engagement, namun secara
simultan Rewards dan Work-life Balance memiliki pengaruh terhadap Employee
Engagement.

This study aims to explain the influence of Rewards and Work-life Balance on Employee
Engagement on PT. XYZ employees. In this study the Rewards variable uses the theory
of Gibson and Ivancevich (2012), the Work-life Balance variable uses the theory of Fisher
(2001), and the Employee Engagement variable uses the theory of Schaufelli and Bakker
(2006). This research uses a quantitative approach with collection techniques data through
the distribution of questionnaires to 108 respondents as the primary data source. Data
analysis techniques used in this study are simple regression and multiple regression and
use Pearson correlation as a validity test, Alpha Cronbach as a reliability test and SPSS
software as an analysis tool. The result of hypothesis test indicates that there is an
influence between Rewards on Employee Engagement, while Work-life Balance has no
effect on Employee Engagement, however simultaneously Rewards and Work-life
Balance have an influence on Employee Engagement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasvan Windhi
"Penelitian ini adalah penelitian campuran dengan menggunakan strategi eksplanatoris sekuensial. Ada tiga pertanyaan penelitian, dua diantaranya dicari jawabannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan sisanya menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan keseimbangan kehidupan kerja terhadap sikap dan perilaku kerja karyawan (OCB, komitmen organisasional, dan kepuasan kerja) dan konflik pekerjaan keluarga. Hipotesis dikembangkan berdasarkan beberapa teori pendukung (yaitu teori pertukaran sosial, teori peran, teori konservasi sumber daya, dan teori tuntutan pekerjaan-sumber daya). Survei dilakukan di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan memperoleh 1.105 data untuk dianalisis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kebijakan keseimbangan kehidupan kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap sikap dan perilaku kerja karyawan, dan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap konflik pekerjaan-keluarga. Penelitian kualitatif digunakan untuk lebih mendalami hasil dari penelitian kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan keseimbangan kehidupan kerja dalam rangka meningkatkan ketahanan organisasi. Dipilih sepuluh orang dari 1.105 responden sebagai narasumber untuk dilakukan wawancara mendalam dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan keseimbangan kehidupan kerja di lingkungan DJPb tidak berjalan dengan efektif. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berharga kepada para pemangku kebijakan dalam rangka membantu karyawan menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka.

This research is a mixed-methods study utilizing a sequential explanatory strategy. Three research questions were posed, with two addressed through quantitative methods and the remaining one through qualitative means. The quantitative research aimed to understand the impact of work-life balance policies on employees' attitudes and behaviors (OCB, organizational commitment, and job satisfaction) and work-family conflict. Hypotheses were developed based on several supporting theories (social exchange theory, role theory, conservation of resources theory, and job demands-resources theory). A survey was conducted within the Directorate General of Treasury (DJPb), yielding 1,105 data points for analysis. The data analysis revealed that work-life balance policies positively, though insignificantly, influenced employees' attitudes and behaviors and negatively, though insignificantly, impacted work-family conflict. Qualitative research was employed to delve deeper into the quantitative findings, aiming to understand the implementation of work-life balance policies for enhancing organizational resilience. Ten individuals were selected from the 1,105 respondents as interviewees, using purposive sampling techniques. The research findings indicated that the implementation of work-life balance policies in the DJPb environment was ineffective. This study is expected to provide valuable insights for policymakers to assist employees in balancing their work and personal lives."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>