Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Shahnaz Virginia
"Meningkatnya fenomena kelelahan emosional yang dialami karyawan milenial di situasi pandemi Covid-19, mayoritas disebabkan oleh penyesuaian sistem kerja yang dilakukan organisasi. Penyesuaian ini berdampak pada peningkatan jam dan beban kerja yang signifikan. Penelitian korelasional ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja kuantitatif dengan kelelahan emosional yang dimediasi oleh keseimbangan kerja dan kehidupan. Partisipan penelitian merupakan karyawan milenial yang berdomisili di Indonesia dan telah bekerja di suatu perusahaan selama minimal enam bulan. Diperoleh sebanyak 185 data partisipan yang dianalisis menggunakan teknik analisis regresi dengan metode Hayes PROCESS Macro Model 4. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh langsung beban kerja terhadap kelelahan emosional yang dimediasi oleh keseimbangan kerja dan kehidupan, b = 0,26, p < 0,05, BCa CI [0,40, 1,10]. Ditemukan juga pengaruh tidak langsung dalam model mediasi, b = 0,13, BCa CI [0,17, 0,55], dengan 40% varians kelelahan emosional dapat dijelaskan oleh variabel prediktor dan mediator. Terakhir, ditemukan pengaruh total dari beban kerja terhadap kelelahan emosional, b = 0,39, p < 0,05, BCa CI [0,72, 1,44]. Berdasarkan temuan tersebut, maka hipotesis penelitian diterima. Artinya, semakin tinggi beban kerja yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah kepuasan penerapan keseimbangan kerja dan kehidupan yang berdampak pada meningkatnya kelelahan emosional.

The increasing phenomenon of emotional exhaustion experienced by millennial employees during Covid-19 pandemic situation mostly caused by new work system adjusted by organization. This adjustment resulted in a significantly increased working hour and workload. This correlational study conducted to analyze the relationship between workload and exhaustion mediated by work-life balance. Study participants are millennial employees who lived in Indonesia and have worked at current company for at least six months. Total of 185 participants data obtained and analyzed using regression analysis technique with Hayes PROCESS Macro Model 4. The results showed direct effect of workload on emotional exhaustion mediated by work-life balance, b = 0,26, p < 0,05, BCa CI [0,40, 1,10]. An indirect effect also found in this mediation model, b = 0,13, BCa CI [0,17, 0,55], with 40% variance of emotional exhaustion explained by predictor and mediator. Finally, the total effect of workload on emotional exhaustion also found, b = 0,39, p < 0,05, BCa CI [0,72, 1,44]. Based on these findings, the study hypothesis was accepted. Employee with higher workload will have lower satisfaction of work-life balance and affecting to higher level of emotional exhaustion.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Langen Sekar Lelyana
"Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar organisasi terpaksa menerapkan sistem kerja fleksibel dan memberikan dampak negatif terhadap kondisi work-life balance (WLB) karyawan generasi milenial. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan apakah dukungan atasan melemahkan hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan jumlah partisipan sebanyak 168 karyawan yang termasuk dalam generasi milenial. Pengukuran variabel menggunakan Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), Skala Dukungan Atasan, dan Skala WLB yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Penyebaran skala-skala ini dilakukan secara dari menggunakan Google Form. Analisis data dilakukan menggunakan Process Macro Hayess untuk menguji model 1, yaitu moderasi sederhana.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan tidak memberikan efek moderasi pada hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Hal ini dapat terjadi karena karyawan generasi milenial memiliki keinginan untuk dapat mengelola waktu kerja dan tempat kerjanya secara mandiri. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan sektor bisnis yang lebih spesifik
.The Covid-19 pandemic forced most organizations to implement a flexible work system and had a negative impact on the work-life balance (WLB) of millennial employees. The purpose of this study is to prove whether superior support strengthens the relationship between flexible work systems and WLB. The design of this study was correlational with the number of participants as many as 168 employees belonging to the millennial generation. The measurement of variables uses the Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), the Supervisor Support Scale, and the WLB Scale which had been translated into Indonesian. The distribution of these scales is done by using Google Forms. Data analysis was performed using Process Macro Hayess to test model 1, namely simple moderation. The results showed that supervisor support did not have moderating effect to the relationship between the flexible working arrangement and WLB. This happened because millennial generation employees had the desire to be able to manage their work time and workplace independently. Future research can conduct similar research with more specific business sectors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gibrand Erlangga
"Dalam mengukur aspek kepuasan pekerja berkaitan dengan pencapaian keseimbangan waktu antara kegiatan pekerjaan dan pribadi. Industri media investment merupakan industri kreatif yang menuntut pekerjanya untuk terus berkembang sesuai dengan permintaan client. GroupM merupakan salah satu perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang advertising. Dimana karyawan perusahaan ini memiliki bentuk pekerjaan yang berbeda dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia periklanan. Kondisi semacam itu membuat tingginya minat karyawan yang berhenti bekerja. Penelitian ini penting dilakukan karena kepuasan pekerja merupakan indikator yang dapat menjelaskan produktivitas dan loyalitas karyawan. GroupM sebagai agensi periklanan global penting untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan, hal tersebut dapat menjadi gambaran tentang kebutuhan pekerja. Salah satu tuntutan pekerja yang sering disuarakan adalah work-life balance, penelitian menguji hubungan WLB dengan Kepuasan Pekerja. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan GroupM yang berada dalam jabatan executive. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan quota sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2023. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang lemah antara work-life balance dengan kepuasan kerja. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,357. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi work-life balance yang dimiliki oleh karyawan, maka semakin tinggi kepuasan pekerja. Harapannya hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja (occupational wellness) dan referensi bagi penelitian kesejahteraan sosial sektor industri.

In measuring aspects of employee satisfaction, it is related to achieving a balance of time between work and personal activities. The media investment industry is a creative industry that requires its workers to continue to develop according to demand. GroupM is a multinational company operating in the field of advertising. Where the employees of this company have different forms of work and abilities that suit the needs of the advertising world. Such conditions create high interest in employees quitting their jobs. This research is important to conduct because worker satisfaction is an indicator that can explain employee productivity and loyalty. GroupM as a global advertising agency is important to know employee job satisfaction, this can be an illustration of worker needs. One of the demands of workers that is often voiced is work-life balance, research examines the relationship between WLB and Employee Satisfaction. Respondents in This research are GroupM employees who are in position as executive. The research method used in this research is a quantitative method with a descriptive research type. The data collection technique in this research uses quota sampling. This research was conducted in August-December 2023. The results of this research show that there is a weak positive relationship between work-life balance with job satisfaction. The correlation test results show the correlation coefficient (r) value is 0.357. This value shows that getting higher the work-life balance owned by employees, the higher employee satisfaction will be. It is hoped that the results of this research can be an illustration for companies to improve worker welfare (occupational wellness) and a reference for social welfare research in the industrial sector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ayu Candrawati
"Fokus penelitian ini membahas tentang pengaruh dukungan organisasi, stress kerja dan kecerdasan emosional anggota pada bidang operasional di Polres Metro Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh simultan dan parsial dukungan organisasi, stres kerja, dan kecerdasan emosional terhadap keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan. Sebanyak 190 responden dari anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan berpartisipasi dalam penelitian ini untuk memberikan data melalui kuesioner yang mencakup aspek-aspek tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, dukungan organisasi, stres kerja, dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan kehidupan kerja (F =224.490, p < 0,05). Artinya, gabungan variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap variasi dalam keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional. Secara parsial, hasil menunjukkan bahwa dukungan organisasi (t hitung=2.814, p < 0,05), stress kerja (t hitung = 3,043, sig < 0,05), dan kecerdasan emosional (t hitung = 5.212, p < 0,05), dan masing-masing variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan. Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kontribusi masing-masing faktor terhadap keseimbangan kehidupan kerja, memberikan dasar bagi manajemen Polres Metro Jakarta Selatan untuk mengembangkan strategi yang lebih terfokus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota bidang operasional melalui perbaikan dukungan organisasi, penanganan stress kerja dan pemberdayaan kecerdasan emosional.

The focus of this research is on the influence of organizational support, job stress, and emotional intelligence of members in the operational field at the South Jakarta Metropolitan Police (Polres Metro Jakarta Selatan). This study aims to evaluate the simultaneous and partial effects of organizational support, job stress, and emotional intelligence on the work-life balance of operational field members at the South Jakarta Metropolitan Police. A total of 190 respondents from the operational field of the South Jakarta Metropolitan Police participated in this study, providing data through a questionnaire covering these aspects. This research utilized a quantitative method with multiple regression analysis. The research findings indicate that simultaneously, organizational support, job stress, and emotional intelligence have a significant influence on work-life balance (F = 224.490, p < 0.05). This means that the combination of these variables significantly contributes to the variation in the work-life balance of operational field members. Partially, the results show that organizational support (t-value = 2.814, p < 0.05), job stress (t-value = 3.043, sig < 0.05), and emotional intelligence (t-value = 5.212, p < 0.05) each have a significant influence on the work-life balance of operational field members at the South Jakarta Metropolitan Police.These findings provide a deeper understanding of the contribution of each factor to work-life balance, laying the foundation for the management of the South Jakarta Metropolitan Police to develop more focused strategies to enhance the well-being of operational field members through improving organizational support, addressing job stress, and empowering emotional intelligence."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Safa Saputra
"Generasi Z akan menjadi proporsi besar dari perusahaan pada beberapa tahun ke depan dan dapat berperan dalam keberlanjutan perusahaan dengan kemampuannya dalam teknologi. Tetapi, kecenderungan untuk melakukan alienasi kerja pada Generasi Z menjadi ancaman buruk bagi perusahaan maupun pembentukan identitas diri Generasi Z. Maka, penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan kehidupan kerja dan alienasi kerja pada karyawan Generasi Z. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang melibatkan 378 partisipan. Target partisipan merupakan WNI berumur 18 - 25 tahun yang sedang magang atau bekerja, minimal 6 bulan kerja. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan Google Form dan disebarkan lewat sosial media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja berhubungan negatif secara signifikan dengan alienasi kerja pada karyawan Generasi Z (r = -.755, n = 378, p <.001 one tailed). Penelitian ini menegaskan bahwa perasaan puas selama kerja akan membuat karyawan Generasi Z puas juga terhadap kehidupan secara umum dan termotivasi untuk terlibat lebih dalam pekerjaan mereka. Maka, sebagai investasi masa depan, keberlanjutan perusahaan, pengembangan strategi sumber daya manusia yang spesifik meningkatkan kualitas kehidupan kerja bagi Generasi Z merupakan hal yang diperlukan.

Generation Z will make up a large proportion of the workplace in the next few years and can contribute to corporate sustainability with their technological prowess. However, the tendency of work alienation for Generation Z is a serious threat to companies and the formation of self-identity for Generation Z. Thus, this study aims to study the relationship between work life and work alienation among Generation Z employees. This study was a correlation study involving 378 participants. The target participants are Indonesian citizens aged 18-25 years who are doing internships or working for at least 6 months of work. Data collection was carried out boldly using Google Forms and distributed via social media. The results showed that quality of work life was significantly negatively related to work alienation among Generation Z employees (r = -.755, n = 378, p <.001 one-tailed). This study states that feeling satisfied at work will make Generation Z employees also satisfied with life in general and motivated to be more involved in their work. So, as an investment for the future, corporate sustainability, the development of specific human resource strategies to improve the quality of work life for Generation Z is necessary."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Letisia Permata Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dan menyimpulkan pola pengaruh faktor stres kerja yang diwakili tiga Job Stressor, yaitu Beban Kerja, Konflik Peran, dan Hubungan Interpersonal terhadap Work-Life Balance WLB pada Fungsional Pemeriksa sebagai garda depan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK RI dalam mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk memprediksi dan menyimpulkan tentang adanya perbedaan tingkat WLB di antara kelompok gender, generasi, dan status pernikahan; serta memberi pertimbangan manajerial tentang WLB pada Fungsional Pemeriksa BPK RI. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner dengan total responden yang berhasil didapatkan sebanyak 383 orang. Wawancara mendalam juga dilakukan untuk memperkuat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Beban Kerja, Konflik Peran, dan Hubungan Interpersonal berpengaruh signifikan positif terhadap WLB pada Fungsional Pemeriksa BPK RI. Hasil tersebut menunjukkan bahwa stres tidak selalu buruk dan dapat berpengaruh positif jika dalam jumlah optimal. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan tingkat WLB Pemeriksa BPK RI berdasarkan kelompok gender dan generasi/cohort, sedangkan untuk kelompok status pernikahan tidak terdapat perbedaan.

ABSTRACT
This study aims to predict and conclude the impact pattern of job stress represented by three Job Stressors, namely Workload, Role Conflict, and Interpersonal Relationship towards Work Life Balance WLB on Functional Auditors as the vanguard of The Audit Board of The Republic Indonesia in achieving organizational goals. This study also aims to predict and conclude the difference of WLB level among gender, generation, and marital status groups and give managerial consideration about WLB among Functional Auditors in The Audit Board of The Republic Indonesia. The study was carried out by quantitative method through the distribution of questionnaires with a total of 383 respondents. In depth interviews were also conducted to strengthen the analysis. The results showed that Workload, Role Conflict, and Interpersonal Relationship have significant positive impact on WLB among Functional Auditors in The Audit Board of The Republic Indonesia. These results indicated that stress is not always bad and can have positive impact if in the optimal amount level of stress. The results also showed differences in WLB levels among Functional Auditors in The Audit Board of The Republic Indonesia based on gender and generation cohort groups, while no difference on marital status group."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Safira Ayu Rulita Jati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh Quality of work life, Quality of work life (X2), dan kinerja anggota pada Anggota Biro Sumber Daya Manusia di Polda Metro Jaya. Tujuan penelitian ini bersifat eksplanatory untuk menguji dan menganalisis pengaruh Quality of work life terhadap Quality of work life (X2); menguji dan menganalisis pengaruh Quality of work life terhadap kinerja anggota; menguji dan menganalisis pengaruh Quality of work life (X2) terhadap kinerja anggota; serta menguji dan menganalisis pengaruh Quality of work life terhadap kinerja anggota melalui Quality of work life (X2) sebagai variabel mediasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pengayaan data dari kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei dimana jumlah responden dalam penelitian ini terdiri dari 112 anggota Anggota Biro Sumber Daya Manusia di Polda Metro Jaya. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampel jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk selanjutnya dianalisis menggunakan software analisis SEM AMOS 22 untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Skala Likert dalam pengukuran kuisioner menggunakan 1-5 skala. Pengayaan data kualitatif dibangun berdasarkan hasil awal data kuantitatif untuk membuktikan, memperdalam dan memperluas data kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan hipotesis yang diusulkan dapat diterima. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh secara pengaruh positif yaitu Quality of work life terhadap Quality of work life (X2); Quality of work life terhadap kinerja anggota; Quality of work life (X2) terhadap kinerja anggota; dan Quality of work life terhadap kinerja anggota melalui Quality of work life (X2) yang artinya Quality of work life (X2) mampu menjadi variabel intervening antara Quality of work life terhadap kinerja anggota.

This research was conducted to examine the effect of Quality of work life, quality of work life, and member performance on Members of the Human Resources Bureau at Polda Metro Jaya. The purpose of this study is explanatory in nature to test and analyze the influence of the Quality of work life on the quality of work life; examine and analyze the effect of Quality of work life on member performance; examine and analyze the influence of the quality of work life on the performance of members; as well as testing and analyzing the effect of Quality of work life on member performance through the quality of work life as a mediating variable.
The method used in this research is quantitative research with qualitative data enrichment. Quantitative research using the survey method where the number of respondents in this study consisted of 112 members of the Human Resources Bureau at Polda Metro Jaya. Sampling using the saturated sample method where the entire population is used as a sample in the study. The data collection technique used in this study was to use questionnaires which were distributed to respondents to be further analyzed using the SEM AMOS 22 analysis software to determine the effect between variables. The Likert scale in measuring questionnaires uses 1-5 scales. Qualitative data enrichment is built on the initial results of quantitative data to prove, deepen and expand quantitative data.
The results of the research show that the entire proposed hypothesis can be accepted. The factors that have a positive influence are the Quality of work life on the quality of work life; Quality of work life on member performance; quality of work life on member performance; and Quality of work life on member performance through quality of work life, which means that quality of work life can be an intervening variable between Quality of work life on member performance.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsalitsa Haura Syarifa
"Keseimbangan kehidupan-kerja dan gaya kerja baru merupakan faktor personal dan faktor lingkungan yang diduga berpengaruh terhadap stres kerja. Penelitian terhadap 101 orang karyawan kantor pusat PT Bank Syariah X kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keseimbangan kehidupan-kerja dan gaya kerja baru terhadap stres kerja. Studi ini berbentuk kuantitatif yang menyebarkan tiga kuesioner online yaitu skala Job Stress dari Shukla dan Srivastava (2016), skala Work-Life Balance dari (Bell, Rajendran, & Theiler, 2012), dan skala New Ways of Working milik Van Steenbergen, dkk. (2018). Uji statistik dilakukan melalui teknik regresi berganda menggunakan metode enter pada SPSS. Hasil analisis regresi pada masing-masing variabel prediktor menunjukkan bahwa keseimbangan kehidupan-kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap stres kerja (β = -0,54, p<0,05). Namun, variabel gaya kerja baru ditemukan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja (β = -0,13, p>0,05). Selanjutnya, hasil analisis regresi berganda menemukan bahwa keseimbangan kehidupan-kerja dan gaya kerja baru secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap stress kerja, F(2, 98) = 24,51, R=0,58, p<0,01, R2=33,3%). Temuan ini menunjukkan bahwa 33,3% proporsi varians stres kerja dapat dijelaskan oleh keseimbangan kehidupan-kerja, sedangkan 66,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa keseimbangan kehidupan-kerja merupakan variabel prediktor yang berpengaruh lebih kuat terhadap stres kerja dibandingkan dengan variabel gaya kerja baru. Diskusi terkait hasil temuan, limitasi, dan saran disertakan di bagian akhir penelitian.

Work-life balance and new ways of working are personal and environmental factors that are predicted to influence job stress. The study of 101 PT Bank Sharia X head office employees aims at finding out the effect of work-life balance and new ways of working towards job stress. This study is a quantitative research that distributes three online questionnaires consisting of job stress scale (Shukla & Srivastava, 2016), work-life balance scale (Bell, Rajendran, & Theiler, 2012), and scale of new ways of working (Van Steenbergen, et al., 2018). The research is tested by applying multiple regression technique with forced entry (enter) method in SPSS. The results of regression analysis on each predictor variable indicate that work-life balance has a negative and significant effect on job stress (β = -0,54, p<0,05). However, the new ways of working variable was found to have no significant effect on job stress (β = -0,13, p>0,05). The result shows that work-life balance and new ways of working are collectively able to predict job stress F(2, 98)=24,51, R=0,58, p<0,01, R2=33,3%). This finding indicates that work-life balance and new ways of working simultaneously give a 33,3% variation in job stress, while the rest of 66,7% is explained by other factors that are not measured in this study. Therefore, it can be said that work-life balance has a stronger effect on job stress than new ways of working as predictor variables. The discussion about these findings, limitations, and suggestions are presented in the end of this paper."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiah Cantika
"Kepuasan hidup karyawan Generasi Y merupakan hal yang penting untuk dijaga karena banyaknya jumlah karyawan Generasi Y di angkatan kerja Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara work-life balance dengan kepuasan hidup pada karyawan Generasi Y. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale untuk mengukur kepuasan hidup, dan Work / Non Work Scale untuk mengukur work-life balance. . Penelitian ini dilakukan pada 109 karyawan Generasi Y yang saat ini bekerja minimal enam bulan di perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan hidup karyawan Generasi Y akan meningkat jika dua dimensi work-life balance, peningkatan kehidupan pribadi kerja dan peningkatan kehidupan pribadi peningkatan pekerjaan meningkat. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kepuasan hidup pada karyawan Generasi Y tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan dua dimensi work-life balance, gangguan kerja dengan kehidupan pribadi dan gangguan kehidupan pribadi dengan pekerjaan.

The life satisfaction of Generation Y employees is an important thing to maintain because of the large number of Generation Y employees in the Indonesian workforce. This study aims to see the relationship between work-life balance and life satisfaction in Generation Y employees. This research is a quantitative study that uses the Satisfaction with Life Scale measurement tool to measure life satisfaction, and the Work / Non Work Scale to measure work-life balance. . This research was conducted on 109 Generation Y employees who currently work for at least six months at the company. The results of this study indicate that the life satisfaction of Generation Y employees will increase if the two dimensions of work-life balance, an increase in personal work life and an increase in personal life increase in work. The results of this study also found that life satisfaction among Generation Y employees did not have a significant relationship with the two dimensions of work-life balance, disruption of work with personal life and disruption of personal life with work."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grafika Perdana
"Organisasi dalam berbagai macam bentuk dan latar belakang senantiasa dituntut untuk terus mengikuti perubahan kebijakan dan dinamika lingkungan eksternal. Maka dari itu, diperlukan perhatian organisasi dalam mempertimbangkan faktorfaktor yang sekiranya dapat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan seperti work-life balance, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan komitmen kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pengaruh dari motivasi kerja dan work-life balance terhadap komitmen kerja serta bagaimana kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh motivasi kerja dan work-life balance terhadap komitmen kerja pegawai Markas Besar Badan Narkotika Nasional. Berdasarkan pengumpulan data responden, diperoleh 292 data yang valid dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Penelitian ini menemukan bahwa secara langsung, work-life balance dan motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen kerja pegawai. Namun secara tidak langsung, terdapat hubungan signifikan antara work-life balance dan motivasi kerja terhadap komitmen kerja yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Atas hal tersebut, pembuat kebijakan di Markas Besar Badan Narkotika Nasional harus menaruh perhatian terhadap work-life balance, motivasi kerja, dan kepuasan kerja dalam upaya meningkatkan komitmen kerja pegawai. Selain itu, organisasi juga perlu mempertimbangkan motivasi kerja serta work-life balance dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Organizations in various forms and backgrounds are always required to continue to follow changes in policy and dynamics of the external environment. Therefore, organizational attention is needed in considering factors that could influence policy making such as work-life balance, work motivation, job satisfaction and work commitment. This research aims to explore the influence of work motivation and work-life balance on work commitment and how job satisfaction can mediate the influence of work motivation and work-life balance on the work commitment of employees at the National Narcotics Agency Headquarters. Based on the collection of respondent data, 292 valid data were obtained and further analysis could be carried out. This research found that directly, work-life balance and work motivation did not significantly influence employee work commitment. However, indirectly, there is a significant relationship between work-life balance and work motivation on work commitment which is mediated by job satisfaction. Due to this, policy makers at the National Narcotics Agency Headquarters must pay attention to work-life balance, work motivation and job satisfaction in an effort to increase employee work commitment. Apart from that, organizations also need to consider work motivation and work-life balance in increasing employee job satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>