Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ani Priastami
"Merawat anggota keluarga yang menderita penyakit kanker merupakan pengalaman traumatis bagi family caregiver sehingga tak jarang mereka merasakan beban. Strategi koping dipercaya dapat menjadi salah satu faktor protektif bagi family caregiver dalam mencegah terjadinya beban caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dan beban caregiver pada family caregiver pasien kanker. Peneliti menggunakan alat ukur Ways of Coping Questionnaire dalam mengukur strategi koping dan Zarit Burden Interview dalam mengukur beban caregiver. Penelitian ini menggunakan analisis pearson correlation pada 90 partisipan dan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara beban caregiver dan total skor problem-focused coping maupun emotion-focused coping yang digunakan oleh family caregiver pasien kanker. Walaupun demikian, peneliti menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara escape avoidance dengan beban caregiver. Artinya, ketika strategi escape avoidance digunakan lebih sering, maka family caregiver akan mengalami beban merawat yang lebih besar. Temuan ini dapat menjadi landasan penelitian lebih lanjut mengenai pentingnya strategi koping terhadap pengalaman family caregiver di seluruh fase spesifik penyakit kanker untuk menentukan titik waktu kritis dalam mencegah beban caregiver.

Caring for family members who suffer from cancer was a traumatic experience for family caregivers so that they often feel the burden. Coping strategies were believed to be one of the protective factors for family caregivers from caregiver burden. This study aimed to determine the relationship between caregiver burden and coping strategies used by family caregivers in cancer patient. Coping strategies were assessed using the Ways of Coping Questionnaire and caregiver burden was assessed using Zarit Interview Scale. This study used the Pearson correlation analysis on 90 participant. The results showed that there was no significant relationship between caregiver burden and the total score of problem-focused coping and emotion-focused coping used by family caregivers of cancer patients. However, this research found a significant positive relationship between one type of emotion-focused coping, namely the escape avoidance strategy with the caregiver burden. This shows when the escape avoidance strategy used more often, the family caregiver will experience a greater caregiver burden. This finding can be the basis for further research on the importance of coping strategies used by family caregivers at specific stages along the cancer illness trajectory to determine critical time points in preventing caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisya Putri Andina
"Kanker payudara adalah penyakit kronis yang banyak diderita oleh perempuan di Indonesia. Ketika menjalani proses pengobatan kanker payudara, pasien membutuhkan bantuan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Keluarga sebagai unit terdekat seringkali berperan sebagai family caregiver bagi pasien kanker payudara. Ketika menghadapi kanker, keluarga seringkali menghadapi berbagai masalah, khususnya terkait family functioning Wozniak Izycki, 2014. Selain itu, akibat dari perubahan atau bertambahnya peran yang dimiliki oleh anggota keluarga akan berdampak pada caregiver burden yang dimiliki oleh family caregiver. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara family functioning dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker payudara yang telah melakukan caregiving selama minimal tiga bulan. Family functioning diukur dengan menggunakan Family Assessment Device FAD Epstein, Bishop Levin, 1978 dan caregiver burden menggunakan Zarit Interview Scale ZBI Zarit, 1980. Terdapat 35 partisipan dalam penelitian ini yang merupakan family caregiver pasien kanker payudara. Berdasarkan analisis, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara family functioning dan caregiver burden. Artinya, semakin tinggi skor FAD maka semakin rendah skor ZBI yang dimiliki oleh family caregiver pasien kanker payudara.

Breast cancer is the most common chronic disease among Indonesian women. When the treatment is being taken, patients need assistance in carrying out daily activities. Family as the basic unit usually become the caregiver for breast cancer patients. As a caregiver, family member is sometimes facing various problems, particularly on family functioning Wozniak Izycki, 2014. In addition, the changing or multiple role the family member play have impact on the caregiver burden for family caregiver. The purpose of this study is to investigate the correlation between family functioning and caregiver burden among family caregiver breast cancer pasient who have been caregiving for at least three months. Family functioning is assessed using Family Assessment Device FAD with Epstein, Bishop Levin, 1978 and caregiver burden is assessed using Zarit Interview Scale ZBI Zarit, 1980. In this study there are 35 participants who are family caregiver of breast cancer patient. This study found that there is a significant negative correlation between family functioning and caregiver burden. That is, the higher FAD score then the lower ZBI score issued by family caregiver of breast cancer patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsania Alicia Rafli
"Merawat anggota keluarga yang memiliki penyakit kanker dapat menjadi sebuah tantangan bagi seorang family caregiver. Tidak jarang family caregiver merasakan caregiver burden atau beban perawatan selama proses perawatan berlangsung. Caregiver self-efficacy atau kepercayaan diri caregiver terhadap kemampuannya dalam melakukan tugas perawatan dengan baik dipercaya dapat menjadi salah satu faktor protektif bagi family caregiver dari caregiver burden. Dengan begitu, penelitian korelasional ini bertujuan untuk menguji hubungan antara caregiver self-efficacy dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Penelitian ini melibatkan 86 family caregiver pasien kanker di Indonesia yang diperoleh dari convenience sampling dengan menyebarkan tautan kuesioner kepada teman, keluarga terdekat, dan beberapa komunitas kanker di Indonesia melalui media sosial. Hasil penelitian dengan menggunakan alat ukur Caregiver Inventory dan Zarit Burden Interview menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara caregiver self-efficacy dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Dengan arti, apabila family caregiver pasien kanker memiliki tingkat caregiver self-efficacy yang tinggi maka tingkat caregiver burden akan menurun dan sebaliknya. Peneliti menduga partisipan memiliki tingkat caregiver self-efficacy yang tinggi diakibatkan oleh beberapa faktor dan karakteristik partisipan, salah satunya adalah memiliki perasaan mampu untuk dapat menyelesaikan tugas perawatan dengan baik sehingga memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang sulit dan mengalami caregiver burden yang lebih rendah. Temuan ini dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya mengenai pentingnya caregiver self-efficacy pada family caregiver pasien kanker untuk mencegah dan menghadapi caregiver burden.

Caring for a family member who has cancer can be a challenge for a family caregiver. It is not uncommon for the family caregiver to feel caregiver burden or burden of care during the treatment process. Caregiver self-efficacy or caregiver’s confidence in their ability to perform caring tasks well can be one of the protective factors for family caregiver from caregiver burden. Thus, this correlational study aimed to examine the relationship between caregiver self-efficacy and caregiver burden among family caregiver of cancer patient. This study involved 86 family caregivers of cancer patients in Indonesia obtained from convenience sampling by distributing questionnaires to friends, closest family, and several cancer communities in Indonesia through social media. The results of the study used the Caregiver Inventory and Zarit Burden Interview measuring instruments showed that there was a significant negative relationship between caregiver self-efficacy and caregiver burden among family caregiver of cancer patient. In other words, if the family caregiver of cancer patient has a high level of caregiver self-efficacy, the caregiver's burden will decrease and vice versa. Researchers suspected that participants have a high level of caregiver self-efficacy due to several factors and participant characteristics, one of which is having a feeling of being able to complete care tasks well so that they have the ability to be able to deal with difficult situations and experience a lower caregiver burden. This finding can be the basis for further research regarding the importance of caregiver self-efficacy for family caregiver of cancer patient to prevent and deal with caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Salsabila
"Kanker merupakan salah satu penyakit dengan tingkat mortalitas tinggi yang dapat memengaruhi kualitas hidup individu. Selama proses perawatan, pasien kanker membutuhkan family caregiver yang dapat membantunya menjalani aktivitas sehari-hari. Perawatan kanker yang cukup kompleks dapat mengarahkan family caregiver pada beban caregiver (Hsu dkk., 2014). Dalam hal ini, welas diri dapat memfasilitasi individu untuk beranjak dari kondisi penuh tekanan dan membantu individu untuk membentuk regulasi diri yang lebih adaptif (Pinto‐Gouveia dkk., 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh welas diri terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien kanker. Penelitian ini melibatkan 80 family caregiver pasien kanker usia dewasa. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Welas Diri (SWD-SF) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan dari welas diri terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien kanker (F=26,087, p<0,05, R2=0,251). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembaangan program edukasi welas diri bagi family caregiver pasien kanker untuk mencegah maupun menanggulangi dampak fisik dan psikologis dari beban caregiver.

Cancer is one of the diseases with a high mortality rate that can affect the quality of life of individuals. During the treatment process, patients need a companion who can help them carry out their daily activities. Cancer care which is quite complex can direct family caregivers to the caregiver burden (Hsu et al., 2014). In this case, self-compassion is one of the things that can facilitate individuals to move from stressful conditions and help individuals to form more adaptive self-regulation (Pinto-Gouveia et al., 2014). This study aimed to examine the effect of self-compassion on caregiver burden on family caregivers of cancer patients. This study involved 80 adult cancer family caregivers. The instruments used in this study were the Self-Compassion Scale (SWD-SF) and the Zarit Burden Interview (ZBI-22). Statistical analysis in this study showed that there was a negative and significant effect of self-compassion on caregiver burden on families caring for cancer patients (F=26,087, p<0.05, R2=0,251). The results of this study are expected to be used in developing self-compassion education programs for cancer caregivers to prevent and overcome the physical and psychological impacts of caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Adila Fitra
"Caregiver keluarga dengan kanker mengalami perubahan hidup yang besar yang menuntutnya untuk menjalani serangkaian kewajiban untuk mengasuh pasien, dan juga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Kondisi tersebut membuat caregiver keluarga dengan kanker tidak bisa memenuhi rekomendasi olahraga yang memadai untuk tubuhnya, padahal caregiver keluarga dengan kanker rentan dengan berbagai penyakit tidak menular dan kondisi kesehatan lainnya. Selain itu, caregiver keluarga dengan kanker juga rentan mengalami stres akibat kewajiban yang harus dipenuhinya. Stres menjadi salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan olahraga seseorang. Reaksi emosi negatif yang ditimbulkan dari stres akibat tuntutan perawatan yang dihadapi oleh peran caregiver menimbulkan dampak negatif seperti terpaku pada pemikiran tertentu, dan kehilangan kesenangan pada aktivitas yang biasa dinikmati. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara stres dan olahraga, serta peran moderasi strategi coping pada hubungan antara perceived stress dan olahraga caregiver keluarga dengan kanker. Sejumlah 168 partisipan yang didominasi dari Pulau Jawa telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan secara daring ini menggunakan alat ukur Perceived Stress Scale, The Brief COPE, dan pengukuran frekuensi serta durasi mingguan untuk olahraga. Analisis dilakukan menggunakan Pearson Correlation dan Analisis Regresi PROCESS Model 1 Hayes. Analisis tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perceived stress dan olahraga (r=-0,221; p<0,01, one-tailed), dan tidak terdapat peran moderasi strategi coping pada emotion-focused coping maupun problem-focused coping.

Cancer family caregivers go through major life changes that requires them to undergo series of obligation to take care of the patient, as well as to care for their own needs. This condition makes cancer family caregiver unable to meet the physical activity recommendation, even though they are vulnerable to various non-communicable disease and other health related condition. Cancer family caregivers are also prone to stress due to the life demand they need to fulfil. Stress is one of the factors that has a relationship with a person’s exercise habit. The negative emotional reactions that arise from stress due to the caregiving demands faced by the caregiver have negative impacts such as fixating on certain thoughts and losing pleasure in activities that are usually enjoyed. This study aims to look at the relationship between stress and exercise, as well as the moderating role of coping strategies on the relationship between perceived stress and exercise by cancer family caregiver. A total of 168 participants predominantly form Java participated in this study. The research was conducted online using Perceived Stress Scale, The Brief COPE, and the weekly duration and frequency of participants’ physical activities. The analysis was performed using Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 Regression Analysis. A significant relationship was found between perceived stress and exercise (r=-0,221; p<0,01, one-tailed). Thus, no moderating effect of coping was found for both emotion-focused coping and problem-focused coping."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurlelasari
"Latar belakang: family caregiver (FC) anak dengan kanker mengalami berbagai tekanan psikologis. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara beban perawatan dan kesiapan merawat terhadap kecemasan dan depresi family caregiver anak dengan kanker. Metode: kami merekrut subjek penelitian dari ruang rawat inap dan rawat jalan di PKN RSK Dharmais, Jakarta dari bulan Maret hingga April 2023. Depresi, kecemasan dan faktor yang mempengaruhi tekanan psikologis FC anak dengan kanker diidentifikasi dengan instrumen Patient Health Questionnaire, (PHQ-9), Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7), Zarit Burden Interview, (ZBI) dan Preparedness for Caregiving Scale (PCS). Hasil: 127 FC menyelesaikan pengisian kuesioner penelitian, dimana mayoritas mengalami beban perawatan kategori ringan, tidak siap memberikan perawatan, tingkat depresi dan kecemasan kategori ringan. Tingkat depresi FC cenderung dipengaruhi secara signifikan oleh beban perawatan (0,001); kesiapan merawat (0,036). Sedangkan kecemasan dipengaruhi secara signifikan oleh usia FC (18-45 tahun) (p=0,004), kategori kanker (p=0,018) dan beban perawatan (0,000). Kesimpulan: semakin berat beban perawatan dan ketidak siap FC dalam memberikan perawatan maka tingkat depresi dan kecemasan FC akan meningkat. Saran: diperlukannya merancang dan menargetkan intervensi psikososial untuk mengurangi beban perawatan, meningkatkan kesiapan merawat, menurunkan tingkat depresi dan kecemasan FC, sehingga dapat meningkatkan QOL pada populasi ini.

Background: the family caregiver (FC) of children with cancer experiences various psychological pressures. Purpose: This study aims to identify the relationship between care burden and readiness to care for the anxiety and depression of family caregivers of children with cancer. Methods: we recruited research subjects from inpatient and outpatient wards at PKN RSK Dharmais, Jakarta from March to April 2023. Depression, anxiety and factors that affect the psychological pressure of FC children with cancer were identified by means of the Patient Health Questionnaire, (PHQ-9), Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7), Zarit Burden Interview, (ZBI) and Preparedness for Caregiving Scale, (PCS). Results: 127 FC completed the research questionnaire, the majority experienced the burden of mild category care, not ready to provide care, mild category levels of depression and anxiety. FC depression level tends to be significantly influenced by the burden of care (0.001); readiness to care (0.036). Meanwhile, anxiety was significantly influenced by FC age (18-45 years) (p=0.004), cancer category (p=0.018) and care burden (0.000). Conclusion: the heavier the burden of care and the unprepared FC in providing care, the higher the level of depression and anxiety. Suggestion: It is necessary to design and target psychosocial interventions to reduce the burden of care, increase readiness to care, reduce of depression and anxiety of FC, so as to increase QOL in this population."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelma Nursyahbani
"Kanker merupakan penyakit kronis yang banyak menyerang individu. Selama melaksanakan pengobatan, pasien kanker membutuhkan dampingan dan perawatan yang umumnya dilakukan oleh anggota keluarga. Melakukan perawatan terhadap pasien kanker sendiri merupakan aktivitas yang berat dimana anggota keluarga rentan mengalami tekanan terhadap aktivitas perawatan dan mengalami caregiver burden. Di sisi lain, resiliensi merupakan suatu karakteristik yang memungkinkan individu untuk beradaptasi dan terus berkembang ketika menghadapi tekanan. Oleh sebab itu, resiliensi diperlukan untuk membantu anggota keluarga dalam menjalankan peran sebagai caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi resiliensi terhadap caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Sebanyak 86 partisipan yang merupakan family caregiver pasien kanker di Indonesia terlibat dalam penelitian ini. Family caregiver yang berpartisipasi memiliki usia dengan rentang 18-65 tahun (M = 35,87). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian merupakan Zarit Burden Interview (ZBI) untuk mengukur caregiver burden dan Connor Davidson Resilience Scale 10 (CD-RISC 10) untuk mengukur resiliensi. Hasil analisis regresi menunjukkan 9,5% varians caregiver burden dapat dijelaskan oleh resiliensi. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa resiliensi berkontribusi terhadap caregiver burden pada family caregiver pasien kanker.

Cancer is a chronic disease that affects many individuals. During the treatment period, cancer patients needed assistance and care which is often carried out by their family members. Caring for cancer patients is a strenuous activity where family members are vulnerable to experience caregiver burden. On the other hand, resilience is a characteristic that allows individuals to adapt and thrive when faced with pressure. Therefore, resilience is needed to assist family members in carrying out their role as caregivers. This study aimed to see the contribution of resilience to caregiver burden on family caregiver of cancer patient. A total of 86 participants who are family caregivers of cancer patients in Indonesia were involved in this study. Participants who took part in this study had an age range of 18-65 years (M = 35,87). Instruments used in this study are Zarit Burden Interview (ZBI) that measures caregiver burden and Connor Davidson Resilience Scale 10 (CD-RISC 10) that measures resilience. The regression analysis results showed that 9,5% of the variance in caregiver burden can be explained by resilience. Therefore, it can be concluded that resilience contributed to caregiver burden on family caregivers of cancer patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Sofiyah
"ABSTRAK
Anak terdiagnosa kanker umumnya mengalami pengobatan yang mempengaruhi
kondisi emosional, kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual pada anak juga orangtua.
Penelitian bertujuan mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual orang tua terhadap
kesejahteraan spiritual dan kualitas hidup anak yang mengalami kanker. Desain
penelitian cross sectional pada 81 pasang orang tua anak dengan teknik consecutive
sampling. Data dianalisis secara bivariat multivariat menggunakan regresi linier. Hasil
penelitian menunjukkan hubungan bermakna, arah kekuatan sedang dan positif antara
kesejahteraan spiritual orang tua dengan kesejahteraan spiritual anak (r: 0,324;
Pvalue:0,003) dan hubungan antara kesejahteraan spiritual anak dengan kualitas hidup
anak (r: 0,324; Pvalue: 0,003), serta hubungan bermakna, kekuatan lemah dan positif
antara kesejahteraan spiritual orang tua dengan kualitas hidup anak (r: 0,263 Pvalue:
0,018). Peneliti merekomendasikan perawat mengidentifikasi dan asuhan keperawatan
spiritual perlu ditingkatkan pada anak yang mengalami kanker dan keluarganya

ABSTRACT
Children diagnosed cancer generally undergo treatments affected emotional state,
quality of life and spiritual well-being. This study aims to determine relationship of
parents spiritual well being against the childrens spiritual well-being and quality of life
who have cancer. Cross-sectional study design in 81 pairs of parents-children taken with
consecutive sampling. Data analyzed using bivariate multivariate linear regression. The
results showed significant correlation with direction and strength of relationship was
positive between parent spiritual well-being with children spiritual well-being (r: 0.324
Pvalue: 0.003) and between childrens spiritual well being with children quality of life
(r: 0,356; Pvalue; 0,001) significant correlation with direction and strength of weak
positive correlation between parents spiritual well-being with childrensquality of life
(r:0.263 Pvalue: 0.018). Researchers recommend the nurse to identify and carry out
spiritual well being care for children and parent with cancer"
2015
T46457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Putri Naulia
"ABSTRAK
Diagnosis dan pengobatan kanker anak dapat menimbulkan stres pada anak kanker dan orang tua. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi stres anak kanker dan ibunya. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden anak kanker dan ibunya melalui teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap stres anak yaitu usia anak, frekuensi dukungan sosial anak, dan frekuensi stres ibu. Hasil analisis berikutnya didapatkan bahwa usia anak sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap stres anak (p=0,003). Variabel yang berpengaruh terhadap stres ibu adalah usia ibu, tingkat pendidikan, status pernikahan, jumlah anak, dukungan sosial ibu, kepentingan dukungan anak, jenis terapi anak dan stres anak. Hasil analisis berikutnya didapatkan bahwa status pernikahan sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap stres ibu (PIP-F, p=0,013; PIP-D, p=0,010). Perlu dioptimalkan dukungan sosial dan manajemen stres untuk dapat meningkatkan koping anak dan ibu sehingga tercapai kualitas hidup yang lebih baik

ABSTRACT
The diagnosis and treatment of pediatric cancer might be stressful for children and their parents. The Research aims to identify factors that correlate to the child dan their mothers‟stress. This study used cross sectional design, with total sample of 99 cancer children and their mothers. The result shown that some variables affect child‟s stress: child‟s age, frequency of social support and frequency of mother‟s stress. The study further found that child‟s age as the most factor associated with child‟s stress (p=0,003). Variables that affect mother‟ stress: Mother‟s age, education level, marital status, number of children, mother‟s social support, the important of social support, therapy and child‟s stress. The study further found that marital status as the most factor associated with mother‟s stress (PIP-F p=0,013; PIP-D p=0,010). Social support and stress management need to be optimized to improve coping of children and mother to reach a better quality of life."
2016
T46496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesalonika Sih Mardi Bekti
"Stroke adalah penyakit dengan tingkat disabilitas dan mortalitas yang tinggi. Pasien stroke mengalami berbagai gejala yang mengakibatkan disabilitas sehingga pasien tidak mampu beraktivitas dan memenuhi kebutuhannya seorang diri. Kondisi ini membuat pasien sangat bergantung pada family caregiver dalam beraktivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, perawatan stroke yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama dapat menyebabkan family caregiver mengalami beban caregiver. Dalam hal ini, kesiapan merawat dapat menjadi bekal bagi individu dalam mencegah beban caregiver karena persepsi bahwa individu siap untuk merawat dapat memfasilitasi individu dalam melakukan tugasnya sebagai caregiver dan menghadapi tantangan yang dialami ketika merawat pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kesiapan merawat pada beban caregiver pasien stroke. Penelitian ini melibatkan 67 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18-65 tahun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesian Preparedness for Caregiving (I-PCS) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan merawat berperan secara negatif dan signifikan pada beban caregiver pasien stroke (p<0,05, R²=0,21). Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa caregiver perlu memiliki kesiapan merawat untuk meminimalisasi beban caregiver. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pihak tenaga kesehatan, psikolog serta pihak terkait lainnya untuk menyelenggarakan sebuah program pelatihan dan kolaborasi untuk membantu caregiver dalam mempersiapkan dirinya baik secara praktis maupun emosional untuk mencegah beban caregiver.

Stroke is a disease with a high rate of disability and death. Stroke patients experience various symptoms that cause disability so that patients become unable to carry out activities and meet their own needs. This condition makes the patients very dependent on family caregivers to carry out activities and meet daily needs. Stroke treatment is complex and time-consuming, these conditions can lead caregivers to experience a heavy burden on caregivers. In this case, the preparedness to provide care is one of the things that can prevent caregiver burden because the perception that someone is ready to care can make it easier for that person to carry out their duties and challenges as a caregiver when taking care of stroke patients. This study aims to examine the role of preparedness to caregiving in caregiver burden on caregivers of stroke patients. This study involved 67 family caregivers of stroke patients with an age range from 18-65 years old. The instruments used in this study were Indonesian Preparedness to Caregiving (I-PCS) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). Statistical analysis in this study shows that preparedness to caregiving has a negative and significant role on caregiver burden on stroke patients (p < 0.05, R² = 0.21). The research findings indicate that caregivers need to be prepared to provide care in order to reduce the burden on caregivers. This can be a consideration for health workers, psychologists and other related parties to organize training and collaboration programs to help caregivers prepare practically and emotionally to prevent caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>