Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Mauliddinah
"Postpartum adalah masa setelah plasenta lahir sampai dengan alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil yang secara normal berlangsung selama 6 minggu. Kondisi yang sering dialami oleh ibu postpartum yaitu luka perineum yang merupakan robekan pada daerah perineum yang terjadi karena robekan spontan ataupun tindakan episiotomi saat proses persalinan. Luka perineum tersebut menimbulkan nyeri yang mengarah pada gangguan rasa nyaman selama periode postpartum. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis masalah ibu postpartum dengan luka perineum menggunakan metode studi kasus. Kasus nyata terjadi pada Ny.A (24 tahun) yang melahirkan bayi keduanya secara spontan dengan luka perineum akibat robekan spontan saat proses persalinan sehingga mengeluhkan masalah ketidaknyamanan pasca partum. Pada saat pengkajian 12 jam postpartum, klien mengeluh tidak nyaman karena luka perineum yang terasa nyeri dengan skala nyeri 6, didukung dengan data ekspresi wajah meringis dan peningkatan tekanan darah. Intervensi yang diberikan adalah perawatan kenyamanan dengan tindakan pemberian kompres dingin pada luka perineum. Implementasi pemberian kompres dingin dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan durasi tiap pertemuan yaitu 30 menit, dan dievaluasi melalui ungkapan derajat kenyamanan klien terkait tingkat nyeri perineum menggunakan Numeric Pain Rating Scale. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan derajat kenyamanan dan penurunan tingkat nyeri perineum. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan terapi pemberian kompres dingin pada luka perineum efektif dalam meningkatkan derajat kenyamanan serta mengurangi tingkat nyeri perineum pasca persalinan. Pemberian kompres dingin ini dapat dijadikan salah satu pilihan intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas pada ibu postpartum dengan luka perineum.

Postpartum is a period from delivering placenta to recovering reproductive organ as before pregnancy which normally lasts for 6 weeks. Common condition which is often experienced by postpartum mothers is perineal wound as trauma on perineal area that occur due to spontaneous tear or episiotomy during labor. Perineal wound causes pain that leads to impaired comfort during postpartum period. This study is conducted to analyze problems of postpartum mothers with perineal injury using a case study method. A real case occurred in Mrs. A (24 years old) who gave birth to her second baby spontaneously with a perineal wound due to a spontaneous tear during the delivery process, then she complained about postpartum discomfort. When doing assessment on 12 hours postpartum, the client complained of discomfort because of perineal pain with a pain scale of 6, supported by data on facial expression and increased blood pressure. Intervention given is comfort care by giving cold compress on perineal wound. Implementation of giving cold compresses was carried out in three days with the duration of 30 minutes, and evaluated through comfort degree related to level of perineal pain using Numeric Pain Rating Scale. The result showed an increase in client's comfort degree and a decrease in pain level. The researcher concludes that application of cold compress on perineal wound is effective in increasing comfort degree and reducing perineal pain level. This cold compress can be used as an intervention option in providing maternity nursing care for postpartum mothers with perineal injury."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novida Ayu Lestari
"Sebagian besar Ibu bersalin di Indonesia dengan metode spontan mengalami robekan pada perineum. Nyeri perineum dapat memengaruhi kenyamanan ibu postpartum dalam melakukan aktivtitas terutama perawatan bayi selama 7 hari pertama masa nifas. Oleh karena itu, edukasi manajemen nyeri perineum secara non-farmakologi menjadi penting termasuk dalam discharge planning ibu postpartum dan juga sebagai pendamping dari terapi anti nyeri secara oral yang diberikan oleh dokter. Adapun, kompres dingin perineum termasuk dalam salah satu penanganan nyeri perineum tersebut, yang secara evidence telah dapat menurunkan nyeri perineum. Dalam karya ilmiah ini, analisis asuhan keperawatan penerapan intervensi kompres dingin perineum dilakukan pada dua periode postpartum, yaitu periode immediately postpartum (intervensi direk 4 jam pasca partum) dan periode early postpartum (selama 3 hari selanjutnya dengan follow-up secara online). Metode yang dipakai iala case report dari penerapan asuhan keperawatan terhadap salah satu pasien postpartum dengan metode spontan di Puskesmas Sukmajaya, Depok yang mengeluhkan nyeri perineum intensitas sedang dan alami rupture perineum grade kedua. Kompres dingin dilakukan dengan ice gel yang dilapisi dengan waslap bersih selama 20 menit. Kriteria evaluasi yang digunakan ialah skala nyeri Numeric Rating Scale dan Shortened General Comfort Questionaire. Hasil evaluasi intervensi menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dari 5/10 menjadi 3/10 setelah intervensi direk hari pertama, yang kemudian nyeri menjadi 2/10 pada evaluasi hari keempat. Selain itu, skor tingkat kenyamanan Ibu juga menunjukkan peningkatan dari 122/168 menjadi 132/168 pada hari pertama dan alhasil menjadi 158/168 pada hari terakhir.

Majority mothers who gave birth in Indonesia by spontaneous method experienced perineal tears. Perineal pain can affect the comfort of postpartum mothers while doing activities, especially baby care during the first 7 days of the puerperium. Therefore, non-pharmacological perineal pain management education is important to be included in postpartum discharge planning and also as a companion to oral anti-pain therapy given by the doctors. Meanwhile, perineal cold compresses are has been proved reducing perineal pain. In this case report, the analysis of nursing care for the application of the perineal cold compress intervention was carried out in the two postpartum periods, namely the immediate postpartum period (4 hours postpartum direct intervention) and the early postpartum period (3 day after with online follow-up). The method used is a case report from the nursing care to a postpartum patient with a spontaneous method at the Puskesmas Sukmajaya, Depok whose complained of moderate intensity perineal pain and experienced 2nd grade of perineal rupture. Cold compresses are done with ice gel covered with a clean washcloth for 20 minutes. The evaluation criteria used were the Numeric Rating Scale and the Shortened General Comfort Questionnaire. The results of the intervention evaluation showed a decrease in pain scale from 5/10 to 3/10 after the first day of direct intervention, then pain became 2/10 on the fourth day of evaluation. In addition, the mother's comfort level score also showed an increase from 122/168 to 132/168 on the first day and finally to 158/168 on the last day.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Tetty Nurkayani
"Ibu dengan post partum normal sering mengalami rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada luka perineum selama periode post partum. Hal ini akan berdampak pada aktivitas ibu sehari - hari. Rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada ibu post partum tersebut dapat diatasi dengan intervensi kompres dingin. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk melakukan analisis intervensi keperawatan dengan penerapan kompres dingin pada ibu post partum yang mengalami luka perineum. Kompres dingin efektif mengurangi nyeri luka perineum selain itu juga intervensi kompres dingin mudah dilakukan, tidak membutuhkan banyak biaya dan tidak memiliki efek samping. Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode studi kasus. Pada hasil intervensi keperawatan ditemukan bahwa ibu N mengalami penurunan nyeri yang signifikan setelah dikompres tanpa mengkomsumsi obat analgesik.

Mothers with normal postpartum often experience pain and discomfort in the perineal wound during the postpartum period. This will have an impact on the mother's daily activities. The pain and discomfort in postpartum mothers can be overcome by cold compress intervention. This scientific paper aims to analyze nursing interventions by applying cold compresses to post partum mothers who experience perineal injuries. Cold compresses are effective in reducing perineal wound pain, besides that cold compresses are easy to do, do not require a lot of money and have no side effects. This scientific paper uses the case study method. In the results of the nursing intervention, it was found that mother experienced a significant reduction in pain after cold compressed without taking analgesic drugs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lu`lu` Hardianti
"Perpindahan penduduk ke daerah perkotaan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan sehubungan dengan perilaku gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perilaku merokok. Perilaku merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama penyakit pernapasan. Efusi pleura terjadi akibat penumpukan cairan di dalam rongga pleura melebihi kapasitasnya yang dapat dipicu oleh perilaku merokok. Kondisi efusi pleura ditandai dengan keluhan nyeri dada dan juga sesak. Kondisi nyeri yang tidak ditangani dengan tepat dapat menjadi kronis dan menimbulkan penurunan kenyamanan dan kualitas hidup. Oleh sebab itu, karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian kompres dingin sebagai manajemen nyeri non-farmakologis pada pasien dengan efusi pleura.
Kompres dingin diterapkan pada pasien selama 3 hari  berturut-turut dengan frekuensi 1-2 kali per hari di area dada. Kompres dingin dilakukan dengan menggunakan handuk dan air dingin selama ±20 menit dengan suhu 15-27 C. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata skala nyeri poin sebesar 5 poin dalam 3 hari dengan skala 0-100 melalui numeric rating pain scale. Oleh sebab itu, pemberian kompres dingin ini dapat menjadi salah satu terapi nyeri non-farmakologis pada pasien dengan EF sehubungan dengan dampak positif yang ditunjukkan dalam hasil ini.

The migration of peole to urban areas has increase the risk for health problems related to unhealthy lifesytles in communities, including smoking behavior. Smoking can cause many diseases, especially respiratory disease. Pleural effusion happened because of fluid accumulation in pleural cavity and induced by cigarette. Pleural effusion manifestation is shortness of breath and chest pain. Pain that not treated correctly will be chronic and decrease the comfort and quality of life. Therefore, this case study aims to identify the effect of cold compress as non-pharmacological pain in patient with pleural effusion.
Cold compresses applied for 3 consecutive days with a frequency of 1-2 times per day in left chest area. It used a towel and cold water with 15-27 C for ±20 minutes each compress.  The result shows that there was a decrease in the pain mean scale by 5 points in 3 days on a scale of 0-100 through a numeric rating pain scale. So, it cold compress can be used as one of non-pharmacological pain management in patient with pleural effusion because of that result in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Merlia Metsa Riyani
"Nyeri merupakan keluhan paling umum pada ibu post seksio sesarea akibat insisi jaringan yang berdampak pada mobilisasi, kemampuan menyusui, dan nyeri yang berkelanjutan. Manajemen nyeri non- farmakologis menggunakan teknik relaksasi benson dan terapi musik dilakukan dua kali sehari selama tiga hari pada ibu post seksio sesarea. Tujuan studi kasus ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik untuk mengurangi intensitas nyeri post seksio sesarea. Metode penulisan yang digunakan adalah studi kasus keperawatan dengan menggunakan satu pasien dengan status paritas P2A1 di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Dengan penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea, hasil menunjukkan terdapat penurunan intensitas nyeri secara signifikan yang dibuktikan penurunan skala 7 (nyeri sangat berat) menjadi skala 2 (nyeri ringan) dari 10. Temuan lain didapatkan klien merasakan lebih dapat mengontrol nyeri, rileks, dan merasa lebih tenang. Rekomendasi penerapan teknik relaksasi benson dan terapi musik pada ibu post seksio sesarea untuk mengurangi nyeri. di rumah sakit.

Pain is the most common complaint among mothers after cesarean section due to tissue incision, which affects mobility, breastfeeding abilities, and persistent pain. Non-pharmacological pain management using benson relaxation therapy and music therapy is conducted twice a day for three days for post-cesarean section mothers. The purpose of this case study is to analyze the implementation of nursing care for postpartum mothers with the application of benson relaxation techniques and music therapy to reduce the intensity of post-cesarean section pain. The writing method used is a nursing case study using a single patient with parity status P2A1 at the University of Indonesia Hospital. With the application of benson relaxation techniques and music therapy in post-cesarean section mothers, the results show a significant reduction in pain intensity, evidenced by a decrease from scale 7 (very severe pain) to scale 2 (mild pain) out of 10. Other findings include the client feeling more in control of pain, more relaxed, and calmer. Recommendations for the application of benson relaxation therapy and music therapy in post-cesarean section mothers to reduce pain in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Zakiyyah
"Nyeri dan kecemasan merupakan masalah yang rentan terjadi pada ibu post sectio caesarea. Keterlambatan dalam penanganan dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada ibu post sectio caesarea dengan penerapan relaksasi finger hold untuk menurunkan nyeri dan kecemasan postpartum. Intervensi finger hold diberikan sebanyak dua kali sehari dengan durasi 20 menit selama tiga hari. Pengukuran tingkat nyeri menggunakan Numeric Pain Rating Scale (NRS) dan tingkat kecemasan diukur menggunakan Postpartum Spesific Anxiety Scale-Research Short Form (PSAS-RSF) sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hasil implementasi didapatkan terjadi penurunan skala nyeri dari skala 7 (nyeri berat) menjadi 2 (nyeri ringan) dan tingkat kecemasan berkurang dari skor 40 menjadi 33. Terapi nonfarmakologis finger hold dapat dikembangkan ke dalam keperawatan maternitas untuk menurunkan kecemasan dan nyeri pada ibu postpartum.

Pain and anxiety are problems that are prone to occur in post-cesarean mothers. Delays in treatment can have a negative impact on the health and well-being of the mother and baby. This scientific paper aims to describe nursing care for post- cesarean mothers with the application of finger hold relaxation to reduce postpartum pain and anxiety. Finger hold intervention is given twice a day with a duration of 20 minutes for three days. Measurement of pain levels using the Numeric Pain Rating Scale (NRS) and anxiety levels are measured using the Postpartum Specific Anxiety Scale-Research Short Form (PSAS-RSF) before and after the intervention. The results of the implementation shows a decrease in the pain scale from a scale of 7 (severe pain) to 2 (mild pain) and anxiety levels decreased from a score of 40 to 33. Non-pharmacological finger hold therapy can be developed into maternity nursing to reduce anxiety and pain levels in postpartum mothers. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Natalia
"Sindrom Steven Johnson (SJJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir diorifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula, dapat disertai purpura. Kelangsungan hidup klien Stevens Johnson Syndrome bergantung pada tingkat pengelupasan kulit, semakin luas pengelupasan kulit semakin memperburuk prognosis. Kompres hangat atau dingin merupakan terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat untuk mengurangi nyeri pada daerah sekitar lesi klien. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui manfaat pemberian kompers hangat atau dingin pada anak dengan Stevens Johnson Syndrome yang diberikan selama lima hari perawatan di rumah sakit. Hasil pemberian kompres hangat dan dingin yang dilakukan selama lima hari perawatan menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri klien  dari skor enam (6) pada hari pertama dilakukan pengkajian menjadi nol (0) pada hari kelima dengan menggunakan alat pengkajian nyeri Wong Baker Face Scale. Pemberian kompres hangat atau dingin untuk mengurangi nyeri anak  dengan Stevens Johnson Syndrome  diharapkan dapat menjadi alternatif tindakan mandiri perawat dalam melaksanakan peran  sebagai pemberi asuhan keperawatan secara holistik.


Steven Johnson Syndrome (SJJ) is a syndrome that affects the skin, mucous membranes of the diorifisium, and eyes with a general condition that varies from mild to severe. Skin disorders in the form of erythema, vesicles or bullae, may be accompanied by purpura. The survival of patients with Stevens Johnson Syndrome depends on the level of the exfoliation, the more extensive the exfoliation, the worse the progonisis A warm or cold compress is a non-pharmacological therapy which can be conducted independently by the nurse to relieve pain in the area around the lesion of the patient. The purpose of this paper is to discover the benefit of using the warm or cold compress to the child with Stevens Johnson Syndrome which is given for five nursing days in hospital. The result of giving the warm or cold compress for five nursing days shows a decrease in the pain of the client from a score of six (6) on the first day of the assesment to zero (0) on the fifth day using Wong Baker Face Scale pain assesment tool. The warm and cold compress treatment to reduce the pain of the child with Stevens Johnson Syndrome is expected to become an alternative independent treatment from nurses in carrying out their role as providers of holistic nursing care. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Indah Tiyasningrum
"Sindrom koroner akut adalah kegawatan sirkulasi yang disebabkan oleh penurunan suplai oksigen di arteri koroner yang dapat menyebabkan infark miokard. Laporan kasus ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dengan metode case study dan intervensi limb-raising. Perawatan dilakukan selama 3 hari di ICU pada Tn S (61 tahun) dengan diagnosa medis perioperative MI-NSTEMI dengan post perawatan di ICU. Tatalaksana medis invasif diperlukan pada beberapa kasus SKA dengan risiko tinggi. Revaskularisasi dengan PCI merupakan salah satu yang paling popular. Masalah nyeri dan kenyaman merupakan salah satu masalah keperawatan utama pasien. Nyeri yang tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan kualitas perawatan, mengganggu hemodinamik, dan bertambahnya hari rawat. Intervensi limb-raising dilakukan pada Tn S dengan memberikan elevasi 30ᵒ pada tangan area penusukan dan kompresi. Asuhan keperawatan dilakukan secara komprehensif. Hasil implementasi yang di dapatkan yakni beberapa hemodinamik selalu stabil seperti tekanan darah, frekuensi nadi, saturasi oksigen, dan suhu tubuh. Frekuensi napas pasien selama perawatan seringkali mengalami takipnea. Skala nyeri pasien selama perawatan diukur menggunakan NRS. Intervensi limb-raising berhasil menurunkan nyeri pada lokasi penusukan post PCI dari nyeri sedang (4/10) menjadi tidak ada nyeri (0/10), hal lainnya yang dievaluasi yakni tidak adanya pembengkakan dan pasien merasa lebih nyaman dengan metode yang digunakan. Diharapkan implementasi limb raising dapat dilakukan perawat pada lebih banyak pasien Post-PCI dan penelitian selanjutnya mampu mengembangkan intervensi keperawatan mandiri lainnya untuk mengatasi nyeri pada pasien di ICU.
Acute coronary syndrome is a circulatory emergency caused by decreased oxygen supply in the coronary arteries that can lead to myocardial infarction. This case report aims to analyze nursing care using the case study method and limb-raising intervention. Treatment was carried out for 3 days in the ICU for Mr. S (61 years old) with a perioperative medical diagnosis of MI-NSTEMI with post-treatment in the ICU. Invasive medical treatment is necessary in some high-risk ACS cases. Revascularization with PCI is one of the most popular. The problem of pain and comfort is one of the main nursing problems for patients. Untreated pain can reduce the quality of care, disrupt hemodynamics, and increase hospital days. The limb-raising intervention was carried out on Mr. S by providing an elevation of 30ᵒ to the hand in the stabbing and compression area. Nursing care is carried out comprehensively. The implementation results obtained were that several hemodynamics were always stable, such as blood pressure, pulse frequency, oxygen saturation, and body temperature. The patient's respiratory frequency during treatment often experiences tachypnea. The patient's pain scale during treatment was measured using NRS. The limb-raising intervention was successful in reducing pain at the post-PCI puncture site from moderate pain (4/10) to no pain (0/10), other things that were evaluated were the absence of swelling and the patient felt more comfortable with the method used. It is hoped that the implementation of limb raising can be carried out by nurses on more Post-PCI patients and that further research will be able to develop other independent nursing interventions to deal with pain in patients in the ICU."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novri Andini
"Nyeri kronik pada sendi dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan lansia seperti mengganggu aktivitas keseharian dan mobilitas. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi dari manajemen nyeri non farmakologi yaitu kompres hangat jahe yang dilakukan pada lansia dengan masalah nyeri kronik. Kompres hangat jahe dilakukan sebanyak delapan kali selama 20 menit dalam waktu 3 minggu.
Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan skala nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dari nyeri sedang (skala 5-6) menjadi ringan (1-2) pada ketiga keluarga kelolaan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen nyeri non farmakologi dengan penerapan kompres hangat jahe dapat menurunkan gejala nyeri. Studi ini menyarankan untuk pengaplikasian kompres hangat jahe bagi lansia dengan nyeri kronik di institusi perawatan jangka panjang.

Chronic pain in joints can cause a negative impact for the elderly, such as disrupted daily activities and mobility. This case study aims to describe the results of interventions from non-pharmacological pain management, namely warm ginger compresses performed in the elderly with chronic pain problems. Ginger warm compress is done eight times for 20 minutes in 3 weeks.
The results of the intervention show that there is a decrease in pain scale by using the Visual Analog Scale (VAS) from moderate (5-6 pain scale) to mild pain (1-2 pain scale) in the three managed families. This shows that non-pharmacological pain management by applied warm ginger compresses can reduce pain symptoms. This study suggests the application of ginger warm compresses for the elderly with chronic pain in long-term care institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahla Syifa
"Air susu ibu (ASI) adalah makanan alami dengan nutrisi tinggi yang sesuai perkembangan bayi yang disekresikan kelenjar payudara dan diproduksi sejak kehamilan. Pada ibu yang memiliki bayi yang prematur memiliki masalah dalam menyusui dan kecemasan terkait kondisi bayinya. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan pada ibu dengan bayi prematur yang mengalami masalah menyusui tidak efektif dan kecemasan beserta dengan pengaruh penerapan pijat oksitosin dan terapi musik untuk meningkatkan produksi asi dan menurunkan ansietas. Metode studi kasus dengan melakukan intervensi pijat oksitosin dan terapi musik selama tiga hari. Hasil analisis setelah dilakukan intervensi pijat oksitosin dan terapi musik yaitu terjadi peningkatan produksi ASI yang dilihat dari jumlah pengeluaran ASI dan menurunnya tingkat ansietas dinilai menggunakan kuesioner STAI (State Trait Anxiety Inventory).

Mother's milk (ASI) is a natural food with high nutrition that is suitable for the baby's development, which is secreted by the breast glands and produced since pregnancy. Mothers who have premature babies have problems breastfeeding and worry about their baby's condition. The aim of writing this scientific work is to report nursing care for mothers with premature babies who experience problems with ineffective breastfeeding and anxiety along with the effect of applying oxytocin massage and music therapy to increase breast milk production and reduce anxiety. The case study method involved intervention with oxytocin massage and music therapy for three days. The results of the analysis after the oxytocin massage and music therapy intervention were an increase in breast milk production as seen from the amount of breast milk excreted and a decrease in anxiety levels assessed using the STAI (State Trait Anxiety Inventory) questionnaire."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>