Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reflin Mahmud
"Pandemi COVID-19 berdampak pada kehidupan masyarakat termasuk mahasiswa profesi ners terutama karena perubahan sistem pembelajaran. Perubahan ini memengaruhi kesehatan jiwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran klinik di Rumah Sakit, Puskesmas, dan Komunitas. Mahasiswa mengalami kecemasan dan keterbatasan kemampuan koping untuk mengatasinya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh logoterapi paradoxical intention terhadap tingkat ansietas dan kemampuan koping mahasiswa profesi ners di masa pandemi COVID-19. Metode penelitian kuantitatif dengan desain quasy experimental one group pre-posttest digunakan dalam penelitian ini. Sebanyak 21 mahasiswa profesi ners direkrut menggunakan convenience sampling procedure. Pengumpulan data menggunakan kuesioner skala skrining ansietas yang telah dimodifikasi oleh Tobing et al (2014) dari Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS-A) dan Ways of Coping Questionnaire yang dikembangkan oleh Folkman dan Lazarus (1988) dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia serta telah dimodifikasi oleh Novitasari dan Hamid (2020). Analisa data menggunakan uji chi square untuk tingkat ansietas dan kemampuan koping. Hasil penelitian menunjukkan logoterapi paradoxical intention memengaruhi tingkat ansietas mahasiswa profesi ners (p<0.05) dan kemampuan koping mahasiswa profesi ners (p<0.05). Kesimpulan penelitian, logoterapi paradoxical intention menurunkan ansietas dan meningkatkan kemampuan koping mahasiswa profesi ners di masa pandemi COVID-19. Rekomendasi penelitian ini yaitu perawat jiwa perlu menggunakan teknik logoterapi paradoxical intention ini untuk menerapkan strategi dalam meningkatkan kesehatan mental mahasiswa khususnya menurunkan ansietas dan meningkatkan kemampuan koping mahasiswa profesi ners di masa pandemi COVID-19. Staf pendidik perlu menyiapkan mahasiswa dengan mengajarkan pada mahasiswa untuk mengelola stress, antara lain dengan logoterapi paradoxical intention untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan kemampuan koping, sehingga dapat menyerap pembelajaran dengan lebih baik.

The COVID-19 pandemic has an impact on people's lives, including professional students, mainly due to changes in the learning system. This change affects the mental health of students who take clinical learning at hospitals, health centers, and communities. Students experience anxiety and limited coping skills to overcome them. The purpose of this study was to determine the effect of paradoxical intention logotherapy on the level of anxiety and coping abilities of nursing professional students during the COVID-19 pandemic. Quantitative research methods with a quasy experimental one group pre-posttest design were used in this study. A total of 21 nursing professional students were recruited using a convenience sampling procedure. Data collection used an anxiety screening scale questionnaire that has been modified by Tobing et al (2014) from the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS-A) and the Ways of Coping Questionnaire developed by Folkman and Lazarus (1988) and translated into Indonesian and has been modified by Novitasari and Hamid (2020). Data analysis used chi square test for anxiety level and coping ability. The results showed that paradoxical intention logotherapy affected the anxiety level of nursing professional students (p<0.05) and nursing profession students' coping abilities (p<0.05). The conclusion of the study, paradoxical intention logotherapy reduces anxiety and improves the coping abilities of nursing professional students during the COVID-19 pandemic. The recommendation of this research is that mental nurses need to use this paradoxical intention logotherapy technique to implement strategies in improving students' mental health, especially reducing anxiety and increasing the coping abilities of nursing professional students during the COVID-19 pandemic. Teaching staff need to prepare students by teaching students to manage stress, including paradoxical intention logotherapy to reduce anxiety and improve coping skills, so that they can absorb learning better."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniah Rahmawati
"Tesis ini membahas mengenai kejadian tidak diharapkan (adverse event) yang tejadi di Unit Gavvat Darurat RS Bhineka Bakti Husada bulan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah sakit untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan
mengutamakan keselarnatan pasien Upaya maminirnalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meninglcat terhadap rumah sakit akhir-akhir ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitik. Kesimpulan penelitian memberikan gambaran factor kontribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kej adian tidak diharapkan Saran untuk rumah salcit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen risiko melalui peningkatan lrualitas pelayanan dan peran serta staf.

The thesis works through the adverse event occuring in the Emergency Care Unit of Bhineka Bakti Husada Hospital in October - November 2009. It is purposed to find out the contribution factors having an affect on the adverse event which are advantageous for the hospital to handle risk management with giving secure service and accentuating its patients safety. The effort to risk will protect from the claims to the hospital which have beet increasing recently. This research is a qualitative research with analytically descriptive design Its conclusion describes either direct or indirect contribution factors which affect adverse event The suggestion for the hospital is to increase risk management effort with improving its quality and staff role."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32891
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Jessica Natalia
"Pandemi COVID 19 memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia di seluruh dunia, termasuk kesehatan mental dan perkawinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kontribusi kecemasan dan traits kepribadian (extraversion, agreeableness, emotional stability, conscientiousness, dan intellect) terhadap kepuasan perkawinan pasangan suami istri di Indonesia pada masa pandemi COVID-19. Partisipan penelitian berjumlah 281 orang yaitu terbagi menjadi 194 perempuan dan 87 laki-laki dengan rentang usia 20 - 65 tahun (Mean = 1,5801, SD = 0,49443). Pengambilan data dilakukan secara convenience sampling dan bersifat daring (online). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7), dan IPIP-BFM 25. Data dianalisis dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan extraversion secara signifikan berkontribusi terhadap kepuasan perkawinan. Kecemasan berkontribusi dengan arah negatif, sedangkan extraversion berkontribusi dengan arah positif terhadap kepuasan perkawinan. Namun agreeableness, emotional stability, conscientiousness, dan intellect tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan perkawinan. Implikasi pada penelitian ini dapat diterapkan oleh para psikolog untuk menjelaskan pentingnya mengatasi kecemasan untuk meningatkan kepuasan perkawinan.

COVID 19 pandemic has influenced many aspects of human life in the world, including mental health and marriage. The purpose of this study is to examine contribution of anxiety and personality traits (extraversion, agreeableness, emotional stability, conscientiousness, and intellect) towards marital satisfaction of Indonesian married couples in COVID-19 pandemic. The amount of participants in this study is 281 people which are divided by194 women and 87 men with the range of ages 20 – 65 years old (Mean = 1,5801, SD = 0,49443). Data were collected online and used convenience sampling method. The measuring instruments used are ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7), and IPIP-BFM 25. Data were analysed using linear regression method. The result of this study showed anxiety negatively and extraversion positively contributed to marital satisfaction. However agreeableness, emotional stability, conscientiousness, and intellect did not contribute significantly to marital satisfaction. Implication of this study can be applied by psychologists to give intervention to overcome anxiety in order to enhance marital satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Iqlima Istiqomah
"Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah stres, ansietas, dan depresi karena berbagai penyebab stressor. Bencana wabah pandemi COVID-19 menimbulkan suatu perubahan yang secara tiba-tiba yang menuntut mahasiswa untuk cepat beradaptasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional dan memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres, ansietas, dan depresi mahasiswa sarjana keperawatan pada kondisi pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini yaitu 237 mahasiswa sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21) dan menunjukkan hasil sebanyak 3,8% mahasiswa mengalami stres sangat berat dan 74,3% mahasiswa tergolong dalam kondisi normal. Sedangkan pada kategori ansietas, terdapat 27% mahasiswa yang mengalami ansietas sangat berat, lebih besar dari jumlah mahasiswa yang termasuk tergolong normal yaitu sebanyak 24,5% mahasiswa. Pada kategori depresi, ditemukan sebanyak 7,2% mahasiswa mengalami depresi sangat berat dan sebanyak 49,8% mahasiswa yang tergolong normal. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat lebih mengukur secara khusus sumber, respons, faktor-faktor lain yang berpengaruh, dan dampak terhadap tingkat stres, ansietas, dan depresi pada mahasiswa di berbagai tingkatan lainnya sehingga cakupan populasi menjadi lebih luas, serta diperlukan adanya penelitian intervensi bagi mahasiswa yang diketahui berada dalam kondisi stres, ansietas, dan depresi berat.

College students are one of the vulnerable groups to experiencing stress, anxiety, and depression because of various stressors. The disaster of the COVID-19 pandemic outbreak has caused a sudden change that requires students to adapt rapidly. This research is a quantitative study using a cross-sectional design and has the aim to describe the level of stress, anxiety, and depression of undergraduate nursing students in the COVID-19 pandemic. The sample of this research is 237 undergraduate students of the Faculty of Nursing, University of Indonesia, using the purposive sampling technique. This study used the Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21) instrument and showed the results of 3,8% of students experienced severe stress and 74.3% of students classified in normal conditions. On the other hand, in the anxiety category, there are 27% of the students experienced severe anxiety, that is bigger than the number of the students that classified with normal anxiety 24.5%. In the depression category, it was found that 7.2% of the students experienced severe depression, and 49.8% of the students are classified as normal. For further research, the researcher can measure specifically the source, response, other influencing factors, and the impact on stress, anxiety, and depression levels in college students at various other levels so that the population coverage becomes wider, and intervention research is needed for college students who are known to be in conditions of stress, anxiety, and major depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakina Oktavianti
"Latar belakang: Angka sensitivitas interpersonal lebih tinggi terjadi pada mahasiswa kedokteran dibandingkan dengan mahasiswa pada umumnya, kejadian mental distress di mahasiswa kedokteran sangat tinggi, terlebih pada mahasiswa kedokteran tingkat 3. Sementara itu, resiliensi merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk menilai korelasi antara resiliensi dan sensitivitas interpersonal pada mahasiswa kedokteran.
Metode: Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah potong lintang. Subjek merupakan 116 mahasiswa FKUI tingkat 3. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah SCL-90 bagian sensitivitas interpersonal dan CD-RISC 25 untuk menilai tingkat sensitivitas interpersonal dan resiliensi. Data resiliensi dan sensitivitas interpersonal dianalisis korelasinya dengan Uji Spearman.
Hasil: Mayoritas dari subjek yaitu sebanyak 83 mahasiswa (71,6%) merupakan mahasiswa berjenis kelamin perempuan. Sebaran dari usia subjek berkisar antara 18 hingga 22 tahun dengan median 21 tahun. Sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 90 mahasiswa (77,6%) berasal dari daerah Jabodetabek. Latar belakang sosioekonomi dari subjek dinilai berdasarkan pendidikan terakhir Ayah serta pendapatan bulanan, yang mana sebagian besar pendidikan terakhir Ayah dari subjek yaitu S1/D4 sebanyak 49 mahasiswa (42,2%) lalu pendapatan bulanan sebagian besar berkisar >Rp15.000.000,00 sebanyak 80 mahasiswa (69,0%). Sebagian besar subjek yaitu 107 mahasiswa (92,2%) saat ini tinggal bersama dengan orang tua atau wali serta mayoritas dari subjek memeluk agama Islam, yaitu 78 mahasiswa (67,2%). Rerata nilai resiliensi subjek adalah 69,39 ± 14,11, median dari nilai sensitivitas interpersonal adalah 8 dengan nilai minimal 0 dan maksimal 32. Hasil dari uji Spearman terhadap resiliensi dan sensitivitas interpersonal menunjukkan bahwa hasil signifikan (p<0,05) serta terdapat korelasi negatif yang sedang antara resiliensi dengan sensitivitas interpersonal (r = -0,462).
Kesimpulan: Resiliensi dan sensitivitas interpersonal memiliki korelasi yang sedang dan negatif, yaitu apabila resiliensi semakin tinggi maka sensitivitas interpersonal semakin rendah.

Introduction: Number of interpersonal sensitivity in medical students is higher than common university students, mental distress occurrence is more common in medical students, especially in third-year medical students. Meanwhile, resilience is a factor that can affect mental health. This study was conducted to assess the correlation between resilience and interpersonal sensitivity among medical students.
Method: The design used in this study is cross-sectional. Subjects are 116 third-year students of FMUI. This study used interpersonal sensitivity section of SCL-90 and CD-RISC 25 questionnaire to evaluate interpersonal sensitivity and resilience. Resilience and interpersonal sensitivity data were analyzed for their correlation by Spearman’s test.
Result: The majority of the subjects are women (71,6%) with total 83 students. The age ranges from 18-22 years old with a median 21 years old. Most of the subjects, with total 90 students (77,6%) are from Jabodetabek. Meanwhile the socio-economic background of the subjects is based on their Father’s last education and income per month, with the majority is a bachelor’s degree/diploma (42,2%) with total 49 students and above >Rp15.000.000,00 (69,0%) with total 80 students. Most of the subjects (92,2%) are living with their parents or guardians and majority of the subjects are Muslim (67,2%). The mean of the subjects’ resilience is 69,39 ± 14,11, and the median of the subjects’ interpersonal sensitivity is 8 with minimum score 0 and maximum score 31. Based on Spearman’s test, resilience and interpersonal sensitivity are significantly correlated (p<0,05) and they are correlated moderately and negatively (r = -0,462).
Conclusion: Resilience and interpersonal sensitivity are correlated moderately and negatively (p<0,05) and (r<0). Therefore, the higher resilience score, the lower interpersonal sensitivity score.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goalbertus
"Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan membawa begitu banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat termasuk mahasiswa. Berbagai kondisi serta perubahan yang terjadi membuat para mahasiswa menjadi rentan untuk mengalami masalah kesehatan mental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran masalah kesehatan mental mahasiswa FKG Usakti setahun sejak pandemi COVID-19 dan determinannya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional kuantitatif dengan rancangan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan pada 463 mahasiswa program studi sarjana dengan menggunakan kuesioner SRQ-20 dalam bahasa Indonesia dan kuesioner determinan kesehatan mental yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner secara daring menggunakan Google Form yang tautannya dibagikan melalui WhatsApp dan dianalisis menggunakan uji korelasi, uji t independen, Anova dan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor masalah kesehatan mental sebesar 9,76 (SD: 4,713; 95% CI: 9,33-10,19) yang berarti secara umum mahasiswa FKG Usakti terindikasi mengalami masalah kesehatan mental. Kekhawatiran akan kondisi kesehatan orang lain, beban akademik, rasa bosan terhadap perkuliahan daring dan kondisi finansial berhubungan secara signifikan dengan kesehatan mental mahasiswa FKG Usakti, sedangkan interaksi dengan teman dan kekhawatiran akan kondisi kesehatan diri sendiri merupakan variabel konfonding. Beban akademik merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kesehatan mental mahasiswa (koefisien Beta=0.318). Untuk itu, FKG Usakti perlu mengoptimalkan peran unit bimbingan konseling serta berkolaborasi dengan tenaga profesional guna menjaga kesehatan mental mahasiswa khususnya pada masa pandemi COVID-19. 

The prolonged COVID-19 pandemic brought so many changes in people’s lives including students. Various conditions and changes that occur make students vulnerable to mental health problems. The aim of this study was to find out the mental health problems of FKG Usakti students a year since COVID-19 pandemic and its determinants. This research is a quantitative observational research with cross sectional design. Data collection was conducted to 463 undergraduate students using SRQ-20 questionnaires in Indonesian language and mental health determinants questionnaires that have been tested for validity and reliability. The data was collected by filling out questionnaires online using Google Form whose links where shared via Whatsapp, and analyzed using correlation test, Independent Sample T-test, Anova, and multivariate linear regression. The results showed that the mean of mental health problem score was 9.76 (SD: 4,713; 95% CI: 9,33-10,19), which means that in general FKG Usakti students were indicated to have mental health problems. Concerns about the health condition of others, academic load, boredom of online learning and financial conditions were significantly related to student’s mental health, while interaction with friends and concern about own health condition were confounding variables. Academic load was the most dominant variable associated with student mental health (Coefficient beta=0.318). Therefore, FKG Usakti needs to optimize the role of counseling and guidance units and collaborate with professionals to maintain student’s mental health, especially during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Dwi Yanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen pelaksanaan program kesehatan jiwa di Kota Depok Tahun 2015 dengan melihat pencapaian program kesehatan jiwa, sumber daya, dan proses manajerial. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 20% target Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk program kesehatan jiwa di Provinsi Jawa Barat, cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas Jatijajar hanya 2.83%, Kedaung 0.92%, dan Rangkapan Jaya 0.08%. Selain itu, dari target 100%, cakupan penanganan pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa Puskesmas Jatijajar hanya 41.68%, Kedaung 33.21%, dan Rangkapan Jaya 148.48%.
Hasil penelitian tersebut secara umum belum mencapai target SPM. Kondisi ini dikarenakan sumber daya dan proses manajerial yang belum dilaksanakan secara maksimal. Oleh karena itu, disarankan agar ada penyamaan pengetahuan terlebih dahulu antara pihak-pihak yang terlibat untuk kemudian dilakukan optimalisasi sumber daya dan proses manajerial.

This study aims to describe the implementation of the management of mental health program in Depok City in 2015 by looking at the achievement of mental health programs, resources, and managerial processes. This study used a qualitative research design.
The result shows, 20% of the West Java Minimum Health Care Standard target, coverage early detection of mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 2.83%, Kedaung 0.92%, and Rangkapan Jaya 0.08%. Moreover, 100% of the target, the coverage of handling patients diagnosed with mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 41.68%, Kedaung 33.21%, and Rangkapan Jaya 148.48%.
Generally, this result hasn't reached out for SPM's target. These conditions are due to the resources and managerial processes which have not been implemented optimally. It is suggested to ensure common understanding among everybody and sectors related to mental health program and optimalize the available resources and managerial process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Yulia Puspitasari
"Kualitas tidur individu di masa pandemi COVID-19 cenderung memburuk dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh kecemasan yang meningkat dan dukungan sosial yang dipersepsikan berbeda oleh individu di masa pandemi ini. Padahal, tidur memiliki peran penting untuk kesehatan fisik dan juga kesejahteraan psikologis individu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan melihat kualitas tidur mahasiswa di masa pandemi COVID-19 yang dipengaruhi oleh kecemasan dan dukungan sosial. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah State-Trait Anxiety Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Pittsburgh Sleep Quality Index. Terdapat 452 mahasiswa berusia 18-25 tahun yang terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis multiple regression yang dilakukan, kecemasan dan dukungan sosial secara simultan berperan secara signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk (F (2,450) = 59.320, R2 = 0.209, p = <0.05). Akan tetapi, secara parsial hanya kecemasan saja yang berperan secara signifikan (β = 0.450, p < 0.05), sedangkan dukungan sosial tidak memiliki peran yang signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk. Hasil ini mengindikasikan bahwa tingginya kecemasan dan rendahnya dukungan sosial secara bersamaan memprediksi kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa peran dukungan sosial saja tidak cukup untuk memprediksi kualitas tidur mahasiswa di masa pandemi COVID-19. Berdasarkan hasil analisis tambahan untuk setiap dimensi pada dukungan sosial, dukungan sosial dari keluarga, teman, dan significant others secara simultan berperan signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk (F (3, 450) = 15.538 R2 = 0.094, p = < 0.05), akan tetapi secara parsial hanya dukungan sosial dari keluarga saja yang memiliki peran yang signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk (β = -0.290, p < 0.05). Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan sosial dari keluarga berperan terhadap kualitas tidur yang baik di masa pandemi COVID-19.

Individual's sleep quality during the COVID-19 pandemic tends to get worse compared to the previous time. This condition is affected by the increase of anxiety and social support which is seen differently by the individual during the COVID-19 pandemic. Apparently, sleep has an important role to the individual's physical health and psychological well-being. Therefore, this research is aimed to examine the sleep quality of college students during the COVID-19 pandemic which is affected by the anxiety and social support. The instruments used in this research are State-Trait Anxiety Inventory, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, and Pittsburgh Sleep Quality Index. There are 452 college students between 18-25 years old involved in this research. Based on the result of the multiple regression analysis, the anxiety and social support given simultaneously had a significant role to the poor sleep quality (F(2,450) = 59.320, R2 = 0.209, p = <0.05). However, it was only anxiety that had significant role (β=0.450, p<0.05), whereas the social support did not have significant role to the poor sleep quality. The result indicates that the increase of anxiety and the decrease of social support that occurs at the same time predicted the poor sleep quality of college students. Furthermore, the analysis showed that only social support was not enough to predict the sleep quality of college students during the COVID-19 pandemic. Based on additional analysis for each dimension of social support, social support from family, friends, and significant others given simultaneously had a significant role to the poor sleep quality (F (3, 450) = 15.538 R2 = 0.094, p = < 0.05), but partially it was only social support from family that had significant roles to the poor sleep quality (β = -0.290, p < 0.05). The result indicates that the increase of social support from family predicted the good sleep quality during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caleb Leonardo Halim
"Pandemi COVID-19 berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini disebabkan karena semakin menurunnya tingkat aktivitas fisik masyarakat selama pandemi berlangsung. Rendahnya tingkat aktivitas fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Tidak terkecuali pada petugas layanan kesehatan yang memiliki risiko untuk terpapar COVID-19 lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat aktivitas fisik dan kesehatan mental (depresi, ansietas, stres) pada petugas layanan kesehatan di masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer. Pengambilan data di bulan Mei-Juni 2022 dan melalui metode kuesioner hybrid (daring dan luring). Aktivitas fisik dinilai dengan GPAQ (Global Physical Activity Questionaire) dan kesehatan mental dengan DASS-21 (Depression, Anxiety, Stress Scale-21). Hasil: Terdapat sebanyak 107 subjek yang ikut kedalam penelitian ini. Tingkat aktivitas fisik kurang didapatkan pada 55,1% petugas layanan kesehatan. Gejala kesehatan mental pada petugas layanan kesehatan didapatkan sebesar 23,4% untuk depresi, 31,8% untuk ansietas, dan 22,4% untuk stres. Dilakukan analisis bivariat untuk hubungan tingkat aktivitas fisik dengan depresi (PR = 0,881 (0,444-1,750); p>0,05), ansietas (PR = 0,915 (0,525-1,595); p>0,05), dan stres (PR = 0,961 (0,474-1,949); p>0,05). Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat depresi, ansietas, dan stres. Kata Kunci: aktivitas fisik; ansietas; depresi; kesehatan mental; petugas layanan kesehatan; stres.

The COVID-19 pandemic has devastating impact both on physical and mental health. This is due to decreasing level of physical activity among people during the pandemic. Low level of physical activity also affect a person's mental health. Healthcare workers are no exception, who might have higher risk of being exposed to COVID-19. The purpose of this study was to describe the level of physical activity and mental health (depression, anxiety, stress) among healthcare workers during the COVID-19 pandemic. Methods: Cross-sectional study using primary data. Data collection was conducted in May-June 2022 and using questionnaire delivered through hybrid method (online and offline). Physical activity was assessed by GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire) and mental health by DASS-21 (Depression, Anxiety, Stress Scale-21). Results: There were 107 subjects who participated in this study. Inadequate levels of physical activity were found in 55.1% of health care workers. Mental health symptoms among healthcare workers was 23.4% for depression, 31.8% for anxiety, and 22.4% for stress. Bivariate analysis was conducted for the association between levels of physical activity and depression (PR = 0.881 (0.444-1.750); p>0.05), anxiety (PR = 0.915 (0.525-1.595); p>0.05), and stress (PR = 0.961 (0.474-1.949); p>0.05). Conclusion: There was no significant association between the level of physical activity and the level of depression, anxiety, and stress."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Putriandari
"Mahasiswa lintas status sosial ekonomi (SES) perlu sehat mental untuk menyerap pengetahuan akademik dan proses kematangan sosial secara optimal dan lulus sebagai anggota masyarakat yang produktif. Selanjutnya, pandemi berdampak pada kondisi ekonomi dan kesehatan mental (CEIC, 2022; UNICEF, 2021). Kami mensurvei seluruh mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI). Indikator kesehatan mental siswa menggunakan Perceived Stress Scale (PSS) sebagai variabel terikat. Indonesia unggul dalam kepatuhan kebijakan dengan instrumen hak asasi manusia tetapi perlu meningkatkan polis asuransi untuk pengobatan kesehatan mental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan siswa berupa tunjangan, persepsi kesehatan umum, pendidikan ayah, dan tingkat religiusitas berkorelasi negatif dengan probabilitas siswa masuk dalam kategori stres tinggi. Universitas dapat meningkatkan perhatian kepada siswa dengan status sosial ekonomi rendah dan IPK, dan pemerintah dapat meningkatkan pembiayaan terkait kesehatan mental, asuransi, dan jumlah profesional kesehatan mental.

University students across socioeconomic statuses (SES) need to be mentally healthy to optimally absorb the academic know-how and social maturity process and graduate as productive members of society. Furthermore, the pandemic impacted economic conditions and mental health (CEIC, 2022; UNICEF, 2021). We survey all active students in the Faculty of Economics and Business (FEB) at the University of Indonesia (UI). The mental health indicator of students has used the Perceived Stress Scale (PSS) as the dependent variable. Indonesia excels in policy compliance with human rights instruments but needs to increase the insurance policy for mental health medication. The results show that the income level of students in the form of allowances, perceived general health, father's education, and level of religiosity is negatively correlated with the probability of students falling into the high-stress category. Universities can increase attention to students with lower socioeconomic status and GPAs, and the government can increase mental health-related financing, insurance, and numbers of mental health professionals."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>