Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kezya Indriani
"Penelitian ini membahas gambaran tentang burnout yang dialami oleh caregiver yang memberikan perawatan pada penyandang penyandang disabilitas ganda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber burnout yang dialami caregiver yaitu berasal dari beban kerja, konflik di tempat kerja, dan minimnya upah yang diberikan oleh lembaga. Sedangkan strategi/ coping yang dilakukan caregiver dalam menyelesaikan masalah adalah mencari dukungan sosial, mencari pekerjaan tambahan, berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan menghindari masalah.

This study discusses the description of burnout that helps caregivers who provide care for multiple disabilities. This research uses a descriptive qualitative approach. The data techniques used were interviews, observation, literature study, and documentation study. The results of this study indicate that the sources provided by caregivers come from workloads, conflicts in the workplace, and the minimum wage given by the institution. Meanwhile, the caregivers coping strategies in solving problems are seeking social support, seeking additional work, praying and surrendering to God Almighty, doing fun activities, and avoiding problems."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Parameshwary
"ABSTRAK
Burnout merupakan suatu sindrom psikologis yang ditandai dengan adanya kelelahan fisik, depersonalisasi dan penurunan hasrat pencapaian diri yang muncul pada orang-orang yang bekelja untuk melayani orang lain. Caregiver keluarga pasien stroke adalah seluruh orang-orang yang memiliki hubungan darah terutama yang seeara psikologis terikat dengan diri penderita stroke seperti pasangan, anak, keluarga, saudara dan melakukan fimgsi perawatan dan pelayanan terhadap pasien stroke secara intens. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik: pasangan (istri), anak dan keluarga dekat pasien stroke yang dalam kesehariannya merawat pasien, telah melakukan fimgsi perawatan minimal satu tahun serta tinggal serumah dengan penderita stroke. Berdasarkan uji validitas, korelasi skor item total pada MBI bergerak antara 0.320 sampai dengan 0. 71 L Uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach memberikan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.846. Hasil pengbitungan statistik menjelaskan bahwa sebanyak 21 orang (65.6%) dari 32 responden mengalami burnout dalam taraf rendah, dimana 1 4 responden (66.7%) diantaranya beljenis kelarnin wanita, berusia 20 sampai dengan 29 tahun dan 50 sampai dengan 59 tahun (33.4%), berperan sebagai anak dari pasien stroke (57.1%), bekerja sebagai karyawan swasta (52.4%) ,memiliki latar belakang SMA (42.9%), telah berperan sebagai caregiver selama 1 sampai dengan 3 tahun dan 7 sampai dengan 10 tahun (38.1%) dan melakukan perawatan dengan kondisi pasien saat ini tergolong ringan (61.9"/o)."
2007
T32837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Biantari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor organisasional sebagai penyebab burnout pada caregiver di SOS Children?s Village, Cibubur, Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan tipe penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa caregiver mengalami beberapa aspek yang terdapat pada faktor organisasional sebagai penyebab burnout, seperti beban kerja yang berat, reward yang masih kurang, ketidakpercayaan dan kurangnya keterbukaan organisasi, konflik di dalam komunitas, serta konflik nilai-nilai dengan organisasi.

ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the organizational factors that cause burnout to caregiver in SOS Children?s Village, Cibubur, Jakarta Timur. This research is a qualitative research with descriptive approach and case study type. The research result shows that caregivers are experiencing some of the aspects of organizational factors as the cause of burnout, such as workload, insufficient reward, breakdown of the community, distrust and lack of openness, and conflict with the organization.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Fairuz Yasmin
"Menjadi caregiver yang merawat anak berkebutuhan khusus (ABK) tidaklah mudah, berbagai tantangan dan hambatan dapat dialami caregiver. Penelitian ini menggambarkan kondisi biopsikososial dan spiritualitas caregiver selama bekerja merawat ABK. Beberapa masalah kesehatan fisik yang dialami oleh caregiver antara lain yaitu mengalami pola tidur yang tidak teratur, pola makan yang tidak teratur, mengalami kelelahan dan menjadi sakit, mengalami kambuhnya penyakit yang telah diderita sebelumnya, hingga cedera pada anggota tubuh. Dilihat dari kondisi psikologis pada awal bekerja mengarah pada hal-hal yang negatif, namun seiring berjalannya waktu dengan adanya pemahaman mengenai kondisi ABK, membuat kondisi emosi dan kognitif caregiver mengarah pada hal-hal yang lebih positif. Dilihat dari hubungan sosial caregiver dengan ABK menunjukkan hubungan yang rukun, adanya empati, dan adanya reward serta punishment sesuai perilaku ABK. dilihat dari hubungan sosial caregiver dengan rekan kerja terjalin harmonis dan adanya dukungan sosial antara caregiver dan juga pengelola lembaga. Sedangkan, dilihat kondisi spiritual dengan berserah diri dan percaya kepada kekuatan Allah, membuat caregiver memiliki energi yang positif, sehingga membuat informan menjadi lebih bersyukur, sabar, tabah, serta siap menghadapi tantangan hidup, termasuk tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama merawat ABK.

Being a caregiver who cares for children with special needs (CWSN) is not easy, various challenges and obstacles can befall the caregiver. This study describes the biopsychosocial and spiritual conditions of caregivers while working to care for children with special needs. Some of the physical health problems added by the caregiver include experiencing irregular sleep patterns, irregular eating patterns, experiencing illness and becoming sick, experiencing recurrences of previous illnesses, to injury to limbs. Judging from the psychological condition at the beginning of work leads to negative things, but over time with an understanding of the condition of children with special needs, the caregiver's emotional and cognitive conditions lead to more positive things. Judging from the social relationship between the caregiver and the children with special needs shows a harmonious relationship, there is empathy, and there are reward and punishment according to the behavior of the CWSN. As seen from the social relationship between the caregiver and colleagues, there is a harmonious relationship and social support between the caregiver and the institution manager. Meanwhile, seeing the spiritual condition by surrendering and believing in the power of Allah, makes caregivers have positive energy, thus making informants more grateful, patient, resilient, and ready to face life's challenges, including the challenges they face while caring for children with special needs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah Kusumowardani
2010
T37825
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Febriana Tri Astuti
"Dengan semakin tingginya usia harapan hidup, makin jumlah orang lanjut usia (lansia) meningkat di masa yang akan datang. Pemberian perhatian pada peran pengasuhan terhadap orang lanjut usia menjadi hal yang tak terelakkan. Perempuan dalam keluarga selama ini telah menjadi sumber utama pengasuhan lansia; namun dengan pergeseran fungsi keluarga, pergeseran peran perempuan menjadi pencari nafkah, telah menggarisbawahi pentingnya peran sektor pengasuhan formal, seperti panti werdha, dalam menduukng para caregiver dari pihak keluarga lansia. Makin tinggi kebutuhan akan tersedianya pengasuhan lansia tersebut, makin tinggi pulalah tuntutan akan tersedianya caregiver yang efektif, yaitu memiliki keterampilan dan kemampuan yang relevan, sumber daya emosional dan material yang memadai, serta motivasi untuk menyediakan pengasuhan. Tuntutan yang tinggi dari masyarakat, tidak tersedianya sumber daya secara memadai dalam institusi formal tempat bekerja, serta karakteristik lansia yang dihadapi meningkatkan resiko terhadap terjadinya burnout pada caregiver.
Burnout memiliki tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri. Burnout dapat timbul karena tiga faktor yaitu faktor keterlibatan dengan lansia, faktor seting pekerjaan dan lingkungan kerja, serta faktor karakteristik individual. Selain itu, karena caregiver yang diteliti adalah perempuan, faktor keluarga juga dimasukkan sebagai tambahan. Proses burnout yang terjadi pada caregiver juga diteliti di sini. Proses burnout dianalisa berdasarkan gabungan dari model proses transaksional menurut Chemiss (1980) dan model transaksional dari stres pekerjaan menurut Cox (1993). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan memperolah gambaran tentang burnout yang terjadi pada caregiver, meliputi penyebab terjadinya burnout, gambaran dimensi burnout dan proses terjadinya.
Diperoleh hasil bahwa perempuan yang bekerja sebagai caregiver lansi mengalami burnout, dengan tingkat keparahan dan kemunculan dimensi burnout yang berbedabeda. Kelelahan emosional dan depersonalisasi dialami oleh setiap caregiver terutama karena keterlibatan dengan lansia. Sedangkan faktor seting pekerjaan menimbulkan kelelahan emosional dan penurunan hasrat pencapaian prestasi diri. Burnout rentan terjadi pada caregiver yang cenderung memilih perilaku coping pertahanan intrapsikis yang bersifat paiiiative. Pelatihan keterampilan sosial dan pembentukan support group secara formal serta pengoptimalan fungsi penyelia dan pertemuan rutin dalam pemberian feedback dan peningkatan partisipasi caregiver menjadi saran praktis dari penelitian ini. Dari penelitian ini nampak pula pentingnya pemahaman tentang segi psikologi perkembangan orang lanjut usia memberikan pengasuhan yang efektif bagi lansia. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Farhana
"Lansia termasuk kedalam kelompok rentan dan bergantung pada kelompok usia produktif. Peran pemerintah dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan lansia salah satunya melalui pelayanan pada Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) atau panti werdha. Caregiver memiliki peran dalam memberikan pelayanan secara langsung pada lansia. Pentingnya perilaku caring caregiver dapat meningkatkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku caring caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta dan hubungan antara karakteristik caregiver dengan perilaku caring caregiver. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Spearman (CI 95%). Responden caregiver terdiri dari 35 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring caregiver memiliki hasil yang baik (85,5%). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik caregiver seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan terkait perilaku caring caregiver dengan penerapan perilaku caring caregiver (p>0,05). Tingginya perilaku caring caregiver dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan oleh panti werdha serta penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor lain yang memengaruhi perilaku caring caregiver.

Elderly belongs to vulnerable groups and depend on the productive age group. The roles of the government in protecting and improving the welfare of the elderly is through services at the elderly social institution. The caregiver has roles in providing services directly to the elderly. The importance of the caregiver caring behavior can improve services and various aspects of the elderly. The purpose of this study was to determine the description of caregiver caring behavior in elderly social institution Jakarta and the relationship between caregiver characteristics with caregiver caring behavior. The design of this research is descriptive observational with a cross-sectional approach. Data were analyzed with the Mann-Whitney Test and Spearman Test (CI 95%). 35 caregiver respondents who served in elderly social institution Jakarta were selected by the total sampling technique. Data collected with a caring behavior inventory (CBI) questionnaire. The results showed that caring behavior in caregiver had good results (85.46%). There is no relationship between caregiver caring behavior with caregiver characteristics specifically age, gender, educational program level, length of work, and training regarding caring caregiver behavior (p > 0.05). The high behavior of caring applied by the caregivers can be continuously improved and maintained by the elderly social institution and further research can further investigate other factors that influence caregiver caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamay Kusumawaty
"Insiden tumor otak tertinggi dilaporkan di Asia sebanyak 156,217 kasus atau 52.6%. Tumor otak adalah jenis kanker yang langka namun mematikan dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Pasien dengan tumor otak dengan keluhan gangguan penglihatan, kesulitan berbicara serta gangguan neurologis akan mengalami masalah disfungsi kognitif, neuropsikiatri dan fungsional. Hal ini tidak hanya berdampak kepada pasien, namun juga pada keluarga. Kejadian kanker pada
anggota keluarga meningkatkan beban caregiver yang merawat.
Perawat memiliki peran penting dalam pemberian asuhan kepaerawatan tidak hanya pada pasien, namun juga pada keluarga sebagai caregiver. Dalam melaksanakan perannya sebagai caregiver akan banyak mengalami masalah fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Salah satu pendekatan teori keperawatan yang sesuai untuk diterapkan pada kondisi ini adalah teori Chronic Sorrow yang membahas fenomena spesifik tentang masalah-masalah yang timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus dan metode manajemennya. Residen mengaplikasikan Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) psikoedukasi yang bertujuan menurunkan burden caregiver pasien dengan tumor otak. Psikoedukasi dalam pengelolaan lima kasus kelolaan berpengaruh signifikan dalam menurunkan burden caregiver yang dinilai dengan menggunakan instrumen Zarit Burden
Interview (ZBI).

The highest incidence of brain cancer was reported in Asia with 156,217 cases or 52.6%. Brain cancer is a rare but deadly type of cancer with a low survival rate. This not only impacts the patient, but also the family. The incidence of cancer in family members increases the burden on caregivers. Nurses have an important role in providing nursing care not only to patients, but also to families. One of the emergence theory approaches that is suitable to be applied to this condition is the theory of chronic grief which discusses the specific phenomenon of problems arising from chronic illness including the process of depression, loss, precipitating factors and methods of management. Residents apply Psychoeducation intervention as Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) which aims to reduce the caregiver burden of patients with brain tumors. The result of five managed cases is provides that psychoeducation has significant effect on reducing the burden of caregivers assessed using the Zarit Burden Interview (ZBI) instrument."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Willy Claussen
"ABSTRAK
Proses penyembuhan dari penderita stroke yang tidak dapat dipastikan dalam hitungan waktu yang jelas, membuat penderita maupun anggota keluarga yang merawat (caregiver keluarga berada pada kondisi psikologis yang menyulitkan Interaksi keseharian yang terjadi antara caregiver keluarga dan penderita stroke memungkinkan timbulnya persepsi ketidakseimbangan peran dengan dua aspeknya yaitu underbenefit dan underinvestment sehingga akan mengganggu fungsi perawatan dari caregiver keluarga yang mengarala pada sindroma burnout.
Penelitian ini dilakukan atas dasar studi korelasional, dengan sampel populasi yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling, kemudian data yag didapatkari diolah dengan menggunakan ruetode uji korelasi Spearman. Kekuatan hubungan antar variabel yang ingin diteliti tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara persepsi underbenefit dan underinvestment dengan burnout pada caregiver keluarga dari penderita stroke.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman, didapatkan hasil hipotesis diterima di taraf signifikansi 5% bahwa aspek persepsi underbenefit dalam berkorelasi signifikan dengan dua aspek burnout yaitu aspek kelelahan emosional dengan nilai korelasi 0:489 dan berkorelasi signifikan pula dengan aspek depersonalisasi dengan adanya nilai korelasi 0.696. Sedangkan aspek persepsi underinveriment dalam variabel persepsi ketidakseimbangan peran tidak berkorelasi secara signifikan dengan ketiga aspek burnout.
Penelitian ini juga menggambarkan taraf burnout yang dialami oleh caregiver keluarga yang dapat dikategorikan sebagai berikut, sebanyak 37.6% atau 21 oang dari 56 subyek mengalami kelelahan emosional (EE) yang tinggi Selanjutnya pada aspek depersonalisasi (DP) sebanyak 21 orang atau 37.6% subyek penelitian berada taraf tinggi. Sementara itu untuk Penurunan Hasrat Pencapaian Diri (PA) ternyata seluruh responden yang berjumlah 56 orang atau 100% masuk dalari kategori rendah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Prihadi Aulia Erlando
"ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa dengan tugas perkembangan mencari identitas diri. Remaja mengalami perubahan seiring dengan prosesnya menuju ke dewasa. Masa remaja adalah masa yang untuk sebagian individu akan mulai kesulitan mengatur arah dan tujuan dirinya sehingga menyebabkan remaja mudah sekali terkena pengaruh dari lingkungan dan memunculkan perilaku menyimpang. Prevalensi penyalahgunaan NAPZA di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang pelajar. Kesiapan keluarga dalam merawat remaja yang telah menjalani proses rehabilitasi perlu diperhatikan. Tantangan pada keluarga seperti kehilangan kepercayaan dari orang lain, kehilangan keluarga dan mengalami proses berduka keluarga, penderitaan yang dialami keluarga, kewajiban dalam memenuhi kebutuhan untuk pengobatan dan lainnya menjadi masalah yang mungkin dialami oleh
keluarga dalam merawat remaja setelah kembali dari rehabilitasi. Tujuan: mengidentifikasi bentuk dukungan social dan informasi yang didapat oleh orang tua untuk merawat anak remaja penyalahguna napza. Metode: kualitatif deskriptif dengan menggunakan wawancara mendalam. Hasil utama dari penelitian ini adalah didapatkan empat tema yaitu Upaya yang telah dan akan dilakukan pelaku rawat dalam proses penyembuhan anak, Perjalanan remaja menyalahgunakan napza, Keadaan psikologis pelaku rawat dalam merawat remaja, dukungan dan hambatan dari lingkungan.

ABSTRACT
Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood with the task of developing self-identity. Teens experience changes along with the process towards adulthood. Adolescence is a time when for some individuals it will be difficult to set the direction and goals of themselves, causing adolescents to be easily exposed to the influence
of the environment and lead to deviant behavior. The prevalence of drug abuse in Indonesia in 2018 was 3.2 percent, equivalent to 2.29 million students. Family readiness in caring for adolescents who have undergone the rehabilitation process needs to be considered. Challenges in the family such as losing the trust of others, losing the family and experiencing the family grieving process, the suffering experienced by the family, the obligation to meet the need for treatment and others are problems that may be experienced by families in caring for adolescents after returning from rehabilitation. Objective: to identify forms of social support and information obtained by parents for caring for adolescent drug users. Method: descriptive qualitative using in-depth interviews. The main results of this research are four themes are obtained, namely the efforts that have been and will be carried out by care givers in the process of healing children, the journey of adolescents who abuse drugs, the psychological state of care givers in caring for adolescents, support and obstacles from the environment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>