Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manumba, Ruliyani
"ABSTRAK
Gangguan jiwa berdampak terhadap individu dan keluarga yang dapat mengganggu fungsi keluarga dan membahayakan kesehatan serta kualitas hidup mereka. Keluarga memiliki peran penting bagi anggota keluarga dengan gangguan jiwa untuk mendapatkan bantuan kesehatan. Pencarian bantuan kesehatan berkaitan dengan Duration of Untreated Psychosis (DUP), yaitu jarak waktu episode awal hingga
mendapatkan terapi yang adekuat. Keterlambatan dalam pencarian bantuan kesehatan menyebabkan DUP lebih lama yang berhubungan dengan tingkat gejala positif, pemulihan, fungsi kognitif dan sosial yang buruk sehingga mempengaruhi kualitas hidup selama perjalanan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman keluarga dalam mencari bantuan kesehatan bagi anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan 13 partisipan. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasil
penelitian didapatkan lima tema yaitu perubahan perilaku yang membahayakan sebagai pemicu mencari bantuan, dukungan sosial dan keterjangkauan memengaruhi pemilihan bantuan, keterbatasan pengetahuan dan finansial menjadi hambatan mencari bantuan,
upaya optimal keluarga, kondisi negatif klien dan keluarga sebagai penyebab berhenti mencari bantuan. Hasil penelitian merekomendasikan diperlukannya pengembangan peningkatan pencarian bantuan yang efektif melalui pendidikan kesehatan pada
keluarga dan masyarakat luas untuk menciptakan lingkungan dengan literasi kesehatan yang memadai. Pengembangan program intervensi juga perlu dilakukan setelah keluarga kontak dengan layanan kesehatan, yakni dengan meningkatkan komunikasi dan memberikan informasi yang adekuat pada keluarga untuk mempertahankan hubungan kolaboratif dengan keluarga

ABSTRACT
Mental disorders affect individuals and families which can disrupt family functions and endanger their health and quality of life. Family has an important role for family members with mental disorders to seeking help. Seeking help for health is related to the Duration of Untreated Psychosis (DUP), which is the interval from the initial episode to adequate therapy. Seeking help delays lead to longer DUP which is associated with levels of positive symptoms, recovery, poor cognitive and social functioning, thereby affecting quality of life throughout the course of the disease. This study aims to obtain an overview of family experiences in seeking help for their family members with mental
disorders. The study design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving 13 participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method. The results emerged five themes, which is violent behaviours changes as a trigger for seeking help, social support and affordability affecting the seeking help selection, the knowledge and financial obstacles to seeking help, optimal family efforts, negative conditions for clients and families as the cause of discontinue seeking help. This study recommends an effective way to increase seeking help behaviours through health education for families and the community to create an environment with adequate health literacy. The development of an intervention program also needs to be conducted after the family contacts with health services, namely by improving communication and
providing adequate information to families to maintain collaborative relationships with families"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Olivia
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan sekumpulan gejala atau sindrom yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan yang sangat serius, dan salah satu masalah keperawatan dari Skizofrenia adalah harga diri rendah. Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri. Stigma diri muncul akibat efek negatif penilaian orang lain terhadap klien Skizofrenia sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan kerja, fungsi sosial, harga diri dan harapan. Tujuan laporan kasus ini yaitu untuk menganalisis mengenai standar asuhan keperawatan generalis pada klien skizofrenia untuk meningkatkan harga diri dalam menurunkan stigma diri yang yang dilakukan di masa pandemic Covid-19 secara online atau daring. Karya ilmiah akhir ini merupakan analisis terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. E (30 tahun) dengan harga diri rendah. Hasil dari pemberian terapi generalis selama 20 hari perawatan, klien mengalami penurunan stigma diri yang diikuti dengan penurunan tanda gejala harga diri rendah. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan secara generalis sangat efektif diberikan pada klien Skizofrenia untuk menurunkan stigma diri klien yang ditandai dengan penurunan tanda gejala harga diri rendah pada klien setelah diberikannya tindakan keperawatan.

ABSTRACT
Schizophrenia is a collection of symptoms or syndromes that can cause very serious psychiatric problems, and one of the nursing problems of Schizophrenia is low self-esteem. Low self-esteem is feeling worthless, meaningless, and prolonged low self-esteem due to negative self-evaluation of yourself. Self-stigma arises due to the negative effects of other people's assessment of Schizophrenia patients resulting in decreased work ability, social function, self-esteem and hope. The purpose of this case report is to analyze the standard of generalist nursing care in schizophrenic patients to increase self-esteem and reducing self-stigma performed during the Covid-19 pandemic online or online. This final scientific work is an analysis of the implementation of nursing care to patients. E (30 years) with low self-esteem. As a result of giving generalist therapy for 20 days of treatment, the client experiences a decrease in self-stigma followed by a reduction in symptoms of low self-esteem. This shows that generalist nursing intervention is very effective given to Schizophrenia patients to reduce the clients self-stigma which is characterized by a decrease in signs of symptoms of low self-esteem to the client after the psychiatric nursing care standards.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raphita Diorarta
"Covid-19 merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan pada tahun 2019. Kelompok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) rentan terhadap Covid-19 dikarenakan mereka sangat mungkin memiliki kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sendiri termasuk perawatan diri selama pandemi. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi keluarga dalam merawat ODGJ yang terkonfirmasi Covid-19, dan hal ini dapat berdampak secara psikologis, fisik, sosial dan juga ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi pengalaman keluarga merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam. Penelitian pengalaman keluarga dalam merawat ODGJ dengan Covid-19 melibatkan sepuluh partisipan, partisipan terdiri dari tujuh orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Sepuluh partisipan sudah merawat ODGJ dengan diagnosa medis Skizofrenia kurang lebih selama 2 tahun sampai 10 tahun. Penelitian ini dilaksanakan secara daring dan luring, sembilan partisipan diwawancarai secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting dan whatsapp video call dan satu partisipan diwawancarai secara luring dilaksanakan di wilayah rumah sakit pada saat partisipan mengantarkan pasien untuk kontrol. Penelitian dilaksanakan pada minggu kedua bulan November 2021 sampai minggu pertama bulan Desember 2021. Tema-tema yang muncul dari penelitian ini adalah : (1) situasi perawatan yang hampir sama dalam merawat ODGJ tanpa dan dengan Covid-19, (2) perbedaan dalam merawat ODGJ pada saat terkonfirmasi Covid-19 dan sebelum terkonfirmasi Covid-19, (3) sumber internal keluarga yang digunakan selama merawat ODGJ dengan Covid-19, dan (4) sumber eksternal keluarga yang digunakan selama merawat ODGJ dengan Covid-19. Peneliti merekomendasikan perawat jiwa untuk dapat bekerja sama dengan keluarga dalam mendukung pemulihan ODGJ dengan Covid-19, serta perawat jiwa juga dapat memenuhi kebutuhan keluarga akan informasi, dukungan, dan keterampilan dalam perawatan. Pemberian informasi juga dapat diberikan dengan intervensi keluarga yaitu Family Psychoeducation (FPE).

Covid-19 is a respiratory disease caused by SARS-CoV-2 which was discovered in Wuhan in 2019. Groups of people with mental disorders are vulnerable to Covid-19 because they are very likely to have difficulties in their own needs including self-care during pandemic. This condition is a challenge for families in caring for people with mental disorders who are confirmed with Covid-19, and this can have a psychological, physical, social and economic impact. This study aims to obtain a description of the experience of families caring for people with mental disorders (ODGJ) with Covid-19. This study use a descriptive phenomenological approach and analyzed by the Colaizzi method. Data collection using in-depth interviews. Research on family experiences in caring for people with mental disorders with Covid-19 involved ten participants, the participants consisted of seven women and three men. Ten participants had treated ODGJ with a medical diagnosis of Schizophrenia for approximately 2 to 10 years. This study was conducted online and offline, nine participants were interviewed online using the zoom meeting application and whatsapp video call and one participant was interviewed offline conducted in the hospital area when the participants took the patient for control. The study was carried out in the second week of November 2021 until the first week of December 2021. The themes that emerged from this study were: (1) almost the same treatment situation in treating ODGJ without and with Covid-19, (2) differences in treating ODGJ when confirmed Covid-19 and before confirmed Covid-19, (3) internal family sources used while treating ODGJ with Covid-19, and (4) family external sources used while treating ODGJ with Covid-19. Researchers recommend mental nurses to be able to work together with families in supporting the recovery of ODGJ with Covid-19, and mental nurses can also meet the family's needs for information, support, and skills in care. Information can also be given through family intervention, namely Family Psychoeducation (FPE)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firhan Nurfalah
"Skizofrenia merupakan masalah kesehatan yang menjadi beban penyakit (burden of disease) di dunia, termasuk di Indonesia dengan kasus penderita yang semakin meningkat. Skizofrenia sangat identik dengan insight yang buruk dan 70% diantaranya mengalami halusinasi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi terhadap insight yang dimiliki.
Metode yang digunakan adalah dengan analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien Tn. K (36 tahun) yang dirawat ke-4 kalinya di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, dengan diagnosis utama keperawatan halusinasi pendengaran dan penglihatan.
Hasil dari pemberian terapi generalis selama 12 hari perawatan, klien mengalami peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi sebesar 50% yang diikuti dengan peningkatan nilai insight sebesar 33,33%. Kesimpulannya peningkatan kemampuan klien mengontrol halusinasi berpengaruh terhadap perubahan insight klien.

Schizophrenia is a burden of disease in the world, including in Indonesia, with cases of patients increasing. Schizophrenia is very synonymous with bad insight and 70% of them experience hallucinations. This scientific paper aims to determine the effect of increasing the ability of clients to control the hallucinations of the insights they have.
The method used is by analyzing the case in the provision of nursing care to the client Mr. K (36 years) who was treated for the fourth time at Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, with the main diagnosis of nursing hearing and vision hallucinations.
The results of giving generalist therapy for 12 days of care, the client experienced an increase in the ability to control hallucinations by 50% followed by an increase in insight value of 33.33%. In conclusion, increasing the clients ability to control hallucinations influences clients insight changes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puni Muliani
"Risiko perilaku kekerasan merupakan tanda gejala positif dari skizofrenia, gangguan dalam berespon terhadap ancaman yang diekspresikan dengan kemarahan atau ketakutan yang menyimpang dan beresiko untuk mencederai diri sendiri, orang lain serta lingkungan. Tujuan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien Tn. D di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor dengan masalah risiko perilaku kekerasan adalah untuk menurunkan tanda dan gejala serta meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku kekerasan dengan metode analisis tindakan keperawatan yang dievaluasi menggunakan instrumen assesment tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan. Implementasi keperawatan dilakukan tindakan asuhan keperawatan generalis melalui pendekatan kegiatan seni. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial ditandai dengan skor 20 menjadi 2 diakhir intervensi. Hasil analisa kasus ini merekomendasikan pelaksanaan tindakan keperawatan generalis dengan pendekatan kegiatan seni. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan baik secara individu dan kelompok.

The risk of violent behaviour is a positive symptoms of Schizophrenia, a disturbance in responding to threat that is expressed with anger or fear that are deviant and risk of injuring yourself, others and the environment. The purpose of nursing care is carried out for Mr. client in Sadewa Room Marzoeki Mahdi Hospital, Bogor with the problem of risk violence problems related to risk and changes in the level of problems with the nursing care analysis method and evaluated sign and symptom of risk violent behaviour. Nursing implementation is carried out by generalist nursing care through discussing activities art. The results obtained are a decrease in signs and symptom associated with problems in cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects characterized by a score of 20 to 2 ending the intervention. The results of this case analysis discuss the implementation of generalist nursing intervention by discussing art activities. Nursing care follow-up plans are expected to maximize individual and group abilities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Ummu Rahmatillah
"mencapai 14% di bandingkan dengan penyakit mental lainnya seperti depresi 10% dan ansietas 4%. Salah satu tanda gejala yang muncul pada skizofrenia adalaha halusinasi. Diantara jenis halusinasi, halusinasi pendengaran paling sering terjadi pada penderita skizofrenia. Diperkirakan 74% pasien yang terdiagnosis skizofrenia mengalami halusinasi pendengaran. Halusinasi dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi penderita seperti mencedrai diri sendiri atau pun orang lain. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan hasil asuhan keperawatan klien dengan halusinasi pendengaran. Intervesi keperawatan utama pada karya ilmiah ini yaitu melakukakn aktivitas fisik. Hasil dari penerapan intervensi didapatkan bahwa terdapat penurunan tanda gejala dari skor awal yaitu 22 dan setelah dilakukan aktivitas fisik selama tiga hari berturut-turut skor berkurang menjadi 8, yang diukur dengan skala penurunan tanda gejala menggunakan SAPS  ( Scale for  The Assesment of Positive

Schizophrenia is a mental disorder that has the highest percentage in the world reaching 14% compared to other mental illnesses such as depression 10% and anxiety 4%. One sign that symptoms appear in schizophrenia is hallucinations. Among the types of hallucinations, auditory hallucinations are most common in people with schizophrenia. It is estimated that 74% of patients diagnosed with schizophrenia experience auditory hallucinations. Hallucinations can cause
harmful effects for sufferers such as spreading themselves or others. The writing of this scientific work aims to report the results of client nursing care with auditory hallucinations. The main nursing intervention in this scientific work is doing physical activity. The results of the intervention implementation showed that there was a decrease in symptom signs from the initial score of 22 and after physical activity for three consecutive days the score was reduced to 8, as measured by the scale of decreasing symptoms using the Scale for Assessment of Positive Symptons."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fabrila Hasti Endah Ramadani
"ABSTRAK
Perilaku mencederai diri merupakan salah satu gejala yang dapat mengancam keselamatan klien Skizofrenia. Perilaku tersebut dapat terjadi karena kurangnya insight klien terhadap penyakit Skizofrenia. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan standar asuhan keperawatan jiwa dalam menurunkan perilaku mencederai diri dan meningkatkan insight pasien Skizofrenia. Intervensi keperawatan yang dilakukan diantaranya melatih membuat daftar aspek positif diri sendiri, keluarga dan lingkungan, mendiskusikan harapan dan masa depan serta cara mencapainya, dan melatih kegiatan untuk mencapai masa depan. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan perilaku mencederai diri dari skor 13 menjadi 5, serta peningkatan insight dari skor refleksi diri 13 dan kepastian diri 7 menjadi skor refleksi diri 16 dan skor kepastian diri 5. Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi dasar penerapan standar asuhan keperawatan secara daring pada klien dengan perilaku mencederai diri dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan jiwa kepada klien.

ABSTRACT
Self-harm is one of the symptoms that can threaten the safety of clients with Schizophrenia. Such behavior can occur due to a lack of client insight into Schizophrenia. The research aims to analyze the effectiveness of the implementation of mental nursing care standards in reducing self-injuring behavior and increasing insight in patients with Schizophrenia. Nursing interventions include training to make a list of positive aspects of yourself, family and the environment, discussing hopes and the future and how to achieve them, and training activities to achieve the future. The results showed that the client experienced a decrease in self-injury behavior from a score of 13 to 5, as well as an increase in insight from a self-reflection score of 13 and self-certainty 7 to a self-reflection score of 16 and a self-certainty score of 5. This research is expected to be the basis for applying nursing care standards as a standard online to clients with self-injury behavior in order to improve the quality of mental nursing care services to clients.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaifina Dini Ghassani Rizki
"Praktik klinik online merupakan alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa selama pandemi COVID-19. Praktik klinik online bermanfaat dalam pencegahan kekambuhan yang berisiko terjadi selama pandemi pada orang dengan gangguan jiwa berat seperti skizofrenia. Salah satu gejala kekambuhan skizofrenia yaitu perubahan perilaku yang terdistorsi hingga mengakibatkan risiko perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan respons maladaptif yang ditunjukkan dengan mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Kemampuan klien untuk mengontrol perilaku kekerasan dapat digunakan sebagai cara mencegah perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan ners berdasarkan standar asuhan keperawatan (SAK) jiwa dilakukan untuk mencegah atau mengontrol perilaku kekerasan pada klien. Tujuan dari pemberian asuhan keperawatan ini untuk mengurangi tanda gejala dan meningkatkan kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan. Metode penelitian menggunakan analisis studi kasus. Instrumen yang digunakan yaitu lembar evaluasi tanda gejala dan kemampuan mengontrol perilaku kekerasan. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda gejala dan peningkatan kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan. Promosi dan prevensi masalah kesehatan pada klien dengan risiko perilaku kekerasan dapat dilakukan dengan menerapkan tindakan keperawatan ners berdasarkan standar asuhan keperawatan (SAK) jiwa secara online, serta berkolaborasi dengan perawat spesialis serta komunitas terkait.

Online clinical practice is an alternative in providing mental health services during the COVID-19 pandemic. Online clinical practice is useful in preventing relapse that is at risk of occurring during a pandemic in people with serious mental disorders such as schizophrenia. One of the schizophrenia relapse symptoms is a change in behavior that is distorted so that it creates a risk of violent behavior. Violence is a maladaptive response indicated by injuring oneself, others, or the environment. The patients ability to control violent behavior can be used as a means of preventing violent behavior. Nursing interventions based on mental health nursing care standards are carried out to prevent or control violent behavior in patient. The purpose of providing nursing care is to reduce symptoms and increase the patients ability to control violent behavior. The research method used case study analysis. The instrument used was an evaluation sheet of symptoms and the ability to control violent behavior. The final evaluation of the nursing care provided showed a decrease in symptoms and an increase in patients ability to control violent behavior. Promotion and prevention of health problems in patient with a risk of violent behavior can be done by implementing online nursing care based on mental health nursing care standards, as well as collaborating with clinical nurse specialist and related communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Sulastri
"Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang ditandai dengan terganggunya pikiran, persepsi dan perilaku penderita. Pasien Skizofrenia memiliki risiko melakukan perilaku kekerasan. Ibu NS adalah wanita berusia 59 tahun. Pasien dibawa keluarga ke RSMM dengan keluhan marah-marah saat dirumah, memukul anak, merusak alat-alat rumah tangga, merusak motor, berbicara dan tertawa sendiri, sulit tidur dan nafsu makan menurun. Faktor predisposisi pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, pernah menjadi korban kekerasan verbal dan non verbal dari suaminya. Faktor presipitasi adalah akibat pasien putus obat selama 10 hari. Selain itu pasien juga memiliki faktor herediter. Penerapan standar asuhan keperawatan jiwa generalis dalam menurunkan gejala perilaku kekerasan yang diberikan penulis adalah membantu pasien mengidentifikasi gejala risiko perilaku kekerasan, melatih teknik napas dalam, pukul bantal, melakukan kegiatan atau hobi, latihan asertif dan spiritual. Hasilnya, setelah mendapatkan asuhan keperawatan generalis pasien menunjukkan penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang ditandai dengan penurunan skor dari 47 poin pada saat pengkajian awal, menjadi 9 poin setelah dilakukan standar asuhan keperawatan generalis. Penerapan standar asuhan keperawatan jiwa generalis pada pasien risiko perilaku kekerasan mampu menurunkan gejala risiko perilaku kekerasan pada Ibu NS. Bagi peneliti lain adalah agar dapat melakukan studi eksperimental untuk mengetahui tindakan keperawatan generalis yang memiliki pengaruh paling bermakna dalam menurunkan gejala risiko perilaku kekerasan dengan sampel yang lebih besar.

Schizophrenia is a severe mental disorder characterized by disturbance of the mind, perception and behavior of the patient. Schizophrenic patients has violence risk behavior. Ms. NS is a 59 year old woman. The patient was taken by the family to RSMM with angry complaints when at home, hitting children, damaging household appliances, damaging motorbikes, talking and laughing to herself, having difficulty sleeping and eating were not adequate. Predisposing factors are patient have experienced mental disorders in the past, have been victims of verbal and non-verbal violence from her husband. The precipitation factor is dropping out of medicine for 10 days. In addition, patient also have genetic factors. The application of generalist mental nursing care standards in reducing symptoms of violent behavior given by the author is to help patients identify symptoms of the risk of violent behavior, practice deep breathing, cushioning, doing activity, assertive and spiritual techniques. As a result, after gaining generalist nursing care, patient showed a reduction in the risk violent behavior score. From 47 score in the first assesment to 9 points. The application of generalist mental nursing care standards can reduce the violence behavior symptoms in Ms. NS. For other researchers to be able to conduct experimental studies of nursing care that have the most influence on decreasing violence behavior symptoms with a larger sample.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Destyana
"Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak dialami, salah satu gejala yang paling sering muncul yaitu halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran merupakan gangguan persepsi terhadap suara. Asuhan keperawatan pada halusinasi pendengaran meliputi memberikan intervensi mengenal halusinasi dan melatih teknik menghardik, pendidikan obat, bercakap, dan melakukan aktivitas terjadwal. Asuhan keperawatan ini penting diberikan dengan pendekatan berbasis spiritual, terutama aktivitas dzikir untuk menunjang proses perawatan klien. Beberapa penelitian terkait terapi spiritual pada gangguan jiwa sudah banyak yang membuktikan keefektifannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan pada klien skizofrenia dengan gejala halusinasi pendengaran, dengan masalah keperawatan penyerta harga diri rendah kronik, isolasi sosial, dan risiko perilaku kekerasan. Asuhan keperawatan diberikan secara online pada Tn. Z (28 Th) asal Jambi yang mengikuti facebook Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia. Setelah diberikan intervensi selama tiga minggu dengan intensitas interaksi 3 kali perminggu, didapatkan perkembangan kondisi yang baik, klien mampu mengontrol halusinasinya dan distress spiritual yang dialami klien berkurang. Selain itu, klien menunjukkan semangat menjalani hidup dengan beraktivitas dan bersosialisasi secara bertahap. Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan ini disarankan kepada perawat jiwa, keluarga dan pasien agar dapat mempraktikan pendekatan berbasis spiritual terjadwal ini dalam penatalaksanaan pasien skizofrenia dengan halusinasi.

Schizophrenia is a mental disorder that many people experienced, one of the symptoms that most often appear which is auditory hallucinations. Auditory hallucinations are impaired perceptions of sound. Nursing care in auditory hallucinations involves giving interventions to hallucinations and practicing rebuking techniques, drug education, and conducting scheduled activities. Nursing care is important given with a spiritual based approach, especially dzikir activity to support the client's care process. Some research that related to spiritual therapy in life disorders which has proven its effectiveness. This nursing care is done to the schizophrenia client with auditory hallucinations symptom, with other nursing problems are chronic low self-esteem, social isolation, and the risk of violent behavior. Nursing care was given online to In Z (28 years old) from Jambi who followed the Indonesian Schizophrenia Concern Community Facebook. After being given intervention for three weeks with an intensity of interaction 3 times a week, there was a good development, the client is able to control his hallucinations and spiritual distress were lessened. In addition, the client shows the spirit to live life with activities and socializing with step by step. Based on the results of the application of this nursing care, it is advisable for psychiatric nurses, families and patients to be able to use this scheduled spiritual based approach in the management of schizophrenia patients with hallucinations."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>