Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137692 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahma Alfianty Oetami
"Bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada remaja usia 15-19 tahun. Ide bunuh diri remaja muncul akibat berbagai faktor salah satunya adalah konflik orang tua destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konflik orang tua dengan ide bunuh diri yang dipersepsikan remaja pada siswa sekolah menengah atas di Depok. Konflik orang tua diukur menggunakan instrumen Children’s Perception of Interparental Scale (CPIC). Desain penelitian ini adalah analitik korelatif cross-sectional terhadap 193 remaja usia 15-19 tahun di SMA Negeri 13 Depok yang dipilih menggunakan metode stratified random sampling.
Hasil uji korelasi spearman didapatkan ada hubungan bermakna antara persepsi terhadap konflik orang tua dengan ide bunuh diri pada siswa SMA di Depok (p<0,001). Semakin tinggi konflik orang tua yang dipersepsikan remaja, semakin tinggi ide bunuh diri yang muncul (r=0,416). Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama keperawatan melalui program promotif dan preventif berfokus pada peningkatan status kesehatan jiwa keluarga dan remaja untuk mencegah munculnya ide bunuh diri pada remaja.

Suicide is one of the leading death causes in adolescents between 15-19 years old. Adolescents’ suicide ideation emerges due to several reasons, one of them is destructive interparental conflict. This study aims to determine the relationship between interparental conflict and suicide ideation perceived by adolescents in senior high school in Depok. The interparental conflict was measured by the Children's Perception of Interparental Scale (CPIC) instrument. The design of this study was correlative-analytic cross-sectional that was conducted on 193 respondents aged 15-19 years old at SMAN 13 Depok selected by stratified random sampling.
The analysis result using Spearman’s Rank Correlation test found that there is a significant relationship between the perception of interparental conflict and suicide ideation among adolescents in senior high school in Depok (p<0,001). In conclusion, as interparental conflict perceived by adolescents becomes higher and more intense, the higher adolescents to be put at risk for suicide ideation (r=0,416). The results of this study are expected to be useful to health services primarily nurses by improving mental health promotion programs that focus on family and adolescence to prevent suicide ideation among adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Putri Atmini
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebahagiaan psikologis dan ideasi bunuh diri pada siswa SMA di Kabupaten Gunung Kidul. Kabupaten Gunung Kidul dipilih sebagai lokasi penelitian karena angka bunuh diri di Gunung Kidul cukup tinggi. Kebahagiaan psikologis diukur menggunakan Ryff rsquo;s Scale of Psychological Well-Being RPWB, sementara itu ideasi bunuh diri diukur menggunakan Scale for Suicide Ideation SSI. Penelitian melibatkan 249 siswa di tiga sekolah SMA di Kabupaten Gunung Kidul. Analisis korelasi menunjukkan hasil r = -,131;p = 0,039, signifikan pada L.o.S 0,05. Penelitian menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kebahagiaan psikologis dan ideasi bunuh diri.

This research was conducted to find the correlation between psychological well being and suicide ideation among High School student in Gunung Kidul Regency. Gunung Kidul regency was chosen as location in this research beacuse suicide rate in Gunung Kidul is quite high. Psychological well being was measured by using Ryff rsquo s Scale of Psychological Well Being RPWB and suicide ideation was measured by using Scale for Suicide Ideation SSI. The participants of this research were 249 high school students of three school in Gunung Kidul regency. Correlation analysis showed r 131 p 0,039 significant at L.o.S 0,05. The result of this research showed that psychological well being negatively correlated significantly with suicide ideation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Pangestika
"Kondisi kualitas tidur buruk yang dialami remaja menjadi salah satu faktor yang memengaruhi konsentrasi belajar pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada remaja di Kota Depok. Studi cross sectional dilakukan di sebelas SMA di Kota Depok. Sampel penelitian berjumlah 429 siswa dengan rentang usia 12 sampai 18 tahun dengan rerata usia 16 tahun. Sampel diambil menggunakan metode probability sampling; cluster random sampling dikombinasikan dengan simple random sampling. Instrumen yang digunakan berupa instrumen stres, insomnia, kualitas tidur dan konsentrasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan kualitas tidur baik 30,5% (131 orang) dan kualitas tidur buruk 69,5% (298 orang). Siswa dengan konsentrasi belajar baik 17,9% (77 orang), konsentrasi belajar menengah 68,8% (295 orang) dan konsentrasi belajar buruk 13,2% (57 orang). Hasil uji chi square menunjukan ada hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar (p=0,000). Kualitas tidur dapat memengaruhi tingkat konsentrasi belajar baik ataupun buruk pada siswa. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dan pihak sekolah dapat meningkatkan edukasi terkait tidur dan istirahat agar dapat meningkatkan konsentrasi belajar serta prestasi belajar.

The condition of poor sleep quality experience by adolescents is one of the factors that influence the concentration of learning in adolescents. This study aims to determine the relationship between sleep quality and concentration of learning in adolescents in Depok. The cross sectional study was conducted in eleven high schools in Depok City. The research sample consisted of 429 students with an age range of 12 to 18 years with an average age of 16 years. Samples were taken using probability sampling method; cluster random sampling combined with simple random sampling. The instruments used were instruments of stress, insomnia, sleep quality and learning concentration. The results showed good sleep quality of 30.5% (131 people) and poor sleep quality 69.5% (298 people). Students with good learning concentration 17.9% (77 people), secondary learning concentration 68.8% (295 people) and poor learning concentration 13.2% (57 people). Chi square test results showed a significant relationship between sleep quality and concentration of learning (p = 0,000). Sleep quality can affect the level of concentration of learning good or bad for students. This study recommends that nurses and schools can improve education related to sleep and rest in order to improve learning concentration and learning achievement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amelia
"Pendahuluan: Remaja merupakan masa peralihan yang kompleks. Pada masa ini, terdapat perubahan fisik dan psikologis yang besar dalam hidup seseorang. Masa peralihan ini membuat remaja rentan mengalami depresi yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya orang tua sebagai orang yang memiliki peran penting dalam perkembangan kesehatan jiwa anak hingga remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara pola asuh orang tua dengan depresi pada remaja di Depok, Jawa Barat.
Metode: Penelitian dengan metode studi potong lintang pada 96 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Dian Didaktika Depok yang berusia 14 sampai 17 tahun ini menggunakan kuesioner skrining depresi, Centre for Edpidemiologic Studies Depression Scale-revised (CESD-R) dan Kuesioner Pola Asuh Anak (KPAA) sebagai instrumennya. Data yang terpilih menggunakan teknik pengambilan acak dianalisis dengan uji Fisher.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 30,2% remaja yang memiliki gejala depresi. Mayoritas pola asuh yang ditemukan pada ayah (96,9%) dan ibu (96,9%) adalah pola asuh yang tidak diharapkan (pola asuh permisif, otoriter, dan mengabaikan). Sebagian besar dari pola asuh yang tidak diharapkan tersebut adalah pola asuh permisif. Setelah dianalisis, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna secara statistik antara pola asuh permisif dengan depresi pada remaja sebagai pola asuh orang tua terbanyak pada subjek penelitian ini.

Introduction: Adolescence is a complex transitional period. During this period, there are great physical and psychological changes that occur in someone’s life. This transitional period causes adolescents to be more likely to develop depression which is affected by several factors, one of them is parent as someone who plays an important role in children to adolescents’ mental health development. Therefore, the purpose of this study is to find the relationship between parenting styles and depression among adolescents in Depok, Jawa
Barat.
Methods: This cross-sectional study of 96 students ages 14 to 17 from Dian Didaktika High School in Depok used depression screening questionare, Centre for Edpidemiologic Studies Depression Scale-revised (CESD-R) and Kuesioner Pola Asuh Anak (KPAA) as its instruments. Data that has been picked by random
sampling was analyzed by Fisher’s test.
Results: The result of this study revealed that there are 30,2% adolescents who have depression symptoms. The majority of parenting styles found in father (98,6%) and mother (98,6%) are undesirable parenting styles (permissive, authoritarian, and neglectful parenting style). Most of those undesirable parenting styles are permissive parenting style. After being analyzed, there is no statistically significant difference between permissive parenting styles and depression in adolescents as it is the most common parenting style in these reasearch subjects.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meulu Primananda
"ABSTRAK
Ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal merupakan masalah kesehatan jiwa yang cukup sering ditemukan pada remaja SMA dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko yang ditemukan adalah keputusasaan, depresi, kecemasan, dan stres. Sedangkan untuk faktor perlindungan meliputi koping, dukungan sosial, dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif terhadap ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional cross sectional dan dilakukan pada 207 responden dengan mengisi kuesioner terkait ide bunuh diri, psikosis dini prodromal, faktor risiko, dan faktor proteksi. Ada hubungan antara semua faktor risiko dan faktor pelindung dipelajari dengan ide bunuh diri. Ada juga hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif dipelajari dengan prodromal kecuali keputusasaan dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan intervensi promotif dan preventif bagi remaja yang tidak bermasalah, serta memberikan intervensi kuratif dan rehabilitatif bagi remaja yang bermasalah dengan ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal.
ABSTRACT
Suicidal ideation and early prodromal psychosis are mental health problems that are quite often found in high school adolescents and are influenced by various factors. The risk factors found were hopelessness, depression, anxiety, and stress. As for the protection factors include coping, social support, and self-esteem. This study aims to determine the relationship between risk factors and protective factors against suicidal ideation and early prodromal psychosis in adolescents. This study is a cross-sectional correlational descriptive study and was conducted on 207 respondents by filling out a questionnaire related to suicidal ideation, early prodromal psychosis, risk factors, and protection factors. There was an association between all the risk factors and protective factors studied with suicidal ideation. There is also an association between risk factors and protective factors studied with prodromal except hopelessness and social support. The results of this study can be used as consideration for providing promotive and preventive interventions for adolescents who do not have problems, as well as providing curative and rehabilitative interventions for adolescents who have problems with suicidal ideation and early prodromal psychosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanza Salsabiela
"ABSTRAK
Bunuh diri adalah masalah kesehatan serius yang menyerang banyak remaja. Ide bunuh diri tersebut disebabkan karena faktor yang datang dari individu, seperti tingkat kepercayaan diri, serta faktor sosial seperti hubungan dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan kedekatan orang tua dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi cross-sectional. Penelitian ini memiliki 248 siswa sebagai responden di SMA di Jakarta Selatan dengan menggunakan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kepercayaan diri dari Self-Confidence Test, instrumen kedekatan orangtua-remaja dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), dan instrumen Beck Scale for Suicide Ideation ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan uji korelasi gamma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja, dan terdapat hubungan antara kedekatan orang tua remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan intervensi bagi remaja dan orang tua untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kedekatan orang tua dengan remaja, sehingga dapat terhindar dari keinginan bunuh diri.
ABSTRACT
Suicide is a serious health problem that affects many teenagers. The idea of ​​suicide is caused due to factors that come from individuals, such as level of self-confidence, as well as social factors such as relationships with parents. This study aims to determine the relationship between self-confidence and the closeness of parents with suicidal ideation in adolescents. This research is a quantitative study with a cross-sectional correlation descriptive design. This study had 248 students as respondents in high schools in South Jakarta using stratified random sampling. The instruments used in this study were the self-confidence instrument from the Self-Confidence Test, the parent-adolescent closeness instrument from the Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), and the Beck Scale for Suicide Ideation instrument of suicide ideas. This study uses the gamma correlation test. The results showed that there was a relationship between adolescent self-confidence and suicidal ideation in adolescents, and there was a relationship between the closeness of adolescent parents with suicidal ideation in adolescents. The results of this study are expected to be used as a consideration for interventions for adolescents and parents to increase self-confidence and closeness between parents and adolescents, so that they can avoid suicidal thoughts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Riska Amalya
"ABSTRAK
Peningkatan angka bunuh diri perlu mendapatkan perhatian, terutama terkait ide bunuh diri. Estimasi ide bunuh diri remaja di Indonesia sebesar 6 dari 3,6 per 100.000 remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan peer leadership terhadap ide bunuh diri remaja di sekolah menengah atas SMA . Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 86 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 diberikan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku, dan peer leadership serta kelompok intervensi 2 diberikan tindakan keperawatan ners. Pengumpulan data menggunakan Scale for Suicidal Ideation Beck dan dianalisis dengan uji wilcoxon, uji friedman dan uji mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners menurunkan ide bunuh diri secara bermakna dari kategori ide bunuh diri tinggi menjadi ide bunuh diri rendah p value < 0,05 . Setelah ditambahkan terapi kognitif perilaku dan peer leadership ide bunuh diri menurun secara bermakna dari kategori ide bunuh diri tinggi menjadi tidak ada ide bunuh diri p value < 0,05 . Ide bunuh diri mempunyai hubungan yang lemah secara bermakna p value < 0,05 dengan keputusasaan, depresi, dan mekanisme koping. Tindakan keperawatan ners direkomendasikan dilakukan oleh perawat komunitas serta terapi kognitif perilaku dan peer leadership dilakukan oleh perawat spesialis jiwa dalam mengatasi ide bunuh diri remaja di Sekolah Menengah Atas SMA .

ABSTRACT
Increasing suicide rate needs to get attention, especially related to suicidal ideation. Estimation suicidal ideation in Indonesia is 6 of 3.6 per 100.000 of adolescents. This study aims to determine the effect of general nursing intervention, behavioral cognitive therapy and peer leadership on the suicidal ideation of adolescent in senior high school. The desain study was quasi experimental pre post test with control group. Sample using purposive sampling technique with 86 people and into 2 group . The intervention group 1 given general nursing intervention, cognitive behaviour therapy, and peer leadership as well as the intervention group 2 given general nursing intervention. Data were collected using Scale for Suicidal Ideation Beck and were analyzed using wilcoxon test, friedman test and mann whitney test. The results showed that general nursing intervention decreased suicidal ideation from higher suicidal ideation be lower suicidal ideation p value "
2018
T50599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Kurniawan
"Skripsi ini mencoba menjelaskan hubungan antara konsep pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying siswa Sekolah Menengah Atas ?X? di Bandung dengan cara membuktikan teori pertahanan diri dari Reckless (1962) ke dalam data empiris di lapangan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden berukuran 91 orang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara non probabilitas sampling dengan metode pengambilan sampel secara quota sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pertahanan diri dengan perilaku bullying. Dengan kata lain, hasil temuan di lapangan mendukung hipotesis di dalam penelitian ini sekaligus bersesuaian dengan teori pertahanan diri yang dikemukakan oleh Walter Reckless.
This undergraduate thesis attempts to explain the relationship between the concept of containment and bullying behaviors of Senior High School students "X" in Bandung. The purpose of this study was to know how the relationship of containment and bullying behavior of Senior High School students "X" in Bandung by way of proving containment theory of Reckless (1962) into the empirical data in the field.
The methodology used in this study is a quantitative research method with survey techniques. The data was collected by giving questionnaire to the respondent size 91 people. The sampling technique is done by quota non-random sampling.
The results of this study indicate that there is a significant relationship between containment and bullying behavior. In other words, the findings in the field support the hypothesis in this study correspond well with the theory of containment by Walter Reckless.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martiza Rafanadda Zhafirah
"Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental global yang mengancam remaja. Namun demikian, masalah bunuh diri dapat dikurangi dengan memahami faktor risiko dan faktor protektifnya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kelekatan orang tua menjadi salah satu faktor protektif dari perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kelekatan orang tua terhadap ide dan rencana bunuh diri siswa SMP di Banyuwangi, Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional pada 1.217 siswa pada rentang usia 11-17 tahun (M = 13,52, SD = 1,04). Hasil analisis logistic regression menunjukkan bahwa kelekatan orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap ide dan rencana bunuh diri (R2 = 14,6% dan R2 = 13,8%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelekatan dengan orang tua akan semakin rendah ide dan rencana bunuh diri pada remaja.

Suicide is a global mental health problem that threatens adolescents. However, the problem of suicide can be reduced by understanding its risk and protective factors. Previous research shows that parental attachment is one of the protective factors of suicidal behavior. This study aims to examine the effect of parental attachment on suicidal ideation and suicide plans among middle school students in Banyuwangi, Indonesia. The study was conducted with a cross-sectional design on 1.217 students aged 11-17 years (M = 13,52, SD = 1,04). The result of logistic regression analysis showed that parental attachment has a significant effect on suicidal ideation and suicide plans (R2 = 14,6% and R2 = 13,8%). The result indicates that the higher parental attachment, the lower the suicidal ideation and suicide plans in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Oktavia Rizqi Sekar Arum
"Masalah kesehatan mental yang sering ditemukan pada masa dewasa awal adalah ide bunuh diri. Munculnya masalah tersebut paling banyak terjadi pada rentang usia 18 – 23 tahun. Pada rentang usia tersebut, sebagian besar individu sedang memiliki status sebagai pelajar yang duduk di bangku perkuliahan. Faktor protektif yang dapat menurunkan tingkat ide bunuh diri pada mahasiswa adalah efikasi diri dan keeratan hubungan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan keeratan hubungan keluarga dengan ide bunuh diri pada mahasiswa Universitas Indonesia khususnya pada program sarjana regular dan paralel. Desain penelitian analitik korelatif digunakan sebagai metode penelitian ini dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 441 mahasiswa program sarjana. Data diambil dengan menggunakan empat bentuk kuesioner, yaitu kuesioner data demografi, General Self-Efficacy, Index Family Relation, dan Scale for Suicide Ideation.
Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan keeratan hubungan keluarga. Hubungan antara kedua faktor protektif tersebut memiliki hubungan dengan arah negatif terhadap ide bunuh diri. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam intervensi dan pengembangan program, khususnya pada bidang keperawatan, dalam menenurunkan ide bunuh diri pada mahasiswa serta meningkatkan faktor protektif pada mahasiswa seperti efikasi diri dan keeratan hubungan keluarga.

Suicidal ideation is mental health problems that most commonly found during the early adulthood. The emergence of the problem is most prevalent in the range of 18 and 23 years old. In that range, most individuals are currently in the status of university students.Protective factors which can reduce the level of suicidal ideation in university students are self efficacy and family relationship.
The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy and family relationship with suicide ideation among students on Universitas Indonesia, especially students who attend on regular and parallel undergraduate program. Correlative analytical research design used as the research method with cross sectional approach and this study conducted on 441 undergraduates. Data were collected with four questionares: demographic data, General Self-Efficacy, Index Family Relation, and Scale for Suicide Ideation.
The results showed that there was a significant relationship between two protective factors with suicide ideation. The relationship between self-efficacy and family also has a relationship with a positive direction. The results of this study can be used as a basis consideration for intervention and program development, especially in nursing, to depress the idea of suicide and increase protective factors in students such as self-efficacy family relationships.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>