Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Ayu Pramesty
"ABSTRAK
Bronkopneumonia atau bisa disebut sebagai bronchial pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi paru yang biasanya menyerang bronkus, bronkiolus dan sekitar alveolus. Seorang anak yang menderita penyakit ini akan menunjukan manifestasi klinik seperti demam tinggi (>38℃), batuk, takipneu, adanya retraksi dada, pernafasan cuping hidung, dan ditemukan suara paru yang abnormal. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak Bronkopenumonia yang mengalami demam. Demam adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang disertai peningkatan set point di hipotalamus. Anak yang mengalami demam membutuhkan intervensi yang efektif untuk menurunkan suhu tubuhnya. Aplikasi Tepid Water Sponge yang dikombinasikan dengan pemberian antipiretik merupakan salah satu intervensi yang efektif untuk menurunkan demam. Tepid Water Sponge bekerja dengan menstimulus hipotalamus untuk menurunkan set point dan merangsang vasodilatasi pembuluh darah perifer dengan cara konduksi dan evaporasi. Penulis menggunakan thermometer digital, air hangat dengan suhu 37-40 ̊C dalam aplikasi Tepid Water Sponge pada pasien berusia 3 tahun 8 bulan. Masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi yang dibuktikan dengan adanya penurunan suhu tubuh 38,5 ̊C menjadi berada pada rentang normal. Rekomendasi hasil praktik keperawatan ini adalah bahwa intervensi Tepid Water Sponge dikombinasikan dengan antipiretik lebih efektif dalam menurunkan demam pada anak jika dibandingkan dengan intervensi kompres hangat di dahi yang dikombinasikan dengan antipiretik.

ABSTRACT
Bronchopneumonia or can be referred to as bronchial pneumonia is an inflammation of the lungs which usually attacks the bronchi, bronchioles and around the alveoli. A child suffering from this disease will show clinical manifestations such as high fever (> 38 ℃), cough, tachypnea, chest retraction, nasal flaring, and abnormal lung sounds. This paper aims to describe nursing care in children who have Bronkopneumonia with fever experience. Fever is an increase body temperature above in normal range, which are caused by several etiologies that can increase temperature setting point in hypothalamus. Children with fever need an effective nursing intervention to decrease body temperature. The application of tepid water sponge combined with antipyretic is effective intervention to decrease fever. This intervenstion stimulates the hyppotlamus to decrease setting point and stimulates vasodilation peripheral blood vessel through conduction and evaporation. The author used digital thermometer, warm water with temperature 37-40 ̊C in the application of tepid water sponge for a 3,8 years old child. The problem of hyperthermia can be slved through this intervention, which was proved by body temperature decrease from 38,5 ̊C to normal temperature. The recommendation of this nursing practice is that, the intervention tepid water sponge combined with antypiretic is more effective than warm compress on the forehead with antypiretic to decrease fever in children.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Kezia Arihta
"Demam merupakan salah satu permasalahan terbesar ketika anak dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat. Keberlangsungan demam bergantung kepada waktu patogen berinvasi di dalam tubuh sehingga memicu proses inflamasi. Demam berkepanjangan merupakan demam yang terjadi lebih dari lima hari dengan salah satu penyebabnya adalah infeksi bakteri. Bakteri tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis kompleks, menjadi etiologi dari kejadian demam berkepanjangan, termasuk pada anak. Penanganan demam dapat dilakukan dengan melakukan kompres menggunakan metode tepid water sponge bersamaan dengan pemberian antipiretik, hal ini telah dibuktikan oleh berbagai penelitian yang ada. Maka dari itu, peneliti hendak membuktikan efektivitas tepid water sponge kepada anak dengan diagnosis medis prolonged fever suspect tuberculosis. Peneliti melakukan penelitian pada Anak AF dengan prolonged fever suspect tuberculosis dengan menimplementasikan asuhan keperawatan untuk mengatasi hipertermia, gangguan nutrisi, dan ketidakefektifan bersihan jalan napas pasien. Rangkaian asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian secara holistik pada anak, penegakan diagnosis keperawatan dan menentukan prioritas diagnosis, perencanaan intervensi keperawatan, implementasi tindakan, serta evaluasi. Asuhan keperawatan yang dilakukan didokumentasikan ke dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. Tindakan utama yang diteliti adalah penerapan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, tepid water sponge mampu menurunkan suhu tubuh anak hingga sebesar 1°C. Peneliti menarik kesimpulan bahwa penerapan tindakan tepid water sponge pada anak dengan prolonged fever efektif dalam menurunkan demam yang dialami oleh anak.

Fever is one of the biggest problems when a child is taken to the Emergency Room. The persistence of fever depends on the time when pathogen invades the body then trigger the inflammatory process. Prolonged fever is a fever that lasts more than five days with one of the causes is bacterial infection. The bacteria of tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis complex, is an etiology of prolonged fever, even in pediatrics. Fever treatment can be done by applying warm compress using the warm water sponge method along with administering antipyretics, and the effectivity has been proven by various existing studies. Therefore, the researcher would like to prove the effectiveness of warm water sponges for a child with prolonged fever, suspected of being tuberculosis. The writer did the research on AF, a toddler with suspected prolonged tuberculosis fever by implementing nursing care to overcome hyperthermia, nutritional disorders, and ineffectiveness in clearing the patient's airway. The preparation started with a holistic assessment, establishing a diagnosis and determine the nursing diagnosis priorities, planning the interventions, implementing the interventions, and evaluate the nursing care. The nursing care is documented with Integrated Patient Progress Note format. The main intervention to be studied was an application of tepid water sponge to reduce the child's body temperature. Based on the evaluation, tepid water sponge can reduce a child's body temperature by up to 1°C. The writer conclude that applying tepid water sponges to pediatrics with prolonged fever was effective in reducing their fever."
Depok: Fakutas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak yang mengalami demam. Demam merupakan peningkatan suhu tubuh diatas normal yang disebabkan berbagai etiologi, sehingga meningkatkan titik patokan suhu tubuh di hipotalamus. Anakyang yang mengalami demam membutuhkan intervensi efektif untuk menurunkan suhu tubuhnya. Aplikasi tepid water spongeyang dikombinasikan dengan pemberian antipiretik merupakan salah satu intervensi efektif untuk menurunkan demam. Tepid water spongemenstimulus hipotalamus untuk menurunkan titik patokan suhu dan memacu vasodilatasi pembuluh darah perifer yang meningkatkan evaporasi. Penulis menggunakan termometer digital, air hangat dengan suhu 37oC dalam aplikasi tepid water sponge kepada pasien berusia 10 bulan. Masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi yang dibuktikan dengan adanya penurunan suhu tubuh dari 39,1oC menjadi normal. Rekomendasi hasil praktik keperawatan ini adalah bahwa intervensi tepid water sponge dikombinasikan dengan antipiretik efektif untuk menurunkan demam pada anak sesuai indikasi. Kata kunci: anak, demam, tepid water sponge.

This paper aims to describe nursing care in children who experience fever. Fever is an increase in body temperature above in normal range, which is caused by several etiologies, that can increasetemperature setting point in hypotalamus. Children with fever need an effective nursing intervention to decrease body temperature. The application of tepid water spongecombined with antipyretic is one of effective intervention to decrease fever. This intervention stimulatesthe hypotalamus to decrease temperature setting point and stimulates the peripheral vasodilatation for increasing evaporation. The author used digital thermometer, warm water with temperature 37oC in the application of tepid water sponge for a 10 months old infant. The problem of hypertermia can be solved through this interventions, which was proved by body temperature decrease from 39.1oC to normal temperature. The recommendation of this nursing practice is that the application of tepid water sponge combined with antipyretic can be used to decrease fever in children.Keywords children, fever, tepid water sponge."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sahwa Kusnana
"Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah masalah kesehatan serius di wilayah tropis seperti Indonesia. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga parah, dengan potensi fatal bagi penderitanya, terutama anak-anak. Diagnosa dini dan penanganan yang tepat menjadi krusial dalam mengurangi risiko komplikasi dan kematian. Studi kasus di RSUI Depok menemukan bahwa lebih dari 8 kasus DHF pada anak dalam periode 1-20 April 2024. Fase demam adalah tahap awal penyakit yang penting untuk dikenali, dengan peningkatan suhu tubuh menjadi indikator penting. Komplikasi seperti penumpukan cairan dan perdarahan membutuhkan penanganan yang cermat. Tepid Water Sponge (TWS) adalah salah satu pendekatan non-farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh yang efektif, dengan memperluas pembuluh darah perifer dan memfasilitasi transfer panas dari tubuh. Studi kasus ini bertujuan untuk mengimplementasikan penggunaan TWS dalam menurunkan suhu tubuh pasien DHF di RSUI, dengan harapan dapat meningkatkan asuhan keperawatan yang efektif.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Demam Berdarah Dengue (DBD) is a serious health issue in tropical regions such as Indonesia. Symptoms vary from mild to severe, with the potential for fatality, especially among children. Early diagnosis and proper management are crucial in reducing the risk of complications and death. A case study at RSUI Depok found more than 8 cases of DHF in children during the period of April 1-20, 2024. The fever phase is an important initial stage of the disease to be recognized, with an increase in body temperature being a significant indicator. Complications such as fluid accumulation and bleeding require careful management. Tepid Water Sponge (TWS) is one of the non-pharmacological approaches to effectively reduce body temperature by dilating peripheral blood vessels and facilitating heat transfer from the body. This case study aims to implement the use of TWS in lowering the body temperature of DHF patients at RSUI, with the hope of improving effective nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daula Gina Fabila
"Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus yang sering disebut dengan bronkopneumonia. Pada anak dengan bronkopneumonia, kepatenan jalan napas dapat terganggu karena adanya produksi sekret yang tertahan di jalan napas, sehingga daoat menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan fisioterapi dada pada ank bronkopneumonia dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Pasien An. E berusia 4 tahun dengan hasil pemeriksaan TTV: HR 132x/menit, RR 32-34x/menit, S 36.4 C, SpO2 97 % on NK 2 lpm; anak ada batuk namun sulit mengeluarkan dahak; tampak batuk tidak efektif; anak tampak sesak dan napas tampak cepat, suara napas vesikuler dengan suara napas tambahan ronkhi di kedua lapang bawah paru, terdapat retraksi dinding dada dan WOB. Penerapan fisioterapi dada pada anak selama 3 hari perawatan menunjukkan perbaikan status pernapasan dengan rentang hasil pemeriksaan HR 106-132x/menit, RR 25-34x/menit, dan SpO2 95-98%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perawat untuk menerapkan fisioterapi dada pada anak dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat karena intervensi ini termasuk penatalaksanaan nonfarmakologis.

The occurrence of pneumonia in children often coincides with an acute infectious process in the bronchi which is often called bronchopneumonia. With bronchopneumonia, airway patency can be disrupted due to the production of secretions that are retained in the airway, resulting in ineffective airway clearance. This scientific work aims to prove the effectiveness of applying chest physiotherapy for bronchopneumonia with ineffective airway clearance problems. Patient E was a 4 year old with vitals examination results: HR 132 tpm, RR 32-34 tpm, T 36.4 C, SpO2 97% on NK 2 lpm. Further examination revealed a cough along with difficulty expelling phlegm, shortness of breath, vesicular breathing with crackles on lower lung fields, chest wall retractions and WOB. The application of chest physiotherapy during 3 days of treatment showed an improvement in respiratory status with examination results HR 106-132 tpm, RR 25-34 tpm, and SpO2 95-98%. The results of this research could be used as a reference to apply chest physiotherapy, which can be carried out independently by nurses. Chest physiotherapy is an intervention that includes non-pharmacological management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Nova Romaida
"ABSTRAK
Sampai saat ini penyakit pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian
balita di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti
status gizi, status imunisasi, pemberian asi, dan juga faktor lingkungan. Tanda dan
gejala dari pneumonia salah satunya adalah hipertermi. Tujuan dari karya ilmiah
ini adalah untuk memberikan gambaran proses asuhan keperawatan bayi dengan
pneumonia yang mengalami hipertemi atau mengalami peningkatan suhu.
Peningkatan suhu tubuh dapat mengakibatkan tubuh mengalami peningkatan
metabolism dan apabila tidak ditangani dapat menyebabkan anak dehidrasi. Salah
satu intervensi keperawatan yang dilakukan pada klien adalah tepid water
sponge. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh dan juga
memberikan rasa nyaman kepada klien pasca pemberian tindakan tepid water
sponge

ABSTRACT
Pneumonia remains a major cause of infant mortality in Indonesia. It is
influenced by a number of risk factors such as nutritional status, immunization
status, breast-feeding, as well as environmental factors. Signs and symptoms of
pneumonia, one of which is hyperthermia. The purpose of this paper is to
illustrate the process of nursing care of infant with pneumonia with suffered
hyperthermia or increased body terperature. Increased body temperature can
cause the body to increase metabolism and if left untreated can lead to
dehydration child. One of the nursing interventions performed on the client is
tepid water sponge. The results of the intervention showed a decrease in body
temperature and also gives a sense of comfort to the client pascathrough nursing
interventions tepid water sponge"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reihani Zaida
"Bronkopneumonia merupakan peradangan akut di paru-paru yang disebabkan oleh agen infeksius. Masalah yang sering terjadi pada anak dengan bronkopneumonia adalah bersihan jalan napas tidak efektif disebabkan karena peningkatan produksi sekret yang berlebih. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan breathing exercise dengan terapi bermain Meniup bola ping-pong pada anak yang mengalami dispnea. Pasien An. O berusia 2 tahun tampak retraksi dada minimal, terdapat sputum, terdapat suara napas tambahan, anak mendapatkan bantuan ventilasi dengan simple mask 3 lpm, SpO2: 99%, dan RR: 45x/menit. Penerapan breathing exercise dengan terapi bermain Meniup bola ping-pong pada anak selama 3 hari perawatan menunjukkan tingkat dispnea menurun dibuktikan dengan saturasi stabil dalam rentang 97-100% dan RR: 25-35 x/menit. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perawat untuk memberikan penerapan breathing exercise dengan terapi bermain Meniup bola ping-pong sebagai intervensi keperawatan nonfarmakologi untuk mengatasi masalah dispnea pada pasien anak dengan bronkopneumonia.

Bronchopneumonia is an acute inflammation of the lungs caused by an infectious agent due to increased production of excess secretions. This scientific work aims to analyze the effectiveness of applying breathing exercises with ball blowing play therapy in children who experience dyspnea. 2 years patient named O showed minimal chest retraction, there was sputum, there were additional breath sounds, the child received ventilation assistance with a simple mask 3 lpm, SpO2: 99%, and RR: 45x/minute. Breathing exercises with ball blowing therapy to children during 3 days of treatment showed that the level of dyspnea decreased as evidenced by stable saturation in the range of 97-100% and RR: 25-35 x/minute. Hopefully the results of this scientific work can be a reference for nurses to apply breathing exercises with ping-pong ball blowing play therapy as a non-pharmacological nursing intervention to overcome the problem of dyspnea in pediatric patients with bronchopneumonia."
Depok: Fakultas Ilmu Keprawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Sulistiawijaya
"Bronkopneumonia merupakan suatu kondisi peradangan akut yang secara spesifik terjadi di paru-paru, disebabkan oleh agen infeksius di sekitar saluran udara (bronkus) dan kantung udara (alveolus). Permasalahan yang umum terjadi pada anak dengan bronkopneumonia adalah terkait dengan bersihan jalan napas tidak efektif yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan produksi sekret yang berlebih di jalan napas. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin untuk mengatasi dyspnea pada anak. Pasien An.E (4th) tampak batuk berdahak disertai dengan napas cepat, penggunaan otot bantu napas, retraksi dada, suara napas tambahan, dan anak mendapatkan bantuan ventilasi berupa NK 2 lpm, didapatkan SpO2: 97%, HR: 132x /menit, RR: 38 x/menit, S: 36.4°C. Penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin yang dilakukan pada anak selama 3 hari perawatan menunjukan penurunan terhadap tingkat dyspnea anak yang dibuktikan dengan saturasi oksigen yang stabil dalam rentang 97-100% dan RR 24-32 x/menit. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai gambaran bagi perawat untuk dapat melakukan pengelolaan asuhan keperawatan dengan intervensi nonfarmakologis berupa penerapan breathing exercise melalui terapi bermain meniup kincir angin pada anak dengan diagnosis medis bronkopneumonia yang mengalami dyspnea.
Bronchopneumonia is an acute inflammatory condition specific to the lungs, caused by infectious agents around the airways (bronchi) and air sacs (alveoli). A common problem in children with bronchopneumonia is related to ineffective airway clearance caused by increased production of excess secretions in the airway. This scientific work aims to analyze the effectiveness of applying breathing exercises through blowing windmill play therapy to treat dyspnea in children. Patient An.E (4th) appeared to cough with phlegm accompanied by rapid breathing, use of accessory muscles for breathing, chest retraction, additional breath sounds, and the child received ventilation assistance in the form of NK 2 lpm, obtained SpO2: 97%, HR: 132x/min, RR: 38 x/min, S:36.4°C. The application of breathing exercise through blowing windmill play therapy performed on children for 3 days of treatment shows a decrease in the level of dyspnea of children as evidenced by stable oxygen saturation in the range of 97-100% and RR 24-32 x/min. The results of this scientific work are expected to be used as an illustration for nurses to be able to carry out nursing care management with non-pharmacological interventions in the form of applying breathing exercises through windmill blowing play therapy in children with a medical diagnosis of bronchopneumonia who experience dyspnea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Restika Hapsari
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthopodborn virus) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes albopictus dan Aedes aegypti). Klien anak dengan DBD dan PDP COVID 19 harus mendapat perawatan isolasi di RS sehingga dampak psikologis yang sering terjadi pada anak adalah cemas terhadap terapi dan perawatan di rumah sakit. Laporan kasus ini menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan anak yang menjalani perawatan isoalasi mengalami kecemasan saat tindakan keperawatan dengan menggunakan penerapan teknik story telling. Asuhan keperawatan yang diberikan sudah disesuaikan dengan asuhan keperawatan kesehatan anak adalah wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan pengumpulan hasil dari pemeriksaan diagnostik. Sementara pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time)  selama 3 hari perawatan dimana klien tampak tenang dan kooperatif dengan perawat menghampirinya dan saat akan di periksa. Sebagai kesimpulan masalah keperawatan anak diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi secara holistik yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi cemas klien.


Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an acute infection caused by arbovirus (arthopodborn virus) which is transmitted through the bite of aedes mosquitoes (Aedes albopictus and Aedes aegypti). Clients of children with DHF and PDP COVID 19 must receive isolation treatment at the hospital so that the psychological impact that often occurs in children is anxiety about therapy and hospital care. This case study describes the results of the analysis of nursing care for children who experience anxiety during nursing action by using the application of story telling techniques that undergo isolation care. The nursing care provided has been adjusted to the health care care of the child is an interview, observation and physical examination, study documentation and collection of results from diagnostic examinations. While the evaluation measurements were carried out using the SMART method (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time) for 3 days of treatment where the client appeared unafraid and fussy with the nurse approaching him and when he would be examined. To conclude the problem of child nursing requires a holistic integrated nursing action plan that includes bio-psycho-social-spiritual to overcome client anxiety.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Herya Kusmawati
"Demam merupakan respon tubuh terhadap adanya infeksi. Anak dengan demam dapat mengalami gangguan fisiologis, gelisah, dehidrasi, dan ketidaknyamanan. Penanganan demam dilakukan dengan menurunkan suhu tubuh secara perlahan dan memberikan kenyamanan pada anak. Salah satu penanganan demam nonfarmakologi berupa tepid water sponge yang menjadi rekomendasi jika dipadukan dengan terapi farmakologi. Pendekatan keperawatan untuk memberikan kenyamanan pada pasien didasarkan pada teori Comfort Kolcaba yang meliputi aspek kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Asuhan keperawatan menggunakan teori Comfort Kolcaba dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan demam.

Fever is the body's response to infection. Children with fever may experience physiological disorders, anxiety, dehydration, and discomfort. Handling fever is done by slowly lowering the body temperature and provide comfort to the child. One of non pharmacological treatment to fever is tepid water sponge that recommended when it combined with pharmacological therapy. The nursing approach to comforting patient is based on Kolcaba Comfort theory which includes aspects of physical comfort, psychospiritual, sociocultural, and environment. Kolcaba comfort theory can be used as a reference in the provision of nursing care in children with fever.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>