Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firly Andini
"Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang banyak diderita masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, penderita hipertensi terbanyak di Indonesia adalah yang berusia lanjut. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan berupa penerapan relaksasi autogenik untuk menurunkan tekanan darah pada pasien lansia dengan hipertensi. Pasien berusia 69 tahun dengan riwayat stroke 2x dan terdapat kekakuan dan kelemahan pada sisi kiri tubuh akibat gejala sisa stroke dan tidak mendapat dengan tepat termasuk tidak mengonsumsi obat antihipertensi. Sehingga penerapan terapi non farmakologi seperti relaksasi autogenik berupa relaksasi yang berasal dari diri sendiri dengan pengulangan kata-kata dan merasakan sensasi tertentu. Relaksasi ini  dilakukan pada pasien selama 3 minggu sebanyak 8x intervensi dengan melibatkan keluarga. Relaksasi ini dilakukan selama 15-20 menit setiap sesi dengan melakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan tekanan darah sistolik, yakni 170/100 mmHg pada awal intervensi menjadi 162/100 mmHg pada hari terakhir intervensi. Pemberian intervensi ini dapat dilakukan dirumah secara rutin bersama keluarga secara mandiri. Implikasi karya ilmiah ini adalah relaksasi autogenik perlu dilakukan secara rutin dan keterlibatan keluarga serta motivasi diri sendiri agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif pada pasien.

Hypertension is a health problem that many people suffer, both in the world and in Indonesia. Based on the results of Riskesdas in 2018, the most hypertension sufferers in Indonesia are the elderly. This study aims to analyze nursing care in the form of the application of autogenik relaxation to reduce blood pressure in elderly patients with hypertension. Patient aged 69 years with twice history of stroke and there is stiffness and weakness in the left side of the body due to the symptoms of the stroke and did not get proper treatment including not taking antihypertensive drugs. So that the application of non-pharmacological therapies such as autogenik relaxation in the form of relaxation that comes from yourself with the repetition of words and feel certain sensations. This relaxation is performed on patients for 3 weeks as many as 8 times the intervention involving the family. This relaxation is carried out for 15-20 minutes each session by measuring blood pressure before and after the intervention. The results of this scientific work indicate that there was a decrease in systolic blood pressure, 170/100 mmHg at the beginning of the intervention to 162/100 mmHg on the last day of the intervention. This intervention can be done at home routinely with family independently. The implication of this scientific work is that autogenik relaxation needs to be done routinely and family involvement and self-motivation in order to provide more effective results to patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Haekal Eslam Rananda
"Hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak diderita oleh masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan kaji literatur Riskesdas tahun 2020, penderita hipertensi terbanyak di Indonesia berasal dari kalangan yang berusia lanjut. Karya ilmiah ini ditujukkan untuk menganalisis asuhan keperawatan berupa penerapan terapi relaksasi autogenik untuk menurunkan tekanan darah pada pasien lansia dengan hipertensi. Pasien berusia 63  tahun dengan riwayat dua kali serangan stroke dan tidak mendapat penanganan dengan tepat termasuk tidak mengonsumsi obat antihipertensi. Sehingga penerapan terapi non-farmakologi seperti relaksasi autogenik berupa relaksasi yang berasal dari diri sendiri dengan pengulangan kata-kata dan merasakan sensasi tertentu. Relaksasi ini dilakukan pada pasien selama 3 minggu sebanyak delapan kali intervensi. Relaksasi ini dilakukan selama 10-15 menit setiap sesi dengan melakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa  terdapat penurunan tekanan darah sistolik, yakni 170/110 mmHg pada awal intervensi menjadi 155/95 mmHg pada hari terakhir intervensi. Pemberian intervensi ini dapat dilakukan di dekat wisma tempat pasien tinggal. Implikasi karya ilmiah  ini adalah relaksasi autogenik perlu dilakukan secara rutin serta motivasi diri sendiri agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif pada pasien.

Hypertension is one of the health problems that many people suffer from, including in Indonesia. Based on the Riskesdas' literature review in 2020, most of hypertensive patients in Indonesia were the elderly. This scientific work is aimed at analyzing nursing care in the form of the application of autogenic relaxation therapy to reduce blood pressure in elderly patients with hypertension. Patients were aged 63 years with a history of two strokes and had not received proper treatment, including antihypertensive drugs. Thus, the application of non-pharmacological therapies, such as autogenic relaxation in the form of relaxation that comes from oneself by repeating words and feeling certain sensations. This relaxation was performed on the patients for 3 weeks through eight times of interventions. This relaxation was carried out for 10-15 minutes in each session by taking blood pressure measurements before and after the intervention. The results of this scientific work showed a decrease in systolic blood pressure, which was 170/110 mmHg at the beginning of the intervention to 155/95 mmHg on the last day of the intervention. The provision of this intervention can be carried out near the guest house where the patients live. This scientific work implies that autogenic relaxation needs to be done regularly, along with self-motivation, to provide more effective results in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sari Putri
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang rentan dialami oleh lansia. Hal ini disebabkan oleh fisiologis lansia dan gaya hidup yang tidak sehat, salah satunya yaitu stres. Studi kasus ini dilakukan pada keluarga dengan lansia yang menderita hipertensi karena stres di wilayah Bekasi Utara. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisa asuhan keperawatan pada pasien hipertensi agregat lansia menggunakan Swedish massage. Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan telah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ditegakkan yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan terkait hipertensi. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan melakukan pengukuran tingkat stres menggunakan instrumen Despression, Anxiety, Stress Scale (DASS-21) bagian Stres dan pengukuran tekanan darah. Hasil menunjukkan penurunan skor stres dari 30 menjadi 16, serta penurunan tekanan darah sistolik sebesar 22 mmHg dan diastolik sebesar 25 mmHg selama 12 kali kunjungan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Swedish massage berhasil menurunkan tingkat stres dan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Optimalisasi pelaksanaan program Lansia SMART dan PIS-PK diperlukan sebagai upaya peningkatan kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

Hypertension is a health problem that is vulnerable to the elderly. This is caused by physiological and unhealthy lifestyles of the elderly, one of which is stress. The study was conducted on families with elderly who experience hypertension due to stress in the North Bekasi area. This work aims to describe the results and analysis of nursing care in elderly aggregate with hypertension using the Swedish massage. Family nursing care provided is in accordance with established nursing diagnoses, namely the ineffectiveness of health management related to hypertension. Nursing evaluation is carried out by measuring stress levels using the Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS-21) in stress section and blood pressure measurements. The results showed a decrease in stress score from 30 to 16, as well as a decrease in systolic blood pressure of 22 mmHg and diastolic by 25 mmHg for 12 visits. Based on these results, it can be concluded that Swedish massage successfully reduces stress levels and blood pressure in the elderly with hypertension. Optimizing the implementation of the Lansia SMART and PIS-PK program is needed as an effort to improve the ability of families to care for family members with hypertension.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Susanti
"[Senam dan relaksasi otot progresif (Serelak) merupakan bentuk intervensi keperawatan dalam upaya pengendalian hipertensi pada usia dewasa. Penulisan ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan terapi Serelak dalam asuhan keperawatan komunitas pada usia dewasa hipertensi di Kelurahan Sukamaju Baru Depok. Pelaksanaan terapi dilaksanakan selama 8 kali pengukuran pada 60 responden penderita hipertensi. Hasil upaya pengendalian hipertensi menunjukkan peningkatan kemampuan kelompok pendukung sebesar 42%; peningkatan perilaku kesehatan kelompok usia dewasa: pengetahuan 14,5 (87,4%), sikap 26,5 (82,67%), keterampilan 24,9 (71,5%), penurunan rata-rata tekanan darah usia dewasa hipertensi setelah melakukan terapi Serelak: tekanan sistol 6,6 mmHg, tekanan diastol 5,05 mmHg dengan p value 0,00. Peningkatan perilaku kesehatan pada keluarga yaitu pengetahuan sebesar 16,4 (76,4%), sikap 26 (93%), dan ketrampilan sebesar 22 (83%). Penggunaan terapi nonfarmakologi seperti terapi senam dan relaksasi otot progresif dapat dilakukan dalam menurunkan tekanan darah tinggi dalam upaya pengendalian hipertensi secara optimal.;Exercise and progressive muscle relaxation (Serelak) is a form of nursing interventions in an effort to control hypertension in adulthood. The purpose of this paper was to give an overview of the implementation Serelak therapy in nursing care for community in adulthood hypertension in Sukamaju Baru village Depok. The Implementation of the therapy was conducted over eight times of measurement in 60 respondents have hypertension. The results showed, increase in the ability to support group by 42%; improvement of health behavior an among adult age groups: knowledge by 14.5 (87,4%), attitude by 26.5 (82,6%), skill by 24.9 (71,5%), the average reduction in blood pressure after Serelak therapy: systolic pressure of 6.6 mmHg, diastolic pressure of 5,05 mmHg (p value 0.00). Improved health behaviors in the family that is the knowledge by 16.4 (76,4%), attitude by 26 (93%), and skills by 22 (83%). The use of nonpharmacological therapies such as exercises and progressive muscle relaxation can be carried out in lowering high blood pressure among adulthood., Exercise and progressive muscle relaxation (Serelak) is a form of nursing interventions in an effort to control hypertension in adulthood. The purpose of this paper was to give an overview of the implementation Serelak therapy in nursing care for community in adulthood hypertension in Sukamaju Baru village Depok. The Implementation of the therapy was conducted over eight times of measurement in 60 respondents have hypertension. The results showed, increase in the ability to support group by 42%; improvement of health behavior an among adult age groups: knowledge by 14.5 (87,4%), attitude by 26.5 (82,6%), skill by 24.9 (71,5%), the average reduction in blood pressure after Serelak therapy: systolic pressure of 6.6 mmHg, diastolic pressure of 5,05 mmHg (p value 0.00). Improved health behaviors in the family that is the knowledge by 16.4 (76,4%), attitude by 26 (93%), and skills by 22 (83%). The use of nonpharmacological therapies such as exercises and progressive muscle relaxation can be carried out in lowering high blood pressure among adulthood.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasitotul Jannah
"Hipertensi masih menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia. Upaya pengendalian tekanan darah dapat dilakukan secara non-farmakologis dengan menerapkan pola diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan relaksasi imagery terbimbing (guided imagery). Perawat komunitas memiliki peranan penting dalam pengendalian masalah hipertensi. Tujuan utama dari kegiatan implementasi keperawatan bersama klien adalah meningkatkan pengetahuan tentang mengendalikan hipertensi dan membantu dalam proses penerapan pola hidup sehat. Penelitian ini merupakan sebuah case report pada sebuah keluarga dengan individu yang memiliki hipertensi sebagai subjek penelitian. Evaluasi tindakan dilihat dari pemenuhan lima tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, di dalam teori keperawatan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Bapak S, didapat masalah kesehatan terjadi pada Bapak S yang memiliki penyakit hipertensi, dan tekanan darah belum terkontrol. Kebiasaan makan pada keluarga Bapak S masih suka makan makanan yang berlemak,bersantan, dan asin-asin. Masalah keperawatan utama yang muncul adalah risiko ketidakseimbangan tekanan darah. Sebelum dilakukan intervensi, tekanan darah Bapak S 158/96 mmHg dan setelah dilakukan intervensi dengan penerapan diet DASH serta relaksasi imajinasi terbimbing selama 7 hari, tekanan darah Bapak S mengalami penurunan dengan dibuktikan dari hasil pengukuran tekanan darah pada hari ketujuh pemberian intervensi tekanan darah menjadi 123/77 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 1,8 mmHg dan diastolik sebesar 2 mmHg. Hasil penelitian menunjukkan penurunan tekanan darah setelah penerapan intervensi. Diet DASH, yang menitikberatkan pada makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran serta mengurangi garam dan lemak jenuh, efektif dalam menurunkan tekanan darah. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing juga membantu mengurangi stres dan berkontribusi pada pengendalian tekanan darah.
Hypertension is still a major problem in Indonesian society. Efforts to control blood pressure can be done non-pharmacologically by applying the Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet and guided imagery relaxation. Community nurses have an important role in controlling hypertension problems. The main goal of nursing implementation activities with clients is to increase knowledge about controlling hypertension and assist in the process of implementing a healthy lifestyle. This study is a case report on a family with individuals who have hypertension as research subjects. Evaluation of actions is seen from the fulfillment of the five family health tasks according to Friedman, in family nursing theory. Based on the results of the assessment in Mr. S’s family, it was found that health problems occurred in Mr. S who had hypertension, and blood pressure was not controlled. Eating habits in Mr. S’s family still like to eat fatty, coconut milk, and salty foods. The main nursing problem that arises is the risk of blood pressure imbalance. Before the intervention, Mr. S’s blood pressure was 158/96 mmHg and after the intervention with the application of the DASH diet and guided imagery relaxation for 7 days, Mr. S’s blood pressure decreased as evidenced by the results of blood pressure measurements on the seventh day of giving blood pressure interventions to 123/77 mmHg and an average decrease in systolic blood pressure by 1.8 mmHg and diastolic by 2 mmHg. The research results indicate a decrease in blood pressure after intervention. The DASH diet, which emphasizes healthy foods such as fruits and vegetables while reducing salt and saturated fat, is effective in lowering blood pressure. Guided imagery relaxation techniques also help reduce stress and contribute to blood pressure control."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Juliesca Wisnumoerti
"Hipertensi termasuk dalam kondisi medis kronis paling umum yang ditandai dengan peningkatan tekanan arteri secara terus-menerus. Hipertensi biasanya muncul tanpa gejala sehingga tidak disadari. Penanganan hipertensi meliputi terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Intervensi teknik relaksasi benson merupakan salah satu terapi non farmakologis yang dapat mengendalikan tekanan darah klien hipertensi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil intervensi penerapan teknik relaksasi benson terhadap penurunan tekanan darah pada keluarga dengan hipertensi. Intervensi teknik relaksasi benson dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dengan durasi 20 menit tiap sesi. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Terjadi penurunan tekanan darah dengan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 5,6 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah diastolik sebanyak 4,8 mmHg. Hasil karya ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa intervensi teknik relaksasi benson sebagai terapi komplementer terbukti menurunkan tekanan darah diikuti dengan penerapan manajemen hipertensi lainnya.

Hypertension is one of the most common chronic medical conditions characterized by persistently elevated arterial pressure. Hypertension usually appears without symptoms, so it goes unnoticed. Treatment of hypertension includes pharmacological therapy and non-pharmacological therapy. The Benson relaxation technique intervention is a non-pharmacological therapy that can control the blood pressure of hypertensive clients. This scientific work aims to provide an overview of the results of interventions applying the Benson relaxation technique to reduce blood pressure in families with hypertension. The Benson relaxation technique intervention was performed five times, each session lasting 20 minutes. Blood pressure measurements were carried out before and after the intervention. There was a decrease in blood pressure with an average decrease in systolic blood pressure of 5.6 mmHg and an average decrease in diastolic blood pressure of 4.8 mmHg. The results of this scientific work show that the Benson relaxation intervention as a complementary therapy has been proven to reduce blood pressure, followed by the application of other hypertension management. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama bagi lansia baik secara nasional maupun global. Dampak dari hipertensi penyumbang peringkat pertama terbesar kerugian kesehatan. Hal ini perlunya menjadi perhatian, sehingga dikembangkan Inovasi Liga Tensi untuk mengontrol tekanan darah dan stres lansia di Kelurahan Curug, Kota Depok. Tujuan inovasi ini yaitu memberi gambaran tentang pengaruh Intervensi Keperawatan Liga Tensi terhadap penurunan tekanan darah dan stres pada lansia. Metode yang digunakan adalah studi kasus keluarga dan agregat dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dengan melibatkan 10 keluarga dan 38 lansia yang ada di Kelurahan Curug menggunakan convenience sampling. isometric handgrip exercise (latihan IHG) dan latihan autogenik, terdiri atas 6 sesi selama 12 kali pertemuan. Data sebelum dan setelah intervensi diukur menggunakan sphygmomanometer digital, instrumen perilaku (pengetahuan sikap dan keterampilan) keluarga dan lansia dalam mengelola hipertensi dimodifikasi oleh penulis, pengukuran nilai stres menggunakan DASS 21 dan pengukuran tingkat kemandirian keluarga. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan lansia (p<0,05) dan penurunan nilai stres secara bermakna (p<0,05), penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (p<0,05) serta peningkatan kemandirian keluarga. Simpulan terjadi penurunan tekanan darah, penurunan stres dan peningkatan perilaku serta tingkat kemandirian keluarga setelah implementasi Liga Tensi. Diharapkan hasil studi ini dapat diaplikasikan oleh perawat dalam penatalaksanaan dan pengendalian hipertensi lansia di komunitas.

Hypertension is a major health problem for the older people, both nationally and globally. The impact of hypertension is the first largest contributor to health losses. This needs to be a concern, so that the Tension League Innovation was developed to control blood pressure and stress in the older people in Curug Village, Depok City. The purpose of this innovation is to provide an overview of the effect of the Nursing Intervention Liga Tensi on reducing blood pressure and stress in the older people. The method used is a family case study and aggregated with a family care approach involving 10 families and 38 older people in Curug Village using convenience sampling. The Liga Tensi innovation is an integration of Isometric Handgrip Exercise and Autogenic Training, consisting of 6 sessions for 12 meetings. Data before and after the intervention were measured using a digital sphygmomanometer and an instruments for measuring behaviours (knowledge, attitudes and skills) of families and the older people in managing hypertension were modified by the author, an instrument for measuring stress values ​​using DASS 21 and measuring family independence. The results showed an increase in knowledge, attitudes, skills of the older people (p<0.05) and a significant decrease in stress values ​​(p<0.05), a decrease in systolic and diastolic blood pressure (p<0.05) and an increase in family independence. The conclusion is that there is a decrease in blood pressure, a decrease in stress and an increase in behaviour and family independence after the implementation of the Liga Tensi. It is hoped that the results of this study can be applied by nurses in the treatment and control of hypertension in the older people in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Ramadhanti
"Hipertensi merupakan permasalahan umum yang terjadi pada lansia. Hal tersebut dapat terjadi karena pada lansia telah mengalami penurunan fisiologis organ-organ tubuh, salah satunya adalah jantung. Pada usia lanjut, katup jantung akan mengalami penebalan dan kekakuan, penurunan proses pemomampaan, penurunan elastisitas pembuluh darah, dan peningkatan tekanan darah perifer. tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis hasil intervensi manajemen hipertensi untuk mengatasi masalah tekanan darah pada lansia. Implementasi dilakukan selama 3 minggu di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, Jakarta Timur dengan memberikan intervensi terapi musik dan relaksasi nafas dalam. Sebelum melakukan intervensi dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan spymomanometer dan instrumen Hamilton Rating Scale for Ancxiety dalam bahasa Indonesia untuk meniliai tingkat kecemasan. Pada penelitian sebelumnya, hasil reliabilitas dari instrumen ini adalah 0,756 dan hasil validitasnya adalah 0,727, yang berarti bahwa instrumen tersebut sudah reliabel dan valid untuk digunakan sebagai bahan penelitian. Hasil akhir menunjukkan adanya keefektifan intervensi terapi musik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan lansia. Klien diharapkan dapat terus melakukan terapi musik dan relaksasi nafas dalam setiap hari sebagai salah satu pengobatan non- farmakologi yang dapat dilakukan dengan mudah.

Hypertension is a common problem that occurs in the elderly. This can happen because the elderly have experienced a physiological decline in body organs, one of which is the heart. In old age, heart valves will experience thickening and stiffness, decreased pumping process, decreased elasticity of blood vessels, and increased peripheral blood pressure. The purpose of this paper is to analyze the results of hypertension management interventions to overcome blood pressure problems in the elderly. The implementation was carried out for 3 weeks at PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, East Jakarta by providing music therapy interventions and deep breathing relaxation. Prior to the intervention, blood pressure was measured using a sphymomanometer and the Hamilton Rating Scale instrument for Anxiety to assess the level of anxiety. In previous studies, the reliability of this instrument was 0,756 and validity is 0,72, which means that the instrument is reliable. It is valid to be used as research material. The final results showed the effectiveness of music therapy interventions and deep breathing relaxation on reducing blood pressure and anxiety levels in the elderly. Clients are expected to continue to do music therapy and deep breath relaxation every day as a non-pharmacological treatment that can be done easily."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeferson Margasaputra Muchlis
"Hipertensi sering disebut sebagai “Silent Killer” karena banyak penderitanya tidak menunjukkan gejala yang jelas. Prevalensi hipertensi pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebanyak 638.178 penduduk. Sementara itu, prevalensi hipertensi pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran sebanyak 598.983 penduduk (Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, 2023). Penanganan hipertensi memerlukan penanganan farmakologi dan non farmakologi. Makalah ini berfokus pada teknik non-farmakologis, khususnya teknik relaksasi slow deep breathing. Teknik relaksasi ini dimaksudkan untuk menimbulkan keadaan relaksasi pada tubuh yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas teknik relaksasi slow deep breathing dalam mengobati pasien dengan hipertensi. Intervensi dilakukan dalam empat sesi yang masing-masing berlangsung selama 15 menit, dengan pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah setiap sesi. Implementasi intervensi juga didukung oleh pendidikan kesehatan dan kepatuhan terhadap pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,75 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2 mmHg setelah intervensi. Studi tersebut merekomendasikan intervensi relaksasi slow deep breathing dapat efektif diterapkan secara mandiri di rumah.

Hypertension is often labeled as the "Silent Killer" because many of those affected exhibit no clear symptoms. The prevalence of hypertension at the age of ≥ 15 years in Indonesia based on a doctor's diagnosis was 638,178 people. Meanwhile, the prevalence of hypertension at the age of ≥ 15 years in Indonesia based on measurement results was 598,983 people (Health Development Policy Agency, 2023). Hypertension treatment requires both pharmacological and non-pharmacological treatments. This paper focuses on non-pharmacological techniques, specifically the slow deep breathing relaxation technique. This relaxation technique is intended to induce a state of relaxation in the body that can help lower blood pressure. The purpose of this study was to analyse the effectiveness of slow deep breathing relaxation technique in treating patients with hypertension. The intervention was conducted in four sessions lasting 15 minutes each, with blood pressure measurements taken before and after each session. Implementation of the intervention was also supported by health education and medication adherence. The results showed an average reduction in systolic blood pressure by 3.75 mmHg and diastolic blood pressure by 2 mmHg after the intervention. The study recommended that slow deep breathing relaxation intervention can be effectively implemented independently at home. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hafsah
"Hipertensi merupakan masalah serius dikarenakan prevalensinya yang terus bertambah, dimana 1,28 miliar orang di dunia mengidap penyakit tersebut. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi sekitar 34,11%, dimana 45,3% dari seluruh pengidap hipertensi di Indonesia merupakan populasi dewasa akhir. Hal tersebut menunjukan usia dewasa akhir menempati peringkat 2 kelompok umur dengan prevalensi terbanyak, sehingga penting untuk ditindaklanjuti agar tidak berlanjut pada komplikasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan foot massage sebagai bagian dari terapi nonfarmakologis. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan dengan foot massage sebagai upaya menurunkan tekanan darah pada keluarga dengan dewasa akhir yang mengidap hipertensi. Metode penelitian yang digunakan adalah case study. Intervensi foot massage dilakukan satu kali sehari selama 6 hari, dengan durasi pemijatan setiap kaki selama 10 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah intervensi foot massage untuk memonitoring keefektifan terapi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah pada ketiga klien yang dibuktikan dengan selisih rata-rata tingkat tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukannya 6 kali foot massage. Selisih tersebut adalah sebagai berikut; pada Ibu A didapatkan selisih 8/2,83 mmHg, Ibu I 11,17/1,17 mmHg, dan Ibu Y 8,33/3,5 mmHg. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa Foot massage efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan upaya pengendalian hipertensi dengan foot massage dapat dikembangkan dan diimplementasikan kepada masyarakat oleh tenaga kesehatan maupun pihak pendidikan sebagai perawatan mandiri dikarenakan pelaksanaannya yang mudah, efektif, dan efisien.
Hypertension is a serious health problem due to its increasing prevalence, with 1.28 billion people in the world suffering from it. In Indonesia, the prevalence of hypertension is around 34.11%, where 45.3% of the patients are middle-age adults. This shows that middle-age adults are ranked 2nd in the age group with the highest prevalence, thus it is important to treat hypertension in middle-age adults to avoid complications. One of the methods is foot massage as a part of non-pharmacological treatment. The purpose of this paper is to describing nursing care with foot massage as one of the attempts to lower the blood pressure on middle-age adults in families with hypertension. The method used for the research is case study. Foot massage intervention was performed once a day for 6 days, with the duration of 10 minutes for each massage. The result showed that there was a decrease of blood pressure among the three clients, proven by the difference in average blood pressure levels before and after the 6 sessions of foot massage. The differences are as follows; For Mrs. A, the difference was 8/2,83 mmHg, Mrs. I: 11,17/1,17 mmHg, and Mrs. Y: 8,33/3,5 mmHg. Therefore, it can be concluded that foot massage is effective in reducing blood pressure in hypertensive patients. The attempt to control hypertension using foot massage can be developed and implemented by healthcare workers and educational institutions as a self-care treatment due to its ease, effectiveness, and efficiency."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>