Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soraya Risanda
"Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Data WHO menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia tidak menyadari bahwa mereka memiliki hipertensi dan 1 dari 5 orang dengan hipertensi yang tidak terkontrol. Pada tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa diseluruh dunia memiliki hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Asia Tenggara berada di posisi ketiga tertinggi dengan prevalensi 25% terhadap total penduduk. Di Asia Tenggara, beberapa negara sudah melaksanakan skrining hipertensi pada usia produktif, namun penelitian yang dilakukan masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan skrining dalam penemuan jumlah kasus Hipertensi pada usia produktif (15-59 Tahun) di Asia Tenggara. Penelitian ini merupakan studi kualitatif menggunakan metode Literature review dengan basis data Google Scholar, PubMed, dan PMC. Pendekatan yang digunakan yaitu Input Process Output (IPO) agar penelitian lebih terarah. Hasil pencarian yang memenuhi kriteria inklusi hanya Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining efektif dalam menyaring pasien hipertensi yang tidak terdiagnosis dan tidak terkontrol yaitu studi di Vietnam 28,7% penduduk usia produktif terdiagnosis hipertensi dan 37,7%  dari mereka tidak terkontrol, di Thailand 40% penduduk usia produktif tidak menyadari bahwa mereka hipertensi dan 50,8% dari mereka tidak terkontrol, serta di Malaysia 32,4% penduduk usia produktif terdiagnosis hipertensi dan 40,5% dari mereka tidak terkontrol. Peneliti menyimpulkan bahwa skrining terbukti efektif dalam menemukan kasus secara dini dan menentukan penanganan serta diagnosis lebih lanjut.

Hypertension is one of the worldwide leading causes of premature death. The WHO data shows about 1.13 billion people on hypertension in the world, that means 1 of 3 people in the world is unaware that they have hypertension and 1 of 5 people with uncontrolled hypertension. In 2025, about 29% of adults worldwide are having hypertension and are estimated that each year 10.44 million people died from hypertension and its complications. Southeast Asia is in the third highest position with a prevalence of 25% of the total population. In Southeast Asia, several countries have already carried out hypertension screening at their productive age, otherwise the conducted reasearch amount are limited. The objective of this research is to analyze the implementation of screening for the hypertension cases discovery in the productive age (15-59 years) in Southeast Asia. This research is a qualitative study using the Literature review method with Google Scholar, PubMed, and PMC databases. The study approach used in this research is Input Process Output (IPO) to produce more directed research. The countries which met the inclusion criteria were only Vietnam, Thailand and Malaysia. The research shown that screening was effective to detect any undiagnosed and uncontrolled hypertension patient. The study in Vietnam shown that 28.7% of the productive aged inhabitants had hypertension and 37.7% of them were uncontrolled, in Thailand 40% of the productive aged inhabitants were unaware that they were having hypertension and 50,8% of them were uncontrolled; and in Malaysian 32,4% of the productive aged inhabitants were having hypertension and 40,5% of them were uncontrolled. The researchers concluded that screening proved effective in finding cases early in order to determine any further treatment and diagnosis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldi Ikhsan Kosasih
"Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia produktif di kota administrasi Jakarta Pusat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kuantitatif observational cross-sectional dengan sumber data sekunder dan jumlah sampel 1166 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di kota administrasi Jakarta Pusat adalah sebesar 39,3. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi adalah usia, riwayat hipertensi keluarga, kurang aktivitas fisik, dan status obesitas.

Hypertension remains as a problem of public health in Indonesia. This research was aimed to reveal the prevalence of hypertension and factors related to it among people within productive ages in Central Jakarta administration city at year 2017. This research uses cross sectional design with secondary data and sample size of 1166. This research has shown that prevalence of hypertension in Central Jakarta administration city is 39,3 . Factors that significantly related with hypertension is age, family history of hypertension, lack of physical activities, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani Azizah
"Penyakit tidak menular menjadi penyebab 41 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Salah satu yang memiliki prevalensi tertinggi adalah hipertensi. Kota Depok memiliki prevalensi hipertensi sebesar 34,13% di tahun 2018. Walaupun lebih banyak terjadi pada usia tua, namun kelompok usia muda juga berisiko mengalami hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan menggunakan data Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular Kota Depok Tahun 2022 yang direkapitulasi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya prevalensi hipertensi sebesar 28,7% pada penduduk usia produktif di Kota Depok tahun 2022. Faktor-faktor yang berhubungan adalah usia 40-64 tahun (PR 3,084; 95% CI 2,808-3,388; p=0,001), tingkat pendidikan rendah (PR 1,534; 95% CI 1,344-1,750; p=0,001), riwayat hipertensi keluarga (PR 1,573; 95% CI 1,327-1,864; p=0,001), konsumsi garam berlebih (PR 2,094; 95% CI 1,766-2,483; p=0,001), obesitas (PR 2,089; 95% CI 1,888-2,311; p=0,001), obesitas sentral (PR 1,612; 95% CI 1,471-1,766; p=0,001), dan diabetes (PR 2,290; 95% CI 1,960-2,674; p=0,001). Variabel lain seperti jenis kelamin, pekerjaan, konsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol tidak menunjukkan hubungan yang signifikan pada penelitian ini.

Non-communicable diseases are the cause of 41 million deaths worldwide. One that has the highest prevalence is hypertension. In 2018, the prevalence of hypertension in Depok City was 34,13%. Although it occurs more frequently in older age, the younger age group is also at risk of hypertension. This research was conducted to determine risk factors associated with the incidence of hypertension in the productive age population in Depok City in 2022. The design of this study is cross-sectional using Non-Communicable Disease Information System for 2022 from Depok City Health Agency. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in the productive age population in Depok City was 28.7%. The related factors are adults aged 40-64 years (PR 3.084; 95% CI 2.808-3.388; p=0.001), low level of education (PR 1.534; 95% CI 1.344-1.750; p=0.001), family history of hypertension (PR 1.573; 95% CI 1.327-1.864; p=0.001), excessive salt consumption (PR 2.094; 95% CI 1.766-2.483; p=0.001), obesity (PR 2.089; 95% CI 1.888-2.311; p=0.001), central obesity (PR 1.612; 95% CI 1.471-1.766; p=0.001), and diabetes (PR 2.290; 95% CI 1.960-2.674; p=0.001). Gender, occupation, vegetable and fruit consumption, lack of physical activity, smoking and alcohol consumption did not show a significant relationship in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Handryani
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan karena merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan hipertensi pada penduduk usia produktif di Jakarta Timur pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 314 orang berumur 15-64 tahun. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Jakarta Timur berdasarkan data Posbindu Jakarta Timur adalah sebesar 47,1%. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, dan obesitas.

Hypertension is a public health problem that must be considered because it is the major risk factor for cardiovascular disease and its prevalence is increasing year by year. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the relationship between risk factors for hypertension and hypertension in the productive age population in East Jakarta in 2017. The study used a cross sectional study design with a total sample of 314 people aged 15-64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in East Jakarta based on East Jakarta Posbindu data is 47.1%. Risk factors that have a significant relationship with hypertension are age, sex, family history of hypertension, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Vinadi
"Pelaksanaan program skrining riwayat kesehatan merupakan tindakan preventif yang dilakukan di berbagai negara. Dengan menerapkan skrining riwayat kesehatan diharapkan mampu mencegah sedari dini terjadinya komplikasi serta dampak pembiayaan kesehatan pada penyakit yang dilakukan skrining. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaaan serta determinan dan dampak yang dihasilkan dari program skrining riwayat kesehatan di berbagai negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literature review. Pencarian studi dilakukan melalui online database yaitu PubMed, ScienceDirect, Proquest, dan Wiley Online Library. Terdapat 12 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program skrining riwayat kesehatan telah diterapkan di berbagai negara dengan sasaran jenis penyakit yang berbeda-beda, mayoritas menggunakan mekanisme pengiriman undangan yang terbilang cukup efektif dalam meningkatkan partisipasi skrining. Peran faktor pengetahuan dan kesadaran, dukungan unsur tenaga kesehatan professional, dan status pendidikan peserta sangat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program skrining kesehatan. Dampak positif yang dihasilkan oleh program skrining adalah menurunkan angka kejadian dan kematian pada penyakit yang dilakukan skrining. Namun, juga didapatkan dampak jangka pendek yang terjadi pada pembiayaan kesehatan di sektor rawat jalan dan rawat inap. Meskipun begitu, dampak pada pembiayaan kesehatan terbilang tidak terlalu signifikan dan masih dapat diatasi.

The implementation of a health history screening program is a preventive measure carried out in various countries. By implementing medical history screening, it is expected to be able to prevent early complications and the impact of health financing on diseases being screened.This study aims to describe the implementation as well as the determinants and impacts resulting from health history screening programs in various countries. The method used in this study is the literature review method. Study searches were conducted through online databases such as PubMed, ScienceDirect, Proquest, and Wiley Online Library. There are 12 studies included in this research. The results of this study indicate that a health history screening program has been implemented in various countries with different types of disease targets, the majority of several countries use an invitation of health screening which is quite effective in increasing screening participation. The role of knowledge and awareness factors, support from professional health personnel, and the educational status of participants greatly affect the effectiveness of the implementation of the health screening program. The positive impact generated by the screening program is to reduce the incidence and mortality of the disease being screened. However, there are also short-term impacts that occur on health financing in the outpatient and inpatient sectors. Even so, the impact on health financing is not too significant and can still be overcome."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Rahmadona
"Tesis ini membahas implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada pendudukusia produktif di Tangerang Selatan pada tahun 2018. Variabel penelitian mengacu padateori impelementasi kebijakan Edwards III, yaitu aspek implementasi, komunikasi,disposisi, sumber daya dan struktur birokrasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan April-Juni 2018 di Tangerang Selatan. Mengacu pada Inpres 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada informan yang bertanggung jawab untuk kegiatan Germas di tingkat daerah, yaitu kepala daerah yang dapat didelegasikan kepada sekretaris daerah dan atau kepala Bappeda sertapelaksana terkait dengan kegiatan Germas yang diteliti. Dengan mempertimbangkan kemampuan laksanaan penelitian baik dari aspek pengetahuan, sumber daya dan waktu penelitian, maka lingkup penelitian dibatasi pada kegiatan penyediaan ruang terbuka hijau dan sarana aktivitas fisik di dalamnya, sehingga informan yang diteliti dipersempit menjadi informan dari instansi yang bertanggungjawab pada Germas dan mempunyaitugas dalam kegiatan penyediaan ruang terbuka hijau dan sarana aktivitas fisik padaruang terbuka hijau. Hasil penelitian disimpulkan bahwa secara umum ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terkait implementasi Germas pada penduduk usia produktif di Tangerang Selatan dikarenakan implementasi Germas masih dititikberatkan ke dinas kesehatan, belum ada pelibatan kebijakan Germas dalam dokumen perencanaan kebijakan daerah, belum ada kajian dan mapping kegiatan Germas, belum ada perdatentang Germas, serta belum ada supervsisi dan monitoring Germas. Dari segi disposisi, pemerintah Tangerang Selatan berkomitmen untuk menyediakan sarana aktivitas fisikseabagai bagian dari perwujudan Tangerang Selatan sebagai kota layak huni dan berwawasan lingkungan.

This thesis discusses the implementation of Healthy Living Community Movement at productive age population in South Tangerang in 2018. The research variables refer to Edwards III policy implementation theory, namely implementation aspect, communication, disposition, resource and bureaucratic structure. This research is descriptive analytic research with qualitative approach. The research was conductedthrough in depth interviews, observation, and document review. The implementation ofthis research is April June 2018 in South Tangerang. Referring to Presidential Instruction 1 year of 2017 on Healthy Living Community Movement, the scope of thisresearch is limited to informants responsible for Germas activities at the regional level,ie heads of regions that can be delegated to regional secretaries and or heads ofBappeda and implementers related to Germas activities. Considering research capability both from the aspect of knowledge, resources and time of research, the scope of research is limited to the activities of providing green open spaces and physical activity facilities in it, so that the informants studied are narrowed down to informants from the agencies responsible for Germas and have tasks in the provision of activities green open space and means of physical activity in green open space. The result of the research concluded that generally there are some things that need to be corrected related to the implementation of Germas in the productive age population in South Tangerang because the implementation of Germas is still focused on the local health departement, there has been no policy involvement of Germas in regional policy planning documents, no studies and mapping of Germas activities yet there is a regional regulation on Germas, and there has been no supervision and monitoring of Germas. In terms ofdisposition, the South Tangerang government is committed to providing the means ofphysical activity as part of the realization of Tangerang Selatan as a liveable andenvironmentally sound city.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Nicole
"Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan metabolisme yang ditandai dan diidentifikasi dengan adanya kondisi hiperglikemia (kondisi gula darah berlebihan atau tinggi) dalam kondisi tanpa pengobatan. Prevalensi diabetes melitus pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia kerap mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus pada penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat, dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32747 subjek penelitian, 9,3% mengalami diabetes melitus. Analisis bivariat menunjukkan hasil yang signifikan antara variabel konsumsi makanan manis, konsumsi minuman manis, konsumsi minuman berenergi, konsumsi soft drink atau minuman berkarbonasi, kebiasaan merokok, IMT, obesitas sentral, dan tingkat pendidikan dengan kejadian diabetes melitus (p-value <0,05). Analisis multivariat menunjukkan obesitas sentral merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan diabetes melitus (p-value = <0,001; OR 1,86; 95% CI: 1,66-2,08).

Diabetes mellitus is a group of metabolic disorders characterized and identified by the presence of hyperglycaemia (a condition of excessive or high blood sugar) in conditions without medication. The prevalence of diabetes mellitus in the productive age population (15-64 years) in Indonesia is consistently increasing. This study aims to determine the dominant factors and factors associated with the incidence of diabetes mellitus in the productive age population (15-64 years) in Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design using secondary data from the National Basic Health Survey 2018. Data analysis was carried out in this study using univariate analysis with frequency distribution, bivariate analysis using the chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The result displayed that of the 32747 research subjects, 9,3% had diabetes mellitus. Bivariate analysis showed significant results between the variables consumption of sweet foods, consumption of sweet beverages, consumption of energy drink, consumption of soft drinks, smoking habits, BMI, central obesity, and level of education with the incidence of diabetes mellitus (p-value <0,05). Multivariate analysis showed that central obesity is the most dominant factor associated with diabetes mellitus (p-value = <0,001; OR 1,86; 95% CI: 1,66-2,08)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Septi Widiasari
"Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta cukup tinggi yakni sebesar 33,4%(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kejadian hipertensi salah satunya adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder kegiatan Posbindu PTM di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode total sampling dengan kriteria inklusi penduduk berusia 15-64 tahun yang terdaftar dan data pemeriksaan tercatat lengkap sesuai variabel penelitian dan minimal melakukan satu kali pengukuran hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta yaitu 26,2% dan obesitas sebesar 17,4%. Terdapat hubungan yang bermaksa secara statistik antara obesitas dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan analisis regresi logistik, responden yang obesitas memiliki risiko sebesar 1,8 kali untuk menderita hipertensi dibandingkan yang tidak obesitas setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin dan interaksi antara obesitas dengan jenis kelamin. Oleh karena itu perlu ditingkatkan peran serta masyarakat dan pengaplikasian perilaku GERMAS serta pengoptimalan kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat mengendalikan obesitas dan hipertensi.

Hypertension is still a health problem in the world including Indonesia. The prevalence of hypertension in Indonesia is quite high at 33,4%(Kementerian Kesehatan RI, 2018). There are several factors that contribute to the incidence of hypertension, one of which is obesity. This study aims to determine the relationship between obesity and the incidence of hypertension. The design of this study is cross sectional using secondary data from Posbindu PTM of DKI Jakarta Province in 2018. The sample in this study was selected using total sampling method with inclusion criteria such as the productive age population that registered, the examination data were recorded according to the research variables and minimum has done one measurement of hypertension.
The result showed that the proportion of hypertension from DKI Jakarta Province was 26,2% and obesity was 17,4%. There was a statistically significant relations between obesity and hypertension. People with obesity had a risk of 1,8 times for hypertension compared to non-obese individuals after being controlled by sex variabels and the interactions between obesity and sex. Therefore it is necessary to increase the participation of the community, applying GERMAS behavior, and optimization of Posbindu PTM activities that are expected to control obesity and hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fa'Ni Nisa Rifkamurti Ramadhani
"Latar Belakang: Menurut data IDF, diabetes masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi dengan prevalensi diabetes tetinggi kedua pada tahun 2018 (2,6%). Angka tersebut lebih tinggi dari prevalensi diabetes nasional (2%). Penyakit diabetes lebih banyak diderita oleh penduduk yang berusia 45-64 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pola konsumsi dan gaya hidup dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada penduduk usia produktif (45-59) tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus tipe 2 pada penduduk usia produktif (45-59 tahun) di DIY adalah 6,1%. Berdasarkan analisis multivariat, konsumsi minuman manis berpengaruh terhadap penurunan prevalensi diabetes melitus tipe 2 (POR 0,281 95% CI 0,200 – 0,395). Sedangkan, aktivitas fisik (POR 2,006 95% CI 1,263-3,187) dan perilaku masih merokok (POR 2,018 95% CI 1,195-3,407) meningkatkan prevalensi diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan secara statistik antara konsumsi minuman manis, aktivitas fisik, dan perilaku masih merokok dengan kejadian diabetes melitus tipe 2.

Background: According to IDF data, diabetes is still a health problem in the world, as well as in Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta is a province with the second highest prevalence of diabetes in 2018 (2,6%). This prevalence is higher than the national prevalence of diabetes (2%). Diabetes is mostly happened in the population aged 45-64 years old. Objective: This study aims to understand the relationship between consumption patterns and lifestyle determinants with type 2 diabetes mellitus among the productive age (45-59 years old) in Daerah Istimewa Yogyakarta. Methods: This study used cross sectional study with univariate, bivariate, and multivariate analysis. Results: Univariate analysis showed that the diabetes prevalence among the productive aged (45- 59 years old) in DIY is 6,1%. According to multivariate analysis, sweet drinks consumption (POR 0,281 95% CI 0,200-0,395) has an effect on decreasing the prevalence of type 2 diabetes mellitus. Meanwhile, physical activity (POR 2,006 95% CI 1,263-3,187) and current smoking (POR 2,018 95% CI 1,195-3,407) increased the prevalence of type 2 diabetes mellitus. Conclusions: There is statistically significant relationship between sweet drinks consumption, physical activity, and current smoking with type 2 diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Ika Kurniawati
"Penyakit Ginjal Kronik memberikan berbagai dampak buruk pada tingkat individu maupun nasional dan prevalensinya mengalami kenaikan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor dominan Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia tahun 2018 dari analisis data Riskesdas 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan pada bulan Maret-Juli 2023. Populasi penelitian adalah penduduk usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia dengan jumlah sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 9400 orang. Variabel penelitian terdiri dari karakteristik demografi (usia dan jenis kelamin), penyakit tidak menular (diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas), serta gaya hidup (merokok, konsumsi minuman berkarbonasi, konsumsi minuman berenergi, dan aktivitas fisik). Data penelitian dianalisis secara bivariat dan multivariat menggunakan uji chi square dan binary logistic regression. Prevalensi Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19-60 tahun) di Indonesia tahun 2018 adalah 1,7%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara usia (p=0,000), diabetes melitus (p=0,001), hipertensi (p=0,000), obesitas (p=0,004), serta konsumsi minuman berkarbonasi (p=0,047) dengan kejadian penyakit ginjal kronik pada usia produktif (19-60 tahun). Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa usia OR 3,709 (95% CI: 2,325-5,919) merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif (19- 60 tahun) di Indonesia tahun 2018. Saran utama yang dapat diberikan untuk mengurangi kejadian Penyakit Ginjal Kronik pada usia produktif, yaitu mengoptimalkan program pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk Penyakit Ginjal Kronik dan faktor-faktornya.

Chronic Kidney Disease has various impacts at the individual and national levels. The prevalence of this disease is also rising. This thesis aims to determine the prevalence and dominant factors of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years old) in Indonesia in 2018 from the 2018 Riskesdas data analysis. This study was conducted in March-July 2023 using a cross-sectional design. The study population was Indonesian at productive age (19-60 years old) with a total sample of 9400 people. The study variables include demographic characteristics (age and gender), non-communicable diseases (diabetes mellitus, hypertension, and obesity), and lifestyle (smoking, consumption of carbonated drinks, consumption of energy drinks, and physical activity). The data were analyzed using chi-square and binary logistic regression. The prevalence of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years) in Indonesia in 2018 was 1.7%. Bivariate analysis showed that there was a relationship between age (p=0.000), diabetes mellitus (p=0.001), hypertension (p=0.000), obesity (p=0.004), and carbonated drinks consumption (p=0.047) with the incidence of chronic kidney disease at productive age (19-60 years old). Multivariate analysis shows that age OR 3.709 (95% CI: 2.325-5.919) is the most dominant factor associated with the incidence of Chronic Kidney Disease in productive age (19-60 years) in Indonesia in 2018. Based on the evidence, the suggestion to prevent Chronic Kidney Disease is to optimize Non-Communicable Disease (NCD) prevention programs, including Chronic Kidney Disease and its factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>