Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Khotimah Jannah
"Operasi payudara merupakan salah satu jenis penatalaksaan yang lebih dipilih oleh pasien kanker payudara. Tak jarang operasi kanker payudara juga melibatkan kelenjar getah bening yang ada di sekitarnya. Rasa sakit yang muncul pascaoperasi merupakan hal yang lazim ditemukan, namun seringkali hal ini membuat pasien kanker payudara menjadi enggan untuk menggerakkan lengan dan bahunya karena berusaha untuk menjaga area yang terasa sakit. Kurangnya mobilisasi pada lengan dan bahu di sekitar daerah operasi dapat menimbulkan kekakuan otot dan limpodema sebagai bagian dari komplikasi pembedahan. Studi kasus ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien kanker payudara dengan intervensi berupa latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan. Hasil yang didapatkan setelah intervensi dilakukan pada pasien yaitu kekakuan otot pada pasien berkurang dibandingkan dengan sebelum pasien menjalani latihan. Rentang gerak bahu dan lengan pasien juga mengalami peningkatan, pasien mulai bias meraih kedua tangannya di belakang tubuh. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan penting untuk dilakukan sedini mungkin pada pasien pascaoperasi payudara dengan tujuan untuk mencegah kekakuan otot dan mempercepat proses pemulihan pasien. Rekomendasi dari penulisan ini yaitu agar perawat dapat melakukan edukasi tentang latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan pada pasien kanker payudara sebelum melakukan prosedur operasi, sehingga pada saat pascaoperasi pasien sudah siap untuk melakukan latihan sedini mungkin.

Breast surgery is one of the treatment which preferred by breast cancer patients. Breast cancer surgery also involves lymph nodes around it. Common things that happen during breast surgery was postoperative pain, but it usually makes breast cancer patients reluctant to move their arms and shoulders because they try to keep in the pain area. The lack of mobilization of the arms and shoulders around the surgery area can lead to muscle stiffness and lymphodema as part of surgical complications. This case study was conducted with the aim of analyzing nursing care in breast cancer patients with interventions range of motion of the arms and shoulders joints. The results obtained that muscle stiffness in patients was reduced compared to before the patient did range of motion. The patients arm and shoulder range also increases, the patient begins to be able to reach both hands behind her body. The results of this research show that range of motion of the arm and shoulder joints is important to be done as soon as possible in patients after breast surgery to prevent muscle stiffness and accelerate the patient's recovery process. The recommendation of this paper is that nurses can educate about the range of motion of the arm and shoulder joints in breast cancer patients before performing the surgical procedure, so the postoperative patients are ready to do the exercise after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"Pengobatan lini pertama pada pasien kanker payudara adalah mastektomi. Efek samping dari mastektomi diantaranya nyeri, penurunan fungsi bahu, kelemahan otot, mati rasa, keterbatasan lingkup gerak sendi bahu, dan limfedema. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh latihan shoulder range of motion (ROM) pre operatif terhadap nyeri dan fungsi bahu pada pasien kanker payudara pasca mastektomi. Desain penelitian quasi experimental dengan 42 responden kanker payudara yang menjalani mastektomi di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) pada bulan Juni – Juli 2023. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Numerical Rating Scale (NRS) dan Shoulder Pain and Disability Index (SPADI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap skor nyeri dan fungsi bahu di hari ke-3 dan hari ke-10 setelah mastektomi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol nilai pValue 0,000 (pValue < 0,05). Perawat dapat memberikan kombinasi latihan shoulder ROM pre operatif dan post operatif pada pasien kanker payudara yang menjalani mastektomi agar dapat menurunkan keluhan efek samping dan mencegah komplikasi dari tindakan tersebut.

The first line of treatment for breast cancer patients is a mastectomy. Side effects of a mastectomy include pain, decreased shoulder function, muscle weakness, numbness, limited range of motion of the shoulder joint, and lymphedema. This study aims to analyze the effect of preoperative shoulder range of motion (ROM) exercises on shoulder pain and function in post-mastectomy breast cancer patients. A quasi experimental design with 42 breast cancer respondents who underwent mastectomy at the Dharmais Cancer Hospital in June - July 2023. The instruments used in this study were the Numerical Rating Scale (NRS) and Shoulder Pain and Disability Index (SPADI). The results of this study indicated that there were significant differences in the scores of shoulder pain and function on day 3 and day 10 after mastectomy in the intervention group compared to the control group with a pValue of 0.000 (pValue <0.05). Nurses can provide a combination of preoperative and postoperative shoulder ROM exercises to breast cancer patients undergoing mastectomy in order to reduce complaints of side effects and prevent complications from the procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nanda Vitrian
"Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) merupakan gangguan neurodegeneratif progresif yang menyerang unit motorik pada korteks serebral, neuron motorik atas dan neuron motorik bawah. Manifestasi klinis yang umum terjadi pada pasien ALS adalah kelemahan otot. Kelemahan otot terjadi pada otot volunter seperti pada ekstremitas, mulut, tenggorokan, hingga pernapasan. Analisis asuhan keperawatan dilakukan pada kasus seorang pasien laki-laki berusia 54 tahun yang mengalami ALS. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah gangguan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, risiko aspirasi, gangguan komunikasi verbal, risiko jatuh, gangguan proses keluarga. Tujuan penulisan ini adalah memaparkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan implementasi latihan ROM spherical grip untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak sendi pada pasien ALS. Latihan ROM spherical grip dilakukan dua kali sehari dengan durasi 15 menit selama empat hari Hasil yang didapatkan adalah latihan ROM spherical grip terbukti meningkatkan kekuatan otot dan rentang pergerakan sendi pada pasien ALS. Dapat disimpulkan, latihan ROM spherical grip dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang pergerakan sendi serta intervensi ini mudah, aman, dan tidak menimbulkan efek samping.

Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) is a progressive neurodegenerative disorder that attacks motor units in the cerebral cortex, upper motor neurons and lower motor neurons. The main clinical manifestation is muscle weakness. Muscle weakness occurs in voluntary muscles such as in the extremities, mouth, throat, and breathing. The nursing care analysis was performed on a 54 years old male patient with ALS. Nursing diagnosis included impaired in physical mobility, activity intolerance, risk for aspiration, impaired verbal communication, risk for adult fall, and interrupted family process. The purpose of this paper is to present the results of the analysis of nursing care for patient with ALS and the implementation of spherical grip ROM exercises to increase muscle strengths and joint range of motion. Spherical grip ROM exercises were performed twice a day for 15 minutes in four days. The result showed that the spherical grip ROM exercises was beneficial in increasing muscle strength and range of join movements in a patient with ALS. To sum up, the spherical grip ROM exercises increases muscle strength and range of joint movement. This intervention is relatively easy, safe, and does not cause side effects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Annrust Fatina
"Multiple Sclerosis merupakan penyakit kronis, progresif, dan degenerative yang ditandai dengan adanya demielinasi atau peradangan dan kerusakan pada selubung mielin di sistem saraf pusat. Manifestasi klinis pada Multiple Sclerosis tergantung pada lokasi keterlibatan pada sistem saraf pusat. Namun manifestasi klinis yang paling umum terjadi pada pasien dengan Multiple Sclerosis adalah tremor, kelemahan otot, gangguan penglihatan (sulit fokus, buram), dan masalah pada eliminasi (konstipasi). Analisis dilakukan pada pasien perempuan berusia 18 tahun yang diduga mengalami Multiple Sclerosis. Masalah keperawatan yang muncul adalah gangguan mobilitas fisik, konstipasi, risiko jatuh, dan risiko infeksi. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan menggunakan latihan Motor Imagery (MI) yang dikombinasikan dengan latihan Range of Motion (ROM) untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien. Latihan dilakukan selama tiga hari (15, 17-18 April 2023) dengan setiap latihan berdurasi 15-20 menit pada pagi hari. Intervensi keperawatan menghasilkan bahwa tidak ada perubahan dalam kekuatan otot, namun tremor saat duduk berkurang dan pasien melaporkan peningkatan motivasi untuk sembuh secara subjektif. Kesimpulannya, latihan Motor Imagery dan Range of Motion merupakan latihan yang mudah, murah, dan tidak ada efek samping, namun mungkin akan lebih efektif apabila dilakukan dengan waktu dan frekuensi yang lebih lama.

Multiple Sclerosis is a chronic, progressive and degenerative disease characterized by demyelination or inflammation and damage to the myelin sheath in the central nervous system. Clinical manifestations in Multiple Sclerosis depend on the location of involvement in the central nervous system. However, the most common clinical manifestations in patients with Multiple Sclerosis are tremor, muscle weakness, visual disturbances (difficulty focusing, blurring), and problems with elimination (constipation). The analysis was performed on an 18-year-old female patient suspected of having Multiple Sclerosis. Nursing problems that arise are impaired physical mobility, constipation, the risk of falling, and the risk of infection. The purpose of this writing is to present the results of an analysis of nursing care using Motor Imagery (MI) exercises combined with Range of Motion (ROM) exercises to increase muscle strength in patients. The exercises were carried out over three days (15, 17-18 April 2023) with each exercise lasting 15-20 minutes in the morning. The nursing intervention resulted in no change in muscle strength, but the tremor while sitting was reduced and the patient reported subjectively increased motivation to recover. In conclusion, Motor Imagery and Range of Motion exercises are easy, inexpensive, and have no side effects, but may be more effective if done with a longer time and frequency."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Salsabila Zahra
"Nyeri sendi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh lansia. Rasa nyeri dapat berkembang menjadi pembengkakan dan memberikan sensasi panas serta warna kemerahan pada area nyeri. Kondisi ini dapat mengganggu lansia untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis efek dari kompres jahe dan latihan Range of Motion (ROM) terhadap nyeri sendi pada lanjut usia. Hasil penerapan intervensi dilakukan 7 hari dengan menerapkan terapi kompres jahe selama 15-20 menit dan latihan ROM selama 10-15 menit setiap harinya. Terjadi penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Skala nyeri sebelum intervensi rerata 7 dan setelah dilakukan intervensi rerata 2. Penerapan terapi kompres jahe dan latihan ROM terbukti dapat menurunkan skala nyeri pada lansia. Intervensi kompres jahe dan latihan ROM dapat dikombinasikan dengan intervensi lain untuk menurunkan skala nyeri pada lansia.

Joint pain is one of the health problems experienced by the elderly. Pain can develop into swelling and cause a sensation and redness in the area of pain. This condition can interfere with the elderly to carry out activities in daily life. This paper aims to analyze the effect of ginger compresses and Range of Motion (ROM) exercises on joint pain in the elderly. The result of the implementing the intervention were carried out for 7 days by applying ginger compress therapy for 15-20 minutes and ROM exercises for 10-15 minutes every day. There was a decrease in the pain scale before and after the intervention was carried out. The pain scale before the intervention averaged 7 and after the intervention the average was 2. The application of ginger compress therapy and ROM exercises has been proven to reduce pain scale in the elderly. Ginger compress interventions and ROM exercises can be combined with other interventions to reduce pain scale in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Julianto
"

Congestive Heart Failure (CHF) merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan tingkat mortalitas dan morbiditas tinggi di Indonesia. Pemberian asuhan keperawatan yang tepat melalui intervensi keperawatan non farmakologi memiliki peran dalam mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas yang banyak ditemui pada pasien CHF. Latihan fisik active range of motion adalah salah satu dari banyak intervensi keperawatan yang dapat diterapkan. Tujuan dari pelaksanaan latihan aktif ROM ini adalah untuk mengatasi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen tubuh. Dengan memperhatikan kondisi klien sebelum dilakukannya intervensi dan waktu pelaksanaan setelah pemberian terapi farmakologi antihipertensi, maka dapat dianalisis melalui evaluasi setelah dilakukan selama empat hari dalam waktu 20 menit setiap kali intervensi dilakukan. Hasil evaluasi tersebut secara subjektif klien tidak melaporkan adanya keluhan dan klien menunjukkan parameter tanda-tanda vital dan hemodinamik dalam batas normal sebagai bagian dari aspek penilaian dari capaian tujuan masalah keperawatan penurunan curah jantung.


Congestive Heart Failure (CHF) are progressive health problems with high mortality and morbidity in Indonesia. The provision of appropriate nursing care through non-pharmacological nursing interventions has a role in overcoming the nursing problem of activity intolerance as the major problem of CHF. Active range of motion is one of many nursing interventions that can be applied. The purpose of performing active ROM exercises is to overcome the imbalance between the bodys oxygen supply and demand. By paying attention to the clients condition before the intervention and the time of implementation after the administration of antihypertensive pharmacological therapy, evaluation of the evaluation can be carried out for four days within 20 minutes of each intervention. The results of the subjective evaluation that the client did not report complaints and the client showed vital signs and hemodynamic parameters within normal limits as part of the report on nursing goals that determine the reduction in cardiac output.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atsari Nurshabrina Prasetianingsih
"ABSTRAK
Penurunan kemampuan motorik akibat stroke menyebabkan keterbatasan gerak bagi individu sehingga mobilitas fisiknya terganggu. Stimulasi gerak diperlukan untuk mengatasi keterbatasan gerak yang timbul akibat pasca stroke. Lansia D pasca stroke diobati dengan kondisi hemiparese dan dilakukan berbagai latihan gerak (RPS). Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke dengan menerapkan berbagai latihan gerak untuk mengatasi masalah tersebut
gangguan mobilitas di tempat tidur. Intervensi pelatihan berbagai gerakan dilakukan 2 kali sehari selama 3 hari pengobatan dengan durasi kurang lebih 15 menit. Hasil intervensi tidak menunjukkan penurunan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan gerakan sendi. Ini menunjukkan bahwa latihan rentang gerak bisa Direkomendasikan untuk menjadi intervensi dalam mengatasi masalah gangguan mobilitas di tempat tidur pada pasien pasca stroke.
ABSTRACT
The decrease in motor skills due to stroke causes limited motion for individuals so that their physical mobility is impaired. Motion stimulation is needed to overcome the limitations of motion that arise from post-stroke. Elderly D after stroke was treated with hemiparese conditions and performed various motion exercises (RPS). This case study aims to determine nursing care in post-stroke patients by applying various motion exercises to overcome this problem impaired mobility in bed. Various movement training interventions were carried out 2 times a day for 3 days of treatment with a duration of approximately 15 minutes. The results of the intervention did not show a decrease in muscle strength and an increase in the ability to move joints. This suggests that range of motion exercises can be recommended as an intervention in addressing the problem of mobility problems in bed in post-stroke patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Widyawati
"ABSTRAK
Proses degeneratif pada lansia menyebabkan penurunan fungsi berbagai sistem organ yang memicu terjadinya sindrom kelamahan. Tidak adekuatnya asuhan yang diberikan dapat meningkatkan terjadinya disabilitas bahkan kematian. Asuhan keperawatan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan fleksibilitas sendi sehingga tidak terjadi kontraktur yang membuat lansia semakin terbatas dalam melakukan perawatan diri. Intervensi yang dilakukan adalah latihan rentang pergerakan sendi pasif dua kali sehari, selama 20 menit, delapan kali tiap gerakan, enam hari per minggu selama empat minggu. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat peningkatan fleksisbilitas sendi peluru-bahu 30o sampai 40o dan sendi engsel-lutut 50o, fleksibilitas sendi lain dalam kisaran normal kecuali sendi yang sudah kontraktur. Latihan rentang pergerakan sendi dapat dilakukan pada lansia dengan sindrom kelemahan untuk mencegah disabilitas.Kata Kunci : Lansia, sindrom kelemahan, Latihan rentang pergerakan sendi pasif, fleksibilitas sendi

ABSTRACT
Degenerative process in the elderly leads to decreased function of multiple organ systems that trigger the frail elderly syndrome. Inadequate care provided can increase disability and even death. Nursing care aims to maintain and increase joint flexibility in order to no contractures that cause the elderly more limited in self care. Interventions are the passive range of motion twice a day, 20 minutes, eight repetitions per movement, six days per week for four weeks. Evaluation results show an increase in flexibility of the shoulder joints 30o to 40o, knee joints 50o, flexibility of other joints in the normal range except already contracted joints. Passive range of motion exercise can be performed for frail elderly syndrome to prevent disability.Keywords Elderly, frail elderly syndrome, Passive range motion range exercises, joint flexibility"
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Mustikaningtyas
"Stroke merupakan penyakit neurologis yang kasusnya meningkat setiap tahun di dunia dan dapat menyebabkan kematian serta kecacatan. Keluhan yang muncul pada pasien stroke adalah kelemahan ekstremitas tubuh. Masalah kelemahan ekstremitas tubuh dapat diselesaikan dengan latihan kekuatan otot seperti menggunakan latihan Range of Motion ROM. Latihan ROM merupakan sekumpulan gerakan yang dilakukan pada bagian sendi yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot. Latihan ROM pada karya ilmiah ini dilakukan pada pasien stroke selama 6x24 jam, sebanyak 2x/hari dengan 3x8 hitungan untuk masing-masing sendi dan durasi 30 menit dan melibatkan keluarga. Pengukuran intervensi dilakukan menggunakan manual muscle testing MMT dan penilaian Rentang Pergerakan Sendi RPS.
Hasil karya ilmiah ini menunjukkan latihan ROM efektif untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke yang mengalami kelemahan ekstremitas. Terjadi peningkatan kekuatan otot pada ekstremitas kanan pasien dari 0 tidak terdapat kontraksi otot menjadi 2 mampu menggerakkan tanpa melawan gravitasi pada persendian jari-jari tangan, dan dari 0 menjadi 1 tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi pada persendian pergelangan tangan, siku dan bahu. Implikasi dari karya ilmiah ini menunjukkan bahwa latihan kekuatan otot pada pasien stroke penting untuk dilakukan dengan rutin pada pasien dan diperlukan keterlibatan keluarga untuk melatih ROM pada pasien.

Stroke is a neurological disease with increasing prevalence annually in the world and may lead to death and disability. Patient with stroke generally complains about muscle weakness in extremities. Muscle weakness may be treated by muscle strength exercise such as Range of Motion ROM exercise. ROM exercise is a set of movements which is performed on part of the joint to promote muscle flexibility and strength. ROM exercises in this paper were performed on patient with stroke for 6x24 hours, 2x per day, with 3x8 moves on each joint and duration about 30 minutes and family involvement. The intervention was evaluated by using manual muscle testing MMT and assessment of Range of Joints Movement RPS.
The result indicated that ROM exercise was effective for increasing muscle strength in patient with stroke and muscle weakness in limbs. There was an increase in muscle strength in the right limb of patient from 0 no muscle contraction to 2 capable of moving without opposing gravity on the joints of the fingers, and from 0 to 1 no joint motion, but muscle contraction can be palpated on the joints of wrists, elbows and shoulders. The implication of this paper is that muscle strength training should be performed regularly on patient with stroke and family involvement is essential for ROM implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Nur Fitria
"Chronic venous insufficiency (CVI) merupakan salah satu gangguan pada sistem vaskular Bagian dari sistem vaskular yang dipengaruhi oleh CVI yaitu sistem vena pada ekstremitas bawah. Hal ini menganggu aliran darah pada ekstremitas bawah sehingga dapat menimbulkan komplikasi luka, nyeri, dan keterbatasan rentang gerak pergelangan kaki. Masalah keperawatan yang ditegakkan yaitu nyeri akut dan gangguan integritas kulit. Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini menguraikan analisis asuhan keperawatan dan penerapan range of motion pada pasien dengan CVI untuk meningkatkan keterbatasan rentang gerak pada pergelangan kaki dan penyembuhan luka. Hasil evaluasi dari penerapan tersebut menunjukkan peningkatan rentang gerak pergelangan kaki dari 100 menjadi 150 tetapi tidak ada peningkatan penyembuhan luka selama 6 hari perawatan. Selain itu, terdapat penurunan nyeri dari skala 6 menjadi 5. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan latihan ROM dapat diterapkan pada pelayanan kesehatan terutama pada pasien CVI dengan keterbatasan rentang gerak pergelangan kaki.

Chronic venous insufficiency (CVI) is one of the disorders that affects vascular system. Part of the vascular system that is affected by CVI is venous system in the lower extremities. This disrupts blood flow in the lower extremities which may cause complications such as venous leg ulcer. The main nursing problem in this case is impaired skin integrity. This nursing scientific paper aims to elaborate analysis of nursing care and range of motion application in patient with CVI to increase ankle ROM limitation and wound healing. Evaluation of the ROM application shows increase in ankle ROM from 100 to 150 during 6 days of care. However, there is no increase in the healing rate after 6 days of application. According to the evaluation, ROM exercise is proposed to be applied in healthcare services particularly for CVI patients with ankle ROM limitations"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>