Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rena Latifa
"Humor sebagai bagian dari kualitas insani memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan penelitian yang membuktikan manfaat humor. Humor dapat mengurangi tingkat kecemasan dan sores individu, meningkatkan kesehatan mental, serta berkaitan erat dengan kreativitas dan kepribadian matang. Perhatian ahli-ahli ilmu sosial, khususnya psikologi, terhadap fenomena humor ternyata juga cukup besar. Terlihat dan adanya berbagai teori dan penelitian tentang humor dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Termasuk penelitian mengenai pengembangan alat ukur rasa humor guna menelusuri tingkat dan jenis rasa humor yang terdapat pada individu.
Salah satu penelitian yang berkaitan dengan alat ukur rasa humor ini adalah penelitian Thorson & Powell (1991) yang mencoba menggabungkan berbagai konsep dan definisi rasa humor dari penelitian terdahulu, sehingga dihasilkan konsep yang multidimensional dalam memaknai rasa humor. Konsep Thorson & Powell ini dituangkan pada sebuah alat ukur rasa humor yang diberi nama Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS). Dalam perjalanannya, alat ukur ini sudah digunakan secara Iuas oleh banyak peneliti di seluruh dunia serta menunjukkan angka reliabilitas dan validitas yang sangat baik.
Penelitian ini ingin mengetahui: (1) Koefisien reliabilitas dan validitas hasil adaptasi item-item Multidimensional Sense of Humor Scale pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (2) Gambaran tingkat sense of humor pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berdasarkan kategori penormaan yang dibuat.
Sampel diambil dengan cara accidental pada beragarn responden yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi sejumlah 210 orang.
Hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0.8674 (N of cases = 210, N of items = 24). Hasil uji validitas per item didapatkan skor validitas di atas 0.2 pada tiap item. Hanya terdapat 2 item yang memiliki skor < 0.2 yakni item nomor 19 dan 20.
Berkaitan dengan kategori penormaan, terdapat sejumlah 27 orang subyek yang skornya berada antara 28 - 53 dikategorikan pada kelompok yang memiliki tingkat rasa humor yang rendah, 124 responden yang rasa humomya berada pada taraf sedang (rentang skor 54-70), 59 responden dikategorikan memiliki tingkat rasa humor yang tinggi dengan rentang skor antara 71 sampai 96.
Hasil adaptasi alat tes ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti aslinya (Thorson & Powell, 1993). Dan penelitian terhadap 426 orang di Nebrasaka didapatkan penyebaran skor dari nilai 31 hingga 96, sementara pada penelitian ini (N = 210) skornya terdistribusi secara normal dari angka 28 hingga 96. Sementara itu, berkaitan dengan data kontrol, Thorson & Powell juga tidak menemukan perbedaan siginfikan pada tingkat usia dan jenis kelamin (Thorson & Powell, 1993), sama halnya dengan hasil pada penelitian ini. Mengenai 2 item yang memiliki validitas rendah (item nomor 19 dan 20) yakni kemungkinan karena tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya (keterbatasan kosa kata Bahasa Indonesia). Keterbatasan sebuah hasil adaptasi skala memang banyak dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah dan jenis kosa kata dari masing-masing negara tempat suatu alat tes diadaptasikan. Hal ini pernah terjadi saat Thorson & Powell (1991) melakukan adaptasi skala Svebak's Sense of Humor Questionnaire. Hasilnya menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas yang sangat rendah (0.512), yang menurut penelitian Thorson & Powell tak lain disebabkan karena alat ukut ini tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson & Powell, 1991). Salah satu dimensi dari alat ukur ini (uses of humor for coping) terbukti cukup baik untuk mengaitkan humor dengan kemampuan menghadapi situasi sulit dalam hidup dan selanjutnya dapat berperan untuk setting klinis (Thorson & Powell, 1991).
Untuk penelitian lebih lanjut dapat dicermati pengalihbahasaan secara lebih teliti dan menghindari ambiguitas makna pada tiap-tiap item, gunanya untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas skala. Pada data kontrol, ada baiknya jika pilihan rentang usia dipersempit guna melihat ragam karakteristik usia yang lebih spesifik. Saran praktis: skala ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi rasa humor pada klien dengan gangguan klinis. Rasa humor ada kaitannya dengan kepribadian matang, dan jika diketahui adanya rasa humor pada klien, maka dapat berguna bagi perkembangan kepribadian klien selanjutnya, terutama juga berguna dalam menangani masalah yang sedandihadapinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Irianti Pahlevi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan dan mengevaluasi alat ukur baru untuk Perfeksionisme. Alat ukur baru dikembangkan melalu studi percontohan yang berfokus pada dua aspek perfeksionisme yang adaptif i.e., high standard dan maladaptif i.e., discrepancy perfeksionisme. Hasil akhir dari penelitian ini menjadi 12-item skala perfeksionisme dengan dua sub-skala yaitu high standard dan discrepancy. Alat ukur ini diberikan kepada 167 mahasiswa University of Queensland yang terdaftar dalam kelas Measurement of Psychology PSYC3020 . Perhitungan Alpha Cronbach dan analisis korelasi pada tiga hipotesis validasi dilakukan untuk mengevaluasi reliabilitas dan validitas dari skala ini. Hasil analisa tersebut menunjukan konsistensi internal menyeluruh yang sangat baik dan dua dari tiga hipotesis validasi didukung. Alat ukur ini selanjutnya diadministrasikan pada 30 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi University of Queensland sebagai sampel perdana alat ukur ini untuk mendapatkan data mengenai derajat perfeksionisme yang mereka miliki.

ABSTRACT
The present study is conducted to develop and evaluate a new scale on Perfectionism. The new scale was developed through pilot study which focus on two aspects of perfectionism which is adaptive i.e., high standards and maladaptive i.e., discrepancy perfectionism. A final 12-item Perfectionism Scale with two subscales; high standard and discrepancy, were tested. The scale was administered to a total of 167 University of Queensland students who enrolled in Measurement in Psychology PSYC3020 course. Cronbach rsquo; Alpha calculation and correlation analysis on three validation hypotheses was performed to evaluate the reliability and validation of the scale. An excellent overall internal consistency was reported, and two of the three validation hypotheses were supported. The scale was also administered to a total of 30 Indonesian international students at University of Queensland to further evaluate the current measure. High score of Perfectionism was found amongst them. The present scale can be applied in consultation session to measure one rsquo;s perfectionism scale which might appeared as a contributing information during the case formulation process. "
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Jakob
"Konflik adalah sesuatu yang umum dijumpai dalam interaksi sehari-hari antar individu yang satu dengan individu lainnya. Konflik yang ditangani dengan baik dapat membawa perubahan yang positif dalam kelompok. Bagaimana konflik dapat tertangani dengan baik membutuhkan ketrampilan perilaku asertif. Perilaku asertif menuntut penghargaan terhadap hak-hak individu dan hak-hak orang lain. Dalam perkawinan masyarakat patriakal, kedudukan antara pria dan wanita seringkali sulit untuk diletakkan dalam tingkat yang sama karena lelaki umumnya memegang kepemimpinan, kekuatan dan kekuasaan yang legirimare sementara perempuan akan berada dalam posisi subordinate yang biasanya memiliki ketergantungan terhadap mereka yang lebih dominan. Sehingga perempuan mungkin akan lcbih sulit untuk berperilaku asertif. Untuk jangka panjang perilaku tidak asertif akan membuat individu semakin kehilangan rasa harga dirinya, meningkatkan perasaan terluka dan marah serta mungkin sekali menghasilkan perilaku agresif yang merupakan bentuk Iain dari peri;aku tidak asertif.
Straus (1979) menyusun alat ukur Conflict Tacrics Scale (CTS) untuk melihat pola penanganan konflik dalam keluarga CTS ini terdiri dari 3 skala yaitu skala reasoning, verbal aggression dan violence. Metode reasoning membutukan perilaku asertif dan aktif tertuju pada pemecahan masalah, sementara metode verbal aggression dan violence memiliki dimensi agresi di dalamnya. Untuk itu dilakukan peneiitian ini guna melihat apakah alat ukur CTS ini juga dapat digunakan untuk melihat pola penanganan konflik pada pasangan-pasangan di Jakarta.
Teori yang digunakan sebagai landasan meliputi perkawinan, konfiik dan resolusinya, asertivitas umum dan dasar-dasar konstruksi tes. Data yang diperoleh berasal dari 71 subyek, dengan karakteristik jangkauan usia 20 - 40 tahun, sudah menikah minimal selama satu tahun Iamanya, sebagian besar memiliki pendidikan akhir diploma dan saljana serta tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Reliabilitas CTS dihitung dengan menggunakan rumus koetisien Alfa Cronbach mendapatkan hasil; skala reasoning memiliki indeks reliabilitas 0.61, skala verbal aggression 0.55 sementara skala violence memiliki indeks reliabilitas 0.75.
Uji validitas CTS dilakukan dengan rnengkorelasikan alat ukur ini dengan alat ukur lain yaitu Rarhus Assertfveness Scale yang mengukur perilaku asertif secara umum. Hasil dari uji validitas ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku aserlif dengan metode penanganan konflik, baik dengan menggunakan reasoning, verbal aggression maupun violence. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum alat ukur CTS ini belurn merupakan alat ukur psikologis yang cukup baik untuk melihat pola penanganan konflik sebagaimana yang diharapkan. Masih ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan untuk menghasilkan sebuah alat ukur yang dapat melihat pola penanganan konflik pada pasangan-pasangan di Indonesia.
Namun demikian ada beberapa hal yang menarik berkaitan dengan hasil yang didapat melalui penelitian ini. Antara Iain adalah tidak adanya perbedaan metode penanganan konflik yang dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki dalam perkawinan sebagairnana yang dipersepsikan oleh pihak perempuan. Akan tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara metode penanganan konflik yang dilakukan oleh suami dan istri. Perilaku asertif juga dijumpai lebih tinggi pada perempuan dengan pendidikan sarjana dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan SMA. Untuk penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan beberapa perbaikan item seperti menambah jumlah item sehingg mencakup berbagai macam taktik yang mungkin digunakan oleh pasangan yang sedang berkonflik, khususnya untuk skala reasoning. Perbaikan lainnya adalah memperjelas item-item dalam skala reasoning sehingga benar-benar memiliki konstruk perilaku asertif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherine Kamila Hassan
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan skala baru dalam mengukur grit dengan mengacu pada skala grit yang dikembangkan oleh Angela Lee Duckworth dan rekan-rekan nya 2007 . Pada tepatnya, penelitian ini akan menjawab apakah skala grit yang baru dapat memperoleh hasil yang sama dengan skala grit s-grit yang dikembangkan oleh Duckworth 2007 dan menghasilkan nilai validitas dan reliabilitas yang sesuai. Untuk menguji validitas skala tersebut, tiga hipotesis empiris digunakan untuk menganalisis korelasi antara hasil yang diperoleh skala baru dan s-grit dengan menguji internal consistency dan item discrimination index, yang hasilnya juga digunakan untuk menguji validitas skala baru. Hasil yang ditemukan dari analisis validitas dan reliabilitas konsisten dengan tiga hipotesis empiris adalah korelasi positif antara skor dari skala baru dan s-grit, korelasi positif antara skor conscientiousness dari skala baru dan s-grit, dan korelasi positif antara skor work-ethics profile dari skala baru dan s-grit. Ini menunjukkan bahwa skala grit yang baru memiliki validitas yang cukup tinggi karena kesesuaiannya dengan validitas skala s-grit. Namun, berdasarkan hasil penelitian ini, penelitian kedepannya dapat meningkatkan nilai item discrimination index untuk meningkatkan validitas dan keumuman skala grit baru.

ABSTRACT
The aim of this study is to develop a new grit scale with reference to the established grit scale by Duckworth and colleagues 2007 . Specifically, the purpose of this study is to discover whether the redeveloped grit scale will yield the same outcome as the previous grit scale while maintaining validity and reliability. To establish the validity of the new grit scale, three empirical hypotheses are generated to examine the relationship between the scores on the new scale and scores on other measures, as well as identifying the sample characteristics of grit. Additionally, reliability analyses such as Internal Consistency and Item Discrimination Index were also conducted to strengthen the new scale rsquo;s validity. The new grit scale was high in internal consistency and most items had reasonable item discrimination indices. Results showed that that all hypotheses were supported such that a positive correlation was found between the scores of the new grit scale and short grit scale, scores of the new grit scale positively correlate to scores on conscientiousness and scores of the new grit scale positively correlate to scores on work ethics profile. This indicated that the new measurement scale has decent validity. However, further research should focus on improving item discrimination index to strengthen validity of the new grit scale and increase generalizability. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stevie Kurnia
"Riset ini bertujuan untuk menciptakan skala perfeksionisme yang baru dengan reliabilitas dan validitas yg baik. Skala baru tersebut mempunyai 10 item dengan menggunakan skala likert 5 poin. Partisipan dari riset ini adalah mahasiswa University of Queensland yang terdaftar di dalam mata kuliah PSYC 3020 (N=246) dengan 176 partisipan wanita dan 70 partisipan pria dengan rata rata umur (M=22.071, SD=4.307) Internal konsistensi skala baru ini diuji dengan Cronbach’s alpha yang menunjukan internal konsistensi (α = .608). Untuk validitas, skala baru ini mempunyai hubungan positif dengan skala Almost Perfect Scale-Revised (APS-R) oleh Slaney, Rice, Mobbley, Trippi, & Ashby (2001), namun berkolerasi negatif dengan skala self-esteem Rosenberg (1965). Tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara skala baru dengan International Personality Item Pool (IPIP) conscientiousness scale. Skala baru ini dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan kerja untuk keperluan rekrutmen di beberapa bidang pekerjaan.

The study aims to create a new scale of perfectionism with a good reliability and validity. The scale has 10 items with 5 point likert scale. The participants of this study were the University of Queensland students who are enrolled in PSYC3020 course (N=246) with 176 female participants and 70 male participants with average age of (M=22.071, SD=4.307) Internal consistency of the scale was tested and it revealed that the cronbach’s alpha of the scale was (α = .608). In terms of validity, the scale had a positive correlation with ASP-R scale by Slaney, Rice, Mobbley, Trippi, & Ashby (2001) and a negative correlation with Rosenberg’s (1965) self-esteem scale. No significant correlation found between the new scale and the International Personality Item Pool (IPIP) conscientiousness scale. The scale could be used in daily life as a recruitment tool in several job fields.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Arifianti
"Intellectual Humility (IH) merupakan suatu sifat kebajikan yang baru-baru ini dikembangkan dalam bidang ilmu psikologi dan dipercaya dapat membantu para siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) mengelola dirinya saat bertemu dengan
perbedaan berpendapat. Dewasa ini, alat ukur The Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) telah teruji secara komprehensif mampu mengukur konsep IH
yang terdiri atas empat aspek yang berbeda, yaitu; Independence of Intellect and Ego (IIO), Openness to Revising One’s Viewpoint (OROV), Respect for Others’
Viewpoints (ROV), Lack of Intellectual Overconfidence (LIO). Tujuan dari penelitian
ini adalah mengadaptasi alat ukur CIHS ke dalam versi bahasa Indonesia pada siswa
SLTA di Indonesia. Metode penelitian kuantitatif dilakukan dalam beberapa tahap
berdasarkan pedoman adaptasi alat ukur dari International Test Commission (ITC).
Penelitian ini melibatkan 411 partisipan berusia 14-19 tahun (M = 16.10) dipilih
melalui convenience sampling. Prosedur pengujian reliabilitas dan validitas melalui
internal consistency dan confirmatory factor analysis (CFA) telah dilakukan. Hasil
perhitungan reliabilitas menunjukkan alat ukur CIHS versi Bahasa Indonesia tidak
memiliki item-item dengan nilai konsistensi internal yang tinggi, baik secara
keseluruhan maupun pada dua aspek yang termasuk di dalamnya. Sementara itu, hasil
uji validitas dengan menggunakan CFA menunjukkan model good fit, dengan
memenuhi 2 dari 3 kriteria yang berlaku. Pengembangan alat ukur ini masih
diperlukan terutama dalam meningkatkan nilai reliabilitasnya. Meskipun demikian,
alat ukur CIHS versi Bahasa Indonesia valid dalam mengukur konstruk Intellectual
Humility. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian adaptasi alat
ukur, pengembangan konstruk Intellectual Humility di kemudian hari, serta
pengembangan lebih jauh dari penelitian ini dapat membantu guru dan para psikolog
sekolah dalam proses asemen pengukuran Intellectual Humility untuk pengembangan karakter siswa SLTA di Indonesia.

Intellectual Humility (IH) is a virtue that was recently developed in the field of
psychology and is trusted to be able to help high school students manage themselves
when facing disagreements. Currently, The Comprehensive Intellectual Humility
Scale (CIHS) has been tested comprehensively to be able to measure the IH which
consists of four different aspects, namely; Independence of Intellect and Ego (IIO),
Openness to Revise Someone's Point of View (OROV), Respect for Other
Perspectives (ROV), Lack of Too Intellectual Trust (LIO). The purpose of this study
was to adapt the CIHS into an Indonesian version for secondary school students in
Indonesia. The quantitative research method was carried out in several stages based
on the guidelines for adapting measuring instruments from the International Test
Commission (ITC). This study involved 411 participants aged 14-19 years (M = 16.10)
who were selected by convenience sampling. The procedure for testing the reliability
and validity through internal consistency and confirmatory factor analysis (CFA) was
carried out. The results of reliability calculations show that the Indonesian version of
the CIHS does not have items with high internal consistency, both as an overall score
and on the two aspects included in it. Other than that, the results of the validity test
using the CFA showed a good fit, by meeting 2 of the 3 criterions. The development
of this measurement is still needed, especially in increasing its reliability score.
However, the Indonesian version of the CIHS is valid in measuring the construct of
intellectual humility. The results of this study can be used as a reference for measuring instrument adaptation research, the development of the intellectual humility construct in the future, and further development of this study can assist
teachers and school psychologists in the process of measuring Intellectual Humility for building characters of secondary school students in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Kusumaatmaja
"Tugas akhir ini merupakan hasil adaptasi alat ukur sikap profesional pegawai yang sebelumnya pemah digunakan oleh Richard Hall. Alat ukur sikap ini dimaksudkan untuk membantu Departemen X, dalam upaya menjngkatkan perilaku profesional pegawai. Alat ukur ini menjadi langkah awal yang sangat penting untulc memperoleh gambaxan sikap profesional pegawai. Alat ukur ini disusun dengan konstruk sikap profesional, yang terdiri dari lima komponen yaitu komponen atiliasi komunitas, kewaiiban sosial, peraturan profesi, dedikasi, dan tuntutan kemandirian. Kelima komponen ini kemudian diinteraksikan dengan tiga aspek sikap yaitu aspek kognitif aspek afektif dan aspek konatiif.
Analisa validitas dan reliabilitas dilakukan berdasarkan perhitungan statistika dan diperoleh 25 item yang signitikan pada pada level 0,01 dan 0,05. Dengan kata lain, item-item pada alat ukur sikap prof:-:sional sudah valid atau benar-benar dapat mengukur sikap profesional. Uji reliabilitas dilakukan dengan a¢ha cronbach, didapat_ koefisien alpha alat ukur sikap profesional baik secaza keselumhan (0.703) maupun tiap komponennya (0,673 untuk komponen ailiasi komunitas, 0.677 untuk komponen kewajiban sosial, 0,708 untuk komponen peraturan profesi, 0,682 untuk komponen dedikasi, dan 0,718 untuk komponen tuntutan kemandirian). Maka dapat dikatakan bahwa alat ukur sikap profesional ini reliabel secaxa internal consistency dalam arti, item-item yang terdapat pada alat ukur ini mampu secara konsisten dan akurat untuk mengukur suatu konstruk.

This final assigrunent is. an adaptation of professional attitude scale previously have been used by Richard Hall. Attitude measurement scale is intended to assist the Department of X, in an effort to improve the professional behavior of employees. This scale is the first step which is very important to obtain descriptions of professional employee attitudes. The scale are developed to measure this construct professional attitude, which consists of five components, namely the use ofthe professional organization as a major reference, a belief in service to the public, belief in self regulation, a sense of calling to the field, and autonomy. Those five components are then interaction with three aspects of the aspects of attitude, namely, cognitive aspect, affective aspects, and behavioral aspects.
Analysis of validity and reliability based on the calculation of statistics and obtained 25 items at a significant level at 0.01 and 0.05. In other words, the items on the instrument measuring professional attitudes are valid or truly can measure professional attitudes. Reliability test is done with alpha cronbach, obtained alpha coeflicients measiuing tool professional attitude both overall (0,703) and each of its components (0,673 to use of the professional organization as a major reference, 0,677 component to belief in sen/ice to the public, 0.708 for the belief in self regulation component, component sense of calling to the field to 0.682, and 0.718 for component autonomy demands). S0 it can be said that professional attitude measuring instrument is reliable intemal consistency in meaning, the items that are on the tool is able to measure consistently and accurately to measure a construct.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34047
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspitasari
"California Marriage Readiness Evaluation (CMRE)merupakan tes psikologi untuk mengukur kesiapan perkawinan yang disusun oleh Morse P. Manson Ph.D, dan dipublikasikan oleh Western Psychological Services (WPS) di Amerika Serikat. Tes ini rnengukur kesiapan perkawinan dalam 8 subkategori yang tercakup kedalam 3 kategori yang paling relevan dengan kesiapan perkawinan. Kategori Kepribadian terdiri dari 3 subkategori yaitu struktur karakter, kematangan emosi, dan kesiapan menikah. Kategori Persiapan terdiri dari 3 subkabegori yaitu pengalaman keluarga, keuangan dan rencana masa depan. Kategori yang terakhir adalah kategori interpersonal yang terdiri dari 2 subkategori yaitumotivasi menikah dan kesesuaian.
Tujuan penelitian ini adalah mengadaptasi CMRE sehingga akhirnya dihasilkan alat ukur kesiapan perkawinan yang dapat digunakan di Indonesia. Dan agar CMRE dapat dianggap sebagai tes psikologi yang balk dan memenuhi syarat, perlu dilakukan uji reliabilitas, validitas, serta norma.
Penelitian ini melibatkan 64 orang sarnpel yang terdiri 32 wanita dan 32 pria dengan rentang usia antara 20-30 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tes secara individual. Pengolahan reliabilitas, menggunakan metode tes u1ang (test-retest method) yaitu CMRE diberikan 2 kali kepada subyek yang sama dengan selang waktu antara pengambilan tes pertama dan tes kedua 1 bulan. Kedua distribusi skor tes ini dikorelasikan dengan rumus Pearson Product Moment. Pengolahan validitas menggunakan pendekatan construct validity dengan rnelihat konsistensi internal CMRE. Perhitungan validitas ini mengkorelasikan item dengan skor total tes itu sendiri.
Dari hasil analisis secara umum, koefisien korelasi reliabilitas CMRE pada setiap subkategori mencapai alpha Iebih dari 0,60. Koefisien reliabilitas terendah adalah subkategori pengalaman keluarga ( 0, 6542) dan koefisien reliabilitas tertinggi adalah total CMRE ( 0,9035). Hal ini berarti tes ini memiliki stabilitas dan konsistensi yang cukup baik. Pengujian validitas CMRE menunjukkan koefisien validitas antara 0, 2125 sampai O, 6743, Dalam pengujian validitas ini, peneliti melakukan pembuangan terhadap item-item CMRE yang tidak valid pada setiap subkategori. Pembuatan norma untuk kelompok sampel ini menggunakan perhitungan persentil, dan profil norma terbagi dalam 4 kelompok yaitu minimum readiness, fair readiness, good readiness, dan maximum readiness.
Berdasarkan apa yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini, baik yang berkenaan dengan pelaksanaan penelitian maupun hasilnya peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian ulang untuk mengembangkan CMRE sehingga lebih sesuai dengan kondisi sosial dan budaya di indonesia, dengan jumlah dan latar belakang subyek yang lebih bervariasi. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan terbuka kesadaran akan adanya kebutuhan pada suatu tes yang dapat mengukur dan mengevaluasi kesiapan perkawinan bagi pasangan-pasangan yang akan rnemasuki kehidupan perkawinan. Peneliti berharap dengan adanya alat ukur kesiapan perkawinan nantinya dapat membantu konseling-konseling perkawinan yang ada di Indonesia."
1997
S2490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destrenta Avliya Agjan
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba menganalisa tingkat reliabilitas, validitas dan indeks diskriminasi item IDI alat ukur Locus of Control LOC baru pada domain hubungan romantis. Tujuh belas 17 mahasiswa Psikologi University of Queensland ikut serta dalam pilot study di mana mereka merespon pertanyaan pada alat ukur LOC dalam hubungan romatis untuk mengeliminasi item yang tidak layak dipakai pada versi final alat ukur. Dalam studi utama, 167 mahasiswa memberikan respon terhadap alat ukur LOC dalam hubungan romantis dan beberapa alat ukur lain yang mengukur validitas. Hasil menunjukan beberapa dukungan terhadap hipotesa peneliti, di mana: a reliabilitas yang tidak baik ditemukan dari empat item yang menunjukan skor IDI yang rendah, b korelasi positif yang signifikan dengan Levenson rsquo;s LOC scale yang menunjukan concurrent validity, c asosiasi negatif yang signifikan dengan self -control yang menunjukan convergent validity, d tidak ditemukannya convergent validity dengan konstruk jealousy cemburu . Asesmen psikometris dengan menggunakan test-retest reliability dan convergent validity dengan alat ukur lain yang sudah terbukti validitasnya harus dilakukan terlebih dahulu agar bias digunakan dengan yakin dalam praktis konseling pernikahan.

ABSTRACT
This paper has attempted to explore the reliability, validity, and item discrimination indices IDI of a new measure of locus of control LOC scale in the domain of romantic relationship. A total of 17 psychology students in the pilot study were asked to response to the new LOC scale of romantic relationship to eliminate items deemed unworthy for the final scale. In the main study, 167 students responded to the new romantic LOC scale and several other validating scales where partial support for hpyotheses were found: a a poor reliability as reflected by four items with low IDI, b isginificant positive association with Levenson rsquo;s LOC scale indicating concurrent validity, c significant negative association with self-control indicating convergent validity, d no indication of convergent validity was found with jealousy. The measure may have implication in marriage counselling, but a careful psychometric assessment must be explored first through test-retest reliability and convergent validity with other well-established scale to provide practical confidence. "
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>