Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tres Silowati
"Globalisasi berdampak terhadap peningkatan jumlah penduduk perkotaan. Hal tersebut diakibatkan adanya arus urbanisasi yang semakin melesat. Urbanisasi memberi pengaruh positif dan negatif terhadap kesehatan. Dampak negatif akibat globalisasi dan urbanisasi yaitu gaya hidup yang tidak sehat seperti gaya hidup monoton, kurang olahraga, mudah stress, dan merokok. Hal tersebut dapat berdampak terhadap timbulnya masalah penyakit kronik seperti hipertensi. Ibu S mengalami hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Faktor risiko hipertensi pada Ibu S diantaranya kurangnya latihan fisik, dan riwayat keluarga. Tekanan darah Ibu S saat pertama kali kunjungan yaitu 158/90 mmHg. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan dengan menerapkan latihan senam jantung sehat (SJS) sebagai intervensi yang diunggulkan pada keluarga Bapak A dengan masalah risiko ketidakstabilan tekanan darah. Kunjungan dilakukan sebanyak 17 kali. Diagnosis keperawatan yang utama yaitu risiko ketidakstabilan tekanan darah. Intervensi yang dilakukan cukup berhasil. Latihan SJS dapat menurunkan tekanan darah Ibu S setelah dilakukan intervensi 12 kali dalam waktu 4 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu. Penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg dan tekanan darah diastolik 3 mmHg. Intervensi keperawatan latihan SJS perlu dikombinasikan dengan penerapan DASH, pembatasan natrium, dan keteraturan konsumsi obat supaya dapat mendapatkan penurunan tekanan darah yang optimal. Dukungan dan keterlibatan keluarga penting untuk memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami hipertensi.

 


Globalization has an impact on increasing urban population. This was caused by the flow of  urbanization that was increasingly shot up. Urbanization has positive and negative effects on health. The negative effects of globalization and urbanization are unhealthy lifestyles such as monotonous lifestyle, lack of exercise, stress, and smoking. This can have an impact on the emergence of problems of chronic diseases such as hypertension. Ms. S has hypertension since five years ago. Risk faktors in Mrs. S include a lack of physical exercise, and family history. Mrs. S blood pressure during the first visit was 158/90 mmHg. The purpose of writing this paper is to describe the implementation of nursing care by implementing healthy heart gymnastics as a superior intervention in Mr. A family with the problem of risk of blood pressure instability. Visit were made 17 times. The main nursing diagnosis is the risk of blodd pressure intability. The intervention carried out was quite successful. Gymnastics can reduce Mrs. S blood pressure after intervention 12 times in 4 weeks with a frequency of 3 times per week. Decreased systolic blood pressure reaches 10 mmHg and diastolic blood pressure 3 mmHg. Healthy heart gymnastics intervention needs to be accompanied by the application of DASH diet, sodium restriction, and regular comsuption of drugs in order to obtain optimal blood pressure reduction. Family support and involvement is important to provide care for family members who have hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alita Mei Rosfyanita
"ABSTRAK
Prevalensi diabetes mellitus terus meningkat karena perubahan gaya hidup di masyarakat perkotaan. Prevalensi DM juga meningkat seiring dengan peningkatan usia. Oleh karena itu, perawat perlu memberikan intervensi dalam pengaturan makanan untuk lansia dengan DM. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk menggambarkan keefektifan pelaksanaan intervensi keperawatan pengaturan makanan pada Nenek S di Keluarga Bapak D dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga selama 7 minggu untuk menstabilkan kadar glukosa darah. Hasil yang diperoleh adalah terjadi kestabilan glukosa darah pada Nenek S dari 226 mg/dL menjadi 172 mg/dL. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa pengaturan makanan DM dalam keluarga efektif dalam menjaga kestabilan gula darah. Perawat komunitas sangatlah penting untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan DM agar glukosa darah dapat terkontrol.

ABSTRAK
The prevalence of diabetes mellitus continues to increase due to lifestyle changes in urban communities. Diabetes also increased with increasing age. Therefore, nurses needed to provide intervention like food regulation for elderly with DM. This Paper aimed to illustrate the implementation of nursing interventions especially the food arrangements on Grandma S in Family Mr. D based on family nursing care for 7 weeks. The intervention had purposed to stabilize blood glucose levels. The results showed stability of blood glucose in Grandma S from 226 mg/dL to 172 mg/dL. Based on these results, it could be concluded that that the dietary management on eldery with DM in the family was effective to stabilize blood glucose level. Public health nurses had to provide family nursing care so blood glucose level can be controlled.;"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ara Tayomi
"Hipertensi masih menjadi tren penyakit yang paling sering diderita oleh lansia. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan intervensi non-farmakologi dan intervensi farmakologi. Intervensi yang disarankan untuk penatalaksanaan pertama pada penderita hipertensi ialah intervensi non-farmakologi melalui modifikasi gaya hidup dengan mengatur pola diet. Diet yang disarankan ialah Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Tujuan dari penerapan diet DASH ini ialah untuk menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi dengan masalah keperawatan risiko ketidakstabilan tekanan darah. Intervensi dilakukan selama empat belas hari penerapan diet DASH dengan pencatatan asupan makanan menggunakan food recall 24 jam setiap harinya dan pengukuran tekanan darah setiap kunjungan rumah. Hasil dari intervensi yang telah dilakukan pada Nenek K tidak menunjukan hasil yang diharapkan, tekanan darah pada Nenek K tidak menurun secara signifikan. Akan tetapi, pola makan pada Nenek K sudah teratur dan terkontrol dengan penerapan diet DASH. Hal ini terjadi karena ada berbagai faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah seperti aktivitas fisik, stres, dan kepatuhan minum obat, sehingga alasan dari tujuan intervensi tidak tercapai selain waktu penerapan yang singkat, masih banyak hal yang mempengaruhi tekanan darah pada lansia dan diet makanan hanya salah satu faktor saja.

Hypertension is still one of the most common disease suffered by the elderly. Managing hypertension is done through non-pharmacological and pharmacological intervention. The recommended intervention as first-line intervention for patients with hypertension is non-pharmacological through lifestyle modification by adjusting diet patterns. The recommended diet pattern is Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). The purpose of implementing DASH is to reduce blood pressure in patients with the risk of blood pressure instability. In this study, the intervention was carried out for fourteen days of applying DASH. Food intake was recorded using food recall 24 hours a day and blood pressure was measured at every home visit. The results of the intervention that had been carried out on Mrs. K did not show the expected results. Mrs. K’s blood pressure did not decrease significantly. This happened because of the short implementation time of the DASH diet, which was 14 days. The results of this study could be to be used by nurses as a reference in implementing DASH for the elderly with hypertension to reduce blood pressure. However, Mrs. K's eating pattern was regular and controlled with the application of DASH diet. There were other factors that affected blood pressure such as physical activity, stress, and medication adherence that might have contributed to the failing of the intervention. The short amount of time during which the intervention was done was just one factor of it."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ara Tayomi
"Hipertensi masih menjadi tren penyakit yang paling sering diderita oleh lansia. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan intervensi non-farmakologi dan intervensi farmakologi. Intervensi yang disarankan untuk penatalaksanaan pertama pada penderita hipertensi ialah intervensi non-farmakologi melalui modifikasi gaya hidup dengan mengatur pola diet. Diet yang disarankan ialah Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Tujuan dari penerapan diet DASH ini ialah untuk menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi dengan masalah keperawatan risiko ketidakstabilan tekanan darah. Intervensi dilakukan selama empat belas hari penerapan diet DASH dengan pencatatan asupan makanan menggunakan food recall 24 jam setiap harinya dan pengukuran tekanan darah setiap kunjungan rumah. Hasil dari intervensi yang telah dilakukan pada Nenek K tidak menunjukan hasil yang diharapkan, tekanan darah pada Nenek K tidak menurun secara signifikan. Akan tetapi, pola makan pada Nenek K sudah teratur dan terkontrol dengan penerapan diet DASH. Hal ini terjadi karena ada berbagai faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah seperti aktivitas fisik, stres, dan kepatuhan minum obat, sehingga alasan dari tujuan intervensi tidak tercapai selain waktu penerapan yang singkat, masih banyak hal yang mempengaruhi tekanan darah pada lansia dan diet makanan hanya salah satu faktor saja.

Hypertension is still one of the most common disease suffered by the elderly. Managing hypertension is done through non-pharmacological and pharmacological intervention. The recommended intervention as first-line intervention for patients with hypertension is non-pharmacological through lifestyle modification by adjusting diet patterns. The recommended diet pattern is Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). The purpose of implementing DASH is to reduce blood pressure in patients with the risk of blood pressure instability. In this study, the intervention was carried out for fourteen days of applying DASH. Food intake was recorded using food recall 24 hours a day and blood pressure was measured at every home visit. The results of the intervention that had been carried out on Mrs. K did not show the expected results. Mrs. K’s blood pressure did not decrease significantly. This happened because of the short implementation time of the DASH diet, which was 14 days. The results of this study could be to be used by nurses as a reference in implementing DASH for the elderly with hypertension to reduce blood pressure. However, Mrs. K's eating pattern was regular and controlled with the application of DASH diet. There were other factors that affected blood pressure such as physical activity, stress, and medication adherence that might have contributed to the failing of the intervention. The short amount of time during which the intervention was done was just one factor of it. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Mustika Ratu
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak dialami oleh lanjut usia. Kondisi fisik yang semakin menua membuat adanya perubahan pada sistem kardiovaskular sehingga risiko terjadinya hipertensi pada lansia semakin tinggi. Diperlukan adanya pengontrolan pengobatan maupun ke fasilitas kesehatan serta modifikasi gaya hidup untuk mengontrol tekanan darah bagi penderita hipertensi. Ketidakadekuatan dari manajemen hipertensi dapat menimbulkan masalah keperawatan salah satunya risiko ketidakstabilan tekanan darah. Penulisan ini melaporkan asuhan keperawatan pada lansia di Kelapa Dua Wetan dengan masalah risiko ketidakstabilan tekanan darah melalui penerapan intervensi keperawatan terapi rileksasi. Terapi rileksasi yang diberikan yakni pijat tengkuk (neck massage) yang dilakukan selama 6 sesi dan 10 menit setiap sesinya dengan teknik stroking, petrisage, dan friction. Hasil menunjukkan adanya penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic selama dan setelah 6 sesi pasca pemijatan. Intervensi pijat tengkuk merupakan salah satu intervensi yang tidak memiliki efek samping dan membutuhkan peralatan minimal sehingga dapat dilaksanakan dan diterapkan dalam intervensi keperawatan.

Hypertension is one of the most common non-communicable diseases experienced by the elderly. Physical conditions that are getting older make changes in the cardiovascular system so that the risk of hypertension in the elderly is higher. It is necessary to control treatment as well as to health facilities as well as lifestyle modifications to control blood pressure for people with hypertension. Inadequate management of hypertension can cause nursing problems, one of which is the risk of blood pressure instability. This paper reports on nursing care for the elderly in Kelapa Dua Wetan with the problem of risk of blood pressure instability through the application of relaxation therapy nursing interventions. The relaxation therapy provided is neck massage which is carried out for 6 sessions and 10 minutes each session with stroking, petrisage, and friction techniques. The results showed a decrease in both systolic and diastolic blood pressure during and after 6 post-massage sessions. Neck massage intervention is an intervention that has no side effects and requires minimal equipment so that it can be implemented and applied in nursing interventions. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniati Setianingsih
"ABSTRAK
Diet Rendah Gula dan Tinggi Serat sebagai Intervensi Menurunkan glukosa Darah pada   Keluarga dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Peningkatan jumlah penduduk dewasa di perkotaan sebagai populasi berisiko berdampak pada munculnya berbagai penyakit, diantaranya Diabetes Mellitus. Diet tidak seimbang dapat menjadi faktor risiko terjadinya Diabetes Mellitus. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan keefektifan intervensi keperawatan diet rendah dan gula tinggi serat dengan pendekatan keluarga selama lima minggu dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hasil asuhan keperawatan diperoleh penurunan kadar glukosa darah pada Ibu R dari 258 mg/dL menjadi 146 mg/dL.Kesimpulan hasil karya ilmiah ini adalah intervensi diet rendah gula dan tinggi serat dengan pendekatan keluarga efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hasil penelitian merekomendasikan diterapkannya intervensi diet rendah gula dan tinggi serat dengan melibatkan keluarga oleh perawat komunitas pada keluarga dengan masalah risiko ketidastabilan kadar glukosa darah.

ABSTRACT
Glucose Level in Family with Risk for Unstable Blood Glucose Level. The increase of adult population in urban areas as at-risk population have an impact on the emergence of various diseases, including Diabetes Mellitus. An unbalanced diet can be a risk-factor for Diabetes Mellitus. The purpose of this scientific paper is to describe the effectiveness of low sugar and high fiber diet intervention with family approach for five weeks in reducing blood glucose levels. The result obtained from nursing care show a decrease in blood glucose levels in Mrs. R from 258 mg/dL to 146 mg/dL. The conclusion is a low sugar and high fiber diet intervention with family approach was effective in reducing blood glucose levels. This results recommends the implementation of low sugar and high fiber diet intervention with family involvement by community nurses in families with a risk for unstable blood glucose levels. Diabetes Mellitus, diet, blood glucose.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayesha Kartika Ratri
"Hipertensi merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang paling banyak ditemukan di masyarakat dengan rentang usia dewasa. Penanganan hipertensi dilakukan dengan penanganan farmakologi dan non farmakologi. Pendekatan makalah ini berfokus pada teknik non-farmakologis, khususnya peningkatan aktivitas fisik yaitu latihan isometrik menggunakan handgrip. Latihan isometrik menggunakan handgrip dilakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dengan mekanisme vasodilatasi pembuluh darah dengan kontraksi yang dilakukan pada isometric handgrip exercise. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dari penerapan latihan isometrik menggunakan handgrip pada klien usia dewasa dengan hipertensi. Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan studi kasus (Case study) pada klien dengan hipertensi dan memberikan intervensi Strength training: Isometric handgrip exercise yang dilakukan dalam 3 kali seminggu selama 4-5 minggu atau 12 kali sesi latihan. Setiap latihan diawali dan diakhiri dengan pengukuran tekanan darah pada saat klien dengan kondisi relaksasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik sebesar 17 mmHg dan diastolik sebesar 12 mmHg setelah intervensi selama 5 minggu.

Hypertension is a non-communicable disease (NCD) that is most commonly found in the adult age group. Hypertension is treated with pharmacological and non-pharmacological treatments. The approach of this paper focuses on non-pharmacological techniques, specifically increasing physical activity, namely isometric exercises using handgrips. Isometric exercises using handgrips are carried out to help lower blood pressure with the mechanism of vasodilation of blood vessels with contractions carried out in isometric handgrip exercises. The aim of this study was to analyze the effectiveness of implementing isometric exercises using handgrips in adult clients with hypertension. The method used is to use case studies on clients with hypertension and provide Strength training intervention: Isometric handgrip exercise which is carried out 3 times a week for 4-5 weeks or 12 training sessions. Each exercise begins and ends with measuring blood pressure while the client is in a relaxed state. The results of the study showed a decrease in systolic blood pressure by 17 mmHg and diastolic blood pressure by 12 mmHg after 5 weeks of intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Nabilah Johan
"Sistem kardiovaskular pada lansia mengalami perubahan secara fisiologis selama proses penuaan. Namun, gaya hidup lansia yang kurang sehat menjadi faktor pendukung terjadinya peningkatan tekanan darah secara progresif, yang dapat mengarah pada masalah hipertensi. Seorang lansia kelolaan dalam penulisan ini memiliki gaya hidup merokok dan stres, serta tidak patuh pada program pengobatan yang membuat tekanan darahnya mengalami fluktuasi. Sehingga masalah keperawatan utama yang ditegakan adalah risiko ketidakstabilan tekanan darah dan rencana asuhan keperawatan yang dipilih yaitu manajemen hipertensi melalui modifikasi gaya hidup. Intervensi unggulan cucumber infused water dan terapi slow deep breathing yang merupakan bagian dari modifikasi gaya hidup dilakukan pada pasien. Cucumber infused water melalui perendaman 12 potong mentimun dalam 200 ml air selama 12 jam dan terapi slow deep breathing dengan 6 napas per menit selama 15 menit yang dilakukan selama 12 hari memberikan hasil adanya penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik terjadi sebesar 4,17 mmHg dan 0,42 mmHg setelah penerapan intervensi cucumber infused water serta sebesar 4,67 mmHg dan 2,75 mmHg setelah penerapan intervensi slow deep breathing. Oleh karena adanya efek penurunan pada tekanan darah lansia tersebut, membuat intervensi ini dapat dilakukan secara berkala sesuai indikasi.

The cardiovascular system in elderly undergoes physiological changes during the aging process. However, the unhealthy lifestyle in elderly is a contributing factor to the progressive increase in blood pressure, which can lead to hypertension problems. An elderly managed in this paper has a smoking and stressful lifestyle, and doesn’t comply with a treatment program that makes his blood pressure fluctuate. So that the main nursing problem that is enforced is the risk of blood pressure instability and the chosen nursing care plan is hypertension management through lifestyle modification. The superior intervention of cucumber infused water and slow deep breathing therapy which is part of lifestyle modification is carried out on the patient. Cucumber infused water through soaking 12 pieces of cucumber in 200 ml of water for 12 hours and slow deep breathing therapy with 6 breaths per minute for 15 minutes for 12 days gave the results of lowering blood pressure. The decrease in systolic and diastolic blood pressure occurred by 4.17 mmHg and 0.42 mmHg after the implementation of the cucumber infused water intervention and 4.67 mmHg and 2.75 mmHg after the implementation of the slow deep breathing intervention. Because of the decreasing effect on the elderly's blood pressure, this intervention can be carried out periodically according to indications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liya Kurniasari
"Proses penuaan mengakibatkan beberapa perubahan struktur dan fungsional pada pembuluh darah arteri yang mengakibatkan penurunan elastisitas dan kemampuan arteri dalam mengakomodasi perubahan volume darah selama siklus jantung sehingga mengakibatkan adanya peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi perlu ditangani untuk mencegah munculnya komplikasi yang akan mengancam kondisi kesehatan lansia lebih buruk lagi. Studi kasus ini menerapkan penanganan hipertensi non farmakologis dengan terapi foot massage. Studi kasus dilakukan kepada 3 lansia dengan risiko ketidakstabilan tekanan darah. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan intervensi selama 12 hari didapatkan tekanan darah sistolik mengalami penurunan 23 mmHg, 18 mmHg, dan 20 mmHg. Tekanan darah diastolik mengalami penurunan 6 mmHg, 7 mmHg, dan 6 mmHg. Penurunan MAP sebesar 12 mmHg, 9 mmHg dan 19 mmHg. Studi kasus ini disarankan di lanjutkan dengan penelitian intervensi agar dapat diketahui efektivitasnya dengan eksperimen.

The aging leads to structural and functional changes in arterial blood vessels, resulting in reduced elasticity and the arteries' ability to accommodate changes in blood volume during the cardiac cycle, which can lead to increased blood pressure or hypertension. Hypertension needs to be managed to prevent the emergence of complications that could further threaten the health condition of the elderly. This case study applied non-pharmacological hypertension management using foot massage therapy. The case study was conducted on three elderly individuals at risk of blood pressure instability. Results after a 12-day intervention showed reductions in systolic blood pressure by 23 mmHg, 18 mmHg, and 20 mmHg. Diastolic blood pressure decreased by 6 mmHg, 7 mmHg, and 6 mmHg. Mean arterial pressure (MAP) decreased by 12 mmHg, 9 mmHg, and 19 mmHg. This case study recommends follow-up with interventional research to determine its effectiveness through experimentation. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hafsah
"Hipertensi merupakan masalah serius dikarenakan prevalensinya yang terus bertambah, dimana 1,28 miliar orang di dunia mengidap penyakit tersebut. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi sekitar 34,11%, dimana 45,3% dari seluruh pengidap hipertensi di Indonesia merupakan populasi dewasa akhir. Hal tersebut menunjukan usia dewasa akhir menempati peringkat 2 kelompok umur dengan prevalensi terbanyak, sehingga penting untuk ditindaklanjuti agar tidak berlanjut pada komplikasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan foot massage sebagai bagian dari terapi nonfarmakologis. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan dengan foot massage sebagai upaya menurunkan tekanan darah pada keluarga dengan dewasa akhir yang mengidap hipertensi. Metode penelitian yang digunakan adalah case study. Intervensi foot massage dilakukan satu kali sehari selama 6 hari, dengan durasi pemijatan setiap kaki selama 10 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah intervensi foot massage untuk memonitoring keefektifan terapi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah pada ketiga klien yang dibuktikan dengan selisih rata-rata tingkat tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukannya 6 kali foot massage. Selisih tersebut adalah sebagai berikut; pada Ibu A didapatkan selisih 8/2,83 mmHg, Ibu I 11,17/1,17 mmHg, dan Ibu Y 8,33/3,5 mmHg. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa Foot massage efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan upaya pengendalian hipertensi dengan foot massage dapat dikembangkan dan diimplementasikan kepada masyarakat oleh tenaga kesehatan maupun pihak pendidikan sebagai perawatan mandiri dikarenakan pelaksanaannya yang mudah, efektif, dan efisien.
Hypertension is a serious health problem due to its increasing prevalence, with 1.28 billion people in the world suffering from it. In Indonesia, the prevalence of hypertension is around 34.11%, where 45.3% of the patients are middle-age adults. This shows that middle-age adults are ranked 2nd in the age group with the highest prevalence, thus it is important to treat hypertension in middle-age adults to avoid complications. One of the methods is foot massage as a part of non-pharmacological treatment. The purpose of this paper is to describing nursing care with foot massage as one of the attempts to lower the blood pressure on middle-age adults in families with hypertension. The method used for the research is case study. Foot massage intervention was performed once a day for 6 days, with the duration of 10 minutes for each massage. The result showed that there was a decrease of blood pressure among the three clients, proven by the difference in average blood pressure levels before and after the 6 sessions of foot massage. The differences are as follows; For Mrs. A, the difference was 8/2,83 mmHg, Mrs. I: 11,17/1,17 mmHg, and Mrs. Y: 8,33/3,5 mmHg. Therefore, it can be concluded that foot massage is effective in reducing blood pressure in hypertensive patients. The attempt to control hypertension using foot massage can be developed and implemented by healthcare workers and educational institutions as a self-care treatment due to its ease, effectiveness, and efficiency."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>