Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Xenia Pramudita
"Mahasiswa mempunyai tugas utama untuk belajar di perguruan tinggi, selain dari kegiatan perkuliahan, sudah biasa mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan organisasi urusan mahasiswa. Namun, masih ada perdebatan tentang apa itu keterlibatan mereka yang ada di organisasi kemahasiswaan memberikan pengaruh positif atau itu negatif untuk penyesuaian mereka dalam perkuliahan. Oleh karena itu, penelitian ia ingin tahu apakah ada hubungan positif antara keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan dan mahasiswa penyesuaian perguruan tinggi di Universitas Indonesia tahun kedua. Pengukuran keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan dilakukan menggunakan alat ukur Quality of Involvement Scale (QIS). Sedangkan kuliah penyesuaian diukur dengan Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ). Penelitian ini menggunakan metode korelasional dan melibatkan 270 mahasiswa UI
18-22 tahun yang sedang menempuh tahun kedua studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan dalam organisasi urusan mahasiswa dan penyesuaian perguruan tinggi. Hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar universitas untuk memberikan dukungan bagi siswa untuk terlibat dalam organisasi kemahasiswaan, guna membantu menyesuaikan diri di kampus.

Students have the main task of studying in tertiary institutions, apart from lecturing activities, it is common for students to be involved in student affairs organization activities. However, there is still debate about whether their involvement in student organizations has a positive or negative influence on their adjustment in lectures. Hence, research he wanted to know if there was a positive relationship between deep engagement student organizations and college adjustment students at the University of Indonesia in the second year. Measurement of involvement in student organizations is carried out using the Quality of Involvement Scale (QIS) measurement tool. Meanwhile, the adjusted course was measured by the Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ). This study uses a correlational method and involves 270 UI students 18-22 years who are currently pursuing their second year of study. Research result shows that there is a positive relationship between involvement in student affairs organizations and college adjustment. The results of this research can be used as the basis for the university to provide support for students to be involved in student organizations, to help adjust themselves on campus."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shitta Mutyahara
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apakah terdapat hubungan antara penerimaan teman sebaya dengan simtom depresi pada siswa SMA di DKI Jakarta. Perceived Acceptance Scale Brock et al., 1998 dan Hopkins Symptoms Check-List 25 Derogatis et al., 1974 digunakan untuk mengukur penerimaan teman sebaya dan simtom depresi. Partisipan dari penelitian ini adalah 767 siswa kelas X di wilayah DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara penerimaan teman sebaya dengan simtom depresi pada siswa SMA di wilayah DKI Jakarta. Dengan demikian, anak yang diterima oleh teman sebayanya dengan baik dapat mengurangi kemungkinan munculnya simtom depresi, sementara anak yang kurang diterima oleh teman sebayanya memiliki kemungkinan yang lebih tinggi dalam memunculkan simtom depresi.

ABSTRACT
The aim of this study is to investigate whether there is any correlation between peer acceptance and depressive symptoms among high school student in DKI Jakarta. Perceived Acceptance Scale Brock et al., 1998 and Hopkins Symptoms Check List 25 Derogatis et al., 1974 were used to measure peer acceptance and depressive symptoms. Participants of this study were 767 high school students in grade 10 from DKI Jakarta. The result of this study showed a significant negative correlation between peer acceptance and depressive symptoms. In conclusion, the adolescents who are well accepted in their peers could lower the chance of them showing depressive symptoms, whereas the adolescents who are less accepted in their peers could show higher depressive symptoms."
2017
S69618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Desita
"Remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka di sekolah, sehingga interaksi dengan orang-orang di sekolah dapat memengaruhi perkembangan sosial emosional remaja. Dalam hal keberhasilan akademik siswa di sekolah, pihak yang paling memengaruhi siswa ialah guru. Seringkali untuk keberhasilan akademik siswa, guru memberikan harapan yang diwujudkan dalam perilaku yang berbeda terhadap siswa di kelas. Berdasarkan beberapa penelitian, harapan guru yang berbeda dapat menjadi salah satu faktor risiko munculnya salah satu masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada remaja, yaitu kecemasan. Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat apakah terdapat hubungan antara kecemasan dan harapan guru pada siswa SMA di DKI Jakarta. The Hopkins Symptom Checklist HSCL-25 digunakan untuk mengukur kecemasan dan Expectations for Students Achievement ESA subskala Related Teacher Practices digunakan untuk mengukur harapan guru yang dipersepsikan oleh siswa. Penelitian dengan desain one-shot study dilakukan pada lima SMA di lima kota besar DKI Jakarta. Sebanyak 764 siswa SMA kelas 1 berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kecemasan dan harapan guru yang dipersepsikan siswa SMA di DKI Jakarta. Hal itu menunjukkan bahwa siswa SMA di DKI Jakarta tidak lagi mempersepsikan harapan guru atau peran guru sebagai hal yang membuat diri mereka merasa cemas, sehingga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan siswa SMA di DKI harus lebih diteliti lebih jauh.

Adolescents as students spend their times more in school, so interaction with people in school could also affect their socio emotional development. In achieving academic achievement, teacher has big role for adolescents in school. Teacher usually gives expectation in form of different behavior and attitude for each student in class. Based on previous researches, different teacher expectation towards students could be one of risk factor of common adolescents mental health problem, anxiety. Aim of this study is to see relationship between anxiety and teacher expectation on high school students in Jakarta. This study used The Hopkins Symptom Checklist HSCL 25 to measure anxiety and Expectations for Students Achievement ESA Related Teacher Practices subscale to measure perceived teacher expectation. This one shot study conducted in five high schools in five urban cities of Jakarta. 764 first grade high school students participated on this study. Result indicated that there is no relationship between anxiety and teacher expectation on high school students in Jakarta. This finding revealed that high school students in Jakarta don rsquo t perceive teacher rsquo s role or spesifically teacher expectation as risk factor of high anxiety that found on this study. Therefore, other school based risk factors should be studied in the future to figure out the threat of adolescents mental health. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Ayu Asmarani
"Kegiatan organisasi kemahasiswaan adalah salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler di tingkat perguruan tinggi. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa dengan terlibat dalam kegiatan ini, individu mendapat pengalaman untuk perkembangan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan individu dalam organisasi kemahasiswaan dan adaptabilitas karir pada lulusan sarjana Universitas Indonesia yang baru bekerja. Alat ukur Keterlibatan Organisasi digunakan untuk mengukur keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan dan alat ukur Adaptabilitas Karir yang merupakan modifikasi dari Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) digunakan untuk mengukur adaptabilitas karir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang memiliki pengalaman bekerja bersama selama menjadi anggota pengurus dalam organisasi kemahasiswaan akan memiliki memiliki kepercayaan diri dalam membuat keputusan terkait karirnya, sehingga ketika mereka berhadapan dengan suatu masalah dalam membentuk karirnya, mereka secara mandiri mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Student organization is one of extracuriccular activities in higher education. Past researches has proved the positive outcomes for personal development by participating in this activity. This research was conducted to find the correlation between involvement in student organization and career adaptability in fresh graduates of Universitas Indonesia. Involvement in student organization is measured using Organization Involvement Scale. On the other hand, career adaptability is measured with a modification of Career Adapt-Abilites Scale (CAAS) from Savickas & Porfeli (2012). The result of this research shows that students who has experience as a part of student organization have better control in making career decision, they have the readiness to overcome the problems when encountering their career."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Junita
"Penelitian ini akan melihat pentingnya peer acceptance siswa normal terhadap siswa berkebutuhan khusus dan school adjustment yang dilihat dari penilaian guru di sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif. Peer acceptance menjelaskan mengenai sejauh mana seorang anak atau remaja secara sosial diterima oleh kelompok teman sebaya (Berk, 2007).
Dalam penelitian ini, peer acceptance yang akan dilihat adalah peer acceptance siswa normal terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Selain itu, peneliti juga ingin melihat school adjustment siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. School adjustment merupakan kombinasi dari penerimaan performa akademis, sikap positif terhadap sekolah, dan keterlibatan serta keterikatan dengan lingkungan sekolah (Birch & Ladd dalam
Baughan, 2012).
Penelitian dilakukan pada 323 siswa normal yang berada di kelas satu SMP sekolah inklusif dan 32 guru yang mengajar di kelas satu SMP di sekolah inklusif yang sama. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Peer Acceptance Scale (PAS) dan Short Form Teacher Rating Scale of School Adjustment (STRSSA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa normal memiliki peer acceptance yang tinggi terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Selain itu, diketahui bahwa siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif memiliki school adjustment yang sedang.

This research aims to know the importance of peer acceptance of regular students for students with special needs and school adjustment of students with special needs from teacher?s perception in inclusive junior high school. Peer acceptance refers to how much someone accepted by his/her peer (Berk, 2007).
In this research, peer acceptance will be seen from the point of view of regular students for special needs students in inclusive junior high school. Moreover, research will examine the school adjustment of special needs students in their school from teacher's perception. School adjustment is a combination of academic performance, a positive attitude toward school, and involvement in and engagement with school environment (Birch & Ladd in Baughan, 2012).
The participant are 323 first grade students in junior high school and 32 teachers who teach first grade students. There are two scales: Peer Acceptance Scale (PAS) and Short FormTeacher Rating Scale of School Adjustment (STRSSA).
This research conclude that the students without special needs have a high peer acceptance for students with special needs in their school. Moreover, the special needs students have a good enough school adjustment at their school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ratih
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap koping siswa dalam menghadapi ujian nasional. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan melibatkan 153 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan 109 responden mengalami kecemasan tinggi dan 87 responden menggunakan koping adaptif dalam mengatasi masalah. Pada hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan terhadap koping siswa dalam menghadapi ujian nasional (p=0,000, α= 0.05). Penelitian ini memberi implikasi bagi pihak sekolah agar hasil penelitian dapat dijadikan evidence base dalam menyusun rencana untuk menurunkan kecemasan siswa saat menghadapi ujian nasional.

The study was conducted to determine the relationship of coping with the anxiety level of students in the national exams. This study uses descriptive correlative design involving 153 respondents was taken by simple random sampling technique. The results showed 109 respondents experiencing high anxiety and 87 respondents using adaptive coping in dealing with the problem. In the Chi Square test results stating there is a relationship between students' levels of anxiety to coping in the face of national examinations (p = 0.000, α = 0.05). This study has implications for the school so that research results can be used as evidence base in preparing a plan to reduce student anxiety in the face of the national exam."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Anelia
"Pendidikan profesi merupakan proses yang harus dilalui mahasiswa keperawatan untuk menjadi seorang perawat profesional. Selama menjalani masa ini mahasiswa dapat mengalami berbagai kesulitan yang dapat memicu munculnya stres. Respon terhadap stres dikenal dengan mekanisme koping. Setiap individu memiliki mekanisme koping yang bervariasi tergantung pada tingkat stres dan kondisi yang dialami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping pada mahasiswa reguler program profesi ners FIK UI tahun akademik 2011/2012. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping. Penelitian ini memberikan gambaran kepada institusi pendidikan keperawatan, FIK UI, untuk dapat memperhatikan pelaksanaan pendidikan profesi ners serta memperkenalkan dan mengakrabkan mahasiswa dengan lingkungan klinik sebelum melakukan praktik klinik.

Professional education is a process that nursing students have to pass in order to become a professional nurse. During this time nursing students may find out many difficulties which trigger stress. Response to stress is known as coping mechanism. Each individual has a various coping mechanism that depends on the level of stress and conditions experienced.
The aim of this study was to determine the relationship between the level of stress with the coping mechanism on regular students of nurses profession program at FIK UI academic year 2011/2012. The design in this research was descriptive correlative. Sample was taken with total sampling. Number of sample in this study is 86 people.
The results showed that there is a relationship between the level of stress with coping mechanism. This study gave overview to the nursing education institutions, FIK UI, to give more attention to the implementation of professional education nurses, introduce and familiarize students with the clinical environment before they do clinical practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Absharina Izzaty
"Being a teacher in SLB facing major challenges in teaching and learning. Mindfulness on teacher help make closer in interpersonal relationship of teacher and student. Good interpersonal relationships can help the process of school adjustmen students with special needs. Therefore this research was conducted to get an idea of ??the relationship between teacher mindfulness and school adjustment of students with special needs through the perception of teachers in schools SLB . Measurements school adjustment using the Short Form Teacher Rating Scale of School adjustment SFTRSSA developed by Bitch and Ladd 2007 through the perception of teachers and measurements of mindfulness using a measuring instrument Mindfull Attention Awareness Scale MAAS developed by Brown and Ryan 2003 . Participants in this study were 75 teachers who teach grade one, two and three elementary schools in the School SLB are located in Jakarta and Depok with a number of students were rated as 325 students. The results showed that teachers mindfulness have a positive relationship with the school adjustment of students with special needs with the value of r = 0.21, P."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faridh Ihatrayudha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara modal psikologis dengan perilaku pencarian umpan balik pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 121 orang dan merupakan mahasiswa semester satu di Universitas Indonesia. Modal psikologis diukur dengan menggunakan Psychological Capital Questioner (PCQ) yang dikembangkan oleh Luthans, Youssef dan Avolio. Sementara itu perilaku pencarian umpan balik diukur menggunakan Feedback Seeking Measurement (FSM) yang dikembangkan oleh Gong, Wang, Huang, dan Cheung. Hasil penelitian menenjukkan modal psikologis memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencarian umpan balik (self-positive, self-negative, other positive dan other negative).

This study was conducted to examine the correlation between psychological capital and feedback seeking behavior on first year college student in University of Indonesia. The participants of this study were 121 first year college student in University of Indonesia. Psychological capital was measured using Psychological Capital Questioner (PCQ) developed by Luthans, Youssef and Avolio. Meanwhile, feedback seeking behavior was measured using Feedback Seeking Measurement (FSM) developed by Gong, Wang, Huang and Cheung. The results indicated there was significant correlation between psychological capital and feedback seeking behavior (self-positive, self-negative, other positive and other negative)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
"Pernikahan poligami merupakan pernikahan antara seorang laki-laki dengan lebih dari satu perempuan. Dalam agama Islam, seorang pria yang berpoligami harus berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya. Untuk melakukan poligami yang benar (sesuai ajaran Isalam) bukanlah hal yang mudah karena akan timbul masalah-masalah, di antaranya pertengkaran antara istri-istri, anak-anak yang terlantar, kesulitan dalam berlaku adil terhadap semua anak dan istn, dan lain-lain. Masalah-masalah ini dapat mempengaruhi suami atau ayah dalam menjalankan perannya di keluarga.
Penelitian ini berfokus pada istri pertama dan anaknya. Dimana istri pertama adalah istri yang terdahulu dinikahi sehingga ia adalah orang yang pertama kali merasa dimadu (diduakan). Masalah-masalah yang timbul dalam keluarga tentunya akan berdampak pada seluruh anggota keluarga. Lalu bagaimanakah nasib istri pertama yang diduakan dan anak-anaknya. Seorang istri akan merasa trauma jika teijadi poligami (Soewondo, 2001). Sementara itu, anak sebagai pihak yang tidak dapat menolak keputusan ibu untuk mau dimadu, biasanya merasa terpaksa menerima semua itu. Ibu dan ayah kemungkinan menghadapi berbagai masalah sehingga menganggu pelaksanaan peran mereka, terutama yang ditujukan pada anak-anak. Anak-anak akan terpengaruh oleh kondisi keluarga yang seperti itu. Istri pertama dan anaknya harus menyesuaikan diri dengan keadaan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan yang membuat seorang istri mau dimadu; masalah-masalah yang hadapi oleh istri pertama dan anaknya; serta penyesuaian dan diri mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif agar didapatkan data-data yang bersifat mendalam sehingga dapat diketahui apa yang mereka rasakan secara menyeluruh.
Dari penelitian ini diketahui bahwa alasan-alasan seorang istri mau dimadu adalah karena ketergantungan pada suami, kesejahteraan pribadi, pandangan konvensional tentang pernikahan dan status pentingnya bapak bagi anak, ketergantungan emosi, menjaga nama baik keluarga, dan adanya harapan perubahan perilaku pada diri suami. Masalah-masalah yang dihadapi oleh istri pertama adalah masalah keuangan, hubungan dengan istri muda, hubungan dengan anak, gangguan dalam menjalankan peran sebagai ibu, perasaan tidak nyaman, dan masalah keadilan. Sedangkan masalah anak adalah adanya perasaan sedih dan kecewa karena bapak menikah lagi, timbulnya perilaku destruktif, rasa malu, hubungan yang tidak sehat dengan ibu tiri, turunnya konsentrasi dan semangat dalam mengembangkan diri, dan masalah keuangan. Sementara itu, dalam hal penyesuaian diri, tiga subyek ibu dapat menyesuikan diri secara aktif, sedangkan satu subyek menyesuaikan diri secara pasif. Sementara itu, tiga subyek anak menyesuaikan diri secara aktif, dan membawa mereka pada aktualisasi diri. Sedangkan satu subyek anak merasa tidak berdaya dalam menghadapi semua ini (penyesuaian diri pasif). Dari ibu yang dekat dengan anaknya memperlihatkan penyesuaian diri yang lebih baik daripada yang tidak dekat dengan anak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>