Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This book offers step-by-step guidelines for developing and conducting group therapy for specific problems and populations using empirically supported cognitive-behavioral therapy, such as cognitive restructuring, mood monitoring, and in vivo exposure, as they can be applied to such clinical problems as anxiety, depression, and eating disorders and to such populations as older adults, Latinos, and parents. For each problem or population, a session-by-session description guides therapists in creating the most productive structure and process for change to occur. These flexible protocols include client selection criteria; group goals; assessment forms, thought records, and activity schedules; and ways of tailoring cognitive-behavioral methods for the specific problem or population. Examples of therapist-client dialogue and solutions for common problems that arise in session are included. (PsycINFO Database Record (c) 2004 APA, all rights reserved)."
Washington DC: American Psychology Associaion, 2005
616.89 COG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, DC: American Psychological Association, 2000
616.891 52 COG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maha Decha Dwi Putri
"Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah atau ketakutan terhadap sesuatu yang dapat dialami oleh semua individu, termasuk diantaranya lanjut usia. Pada lansia, kecemasan dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fisik yaitu kondisi geriatrik, perubahan psikologis yaitu perubahan fungsi kognitif, perkembangan temprament individu, dan perubahan lingkungan seperti kemiskinan, seringnya terjadi kekerasan, pola adaptasi yang gagal, serta peristiwa hidup yang negatif. Kecemasan pada lansia dapat menyebabkan munculnya beberapa penyakit, diantaranya penyakit jantung, hipertensi, hingga berujung pada kematian.
Fenomena kecemasan ini cukup sering ditemui di usia lanjut. Di Indonesia, fenomena ini sering ditemui di beberapa kota dengan tingkat populasi lansia yang tinggi seperti di Kota Depok. Penelitian ini berusaha menjawab fenomena yang ada dengan memberikan intervensi psikologis kepada lansia yang berdomisi di Depok. Intervensi ini merupakan intervensi kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) yang diberikan kepada 5 orang partisipan. Pegukuran dilakukan pada saat pra-intervensi dan pasca-intervensi untuk mengetahui perubahan tingkat kecemasan yang jelas pada masing-masing partisipan. Kelima partisipan yang mengikuti intervensi ini mengalami penurunan tingkat kecemasan yang diukur menggunakan skala PSWQ (Penn State Worry Questionaire) dan STAI (State Trait Anxiety Inventory). Penurunan pada kelima partisipan bervariasi tergantung dari masalah dan ketaatan partisipan saat mengikuti intervensi.
Kelima partisipan telah mengikuti teknik-teknik yang sudah diberikan selama proses intervensi seperti mengenali gejala, reaksi tubuh dan dampak cemas, membuat dan mengevaluasi rencana kegiatan, mengenali pikiran negatif, merekonstruksi pikiran negatif, mencari solusi dari masalah, dan berlatih relaksasi. Keberhasilan penelitian tergantung dari motivasi untuk sembuh, kepatuhan dalam mengikuti intervensi dan keinginan untuk melakukan teknik-teknik yang sudah diberikan selama intervensi.

Anxiety can be defined as a feeling of discouraged or frightened about something, occur in human beings, as well as to the old ages. For older people, anxiety can be caused by the changing of their physical condition e.g. geriatric condition, the changing of psychological condition e.g. the change of cognitive function, individual temperament development, the changing of their surroundings e.g. poverty, violence, the failure of adaptation pattern, and the negative side of life. Anxiety for the old ages may lead to some diseases such as coronary heart disease, high blood pressure which could lead them to death.
This anxiety phenomenon often appears in the old ages. In Indonesia, this phenomenon can be found in some cities with high population of the old ages such as in Depok. This research was trying to figure out the answer by giving a psychological intervention for old aged individual living in Depok. The intervention was group cognitive behavioral therapy (CBT) given to 5 participants. The measurement was done at pre intervention and post intervention to find the changing of anxiety level of each participant.
All participants who joined this intervention experienced decrease of anxiety level which was measured by PSWQ scale (Penn State Worry Questionnaire) and STAI (State Trait Anxiety Inventory). Various result was found depends on problems and the obediency of the participant during the intervention. The success of this research may be influenced the motivation of healing, obedient, and willingness to do the techniques given by participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Utari Hanum Ayuningtyas
"ABSTRAK
Penurunan jumlah aktivitas pada lansia biasa dikaitkan dengan pengalaman tidak menyenangkan seperti tidak memiliki teman, perasaan hampa dan kesepian. Pengalaman tersebut didefinisikan sebagai loneliness yang sifatnya subjektif dan mempengaruhi kualitas hidup serta kesehatan individu. Loneliness ditemukan dapat mempengaruhi tekanan darah sistolik pada lansia yang mengarahkan lansia pada gangguan hipertensi.
Fenomena terkait loneliness dapat ditemukan pada para lansia di Depok. Peneliti memberikan Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada 3 (tiga) orang lansia untuk menurunkan tingkat loneliness yang dialaminya. Jika loneliness telah menurun, maka peneliti juga mengharapkan tekanan darah lansia dapat turun dan stabil. Penelitian dijalankan dengan menggunakan desain single-subject repeated measures dengan melakukan tiga kali pengukuran di awal, pertengahan dan akhir rangkaian intervensi untuk melihat pengaruh pemberian terapi terhadap loneliness yang dialami partisipan.
Hasil dari penelitian adalah ketiga partisipan mengalami penurunan loneliness yang terlihat dari wawancara, observasi, dan pengukuran menggunakan The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, dan Personal Definitions of Loneliness. Seluruh partisipan juga mengalami penurunan tekanan darah menurut hasil pemeriksaan menggunakan tensi meter digital. Penurunan loneliness diperkirakan terjadi karena ketaatan partisipan dalam menjalani terapi terutama dalam melakukan perubahan perilaku serta adanya motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan terapi. Penurunan loneliness akan lebih signifikan jika partisipan memiliki dukungan sosial untuk mempertahankan perilaku positif serta kemampuan bahasa yang lebih baik. Selain itu, Partisipan telah mampu mempraktikkan teknik-teknik yang diberikan dalam terapi seperti mengenali loneliness yang dialami, relaksasi, pemecahan masalah, dan melawan pikiran buruk.

ABSTRACT
In older adults, reduced activities often related to unpleasant experiences, such as having no friends, feeling of emptiness and loneliness. Feeling of loneliness is subjective to individuals and affects their health and quality of life. It is found that loneliness can have impact on systolic blood pressure among older adults and result in hypertension.
Phenomena related to loneliness happen among older adults in Depok. This study evaluated the efficacy of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in reducing level of loneliness among older adults, so that their blood pressure would get lower and stay in a stable condition. Design of the study was single-subject repeated measures with three participants, and three times measurement (initial, middle, final).
Results of the study suggest that all three participants' level of loneliness reduced, which can be seen from interview, observation, and scores of quantitative inventories (The Revised UCLA Loneliness Scale, The De Jong Gierveld Loneliness Scale, and Personal Definitions of Loneliness). Participants' blood pressure also reduced. Participants' compliance to therapy processes, such as high motivation and changes in behavior, contributed to the reduced level of loneliness. It is assumed that loneliness scores would be reduced more significantly if participants had better social support, maintained positive behaviors, and had better verbal capacity. Despite of lack of verbal capacity, participants were able to practice some techniques, such as identifying loneliness, relaxation, problem solving, and countering negative thoughts.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Astria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasi cognitive behaviour therapy (CBT) yang dibuat dalam bentuk brief untuk meningkatkan academic self efficacy pada mahasiswa dengan prestasi akademik yang rendah. Subjek penelitian berjumlah dua orang, mahasiswa strata satu yang sedang aktif berkuliah semester 4, memiliki indeks prestasi dibawah 2,25, dan memiliki academic self efficacy yang rendah berdasarkan skor College academic self efficacy (CASES).
Hasil penelitian menunjukkan intervensi cognitive behaviour therapy terbukti dapat meningkatkan academic self efficacy pada mahasiswa dengan prestasi akademik yang rendah pada kedua partisipan. Kedua partisipan menunjukkan peningkatan skor CASES pada post test. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa partisipan merasakan manfaat yang positif setelah mengikuti intervensi ini.

The objective of this research is to see implementation cognitive behaviour therapy (CBT) are made in the form of brief to increase academic self efficacy on college student with low academic self efficacy. The subjects of this research are two person, undergraduate college students who is actively enrolled 4th semesters, has GPA under 2,25, and having low academic self efficacy based on CASES score.
Result of this research shows that cognitive behavior therapy intervention proved to increase academic self efficacy college student with low academic self efficacy in both participans. Both of participants show improvement CASES score on post test. Interview result also shows that participants feel positive benefit after following this intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guritnaningsih A. Santoso
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas tiga jenis program intervensi, yaitu Cognitive Behavior Therapy (CBT), iklan dengan tampilan humor (iklan positif), dan iklan dengan tampilan menakutkan (iklan negatif) dalam menurunkan perilaku menge mudi secara agresif. Partisipan terdiri atas 196 pengemudi yang tergolong dalam kelompok usia dewasa muda (usia 18?35 tahun), yaitu usia dimana individu berisiko untuk menampilkan perilaku mengemudi secara agresif. Kepada partisipan dilakukan pengukuran de ngan menggunakan empat macam inventori lapor diri, yaitu inventori untuk mengukur persepsi mengenai kondisi lalu lintas, derajat frustrasi, emosi marah, dan perilaku mengemudi. Analisis dengan menggunakan desain mix-faktorial menunjukkan bahwa program intervensi CBT lebih efektif dibandingkan program intervensi iklan, khususnya dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Sedangkan antara iklan dengan tampilan humor dan iklan dengan tampilan menakutkan tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam menurunkan derajat frustrasi dan emosi marah. Baik program CBT maupun kedua jenis program intervensi iklan tidak cukup efektif untuk menurunkan perilaku mengemudi secara agresif. Mengacu pada Teori A-B-C tentang ketergugahan emosi yang dikemukakan oleh Ellis, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sasaran akhir yaitu perilaku mengemudi secara aman (faktor C) pada pengemudi usia dewasa muda tidak dapat tercapai walaupun keyakinan dan emosi mereka (faktor B) berhasil diubah menjadi lebih positif. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa untuk sampai terjadinya perubahan perilaku mengemudi secara aman diperlukan teknik modifikasi perilaku yang lain, misalnya pemberian sangsi yang kuat dari pihak otoritas yaitu polisi.

This study was conducted to examine the effectiveness of three intervention programs, i.e. CBT (Cognitive Behavior Therapy), humor appeal advertisements (positive ads), and fear appeal advertisements (negative ads) in reducing aggressive driving behavior. 196 young adults age between 18?35 years old, who are considered to be at risk in performing aggressive driving behavior had completed four self report inventories. The four inventories measures perception on traffic conditions, degree of frustration, anger emotion, and driving behavior. Analysis of mix factorial desigm shows that CBT intervention program is more effec tive than the advertising intervention program, particularly in reducing the degree of frustration and emotional upset. However, no significant difference between humor appeal and fear appeal advertisements in reducing the level of frustration and anger emotion. Moreover, CBT program as well as the other two advertising intervention programs is not sufficient enough to reduce driving behavior. Based on the A-B-C Theory of Emotonal Arousal proposed by Ellis, this result indicates that safety driving behavior (factor C) among young drivers cannot be achieved through these intervention programs, although their belief and emotion (factor B) has been changed. This study implies that other modification behavior technique, i.e. strong penalty from the authority (police) is needed to encourage safer driving behavior of Indonesian young driver."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Sasmita
"Di Indonesia diperkirakan 1% - 2% penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa terkena gangguan jiwa. Survei tentang penderita gangguan jiwa tercatat 44,6 per 1.000 penduduk menderita gangguan jiwa berat seperti skizofrenia Seseorang yang mengalami skizoprenia sering diawali dengan masalah harga diri rendah dengan gejala: konsentrasi dan perhatian kurang, kepercayaan diri kurang, rasa bersalah, tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis. Salah satu terapi yang dilakukan untuk meningkatkan kognitif dan perilaku klien adalah cognitive behaviour therapy(CBT).
Tujuan penelitian: menilai efektivitas cognitive behaviour therapy untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien harga diri rendah.
Metode penelitian: quasi eksperimen dengan penerapan cognitive behaviour therapy dengan pendekatan pre-post test. Analisis yang digunakan dependen dan independent sample t- Test regresi linier sederhana, chi-square dan Anova. Penelitian dilakukan di RSMM Bogor terhadap 58 klien yaitu 29 orang kelompok intervensi dan 29 orang kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan cognitive behaviour therapy meningkatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien skizoprenia dengan harga diri rendah secara bermakna (p value< 0,05). Efektiiitas cognitive behaviour therapy meningkatkan kemampuan kognitif sebesar 29,31% dan kemampuan perilaku sebesar 22,4%. Kemampuan kognitif dan perilaku lebih tinggi secara bermakna pada klien yang mendapatkan cognitive behaviour therapy dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan.
Rekomendasi hasil penelitian cognitive behaviour therapy dijadikan salah Satu terapi spesialis pada klien skizopronia dengan masalah harga diri rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florensa
"ABSTRAK
Penelitian menunjukkan bahwa di kota Depok, Jawa Barat terdapat 71% dari 229 remaja SMA yang mengalami depresi. Depresi terjadi karena berbagai faktor salah satunya adalah efikasi diri yang rendah. Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri dan mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan efikasi diri dan depresi setelah mendapat CBT. Metode penelitian: quasi eksperimen dengan pre-post test with control group pada penerapan CBT yang dilakukan secara berkelompok. Analisis yang digunakan adalah dependen dan independent sample t-Test, chi-square dan pearson product moment. Responden penelitian ini adalah remaja kelas VIII SMPN Kota Bogor. Populasi target penelitian ini adalah 222 remaja yang memiliki efikasi diri rendah dan depresi dengan sampel sebesar 72 remaja. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efikasi diri remaja yang mendapat CBT lebih tinggi secara bermakna dibanding remaja yang tidak mendapat CBT, depresi remaja yang mendapat CBT lebih rendah secara bermakna dibandingkan penurunan depresi pada remaja yang tidak mendapat CBT. Peningkatan efikasi diri mempunyai hubungan yang kuat dalam menurunkan depresi pada remaja dengan arah hubungan negatif. Terapi CBT direkomendasikan pada remaja dengan efikasi diri rendah dan depresi.

ABSTRACT
Research shows that in Depok City West Java, 71 % of 229 high school teenagers experience depression. Depression occurs because of various factors, one of them is low self-efficacy. Cognitive Behavior Therapy (CBT) is a therapy performed to improve self-efficacy and counteract depression. This study aimed to determine the alteration of self-efficacy and depression after receiving a CBT. This research applied a quasi experiment method with pre-post test with control groups in the CBT performed in groups. Data were analyzed using dependent and independent sample t-Test, chi-square and pearson product moment. Respondents of this research were teenagers of class VII at a Junior High School in Bogor. The target population of this research was 222 teenagers who had low self-efficacy and depression with 72 teenagers as the samples. The result showed that the improvement of self-efficacy of teenagers who received CBT was significantly higher than the teenagers who didn’t get CBT, and the depression of teenagers who accept CBT was significantly lower than the depression of teenagers who didn’t get CBT. The improvement of self-efficacy had a strong correlation with the decline of teenagers’ depression in a negative direction. CBT therapy is recommended for teenagers with low self- efficacy and depression. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marella, Aenea
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemberian intervensi Cognitive Behavior
Therapy (CBT) dapat mengurangi simtom-simtom depresi pada mahasiswa UI tahun pertama
penerima Bidikmisi. Penelitian ini menggunakan desain one group before and after study
design, dengan jumlah partisipan sebanyak tiga orang. Masing-masing partisipan mengikuti
sesi CBT sebanyak enam kali, disertai satu kali sesi follow up (2 - 3 minggu setelah sesi
terminasi). Proses screening awal dilakukan dengan memberikan Beck Depression Inventory
(BDI) kepada mahasiswa UI tahun pertama penerima Bidikmisi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengurangi simtom-simtom depresi mahasiswa UI
tahun pertama penerima Bidikmisi. Didapati penurunan skor BDI yang signifikan dan level
depresi partisipan berubah dari "berat" menjadi "tidak ada tanda-tanda depresi" dan "ringansedang".
Selain itu, perubahan kualitatif juga dilaporkan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
This study evaluated the efficacy of Cognitive Behavior Therapy (CBT) in reducing
depressive symptoms among Bidikmisi Freshmen in Universitas Indonesia (UI). Design of
the study is one group before and after study design, with three scholars as participants. Each
participant attended six sessions of CBT, followed by a follow up session (2 - 3 weeks after
termination). Beck Depression Inventory (BDI) was used in the screening process. Results
suggest that CBT reduced depressive symptoms among Bidikmisi freshmen in UI.
Participants' BDI scores reduced significantly, and their level of depression changed from
"severe" to "no symptoms of depression" and "mild - moderate". Qualitative changes were
also found and discussed."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Namora Lumongga
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari intervensi kelompok cognitive behavorial therapy (CBT), kelompok dukungan sosial (DS) dan kelompok kontrol (KK) terhadap sikap menghargai diri sendiri pada kalangan penderita kanker payudara. Skala sikap menghargai diri sendiri yang dibuat oleh Rosemberg (Rosenberg Self
Esteem/RSE) digunakan untuk mengukur sikap menghargai diri sendiri. Kelompok pasien terdiri atas kelompok CBT dan kelompok DS. Dalam penelitian ini setiap kelompok pasien akan menjalani 12 sesi konseling selama 6 minggu. Analisis kuantitatif pengukuran berulang general linear model (GLM) digunakan untuk mengetahui dampak terbesar
pada kelompok (CBT, DS, dan KK) serta dampak utama dari tes secara berulang dengan skala RSE (pra tes, pasca tes 1, pasca tes 2, dan pasca tes 3). Hasil analisis memperlihatkan tidak terdapat perbedaan dampak utama antara kelompok CBT, kelompok DS, dan kelompok KK terhadap skor skala menghargai diri sendiri. Ditemukan perbedaan dampak utama dari tes berulang skala RSE (antara pra tes, pasca tes 1, pasca tes 2 dan pasca tes 3) terhadap skor sikap menghargai diri sendiri. Hasil utama secara keseluruhan dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan skor skala RSE dari pra tes, pasca tes 1, pasca tes 2, dan pasca tes 3 terhadap skor skala RSE.
This study is aimed to determine the main effects of CBT group, social support group (DS) and control group (KK) on the self esteem among breast cancer patients. Rosemberg self esteem scale (RSE) was used to
measure self-esteem. The treatment group consisted of CBT and DS groups. Each treatment group received 12 counselling sessions within six weeks. Quantitative analysis general linear model (GLM) repeated measures was used to identify the groups? (CBT, DS, and KK) main effect, the repeated test RSE scale (pre test, post test 1, post test 2, and post test 3) main effect and the interaction effect (CBT, DS, and KK), and repeated tests RSE scale (pre test, post test 1,
post test 2, post test 3). There was no significant difference in the groups (CBT, DS, and KK) main effect on the Rosenberg Self Esteem (RSE) scores. There was a significant difference (F (3.10) = 66.823, p = 0.0001 (Wilk's Lambda) on the repeated test RSE scale (pre test, post test 1, post test 2, and post test 3) main effects on self esteem
score. Overall findings showed an increase in RSE scores between the pre test, post test 1, post test 2 and post test 3."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat;Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>