Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helmi Pamungkas
"Organisasi memerlukan karyawan dengan level work engagement yang tinggi sebagai competitive advantages untuk dapat bersaing di era VUCA. Leader-member exchange (LMX) adalah salah satu prediktor yang berperan kuat pada work engagement karyawan. Oleh sebab itu, diperlukan studi yang dapat menjelaskan kedua variabel tersebut. Dari hasil studi tersebut akan dirancang intervensi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan atasan bawahan sehingga work engagement karyawan menjadi lebih kuat. Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi satu bertujuan untuk melihat pengaruh LMX terhadap work engagement di PT X. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan desain penelitian korelasional yang dilakukan kepada 72 karyawan PT X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah UWES 9 dan LMX-MDM.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari LMX terhadap work engagement (p < .05, R2 = .20). Berdasarkan hasil tersebut, peneliti melakukan studi dua untuk melakukan intervensi program peningkatan LMX kepada atasan (delapan orang) yang dipersepsi bawahan memiliki kualitas hubungan dengan bawahan yang belum optimal. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan mean yang signifikan pada evaluasi pembelajaran (Z = -2.21, p < .05) serta terdapat perubahan evaluasi perilaku secara signifikan (Z = -2.37, p < .05). Hasil uji beda pre-post variabel menunjukkan terdapat peningkatan signifikan skor leader-member exchange dan work engagement (p < .05). Oleh karena itu, program peningkatan LMX efektif meningkatkan leader-member exchange yang selanjutnya memengaruhi peningkatan work engagement karyawan di PT X.

Organization need employees with high level of work engagement as competitive advantages in this VUCA era. Leader-member exchange (LMX) is one of predictors of work engagement. This study will explain relationhip between two variables and find an appropriate intervention to increase LMX that will impact the work engagement enhancement. This research consists of two study, first study will examine the effects of LMX on work engagement at X organization. The research design used quantitative method and correlational design. First study involved 72 employees, measurement instruments used UWES 9 and LMX-MDM.
Result showed the significant effects of LMX on work engagement (p < .05, R2 = .20). Based on first study result, researcher conducted LMX improvement program for the direct supervisor that has minimum score of LMX perceived by the subordinate and the one-group pretest-posttest design for the second study (intervention). Result showed there was significant difference mean score in knowledge evaluation (Z = -2.21, p < .05), and significant in behavior evaluation (Z = -2.37, p < .05). There is significant mean score differentiation between leader-member exchange and work engagement before and after the intervention at X organization (p < .05). Therefore, LMX improvement program effective to increase leader-member exchange then will impact the improvement of work engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sellya Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan leader member exchange (LMX) terhadap keterlibatan kerja melalui intervensi program kepemimpinan di plant PT X. Penelitian ini menggunakan desain before-after dan terdiri dari studi awal, intervensi, dan studi lanjutan. Partisipan dalam studi intervensi merupakan pimpinan dan dalam studi awal serta lanjutan merupakan bawahan. Peneliti menggunakan alat ukur LMX MDM untuk mengukur leader member exchange dan UWES-9 untuk mengukur keterlibatan kerja. Hasil survei awal menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara leader member exchange dan keterlibatan kerja pada karyawan di plant PT X (β = 0,40; r2 = 0,16; p = 0,02). Peneliti melakukan intervensi program kepemimpinan untuk meningkatkan skor leader member exchange yang harapannya juga dapat meningkatkan skor keterlibatan kerja.
Hasil intervensi menunjukkan, terdapat peningkatan pengetahuan setelah partisipan mengikuti pelatihan kepemimpinan. Namun, partisipan belum secara konsisten menerapkan tingkah laku yang dapat meningkatkan kualitas hubungan atasan bawahan. Hasil studi lanjut setelah intervensi, menunjukkan tidak terdapat peningkatan skor leader member exchange dan keterlibatan kerja. Dengan demikian, maka diusulkan saran untuk dapat mengoptimalkan hubungan atasan bawahan di plant PT X antara lain, menjadikan one on one conversation sebagai kegiatan rutin, pemberian umpan balik konstruktif sesuai pedoman, membangun hubungan berlandaskan rasa saling percaya, dukung, dan dapat saling mengandalkan serta apresiasi kepada tim yang konsisten menerapkan kegiatan yang dapat mengoptimalkan kualitas hubungan dalam tim.

This study aims to investigate an increase in the relationship between LMX to work engagement through leadership intervention programs at plant PT X. This study used a before-after design and consisted of three stages, namely initial study, intervention, and further study. Participants in the intervention study were leaders and participants in the initial and follow-up studies were subordinates. Researchers used the LMX to measure the leader member exchange and UWES-9 to measure work engagement. Preliminary survei results showed that there was a significant effect between the leader member exchange and work engagement on employees at plant PT X ( β = 0,40; r2 = 0,16; p = 0,02). The researcher conducted a leadership intervention program to increase the score of leader member exchange which are expected to also increase the score of work engagement.
The results of the intervention showed that there was an increase in knowledge after participants took part in the leadership training but participants had not consistently applied behavior that could improve the quality of subordinate supervisors' relationships. The results of further studies showed that there was no increase in LMX and work engagement scores between before and after the implementation of leadership intervention. Thus, suggestions for optimizing LMX in the plant PT X include making one on one conversation a routine activity, providing constructive feedback according to guidelines, building relationships based on mutual trust, support, and mutual dependence and appreciation to teams that consistently implement activities that can optimize the quality of relationships within the team.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Muhammad
"Pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan berbasis digital di Indonesia tidak lepas dari peran sumber daya manusianya. Mengingat kondisi perusahaan yang masih tergolong baru dan masih berjuang untuk tetap eksis, perusahaan perlu untuk mengoptimalkan peran SDM nya seefektif mungkin. Sehingga penting halnya bagi perusahaan rintisan berbasis digital untuk menjaga karyawannya tetap engage pada pekerjaannya, serta meminimalisir intensi karyawan untuk keluar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh career adaptability dan leader member exchange (LMX) terhadap work engagement dan turnover intention, serta melihat peran mediasi Job insecurity pada pengaruh antar variabel tersebut. Sebanyak 312 responden yang merupakan karyawan aktif di perusahaan rintisan berbasis digital di Indonesia berhasil dikumpulkan datanya dan di olah dengan structural equation modelling (SEM). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa work engagement dipengaruhi secara positif oleh career adaptability dan LMX, serta dipengaruhi secara negatif oleh job insecurity. Turnover intention dipengaruhi secara negatif oleh LMX dan secara positif oleh job insecurity. Job insecurity dipengaruhi oleh career adaptability dan LMX. Serta terbuktinnya peran mediasi job insecurity pada pengaruh career adaptability dan LMX terhadap work engagement dan turnover intention.

The rapid growth of digital startups in Indonesia cannot be separated from the role of human resources. Given the condition of the company which is still relatively new and still struggling to exist, the company needs to optimize its HR role as effectively as possible. So it is important for digital startup companies to keep their employees engaged in their work, and to minimize employee intention to leave. This study aims to analyze the effect of career adaptability and leader member exchange (LMX) on work engagement and turnover intention, and to see the mediating role of Job insecurity on the influence between these variables. 312 respondents who are active employees of digital startups in Indonesia have successfully collected their data and processed them with structural equation modeling (SEM). The results revealed that work engagement is positively influenced by career adaptability and LMX, as well as negatively influenced by job insecurity. Turnover intention is affected negatively by LMX and positively by job insecurity. Job insecurity is influenced by career adaptability and LMX. And the mediation role of job insecurity on the influence of career adaptability and LMX on work engagement and turnover intention is proven in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardisutopo Endro Tjahjono
"Penelitian ini menguji pengaruh kualitas hubungan atasan-bawahan leader-member exchange, LMX dan kinerja karyawan sesuai tuntutan jabatan in-role behavior, IRB terhadap persepsi karyawan terhadap alat ukur penilaian kinerja performance measurement, PM . Hasil statistik regresi menunjukkan hanya variabel LMX yang berpengaruh signifikan t 36 = 5,38; p.

This research investigated the impact of leader member exchange LMX and in role behavior IRB towards employees perception on performance measurement PM . Statistically, the regression analysis show that LMX is the only variable that has impact significantly t 36 5,38 p."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T49053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ully Rachmawati
"Perilaku kerja inovatif merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi di tengah ketatnya persaingan di dunia industri. Oleh sebab itulah, untuk dapat mengoptimalkan perilaku kerja inovatif diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku kerja inovatif, yang salah satunya berupa pendekatan kepemimpinan Leader-Member Exchange (LMX). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh LMX terhadap perilaku kerja inovatif serta menguji efektivitas intervensi N-Hancing Leader Member Relationship yang diharapkan dapat mengoptimalkan LMX dan perilaku kerja inovatif karyawan yang berada di PT X. Desain penelitian yang digunakan adalah before-after study design dengan partisipan sejumlah 35 orang karyawan PT X yang ditempatkan pada Plant Z.
Hasil survei dengan menggunakan kuesioner LMX-MDM serta perilaku kerja inovatif menunjukkan bahwa LMX berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kerja inovatif karyawan di PT X (F (1,33) = 4.56, p = .04, R2 = .12). Selanjutnya, dilakukanlah program intervensi N-Hancing Leader Member Relationship yang terdiri dari pelatihan Lead Their Ship beserta penugasan one on one conversation dan leader-member work activities kepada 10 pemimpin yang ada di Plant Z PT X selama empat pekan. Hasil pengukuran efektivitas intervensi yang dilakukan kepada 10 bawahan yang pemimpinnya menjadi peserta intervensi menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan baik untuk skor leader-member exchange (Z = -.59, p = .55) maupun skor perilaku kerja inovatif (Z = -.14, p = .89) pada karyawan di PT X dengan skor sebelumnya. Penelitian mendatang diharapkan dapat mempertimbangkan durasi waktu pemberian intervensi beserta rentang waktu pemantauan sehingga intervensi yang diberikan akan lebih optimal.

Innovative work behavior is one of the important factors that can influence the sustainability of an organization in the midst of competition in the industrial world. Therefore, to be able optimizing it, one thing that needs to be done is having deep understanding about the factors that can influence innovative work behavior, one of its factors is Leader-Member Exchange (LMX). The aims of this study were to examine the influence of Leader-Member Exchange on innovative work behavior and see the effectiveness of N-Hancing Leader Member Relationship intervention which is expected to optimize leader-member exchange and innovative work behavior of employees at PT X. Before-after study design was used and the participants of this study were 35 PT Xs employees who placed on Plant Z.
The survey results using LMX-MDM questionnaire and innovative work behavior scale show that leadermember exchange significantly influenced the innovative work behavior of employees at Plant Z, PT X (F (1,33) = 4.56, p = .04, R2 = .12). Furthermore, the intervention program called N-Hancing Leader Member Relationship consists of lead their ship training along with one on one conversation and leader-member work activities assignments was implemented for 10 leaders who were at Plant Z, PT X for four weeks. The results of the effectiveness of intervention measures conducted on 10 subordinates whose leaders were participants in the intervention showed that there were no significant changes for leader-member exchange scores (Z = -.59, p = .55) and innovative work behavior scores (Z = -. 14, p = .89) to employees at PT X with the previous score. Future research is expected to be able to consider the duration of the intervention time and the monitoring time span so that the intervention provided will be more optimal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfina Yusman
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leader-member exchange (LMX), partisipasi, dan informasi terhadap commitment to change yang dimediasi oleh employee perceptions of justice. Penelitian ini dilakukan di Kementerian Sekretariat Negara yang mulai tahun 2005 mengalami proses perubahan organisasi melalui pelaksanaan reformasi birokrasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei kuesioner. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 372 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa leader-member exchange (LMX) tidak memiliki pengaruh positif langsung terhadap commitment to change, sedangkan partisipasi dan informasi memiliki pengaruh positif langsung terhadap commitment to change. Selain itu, leadermember exchange (LMX), partisipasi, dan informasi memiliki pengaruh positif langsung terhadap employee perceptions of justice.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa employee perceptions of justice memediasi secara penuh pengaruh leader-member exchange (LMX) terhadap commitment to change. Di sisi lain, employee perceptions of justice memediasi secara parsial pengaruh partisipasi dan informasi terhadap commitment to change.

This research aimed to analyze the influence of leader-member exchange (LMX), participation and information toward commitment to change mediated by employee perception of justice. This research was conducted in the Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia. In addition, the Ministry of State Secretariat had bureaucratic reformation in 2005, resulting in the changes of its organization. The data were collected from questionnaires. The participants of the questionnaires were 372 people. The data were analyzed by using Structural Equation Model (SEM).
The result showed that leader-member exchange (LMX) did not has positive effect directly toward commitment to change, while participation and information have positive effect directly toward commitment to change. Moreover, leader-member exchange (LMX), participation, and information have positive effect directly toward employee perceptions of justice.
This research also proved that employee perceptions of justice fully mediate the effect leader-member exchange (LMX) toward commitment to change. On the other hand, employee perceptions of justice partially mediate the effect participation and information toward commitment to change.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaja Netra Puspita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan kualitas leadermember exchange terhadap perilaku inovatif pada karyawan kantor pusat PT BB melalui pemberian pelatihan coaching pada atasan. Penelitian ini dilakukan di PT BB, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri mining. Responden penelitian ini adalah 46 orang karyawan level staf. Pengukuran perilaku inovatif dilakukan dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behaviour dari Janssen (2000), sedangkan leader-member exchange diukur dengan menggunakan alat ukur LMX-M dari Wu (2009). Pengolahan data awal menjelaskan bahwa leader-member exchange secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (r2 = 0.422) dengan dimensi affect dan exchange sebagai dua dimensi yang memiliki kontribusi terbesar.
Berdasarkan pengolahan data awal, ditentukan intervensi yang dilakukan adalah intervensi pelatihan coaching pada atasan. Responden intervensi adalah 4 orang atasan langsung dari karyawan yang memiliki skor leader-member exchange dan perilaku inovatif dalam kategori rendah. Efektifitas intervensi diukur melalui evaluasi reaksi, pembelajaran, dan tingkah laku. Pengukuran posttest dilakukan 8 hari setelah pelaksanaan pelatihan kepada 6 orang bawahan dari atasan yang mengikuti pelatihan. Hasilnya terdapat peningkatan skor leadermember exchange yang signifikan sebelum dan setelah pelaksanaan pelatihan (Z= -2,041, p =0.041). Namun demikian, tidak terdapat peningkatan skor perilaku inovatif yang signifikan sebelum dan setelah atasan diberikan pelatihan (Z= -1,095, p = 0.273).

This research aims to determine the influence of leader-member exchange enhancement on innovative behavior in PT BB's employee by providing coaching training for supervisor. This research was conducted at PT BB, a mining company. Respondents were 46 employees from staff level. Innovative behavior was measured using innovative work behavior scale by Janssen (2000), whereas leader-member exchange was measured using LMX-M scale by Wu (2009). Pretest data showed that leader-member exchange influences innovative behavior significantly (r2=0.422), furthermore affect and exchange found to have the biggest contribution.
Based on the result, researcher design a coaching training for supervisor as an intervention to enhance leader-member exchange so it predicts to enhace innovative behavior too. Intervention gived to 4 supervisor whom their subordinate had low score on leader-member exchange and innovative behavior. Effectivity of coaching training was measured by evaluate the reaction, learning, and behavior changing. Post-test was measured to 6 subordinates, 8 days after the intervention. The result showed there was significant improvement on leadermember exchange score after the intervention (Z = -2,041, p =0.041). For instance, there was not significant improvement on innovative behavior (Z = -1,095, p = 0.273).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiningtyas
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari peningkatan leader-member exchange terhadap motivasi karyawan dengan pemberian pelatihan komunikasi interpersonal pada atasan dalam Divisi EM di PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan tipe penelitian action research. Jumlah responden dalam penelitian adalah sebanyak 41 orang karyawan pada level staf dan nonstaf yang berada dalam Divisi EM di PT. XYZ. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur leader-member exchange yaitu LMX-MDM dari Liden & Maslyn (1998) dan alat ukur motivasi kerja yang telah diadaptasi oleh Amaria (2000). Untuk menguji hipotesa penelitian, peneliti melakukan uji statistik multiple regression untuk mengetahui pengaruh LMX terhadap motivasi kerja.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari LMX terhadap motivasi kerja dengan dimensi kontribusi dan loyalitas sebagai pemberi kontribusi terbesar. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menetapkan intervensi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan memberikan pelatihan komunikasi interpersonal pada atasan. Kemudian peneliti melakukan uji beda pada skor LMX sebelum dan sesudah diberikan intervensi juga pada skor motivasi kerja, sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
Hasilnya adalah tidak ada perbedaan antara skor LMX sebelum dan sesudah diberikan intervensi dan juga tidak ada perbedaan antara skor motivasi kerja sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hal ini disebabkan karena jarak waktu post test yang terlalu singkat sehingga atasan belum dapat mengimplementasikan hasil dari pelatihan dalam pekerjaan sehari-hari yang akan berdampak pada persepsi bawahan akan kualitas hubungan timbal balik antara atasan dan bawahan.

The study was conducted to observe the effect of an enhancing in leader-member exchange on employee motivation by providing interpersonal communications training for supervisors in the Division of EM in the PT. XYZ. This study uses quantitative and qualitative approaches to research and action research type of design. Number of respondents in the study is 41 employees in EM Divisions in PT. XYZ. Measuring devices used in this study is aan attitudinal scale, leader-member exchange - LMX-MDM from Liden & Maslyn (1998) and work motivation tool that has been adapted by Amaria (2000). To test the hypothesis of the study, researchers conducted a multiple regression statistical test to determine the effect of LMX on work motivation.
Calculation results indicate that there are significant effects of LMX on work motivation and further test show that loyalty and contribution dimension form LMX are giving the largest contribution to work motivation. Based on these results the researchers determine appropriate interventions to address the problem by providing interpersonal communications training for supervisors. Then the researchers conducted a comparison test in LMX scores before and after the intervention also provided motivation to work on the score, before and after the intervention.
The result is no difference between LMX scores before and after intervention and also no difference between scores before and after work motivation is given intervention. This is due to post-test interval is too short so that the supervisors can not implement the results of training in the daily work that will impact on the subordinate's perception of the quality of mutual relations between superiors and subordinates.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30991
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Permana Ruma Horbo
"Perkembangan pada era digitalisasi menuntut perusahaan melakukan perubahan yang signifikan dalam proses bisnisnya sebagai langkah dan upaya untuk menghadapi kompetitor dan beradaptasi dengan lingkungan terutama pasar eksternal (eksternal market). Perubahan tersebut tentunya memberi dampak berupa tantangan bagi suatu organisasi terutama SDM yang dimiliki untuk dapat menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komitmen afektif terhadap perubahan sebagai mediator hubungan pertukaran pemimpin-anggota dengan kemampuan mengatasi perubahaan di Unit Area PT X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara daring, dengan desain penelitian non-eksperimen yang berjenis desain korelasi dan melakukan analisis mediasi pada variabel penelitian. Subjek penelitian berjumlah 222 partisipan yang berasal dari 7 Unit Area PT X. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengatasi perubahan memiliki reliabilitas dengan nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar α = 0.64. Pada alat ukur yang digunakan untuk mengukur komitmen afektif terhadap perubahan, diambil dari dimensi komitmen afektif pada alat ukur komitmen terhadap perubahan organisasi memiliki reliabilitas dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar α = 0.81. Selain itu, pada alat ukur pertukaran pemimpin-anggota ditemukan nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar α
= 0.81. Hasil analisis mediasi menunjukan bahwa komitment afektif terhadap perubahan dapat berperan sebagai mediator dengan bentuk full mediation antara pertukaran pemimpin-anggota, dengan nilai koefisien tidak langsung sebesar indirect = 0.08, SE = 0.03, 95% CI = [0.03,0.15] terhadap coping with change. Nilai koefisien efek langsung sebesar b = 0.10, t (219) = 1.49, p = 0.14 (p>0.05), 95% CI = [-0.03,0.24]. Selain itu,
ditemukan juga hasil efek keseluruhan (total effect) dengan nilai koefisien b = 0.19, t (220)
= 2.65, p = 0.01 (p<0.05), 95% CI = [0.05,0.33]. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pertukaran pemimpin-anggota dapat memprediksi kemampuan karyawan dalam menghadapi perubahan jika karyawan memiliki komitmen afektif terhadap perubahan

The development in the era of digitalization requires companies to make significant changes in their business processes as steps and efforts to face competitors and adapt to the environment, especially the external market. These changes certainly have an impact in the form of challenges for an organization, especially its human resources, to be able to face and adapt to the changes that are happening. This study aims to determine the role of affective commitment to change as a mediator of the leader-member exchange relationship with the ability to overcome the change in the PT X Area Unit. This research uses quantitative methods through online questionnaires, with a non-experimental research design that is a correlation design type and performs mediation analysis on research variables. The research subjects were 222 participants who came from 7 Unit Area PT X. Measurement tools for coping with change have reliability with a Cronbach's Alpha coefficient value of α = 0.64. The measuring instrument used to measure affective commitment to change is taken from the dimension of affective commitment on the commitment to organizational change measurement, having reliability with a Cronbach's Alpha value of α = 0.81. Also, the leader-member exchange measurement tool found the Cronbach's Alpha coefficient value of α = 0.81. The results of the mediation analysis show that affective commitment to change can act as a mediator with the form of full mediation between leader-member exchanges, with an indirect coefficient value of indirect = 0.08, SE = 0.03, 95% CI = [0.03,0.15] on coping with change. . The direct effect coefficient value is b = 0.10, t (219) = 1.49, p = 0.14 (p> 0.05), 95% CI = [-0.03,0.24]. In addition, the results of the total effect were also found with a coefficient value of b = 0.19, t (220) = 2.65, p = 0.01 (p <0.05), 95% CI = [0.05,0.33]. The results of this study concluded that the two-way communication process and the quality of the reciprocal relationship between employees and leaders would predict the ability of employees to deal with change if only employees have the commitment and desire to support a change based on the belief in the benefits of changes in the organization"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ridha Nurma Sari
"Penelitian ini berfokus pada hubungan antara leader-member exchange dan work engagement pada pegawai generasi X dan Y di Lembaga Keuangan A. Penelitian ini menggunakan mix method research. Penelitian ini dilakukan kepada 193 pegawai yang berasal dari generasi X dan generasi Y. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi dari Utrecht Work Engagement Scale (Schaufeli & Bakker, 2003) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar .960 dan alat ukur LMX-MDM (Liden & Maslyn, 1998) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar .934.
Dari analisis data, disimpulkan bahwa: (1) Tingkat mean skor work engagement dan leader-member exchange karyawan Lembaga Keuangan A rata ? rata berada dalam taraf sedang baik secara umum maupun antara generasi X dan Y. Namun, bila dilihat lebih mendalam, tingkat mean skor antara generasi X memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan generasi Y baik work engagement maupun leader-member exchange, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara leader-member exchange dengan work engagement pada karyawan Lembaga Keuangan A, (3) dari keempat dimensi leader-member exchange, kesemuanya, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement, dan (4) bentuk intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan leader-member exchange dan work engagement pada karyawan Lembaga Keuangan A adalah dengan memberikan pelatihan trust building dan mutual support untuk meningkatkan loyalitas karyawan.
Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap pelatihan menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan dengan nilai signifikansi adalah .007 signifikan pada l.o.s .05 dan nilai z pada wilcoxon test adalah -2.694 yang menunjukkan bahwa nilai post-test lebih besar daripada nilai pre-test.

This study focused on the relationship between leader-member exchange and work engagement between Generation X and Generation Y employees at Financial Institutions A. This study used a mixed method research. This study was conducted to 193 employees coming from generation X and generation Y. Measurement instruments used in this research are the adaptation of Utrecht Work Engagement Scale (Schaufeli & Bakker, 2003) with coefficient alpha (α) of .960 and LMX-MDM (Liden & Maslyn, 1998) with coefficient alpha (α) of .934.
From the data analysis, it was concluded that: (1) majority of respondents have a moderate level of leader-member exchange and work engagement. However, the mean level of generation X has a higher value than generation Y both work engagement and leader-member exchange, (2) there is a significant effect between leader-member exchange and work engagement, (3) the fourth dimensions of leader-member exchange, all of which, have a significant effect on work engagement, (4) intervention held to improving the loyalty dimension is with giving the training of trust building and mutual support.
The results of training's evaluation stated that there are significant differences between before and after training with a significance value of .007 is significant at the .05 l.o.s and the z value of Wilcoxon test is -2.694 which indicate that the post-test is greater than the pre-test.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>