Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widodo
"Anak usia sekolah dan remaja berisiko tinggi mengalami fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Nyeri akut merupakan masalah utama yang ditemukan pada anak dengan fraktur pascaoperasi open reduction and external fixation OREF dan open reduction and internal fixation ORIF . Kombinasi manajemen nyeri farmakologi dan nonfarmakologi perlu dilakukan untuk menurunkan nyeri pada anak dengan fraktur. Distraksi merupakan bagian dari manajemen nyeri nonfarmakologi yang dapat menurunkan respon nyeri dan distress anak. Distraksi aktif dengan bermain game lebih efektif menurunkan distress anak dibanding distraksi pasif dengan melihat video. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis efektivitas distraksi aktif dengan bermain game dalam menurunkan tingkat nyeri anak dengan fraktur pascaoperasi OREF/ORIF. Hasil analisis menunjukkan bahwa distraksi aktif dengan bermain game cukup efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien anak dengan fraktur pascaoperasi OREF/ORIF, namun adanya stimulasi langsung pada luka saat perawatan luka , gender, dan pengalaman nyeri sebelumnya sangat berpengaruh terhadap respon nyeri pasien.
School-age children and adolescence are at high risk for fractures due to traffic accidents. Acute pain is a major problem in children with post- open reduction and external fixation OREF dan open reduction and internal fixation ORIF . A combination of pharmacological and non-pharmacological pain management should be performed to relieve pain and anxiety in children with fractures. Distraction is part of non-pharmacological pain management that may decrease the pain response and distress in children. Active distraction with playing game is more effective in reducing child distress than by passive distraction by waching video. This paper aimed to analyze the effectiveness of active distraction by playing games in reducing pain levels in children with post-OREF/ORIF of fractures. The results indicated that active distraction by playing game was effective in reducing pain levels in pediatric patients with post-OREF/ORIF, but the direct stimulation of wounds during wound care , gender, and previous pain experiences had a significant effect on patient 39;s pain response. "
2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanyfer Claudia Fetris
"Fraktur merupakan salah satu gangguan sistem muskuloskeletal yang menyebabkan keterbatasan fisik dalam bergerak dan beraktivitas. Tn. BP mengalami fraktur humerus sinistra sejak dua minggu lalu dan direncanakan tindakan open reduction internal fixation (ORIF) pada 28/4/2022. Pasien dikelola oleh penulis sejak pra ORIF (26/4/2022) hingga dipulangkan pada 30/4/2022. Kondisi post ORIF, pasien masih merasa nyeri dan mengalami keterbatasan gerak ekstremitas atas sinistra. Oleh karena itu ditegakkan masalah keperawatan berupa nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, dan gangguan integritas kulit. Pasien dilakukan latihan range of motion (ROM) untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik yang dialaminya dengan tujuan meningkatkan pergerakan sendi dan mencegah komplikasi paska bedah. Latihan ROM pada ekstremitas atas sinistra khususnya pergelangan dan jari-jari tangan dilakukan sejak pasien masuk ruang perawatan, sedangkan pada sendi siku dilakukan H1 post ORIF. Latihan ROM dilakukan selama 5 hari dengan frekuensi latihan 3 kali sehari, durasi 10 menit, dan 5 kali pengulangan. Selanjutnya dilakukan pengukuran gerakan fleksi sendi siku sesuai batas toleransi pasien menggunakan alat ukur goniometri. Karya ilmiah ini menunjukkan latihan ROM post ORIF yang dilakukan selama 2 hari terbukti efektif meningkatkan derajat rentang gerak sendi siku pasien hingga 70o dengan ROM aktif dan menjadi 90o dengan ROM pasif. Selain itu, pasien mengatakan mampu menggerakan sendi siku sebesar 100o dengan ROM aktif maupun pasif saat dilakukan follow up kondisi pasien setelah dipulangkan (H6 Post ORIF). Implikasi karya ilmiah ini menunjukkan latihan ROM pada pasien fraktur post ORIF perlu dilakukan dengan rutin agar mencapai hasil yang maksimal serta diperlukan keterlibatan aktif perawat dalam menginisasi latihan ROM pada pasien.

fractured his left humerus 2 weeks ago and is planning open reduction internal fixation (ORIF) on 28/4/2022. The patient was managed by the authors from pre ORIF (26/4/2022) until he was discharged on 30/4/2022. Post-ORIF condition, the patient still feels pain and limitation of motion in the left upper extremity. Therefore, nursing problems are defined in the form of acute pain, impaired physical mobility, and impaired skin integrity. The patient underwent a range of motion (ROM) exercise to overcome the impaired physical mobility he experienced to improve joint movement and prevent postoperative complications. ROM exercises on the left upper extremity, especially the wrist and fingers, were carried out since the patient entered the treatment room, while the elbow joint was performed H1 after ORIF. ROM exercises were performed for 5 days with a frequency of 3 times a day, a duration of 10 minutes, and 5 repetitions. Furthermore, the measurement of elbow joint flexion movement according to the patient's tolerance limit was carried out using a goniometric measuring instrument. The results showed that post-ORIF ROM exercise for 2 days was proven to be effective in increasing the degree of range of motion of the patient's elbow joint up to 70o with active ROM and up to 90o with passive ROM. In addition, the patient said he could move the elbow joint by 100o with active or passive ROM when monitoring the patient's condition was carried out after H6 Post ORIF. The implication of this scientific work shows that ROM exercises in post-ORIF fracture patients need to be carried out routinely to achieve maximum results and the active involvement of nurses in initiating ROM exercises in patients is required."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cintia Fajri Utami
"ABSTRAK
Kasus bedah digestif merupakan masalah yang banyak dijumpai terutama pada pasien bedah anak dengan tatalaksana prosedur pembedahan. Salah satu masalah keperawatan yang muncul pada fase pascaoperasi adalah masalah nyeri akut. Nyeri yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi pascaoperasi serta memperlama hari perawatan anak. Perawat berperan penting dalam melakukan manajemen nyeri nonfarmakologi. Salah satu contoh intervensi manajemen nyeri adalah stimulasi kutaneus. Teknik ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian anak pada rangsangan taktil yang diberikan serta menghambat proses transmisi dan persepsi nyeri sehingga dapat menurunkan skala nyeri anak. Teknik ini bersifat mudah dan tidak memiliki efek samping. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai proses asuhan keperawatan pada anak pascaoperasi bedah digestif serta penerapan tatalaksana nonfarmakologi stimulasi kutaneus aplikasi dingin dalam menurunkan nyeri luka pascaoperasi. Evaluasi intervensi setelah lima hari perawatan disimpulkan bahwa penggunaan kompres dingin dapat memenuhi kriteria hasil yang diinginkan pada masalah keperawatan nyeri akut pascaoperasi.

ABSTRACT
Digestive surgical case is a common problem, especially in child surgical patients with surgical procedures. One of the nursing problems that arise in postoperative phase is acute pain. Pain that is not handled adequately can cause postoperative complications and prolong the day of child care. Nurses play an important role in the management of non-pharmacological pain. One example of pain management interventions that can be done is cutaneous stimulation. This technique aims to divert the child 39;s attention to the tactile stimuli provided and inhibits the transmission process and pain perception so as to decrease the pain scale of the child. This technique is easy and has no side effects. This scientific paper is aimed to provide an overview of nursing care post operation in children with digestive surgery case as well as to provide an overview of the effect of non-pharmacological application of cutaneous stimulation of cold application in reducing postoperative wound pain. The results of the intervention after five days of treatment concluded that the use of cold application could meet the desired outcome criteria in acute postoperative pain nursing problems."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Samardiyah
"Penyakit kongenital atau kelainan bawaan pada anak dan neonatus merupakan urutan kelima penyebab kematian di dunia pada anak dan neonatus. Pada tahun 2015 ada sekitar 303 ribu bayi baru lahir meninggal dunia dalam waktu 4 minggu setelah kelahiran setiap tahun, di seluruh dunia karena kelainan bawaan. Polusi udara serta ketidakadekuatan nutrisi pada masa kehamilan menjadi salah satu penyebab terjadinya kelainan bawaan. Tatalaksana pada kelainan bawaan salah satunya adalah dengan prosedur pembedahan. Jenis pembedahan yang sering dilakukan pada anak adalah pembedahan gastrointestinal. Pembedahan memiliki banyak risiko, diantaranya mual muntah pasca bedah. Mual muntah pasca bedah pada anak merupakan masalah yang dapat menimbulkan kecemasan pada orang tua serta dapat mengakibatkan dehidrasi dan lamanya masa pemulihan. Terapi musik merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual muntah pasca bedah pada anak. Terapi musik efektif dapat menurunkan mual muntah dan kebutuhsn terhadap antiemetik pada anak pasca bedah. Hasil pemberian terapi musik pada pasien anak pasca bedah berupa penurunan terhadap keluhan mual muntah dan peningkatan perasaan rileks pada anak. Oleh karena itu penanganan mual muntah pasca bedah pada anak perlu disertai dengan pemberian terapi musik sebagai terapi non farmakologis sebagai teknik distraksi dari ketidaknyaman fisik akibat mual muntah.

Congenital disease or congenital abnormalities in children and neonates is the fifth cause of death in the world in children and neonates. In 2015 there were around 303,000 newborns died within 4 weeks of birth each year, worldwide due to congenital abnormalities. Air pollution and nutrient insufficiency during pregnancy are among the causes of congenital abnormalities. Management of congenital abnormalities is one of them is a surgical procedure. The type of surgery that is often done in children is gastrointestinal surgery. Surgery has many risks, including postoperative nausea and vomiting. Postoperative vomiting in children is a problem that can cause anxiety in the elderly and can lead to dehydration and the length of the recovery period. Music therapy is one of the actions that can be done to overcome postoperative nausea and vomiting in children. Effective music therapy can reduce vomiting nausea and the need for antiementics in postoperative children. The results of the provision of music therapy in postoperative pediatric patients in the form of a decrease in complaints of nausea vomiting and increased feelings of relaxation in children. Therefore handling postoperative vomiting in children needs to be accompanied by the provision of music therapy as non-pharmacological therapy as a distraction technique from physical discomfort due to nausea and vomiting."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Nur Anggraeni
"ABSTRAK
Tumor adrenal insidentaloma memberikan dampak malnutrisi. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antara tumor-host dan respon inflamasi pada tubuh. Permasalahan gizi pada pasien dengan keganasan yaitu kaheksia atau sindrom anoreksia yang menyebabkan malnutrisi. Jika gizi pasien tidak diperbaiki akan memperburuk status gizi anak dan berisiko terjadinya infeksi dan keterlambatan jadwal terapi yang akan dialami pasien. Karya ilmiah ini bertujuan untuk perbaikan gizi melalui motivasi keluarga supaya anak makan sedikit tapi sering guna untuk meningkatkan asupan kalori pada anak. Hasil dari implementasi dari pemberian motivasi pada keluarga, yaitu anak mampu makan 7/8 dari 1 porsi. Saran dalam pemberian asupan nutrisi pada anak dengan keganasan adalah peningkatan asupan tinggi kalori tinggi protein dengan cara pemberian asupan sedikit namun sering.

ABSTRACT< br>
Adrenal incidentaloma cause malnutrition for children who live with it. This can be happened because of tumor host interaction and inflammatory response from the body. Under severe conditions, there would be symptoms of cachexia or anorexic syndrome which further the problem of malnutrition. If this condition is left untreated it will worsen the nutritional status of the children and add the risk of infection, thus cause delay in the children 39 s therapy schedule. This work intend to show how to use motivational support for families, so even if their children do not eat in the required amount these children would still get a good supply of calories. The result from this strategy is that children can eat 7 8 part of 1 required portion. The author suggests that in terms of supplying nutrition for children with severe condition, the supply of food rich in calories and protein must be increased by giving a fewer portion of food but in frequent manner. "
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Rahmawati
"Kasus fistula enterokutan pada anak mengakibatkan masalah nutrisi berupa gizi buruk. Kondisi gizi buruk menyebabkan penatalaksanaan medis tidak dapat segera dilakukan. Hal ini diakibatkan karena gizi buruk yang terjadi sering disertai dengan infeksi dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga dapat menimbulkan komplikasi pascaoperasi. Salah satu persiapan praoperasi berupa manajemen nutrisi perlu dilakukan agar anak mencapai kondisi ideal untuk menjalani operasi. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen nutrisi dalam meningkatkan berat badan anak dengan fistula enterokutan yang mengalami gizi buruk. Hasil dari implementasi manajemen nutrisi yang dilakukan mampu meningkatkan berat badan anak ge; 50 gram/kgBB/minggu dari 4700 gram menjadi 5150 gram dalam 13 hari. Manajemen nutrisi yang dilakukan perlu didukung dengan manajemen keperawatan lainnya seperti perawatan kolostomi, manajemen cairan, pencegahan infeksi dan perawatan integritas kulit agar kondisi kesehatan anak semakin optimal.

The case of enterocutaneous fistula in pediatric results in nutrition problem in the form of severe acute malnutrition. Severe acute malnutrition causes medical management or surgery can not be done immediately. This condition is due to severe acute malnutrition that often accompanied by infection and fluid and electrolyte imbalance, so it can cause postoperative complication. One of the preoperative preparations that needs to be done is nutritional management so that children can achieve the ideal condition to undergo surgery. This final scientific paper aims to determine the effect of nutritional management in increasing the weight of enterocutaneous fistula patient with severe undernutrition. The result of nutritional management that performed success to increase the child rsquo;s weight ge; 50 gram/kgBB/week from 4700 grams to 5150 grams in 13 days. Nutrition management that performed should be supported by other nursing management such as colostomy care, fluid and electrolyte management, preventing infection, and skin integrity care for optimalizing child rsquo;s health condition. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neli Mulyani Uspitasari
"Tingkat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu indikator dari kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang sehat tidak terlepas dari tercapainya pertumbuhan dan perkembangan bangsa sesuai dengan usianya. Gizi menjadi aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia sekolah. Gizi kurang pada anak usia sekolah dapat mengurangi produktivitas anak dalam aktivitasnya serta menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat gambaran asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia sekolah yang mengalami gizi kurang. Penelitian ini dilakukan dengan cara praktik lapangan selama tiga minggu kepada keluarga yang memiliki anak usia sekolah dengan gizi kurang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dengan anak gizi kurang setelah dilakukan intervensi pengaturan pola makan selama empat kali pertemuan. Pengaturan pola makan merupakan hal yang dapat berpengaruh terhadap status gizi. Pola makan mencakup jadwal atau frekuensi makan, jenis makanan, dan porsi makan. Pengaturan pola makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang mampu menjaga status gizi dalam rentang normal.

A high level of health is one indicator of the progress of a nation. A healthy nation cannot be separated from the achievement of national growth and development in accordance with its age. Nutrition is an aspect that affects growth and development in school-age children. Malnutrition in school-age children can reduce children's productivity in their activities and cause children's growth and development to be disrupted. The purpose of this study is to see the description of nursing care in families with school-age children who are malnourished. This research was conducted by means of field practice for three weeks to families who have school-age children with malnutrition. The results of this study indicate a change in the knowledge, attitudes, and behavior of families with malnourished children after the dietary regulation intervention for four meetings. Dietary regulation is something that can affect nutritional status. The diet includes the schedule or frequency of eating, the type of food, and the portion of the meal. Setting a diet in accordance with balanced nutrition guidelines is able to maintain nutritional status within the normal range."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Suryani Gandana
"Kanker atau tumor ganas merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dialami di dunia. Penentuan terapi untuk mengobati kanker memerlukan pemeriksaan komprehensif, salah satunya dengan melakukan biopsi. Biopsi merupakan prosedur yang dapat menimbulkan kecemasan pada orangtua pasien anak dengan kanker. Salah satu cara untuk mengurangi kecemasan pada orangtua pasien anak dengan kanker adalah dengan melakukan edukasi praoperasi. Tujuan dari karya ilmiah akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi praoperasi terhadap kecemasan pada orangtua pasien. Hasil dari edukasi praoperasi dengan menggunakan lembar balik menunjukan kecemasan orangtua pasien dapat berkurang dari skala kecemasan 7 menjadi 3 skala 0-10 menggunakan GA-VAS. Edukasi praoperasi perlu didukung dengan persiapan praoperasi untuk menurunkan kecemasan orangtua dengan lebih baik.
Cancer or malignant tumor is one of the disease with a great prevalence in the world. To determine a therapy for cancer need a comprehensive assessment, one of them is biopsy. Biopsy is a procedure that can caused anxiety toward parent from a paediatric cancer patient. One of the solution to decrease anxiety from these parent is by doing preoperative education. This final scientific paper is aims to determine the effect of preoperative education in decreasing anxiety of parents. The result of preoperative education that performed using verbal and written information could reduce parent anxiety from the GA-VAS scale 7 to 3 0-10 scale . Preoperative education should be followed by preoperative preparation to decrease more parent rsquo;s anxiety."
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Susiyanti
"Nonunion fraktur merupakan komplikasi penyembuhan tulang yang disebabkan ketidakadekuatan respon tubuh terhadap mekanisme penyembuhan fraktur. Karya ilmiah ini bertujuan menganalisis asuhan keperawatan pada pasien nonunion fraktur cruris post OREF dengan riwayat DM. Intervensi yang dilakukan berupa elevasi kaki, ROM, pemantauan gula darah, manajemen diet DM serta pemberian discharge planning. Hasil intervensi menujukkan bahwa terdapat pengaruh pada pemberian elevasi kaki secara rutin pada pasien. Pasien menunjukkan perbaikan pada keadaan luka, penurunan nyeri dan penurunan tingkat edema. Peninjauan terhadap faktor risiko yang dapat memperburuk dan meningkatkan komplikasi penyembuhan luka serta tulang seperti diabetes mellitus harus dilakukan secara komprehensif. Selain itu, pemantauan status nutrisi, pencegahan infeksi dan edukasi kepada pasien perlu dimaksimalkan untuk membantu penyembuhan tulang.

Nonunion fracture is one of bone healing complication caused by inadequate body response of fracture healing mechanism. This study aimed to analyze the nursing intervention of nonunion fracture cruris post OREF revision patient with the history of diabetes mellitus. The intervention was done by leg elevation, ROM, glucose level monitoring, diet management and discharge planning. The results of this study showed that there was effect of routine leg elevation in patients. Patients showed improvement on the wound, decrease of pain and also the decrease of edema. The review of risk factors which can worsen and increase complication of wound and bone healing as diabetes mellitus should maintained comprehensively. In addition, monitoring of nutrients status, infection prevention and discharge planning to the patients should be optimized in order to improve bone healing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Maula Utrujah
"Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) merupakan penyakit kronis yang dapat dirasakan oleh pasien dengan SLE seumur hidup. Manifestasi klinis dari SLE berbeda-beda pada tiap individu, sehingga dibutuhkan perawatan yang tepat agar komplikasi yang parah dapat diminimalisasi. Discharge planning merupakan solusi untuk perawatan anak ketika sudah pulang ke rumah. Discharge planning bertujuan untuk memberikan  pembekalan perawatan di rumah sehingga orangtua atau keluarga dapat merawat pasien secara mandiri. Karya Ilmiah ini ditulis dengan tujuan memberikan informasi tentang hasil implementasi discharge planning pada anak dengan SLE. Metode yang digunakan untuk oenulisan karya ilmiah ini menggunakan studi kasus pada anak dengan SLE yang diberikan intervensi discharge planning sejak pasien pertama kali masuk dan dilakukan pemantauan selama lima hari  dengan pemberian asuhan keperawatan. Hasil discharge planning menunjukkan peningkatan keterampilan orangtua dan keluarga dalam merawat anak dengan SLE yang dibuktikan dengan hasil observasi selama masa perawatan. Sehingga, discharge planning tepat digunakan untuk pasien dengan SLE dalam perawatan lanjutan di rumah sehingga pasien dengan SLE dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan mencegah kejadian eksaserbasi berat dan komplikasi yang parah. Discharge planning yang dilakukan memberikan dampak yang positif bagi pasien dan keluarga.

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic disease. Clinical manifestations of SLE vary in each, so proper care is needed so that severe complications can be minimized. Discharge planning is a solution for childcare when they have returned home. Discharge planning aims to provide debriefing at home so parents or families can take care of patients independently. This Scientific Work was written to provide information about the results of discharge planning implementation in children with SLE. The method used for writing scientific papers uses case studies on children with SLE who are given discharge planning intervention since the patient first entered and monitored for five days with the provision of nursing care. The discharge planning results show an increase in parental and family skills in caring for children with SLE as evidenced by the results of observation during the treatment period. Thus, discharge planning is appropriate for patients with SLE in continuing care at home so that patients with SLE can improve their quality of life and prevent severe exacerbations and complications. Discharge planning carried out had a positive impact on patients and families.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>