Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia.

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015.
This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment / health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia Kata kunci: Fertilitas, CBR, Kontrasepsi

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015. This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment/health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satyawira Aryawan Deng
"Anemia di Indonesia masih menjadi masalah gizi utama di berbagai kalangan usia termasuk balita sebagai salah satu kelompok paling rentan. Balita anemia dapat terjadi akibat berbagai faktor dan perlu diintervensi sedini mungkin untuk mencegah akibat lain yang memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan nya di kemudian hari. Anemia pada balita Provinsi DKI Jakarta menunjukkan prevalensi tertinggi dibandingkan tingkat wilayah provinsi lainnya di pulau Jawa. Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya anemia pada balita usia 12-59 bulan berdasarkan faktor individual, faktor orang tua, dan faktor makanan. Data diperoleh dari IFLS 5 Tahun 2014/2015 yang dilakukan oleh RAND Corporation sebanyak 172 balita usia 12-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan melalui analisis kuantitatif secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh prevalensi kejadian anemia pada balita usia 12-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 53,5% dan faktor risiko dominan terjadinya anemia adalah usia dengan p-value = <0,025 (OR=2,396 (1,165-4,926)) setelah dikontrol oleh variabel status gizi menurut PB/U atau TB/U. Usia 12-23 bulan adalah usia penting yang harus menjadi perhatian orang tua untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi seimbang serta kesehatannya untuk mencegah risiko terjadinya anemia. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta, instansi kesehatan, dan petugas kesehatan yang terlibat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setempat perlu memberi perhatian pada upaya pencegahan anemia pada balita.

Anemia in Indonesia is still a major nutritional problem for various ages, including children under five as one of the most vulnerable groups. Under-five anemia can occur due to various factor, and it is necessary to prevent as early as possible to avoid other consequences that affect children’s health and growth in the future. Anemia in children aged 12-59 months DKI Jakarta Province shows the highest prevalence compared to other provincial areas on the island of Java. This cross-sectional study aims to determine the risk factors for anemia in children aged 12-59 months based on individual factors, parental factors, and dietary factors. Data obtained from IFLS 5 Year 2014/2015 conducted by RAND Corporation as many as 376 toddlers aged 12-59 months in DKI Jakarta Province. The research was conducted through univariate, bivariate and multivariate quantitative analysis. The results showed that the prevalence of anemia in children aged 12-59 months in DKI Jakarta Province was 53.5% and  the dominant risk factor for anemia was age p-value=<0,025 (OR=2,396 (1,165-4,926)) after being controlled by variables of nutritional status according to HAZ. The age of 12-23 months is an important age to be a concern for parents to meet their balanced nutritional and health needs to prevent the risk of anemia. DKI Jakarta Provincial Health Office, health agencies, and health workers involved from DKI Jakarta Provincial Government need to pay attention to prevent anemia in children under five."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hardianti Arafah
"Prevalensi kanker payudara di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,05 dan merupakanprevalensi penyakit kanker tertinggi kedua setelah kanker serviks. Salah satu faktor risikokanker payudara adalah obesitas. Prevalensi obesitas pada perempuan berdasarkanRiskesdas 2007-2013 secara signifikan mengalami peningkatan 13,9 , 15,5 , dan32,9. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadiankanker payudara pada wanita di Indonesia.
Berdasarkan analisis IFLS Indonesian Family Life Survey 5 yang dilakukan pada Tahun 2014 diperoleh data tentang kanker payudara,obesitas dan faktor lainnya di 13 Provinsi. Desain studi yaitu cross sectional danmenggunakan analisis data Regresi Logistik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsiwanita obesitas yang menderita kanker payudara di 13 Provinsi di Indonesia sebesar0,3. Analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa Wanita obesitas memiliki efekprotektif sebesar 0,5 kali terhadap penyakit kanker payudara setelah dikontrol olehvariabel usia POR= 0,4999; 95 CI 0,275-0,906.
Kesimpulan penelitian ini adalahobesitas berhubungan secara statistik merupakan efek proteksi terhadap kanker payudarapada wanita di 13 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 setelah dikontrol oleh variabel usia.Meskipun demikian, proporsi obesitas dan kanker payudara di Indonesia cenderungmeningkat, oleh sebab itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap programpencegahan penyakit tidak menular di Indonesia.

The prevalence of breast cancer in Indonesia in 2013 amounted to 0.05 and is the second highest prevalence of cancer after cervical cancer. One of the risk factors forbreast cancer is obesity. The prevalence of obesity in women based on Riskesdas 2007 2013 significantly increased 13.9 , 15.5 , and 32.9. The purpose of this study is toknow the relationship of obesity with incidence of breast cancer in women in Indonesia.
Based on analysis of IFLS Indonesian Family Life Survey 5 conducted in the Year 2014 obtained data about breast cancer, obesity and other factors in 13 Provinces. The study design is cross sectional and using Logistic Regression data analysis.
The results showed that the proportion of obese women with breast cancer in 13 provinces in Indonesia was0.3. Logistic Regression Analysis showed that obese women had a protective effect of0.5 times against breast cancer after being controlled by age variables POR 0.4999 95 CI 0.275 0.906.
The conclusions of this study were obesity statistically related to the protective effect on breast cancer in women in 13 provinces in Indonesia 2014 after being controlled by age. Nevertheless, the proportion of obesity and breast cancer in Indonesia tends to increase, therefore we need to control of non communicable diseaseprevention program in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewiyana
"Latar Belakang: Komplikasi kehamilan adalah masalah kesehatan yang sering terjadi selama hamil dan berdampak pada mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi baru lahir. Studi terdahulu menunjukkan hubungan antara usia dengan jenis komplikasi kehamilan secara spesifik. Peneliti tidak menemukan studi di Indonesia yang membahas komplikasi kehamilan secara umum pada kelompok usia <20 tahun dan ≥35 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara usia ibu saat hamil dengan kejadian komplikasi kehamilan di Indonesia menggunakan data IFLS V 2014/2015.
Metode: Sampel yang di analisis pada penelitian ini berjumlah 1.325 setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis multivariat menggunakan uji multiple cox regression digunakan untuk mengetahui pengaruh usia ibu yang berisiko dalam menyebabkan komplikasi kehamilan pada populasi ibu yang pernah melahirkan pada tahun 2013-2015. Pada penelitian ini dilakukan analisis pada sub populasi untuk jenis komplikasi tertentu. Dikontrol oleh kovariat konsumsi zat besi, kelengkapan ANC10T, riwayat hipertensi, DM dan TBC.
Hasil: Hasil studi menunjukkan prevalensi komplikasi kehamilan sebesar 24%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik. Hasil akhir analisis multivariat, komplikasi kehamilan secara umum pada usia ibu saat hamil <20 tahun (aPR 0,98, 95% CI 0,60–1,57), sedangkan usia ibu saat hamil ≥35 tahun memiliki risiko 1,16 kali mengalami komplikasi kehamilan dibandingkan kelompok usia ibu saat hamil 20-34 tahun setelah dikontrol dengan kovariat (aPR 1,16, 95% CI 0,85–1,57). Sub populasi komplikasi kehamilan pada usia ibu saat hamil <20 tahun memiliki risiko 1,35 kali mengalami komplikasi kehamilan (aPR 1,35, 95%CI 0,71-2,46), sedangkan usia ibu saat hamil ≥35 tahun memiliki risiko 1,18 kali mengalami komplikasi kehamilan (aPR 1,18, 95%CI 0,78-1,83) setelah dikontrol kovariat. Sub populasi pada komplikasi perdarahan antepartum, pada usia ibu saat hamil <20 tahun memiliki risiko 1,35 kali mengalami komplikasi kehamilan (aPR 1,35, 95% CI 0,54–3,42), sedangkan usia ibu saat hamil ≥35 tahun memiliki risiko 1,65 kali mengalami komplikasi kehamilan setelah dikontrol kovariat (aPR 1,65, 95% CI 0,92–2,96).
Kesimpulan: Terdapat peningkatan risiko pada sub populasi komplikasi kehamilan dan sub populasi komplikasi perdarahan antepartum yang berusia <20 tahun atau lebih dari ≥35 tahun, walaupun tidak bermakna secara statistik. Perlu penguatan deteksi dini pada kelompok usia berisiko, disertai penguatan edukasi pengenalan tanda bahaya komplikasi kehamilan yang umum terjadi, serta selalu menjaga kualitas dari layanan antenatal.

Background: Pregnancy complications are common health issues during pregnancy and impact maternal and neonatal mortality and morbidity. Previous studies shown a relationship between age and specific types of pregnancy complications. Author did not find studies in Indonesia that discussed pregnancy complications in general, particularly for maternal age of <20 years and ≥35 years. This study aims to analyze the association between maternal age and the occurrence of pregnancy complications in Indonesia using IFLS V data.
Methods: The total samples analyzed in this study were 1,325 after fulfilling the inclusion and exclusion criteria. Multivariate analysis with multiple cox regression was used to determine the effect of maternal age at risk in causing pregnancy complications in a population of mothers who gave birth in the years 2013-2015. This study analyzed sub-populations for specific types of complications controlled by covariates of iron consumption, ANC 10T completeness, history of hypertension, diabetes mellitus, and tuberculosis.
Results: The results showed that the prevalence of pregnancy complications was 24%. There was no statistically significant relationship. The final results of the multivariate analysis showed that pregnancy complications in general occurred in maternal age <20 years (aPR 0.98, 95% CI 0.60–1.57), while maternal age ≥35 years had a 1.16 times higher risk of experiencing pregnancy complications compared to maternal age 20-34 years after controlling covariates (aPR 1.16, 95% CI 0.85–1.57). The sub-population pregnancy complications analysis showed that maternal age <20 years had a 1.35 times higher risk of experiencing pregnancy complications (aPR 1.35, 95% CI 0.71-2.46), while maternal age ≥35 years had a 1.18 times higher risk of experiencing pregnancy complications (aPR 1.18, 95% CI 0.78-1.83) after controlling covariates. The sub-population antepartum hemorrhage, maternal age <20 years had a 1.35 times higher risk (aPR 1.35, 95% CI 0.54–3.42), while maternal age ≥35 years had a 1.65 times higher risk after controlling covariates (aPR 1.65, 95% CI 0.92–2.96).
Conclusion: There is an increased risk in the subpopulation of pregnancy complications and antepartum hemorrhage among maternal age <20 years or ≥35 years old during pregnancy, although the results were not statistically significant. The finding suggests the needs for adequate efforts for early detection among high risk pregnant women along with strengthening education on recognizing common danger signs of pregnancy complications and consistently maintaining the quality of antenatal care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviana Maharani
"Salah satu aspek penentu kondisi perekonomian suatu negara adalah kualitas human capital. Melalui investasi pada kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Peningkatan kesehatan dari status gizi yang lebih baik menjadi faktor penting terhadap pertumbuhan ekonomi di jangka Panjang Namun permasalahan gizi masih menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh berbagai negara khususnya Indonesia. Salah satu aspek yang mendukung percepatan penurunan permasalahan gizi pada anak adalah kualitas air dan fasilitas sanitasi yang digunakan oleh anak tersebut sehari-hari. Dengan meggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 dengan menggunakan indikator antropometri akan digunakan untuk menilai status gizi seorang anak. Menggunakan model analisis logit biner untuk melihat berapa besar peluang seorang anak mengalami permasalahan gizi berdasarkan kondisi air dan fasilitas sanitasi yang digunakan dengan variabel kontrol lainnya. Selain itu, menggunakan model ordered logit juga digunakan untuk menilai tingkat keparahan permasalahan gizi pada anak.Hasil estimasi logit biner ditemukan bahwa fasilitas sanitias berpengaruh signifikan dalam menurunkan kemungkinan anak mengalami stunting dan underweighr sedangkan kondisi air berpengaruh signifikan dalam mengurangi kemungkinan anak mengalami wasting. Berdasarkan tingkat keparahan gizi, ditemukan bahwa fasilitas sanitasi yang layak secara signifikan mengurangi kemungkinan anak mengalami permasalahan gizi yang lebih parah. 

One aspect that determines the economic condition of a country is the quality of its human capital. Investing in health can lead to a better quality of life. Improved health from better nutritional status is an important factor for long-term economic growth. However, nutritional problems are still a major problem faced by various countries, especially Indonesia. One aspect that supports the acceleration of the reduction of nutritional problems in children is the quality of the water and sanitation facilities used by them daily. Using data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS), anthropometric indicators will be used to assess the nutritional status of a child. Using a binary logit analysis model to see how likely a child is to experience nutritional problems based on the condition of water and sanitation facilities used with other control variables The results of the binary logit estimation found that sanitation facilities have a significant effect on reducing the likelihood of children experiencing stunting and underweight, while water conditions have a significant effect on reducing the likelihood of children experiencing wasting. Based on the severity of nutrition problems, it was found that proper sanitation facilities significantly reduced the likelihood of children experiencing more severe nutrition problems."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risnawati Valentina
"Pemanfaatan rawat jalan yang semakin meningkat salah satunya disebabkan oleh meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). Salah satu faktor risikonya adalah status merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan rawat jalan dengan teori Andersen. Desain pada penelitian ini adalah crosssectional dengan jenis data kuantitatif. Faktor predisposing (predisposisi) yang dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, umur lansia, pria, tidak bekerja, pendidikan rendah, menikah adalah kelompok berisiko dalam memanfaatan pelayanan rawat jalan yang tinggi. Faktor enabling (pemungkin) yang jika dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, status ekonomi rendah, memiliki jaminan kesehatan swasta dan pemerintah, dan tinggal di pedesaan adalah kelompok berisiko dalam memanfaatkan pelayanan rawat jalan yang tinggi. Faktor need (kebutuhan) yang jika dikaitkan dengan status merokok dan riwayat PTM, mantan perokok dan memiliki keadaan morbiditas adalah kelompok berisiko dalam memanfaatkan pelayanan rawat jalan yang tinggi Adanya keterkaitan antara status merokok, riwayat PTM, dan jaminan kesehatan dirasa perlu untuk membangun kebijakan berdasarkan ke tiga hal tersebut dan membangun kerjasama lintas sektoral.

Outpatient utilization is increasing, one of which is caused by an increase in cases of Non- Communicable Diseases (PTM). One risk factor is smoking status. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the use of outpatient care with Andersen's theory. The design in this study is cross sectional with quantitative data types. Predisposing factors that are associated with smoking status and history of PTM, elderly, male, non-working, low education, marriage are at risk groups in utilizing high outpatient utilization. Enabling factors that are associated with smoking status and history of PTM, low economic status, having private and public health insurance, and living in rural areas are at risk in utilizing high outpatient services. Need factor that when associated with smoking status and history of PTM, ex-smokers and having a state of morbidity is a risk group in utilizing high outpatient services. The relation between smoking status, history of PTM, and health insurance is deemed necessary to develop policies based on these three things and build cross-sectoral cooperation."
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53006
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Atelya
"Status kesehatan, perkembangan kognitif dan produktivitas yang baik tidak dapat tercapai tanpa gizi yang baik. Permasalahan gizi dapat menyerang seluruh kelompok umur, namun bayi dan anak merupakan kelompok usia paling rentan akibat tingginya kebutuhan gizi dalam proses tumbuh kembang yang optimal. Anak dua tahun masuk ke dalam periode 1000 HPK, dimana pemenuhan gizi dan status kesehatan pada masa ini dapat menentukan status kesehatan di periode usia selanjutnya. Sayangnya, permasalahan gizi seperti underweight pada baduta masih terjadi di Indonesia, terlebih hal ini terjadi di ibukota Indonesia yaitu Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan total 135 sampel baduta pada data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014. Uji chi square digunakan untuk menemukan faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian underweight pada baduta. Hasil menyatakan prevalensi underweight pada baduta di provinsi DKI Jakarta adalah 30,4%. Hasil penelitian menunjukkan faktor karakteristik anak seperti usia kehamilan, BBLR dan frekuensi makan makanan manis berhubungan dengan kejadian underweight pada baduta (p-value< 0,05). Hasil penelitian menyarankan keterlibatan langsung pemerintah dalam upaya meningkatkan peran masyarakat seperti petugas puskesmas dan kader dalam mencegah, mendeteksi dan melakukan penanganan kasus underweight seperti memberikan edukasi dan solusi kepada masyarakat guna mencegah terjadinya underweight.

A good health status, cognitive development, and productivity cannot be achieved without a good nutrition. Nutrition problems can affect all ages group, but infant and children are the most vulnerable among the others due to high nutritional needs for an optimal growth and development process. Two years old children are included in the first 1,000 days of life period, where the nutritional status and its fulfilment will be shaping the health status in the next age period. Unfortunately, underweight still become a serious health problem in Indonesia, especially in the capital of Indonesia, DKI Jakarta province. This study used a cross-sectional study with a total of 135 samples of under two years old children in Indonesian Family Life Survey 5 data in 2014. The chi square test was used to find factors associated with underweight among two years old children. The result stated that the prevalence of underweight among under two years old children in DKI Jakarta province was 30,4%. The result showed that child characteristics such as gestational age, Low Birth Weight (LBW), and frequency of eating sweets were associated with underweight in children under two years old (p-value < 0,05). The result of study suggesting government for taking more involvement in a way to increasing the role of community such as health center staff and cadres on preventing, detecting, and handling underweight cases by providing education and solutions to prevent underweight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri Kartika
"ABSTRAK
Nama : Yusri KartikaProgram Studi : EpidemiologiJudul : Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Obesitas padaWanita Usia Subur di Indonesia Analisis Data IFLS 5 Tahun 2014 Pembimbing : Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, SKM, M.ScPada tahun 2013 di Indonesia, prevalensi obesitas pada perempuan 32,9 . Kontrasepsihormonal pil, suntikan dan implant merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyakdigunakan oleh wanita usia subur WUS di Indonesia, dengan prevalensi sebesar 38,2 .Tujuan penelitian ini untuk melihat apakah wanita usia subur WUS yang menggunakankontrasepsi hormonal berisiko mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan data IFLS 5tahun 2014, dan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 6045. Analisis data yangdigunakan adalah Cox Regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaankontrasepsi hormonal tidak ada hubungan atau tidak meningkatkan risiko obesitas padaWUS di Indonesia PR 0,939; CI 95 0,869 ndash; 1,013 .Kata kunci: Kontrasepsi Hormonal, Obesitas

ABSTRACT
Name Yusri KartikaStudy Program EpidemiologyTitle The Correlation of Hormonal Contraceptive Use and Obesity ofReproductive Age Women in Indonesia 5th IFLS Data Analysis Counsellor Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, SKM, M.ScIn 2013, prevalence of obesity of females in Indonesia is 32,9 . Hormonal contraceptives pills, injections and implants are the most widely used by reproductive age women WUS in Indonesia, the prevalence is about 38,2 . The aim of this study was to see thatreproductive age women WUS who used hormonal contraceptives were at risk of obesity.This study was using 5th IFLS data. Data analysis was Cox Regression. The results of theanalysis showed that hormonal contraceptive use had no relationship or did not increase therisk of obesity in WUS in Indonesia PR 0,939 CI 95 0,869 ndash 1,013 .Key words Hormonal Contraception, Obesity"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utri Triana
"Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang terus meningkat, tercatat berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi PGK adalah 0,2% dan pada Riskesdas tahun 2018 meningkat menjadi 0,38%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi PGK dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PGK di Indonesia. Data yang dianalisis adalah data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 dan dianalisis untuk menghitung prevalence ratio (PR) dengan batas kepercayaan 95%. PGK didefinisikan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan. Dari hasil analisis didapatkan prevalensi PGK di Indonesia sebesar 1,7%. Faktor risiko yang berhububungan secara signifikan dengan kejadian PGK diantaranya adalah kelompok umur 52-60 tahun (PR=2,159; 95% CI=1,368–3,406), kelompok umur 43-51 tahun (PR=2,186; 95% CI=1,454–3,287), kelompok umur 31-42 tahun (PR=2,150; 95% CI=1,463–3,160), laki-laki (PR=0,653; 95% CI=0,504–0,845), merokok PR=1,356 (95% CI=1,048–1,755), aktivitas fisik sedang (PR=1,399; 95% CI=1,015–1,929), hipertensi (PR=1,420; 95% CI=1,051–1,918), diabetes melitus (PR=2,631; 95% CI=1,666–4,156), kolesterol tinggi (PR=3,357; 95% CI=2,388–4,721), dan obesitas (PR=1,467; 95% CI=1,134–1,897). Kolesterol tinggi dan diabetes melitus merupakan variabel yang memiliki kemungkinan terbesar terhadap kejadian PGK.

Chronic kidney disease (CKD) is a health problem with increasing prevalence, recorded based on Riskesdas 2013 the prevalence of CKD was 0,2% and it increased to 0,38% in Riskesdas 2018. This study aims to determine the prevalence of CKD and factors associated with the occurrence of CKD in Indonesia. This analysis used The Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 and analyzed to calculate the prevalence ratio (PR) with a 95% confidence interval. CKD was defined based on the diagnosis of health workers. The analysis shows that the prevalence of CKD in Indonesia is 1,7%. Risk factors that significantly associated with CKD are the age group 52-60 years (PR=2,159; 95% CI=1,368–3,406), age group 43-51 years (PR=2,186; 95% CI=1,454–3,287), age group 31-42 years (PR=2,150; 95% CI=1,463–3,160), males (PR=0,653; 95% CI=0,504–0,845), smoking PR=1,356 (95% CI=1,048–1,755), moderate physical activity (PR=1,399; 95% CI=1,015–1,929), hypertension (PR=1,420; 95% CI=1,051–1,918), diabetes (PR=2,631; 95% CI=1,666–4,156), high cholesterol (PR=3,357; 95% CI=2,388–4,721), and obesity (PR=1,467; 95% CI=1,134–1,897). High cholesterol and diabetes are the variables that have the biggest possibility of CKD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>