Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakrul Ardiansyah
"ABSTRAK
Henti jantung sering terjadi di instalasi gawat darurat dan Return of spontaneus circulation ROSC masih rendah. ROSC dipengaruhi oleh kualitas kompresi RJP yang dilakukan perawat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kualitas kompresi RJP. Penelitian ini menggunakan metode Crossectional yang melibatkan 72 responden dengan teknik Stratified Sampling di ruang IGD, Kamar Bedah, ICU, HCU, HCU paru, dan CVCU. Variabel independen usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kelelahan, frekuensi pelatihan, pengetahuan, dan kesadaran diri dianalisis hubungannya variabel dependent variabel dependent kualitas kompresi pada RJP. Hasil analisis uji chi-square dan uji regresi logistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kelelahan, frekuensi pelatihan, pengetahuan, kesadaran diri dengan kualitas kompresi pada resusitasi jantung paru p

ABSTRACT
Cardiac arrest often occurs in emergency unit and Return of spontaneus circulation ROSC is still low. ROSC is influenced by the quality of CPR compression performed by nurses. This study aimed to identify factors related to CPR compression quality. This research used crossectional method involving 72 respondents with Stratified Sampling technique in Emergency Unit, Surgical Unit, Intensive Care Unit, High Care Unit, and Cardio Vasculare Care Unit. Independent variables including age, sex, body mass index, fatigue, training frequencies, knowledge, and self awareness are analyzed the dependent variable of CPR compression quality. The result of chi square test and logistic regression test show the significant correlation between age, sex, body mass index BMI , fatigue, training frequencies, knowledge, self awareness with CPR compression quality p "
2018
T50244
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alleluia Victoria Aljonak
"Komputer merupakan alat kerja yang sudah tidak asing lagi bagi pekerja kantor. Aktivitas ini dapat meningkatkan risiko terjadinya ketidaknyamanan pada tubuh, hingga dapat menyebabkan keluhan nyeri muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor individu (postur, usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh) dan lingkungan kerja (suhu, pencahayaan, dan stasiun kerja) terhadap keluhan gangguan otot rangka akibat kerja (GOTRAK) di PT. X. Penelitian ini juga menilai ergonomi stasiun kerja pada PT. X berdasarkan PERMENKES no. 48 tahun 2016 tentang Standar K3 Perkantoran. Desain penelitian ini adalah potong lintang kepada 42 pekerja dan observasi langsung. Hasil yang didapatkan adalah 61,9% pekerja mengalami nyeri pada tubuh selama 1 bulan terakhir. Berdasarkan pengisian Nordic Body Map, keluhan terbanyak berada pada titik 5 (punggung) sebanyak 57,7%, titik 7 (pinggang) sebanyak 53,8%, dan titik 0 (leher atas) sebanyak 46,2%. Pada hasil analisis penelitian ini didapatkan bahwa pada faktor individu, hanya faktor indeks massa tubuh yang memiliki korelasi (rho = 0,330 = berpengaruh positif yang sedang) dan signifikan (p-value = 0,033) terhadap keluhan nyeri. Sedangkan pada faktor lingkungan kerja, hanya faktor pencahayaan yang memiliki korelasi (rho = -0,323 = berpengaruh negatif yang sedang) dan signifikan (p-value = 0,037) terhadap keluhan nyeri. Stasiun kerja pada PT. X membutuhkan beberapa perbaikan karena dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya keluhan GOTRAK pada pekerja.

Computers are work tools that are familiar to office workers. This activity can increase the risk of discomfort to body and become musculoskeletal pain. This study aims to analyse the relationship of individual factors (posture, age, sex, and body mass index) and work environment (temperature and lighting) on occurrence of work-related musculoskeletal disorders at PT. X. This paper is also assessing the ergonomics of work station at PT. X based on PERMENKES no. 48 of 2016 concerning Office K3 Standards. The design of this study was cross-sectional with 42 workers and direct observation. 61.9% of workers experienced pain in the body during the last 1 month. The results of Nordic Body Map questionnaire show the most pain occurrence are at point 5 (back) as much as 57,7%, point 7 (waist) as much as 53,8%, and point 0 (upper neck) as much as 46,2%. Through quantitative analysis, it is known that on the individual factors, only the body mass index factor has a correlation (rho = 0,330 = moderate positive correlation) and significant (p-value = 0,033) on pain occurrence. Meanwhile, on the work environment factor, only the lighting factor has correlation (rho = -0.323 = moderate negative correlation) and significant (p-value = 0.037) on pain occurrence. Work station at PT. X needs some improvements because an unergonomic work station can be one of the contributors of work-related musculoskeletal disorders occurrence complaints among workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Kurniasih
"Kecelakaan akibat kendaraan bermotor meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di wilayah perkotaan. Fraktur ektremitas bawah sering menjadi akibat dari berbagai jenis kecelakaan bermotor. Karya tulis ilmiah penganalisis asuhan keperawatan kepada pasien dengan fraktur tibia. Klien dengan fraktur tibia mengalami 3 masalah keperawatan utama yaitu: nyeri, hambatan mobilitas fisik, dan cemas. Intervensi diberikan antara lain manajemen nyeri, latihan rentang pergerakan sendi (RPS) dan pendidikan kesehatan. Setelah dilakukan intervensi, klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan, mengalami peningkatan Luas Gerak Sendi (LGS) dari 27o menjadi 35o dan cemas berkurang. Dari hasil ini karya tulis ini, penulis menyarankan pada instansi rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatan yang mencegah terjadinya komplikasi pada fraktur.

Accidents because of motor vehicle increases with the increasing number of motor vehicles in urban areas. Lower extremity fractures are often the result of different types of motor accidents. This scientific papers analyze nursing care to patients with fractures of the tibia. Clients with tibia fractures had 3 major nursing diagnoses are: pain, impaired physica mobility, and anxiety. Interventions provided include pain management, joint range of motion exercises (ROM) and health education. After the intervention, the client can control the pain, increase joint motion area from 27o to 35o and reduced anxiety. From these results of this paper, the authors recommend the hospital authorities to conduct nursing care to prevent the occurrence of complications in fractures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiya Yulia
"Pada lansia terjadi perubahan semua sistem tubuh, diantaranya adalah sistem muskuloskeletal yang melibatkan otot, tulang, dan sendi yang sangatmempengaruhi mobilitas pada lansia itu sendiri. Dengan adanya proses penuaanmaka mobilitas pada lansia mengalami hambatan. Latihan rentang gerak (ROM)merupakan salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatanmobilitas fisik pada lansia. Tujuan penulisan ini untuk memberikan gambaran analisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan denganmasalah hambatan mobilitas fisik pada lansia di Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Cibubur. Pihak pemberi layanan kesehatan lansia harus terus meningkatkan pelayanan berupa latihan rentang gerak secara teratur dan bertahapdisertai dengan evaluasi yang berkelanjutan.

On elderly occuring changes all body systems, including the musculosceletal syetem, that involves the muscles, bones, and joints are deeply influence themobility in the elderly. As the aging process and the mobility of the elderlyexperience barriers. Range of motion (ROM) is one of the exercises that can bedone to overcomed the obstacles of physical mobility in the elderly. The purposeof this writing is to provide and analysis of the practice of urban communityhealth nursing clinics with physical mobility impairment on the elderly in SasanaTresna Werdha Kaya Bhakti Cibubur. The elderly health care givers should becontinue to improve with range of motion exercises regularly and graduallyaccompanied by continous evaluation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Ninditya
"ABSTRAK
Bencana alam yang banyak terjadi mengakibatkan banyaknya korban kelaparan, yang dapat menurukan sistem imun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas produk pangan darurat BPPT dalam meningkatkan respon imun pada hewan coba mencit dalam keadaan lapar dengan pajanan tetanus toksoid. Penelitian ini menggunakan metode true experimental design. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari tahun 2009 hingga bulan Juli tahun 2010 di Animal House, Tidak ada perbedaan bermakna perubahan jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, jumlah IgG spesifik antara kelompok hewan coba dengan pajanan tetanus toksoid yang diberikan pakan biasa dengan hewan coba dengan pajanan tetanus toskoid yang diberikan produk pangan BPPT Perbedaan bermakna hanya pada perubahan jumlah IgG total dari minggu ke -4 sampai minggu ke-8. Disimpulkan produk pangan BPPT memiliki efektivitas lebih baik dibandingkan produk pangan biasa dilihat dari pengaruhnya terhadap kadar IgG total.

Abstract
In mostt disaster, most of victims are malnutritive causing decreasing of immune response. The aim of this research is to know the effectivity of food product of BPPT in increasing immune response of hungry mice given tetanus toxoid The method of This research is true experimental design.The research was started frrom February 2009 until July 2010 in Animal House There are no diffrences in the changes of total amount and differential count of leucocyte, IgG specific between mice ( with exposure of tetanus toxoid)given food product of BPPT and mice (with exposure of tetanus toxoid) given usual food. There is diffrence in changes of IgG tota from the fourth week until the eighth week between the two groups of mice. In conclusion, the effectivity of food product of BPPT in increasing the immune response is better than usual food because the effect of food product of BPPT in IgG total."
2011
S-Pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Webb, W. Richard (Wayne Richard), 1945-
Philadelphia : Wolters Kluwer, 2017
617.540.757 WEB t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nuriya
"Fraktur merupakan masalah sistem muskuloskeletal yang paling sering terjadi. Penanganan fraktur yang tidak tepat dapat mengakibatkan osteomielitis. Osteomielitis tibia merupakan osteomielitis terbanyak kedua setelah femur. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, peneliti dan innovator. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan pendekatan self care deficit theory pada klien osteomielitis. Masalah yang paling sering terjadi pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal adalah konstipasi, peran sebagai peneliti dilakukan dengan praktik berbasis bukti (evidence based nursing) yaitu bowel management untuk mencegah konstipasi pada klien pasca Total Hip Replacement (THR) dan Total Knee Replacement (TKR). Inovasi pada tempat praktik dilakukan dengan menyediakan panduan komunikasi dengan metode SBAR pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal untuk mendukung komunikasi efektif inter-intra disiplin saat handover maupun komunikasi melalui telepon.

Fractures are musculoskeletal system problems that most frequently occur. Fracture improper handling can lead to osteomyelitis. Tibial osteomyelitis is the second largest after the femoral osteomyelitis. Nurses act as care providers, researchers and innovators. Nurse as care provider use Orem's self-care deficit theory approach for client with osteomyelitis. Nurse as researcher found that the most often problem that occurs in clients with musculoskeletal system dysorder attempt Total Hip Replacement (THR) and Total Knee Replacement (TKR) is constipation that need to be performed bowel management as evidence based nursing. Nurse as innovator provides guidance communication using SBAR method in cases musculoskeletal system dysorder to support effective communication inter-intra discipline when handover or communication by telephone."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"By performing a thorough patient assessment, this title can assist physicians in the decision-making process regarding treatment, in evaluating the treatment's effectiveness, and in determining if changes in the treatment need to be made. It covers important aspects and topics of assessment. It emphasizes learning objectives. "
Missouri: Elsevier Mosby, 2014
617.075 WIL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Atika Sari
"Salah satu  kompetensi prosedur yang harus dicapai mahasiswa profesi pada mata kuliah praktik klinik gawat darurat adalah melakukan tindakan resusitasi jantung paru. Efikasi diri menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan tindakan resusitasi jantung paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber-sumber yang berhubungan dengan tingak efikasi diri dalam melakukan resusitasi jantung paru menggunakan metode survei analitik pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 84 mahasiswa profesi ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang merupakan lulusan sarjana reguler. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kemudian data dianalisis menggunakan SPSS 24. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara verbal persussion (p = 0,047) dan physiological and affective state (p = 0,003) dengan tingkat efikasi diri dalam melakukan resusitasi jantung paru. Fasilitator diharapkan untuk selalu memberikan feedback positif terhadap pencapaian mahasiswa meskipun belum maksimal dan menyampaikan komentar dan kritik yang positif sehingga memotivasi mahasiswa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Selain itu, mahasiswa diharapkan untuk selalu berpikir positif guna mengurangi tingkat kecemasan, stres, mauun depresi dan meningkatkan physiological and affective state.

One of the competency procedures that must be achieved by internship nursing students in clinical emergency practice courses is to perform cardiac pulmonary resuscitation. Self-efficacy is one of the factors that influences the success rate of cardiopulmonary resuscitation. The research aimed to identify the sources that related to the level of self-efficacy in performing cardiopulmonary resuscitation used analitic cross sectional design study. The research involved 84 internship nursing students of Faculty of Nursing Universitas Indonesia who came from regular undergraduate program. The research shown a significant association between verbal persussion with cardiopulmonary self-efficacy rate (p = 0,047) and physiological and affective state with cardiopulmonary self-efficacy rate  (p = 0,003). Facilitators are expected to always provide positive feedback on student achievement even though it has not been maximized and deliver positive comments and criticisms so it can motivates students to continue improve their abilities. In addition, students are expected to always think positively in order to reduce levels of anxiety, stress, depression, and improve their physiological and affective state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Devony
"Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya manusia yang sehat yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Remaja yang sehat dan memiliki daya tahan jantung paru yang baik akan mampu berprestasi dalam pelajaran maupun pekerjaan sehingga produktivitasnya meningkat, sementara dari hasil survei dan penelitian tentang kesegaran jasmani dari tahun 1990 sampai tahun 2000 ditemukan bahwa lebih dari 50% remaja siswa SMA mempunyai tingkat kesegaran jasmani kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran daya tahan jantung paru dan faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan daya tahan jantung paru yaitu persentase lemak tubuh, kadar hemoglobin, denyut nadi, kebiasaan merokok, frekuensi olahraga, lama olahraga, jenis olahraga, umur dan jenis kelamin pada siswa SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 kota Depok tahun 2004.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan rancangan cross sectional atau potong lintang. Sampel penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 kota Depok sebanyak 190 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur daya tahan jantung paru, persentase lemak tubuh, kadar hemoglobin, denyut nadi istirahat dan wawancara untuk mengetahui kebiasaan merokok, frekuensi olahraga, lama olahraga, jenis olahraga, umur dan jenis kelamin. Analisis data dilakukan secara univariat (rata-rata dan frekuensi), bivariat (uji korelasi dan Khai kuadrat untuk melihat faktor yang berhubungan dengan daya tahan jantung paru), multivariat (uji regresi logistrk berganda untuk melihat faktor yang paling dominan berhubungan dengan daya tahan jantung paru).
Hasil penelitian menemukan sebagian besar siswa (68,9 %) mempunyai daya tahan jantung paru dengan kategori kurang dam hanya 31,1 % siswa dengan daya tahan jantung paru kategori baik. Analisis bivariat mendapatkan hubungan yang bermakna antara umur (p = 0,047), jenis kelamin (p = 0,019), persentase lemak tubuh (p = 0,013), kadar hemoglobin (p = 0,002), denyut nadi istirahat (p = 0,000), frekuensi olahraga seminggu (p = 0,000) dan lama olahraga seminggu (p = 0,000) dengan daya tahan jantung pare, sedangkan kebiasaan merokok tidak mempunyai hubungan yang bermakna (p = 0,34) dengan daya tahan jantung paru. Analisis multivariat mendapatkan vanabel yang paling dominan berhubungan dengan daya tahan jantung paru adalah frekuensi olahraga dalam seminggu (OR = 5,455).
Pembinaan program olahraga intensif perlu dilakukan di sekolah baik pada saat jam pelajaran olahraga dan kesehatan maupun pembinaan kegiatan ekstrakurikuler maupun di rumah. Untuk menunjang pelaksanaan program ini perlu adanya kerjasama yang baik antara Departemen Pendidikan Nasional dengan Departemen Kesehatan dalam melakukan survei tingkat kesegaran jasmani pada remaja sekolah.

Factors Related To Cardiorespiratory Endurance Of SMA 1 And SMa 3 Depok Students In 2004One primary point of view needed for succeeding all subjects of development and progree in this country is to have a good physical, mental and social health. Adolescent with good cardiorespiratory endurance will be able to reach a positive achievement whether in studying or working, so that their productivity increase. Whereas, other 50 % of SMA students still have a lower cardiorespiratory endurance.
This research is aimed at knowing the perspective of cardiorespiratory endurance and several related factors surch as: body fat percentage, hemoglobin, pulse, smoking habits, duration and frequency of sportsactivity, sort of sports, age and gender of SMA 1 and SMA 3 Depok Students in 2004.
The type of research is quantitative, using sectional cross device or transversal. Research samples are 190 SMA land SMA 3 Depok students. Data is gathered by measuring cardiorespiratory endurance, body fat percentage, hemoglobin level, pulse during resting, and by interviewing them of smoking habits, durations and frequency of sports activity, sort of sport, age and gender. Data analyzing process is applied univariantly (average and frequency), bivariaotly (correlation test and chi quadrat), Multivariant (double logistic regression)
The research finally finds most students (58,9%) have a lower cardiorespiratory endurance while 31,1% have a good one. Bivariant analysis abtains a meaningful relationship between age (p = 0,047), gender (p = 0,019), body fat percentage (p = 0,013), hemoglobin level (p = 0,002), puts during resting (p = 0,000), sports activity frequency per week (p = 0,000), sports activity duration per week (p = 0,000) and cardiorespiratory endurance, whereas smoking habits has no relationship with cardiorespiratory endurance Multivariant analysis obtains most dominant variable connected with cardiorespiratory endurance : sports activity frequency per week (OR = 5,455), hemoglobin level (OR = 4,721), puts during resting (OR= 5,103) and body fat percentage (OR = 2,979).
Establishing an intensive sports program is needed to apply at school whether in sports class/lesson or in extracurricular activities. Application of this program needs good cooperation between national education dept and health dept.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>