Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aini Ulfana
"Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas, serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian gangguan jiwa berat di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan 1.157 responden dan menggunakan pendekatan regresi logistik. Hasil penelitian ini adalah 4 variabel faktor psikologis, 2 variabel faktor somatik dan 2 variabel faktor sosio ekonomi berpengaruh terhadap kejadian gangguan jiwa berat di Yogyakarta.

Schizophrenia is a severe mental disorder characterized by a decrease or an inability to communicate, impaired reality, and had difficulty doing everyday activities. This study aims to identify factors that affect the incidence of schizophrenia in Yogyakarta. This study using cross sectional method and the sample size of 1,157 respondents surveyed, this study used logistic regression. The result, there are 4 variables from psychologic factors, 2 variables from somatic factors, and 2 variables from socio economic factors that are affect the incidence of schizophrenia in Yogyakarta.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Syahreni
"Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien gangguan jiwa. Sesuai dengan fungsinya yaitu fungsi perawatan, keluarga merupakan perawat utama bagi klien gangguan jiwa selama dirumah. Kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan kemampuan keluarga ini akan berdampak pada proses adaptasi klien gangguan jiwa di lingkungannya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor resiko dengan kemampuan keluarga merawat klien gangguan jiwa di rumah.
Penelitian ini dilakukan di RSUPN-Cipto Mangunkusumo dengan jenis penelitian studi deskriptif. Penelitian dilakukan terhadap 20 keluarga yang sedang mengunjungi anggota lgeluarganya yang dirawat dengan gangguan jiwa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data demogafi, faktor-faktor resiko, dan kemampuan keluarga. Pada data demografi didapatkan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki (65%) sedangkan usia terbanyak 40 tahun (75%), tingkat pendidikan terbanyak SMA (65%), dan hubungan keluarga yang terbanyak adalalah saudara kandung (45%). Pada Faktor risiko di dapatkan skore tertinggi adalah keterlibatan keluarga dalam perawatan (100%). Pada kemampuan keluarga didapatkan skore teringgi adalah kemampuan menciptakan lingkungan yang sehat (30%).
Data di analisis dengan distribusi frekuensi menggunakan sentral tendensi kemudian dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik Fisher Exact test untuk menguji hubungan antara faktor-faktor risiko dan kemampuan keluarga merawat klien gangguan jiwa di rumah yang muncul dari penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara support system dengan kemampuan keluarga menciptakan lingkungan keluarga yang sehat bagi klien gangguan jiwa selama dirawat di rumah. Dari hasil penelitian ini diharapkan pelayanan keperawatan dapat lebih meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi klien sehingga adaptasi klien gangguan jiwa di rumah dapat lebih optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5193
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Nomiko
"Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di 6 ruang rawat inap. Sampel sebanyak 51 perawat pelaksana yang merupakan total populasi. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap, tidak sedang sakit, tidak sedang tugas belajar, dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi Iogistik berganda. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa perawat pelaksana rata-rata mempunyai persepsi baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi.
Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, motivasi, pengembangan karir, dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv < 0,05). Sedangkan variabel umur, lama kerja, persepsi terhadap pekerjaan, kepemimpinan, dan imbalan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv > 0,05).Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat adalah tingkat pendidikan dan supervisi.
Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh direksi dan manajer keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit. Caranya adalah dengan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia khususnya perawat dan manajemen keperawatan di ruangan melalui upaya pengoptimalan kedua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu tingkat pendidikan dan supervisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Akbari
"Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan bentuk utama dari kegiatan bisnis di Indonesia dimana UMKM secara kolektif mewakili 99% dari jumlah total bisnis dan 57% dari PDB Indonesia (OECD, 2012). Namun hasil penelitian pada 437 usaha kecil dan menengah di Indonesia memperlihatkan bahwa 36 persen usaha kecil dan menengah masih menggunakan metode luring atau offline dan 58 persen pengusaha mikro masih menjalankan bisnisnya dengan metode luring (Deloitte, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor teknologi, organisasi, dan individual terhadap tingkat adopsi e-commerce pada usaha mikro, kecil, dan menengah di Jabodetabek serta pengaruh adopsi tersebut terhadap kinerja umkm. Berdasarkan penelitian pada 232 usaha mikro, kecil, dan menengah di Jabodetabek yang telah mengadopsi e-commerce, peneliti menemukan bahwa perceived benefit, kompatibilitas, kesiapan teknologi, kompetisi, tekanan dari supplier/vendor, dukungan eksternal, pengetahuan IT pemilik usaha, dan tingkat kemampuan IT pemilik usaha berpengaruh secara positif terhadap tingkat adopsi sedangkan biaya berpengaruh negatif terhadap tingkat adopsi.

Small and medium enterprise is the main form of business in Indonesia which collectively represents 99% of businesses and 57% of Gross Domestic Product of Indonesia (OECD, 2012). But the fact is, SMEs shows low adoption in e-commerce technology. Research shows that of 437 SMEs in Indonesia, 36% are still using offline method and 58% of small enterprise are still using offline (Deloitte, 2015). The purpose of this study is to determine the factors that influence such low adoption of e-commerce in SMEs in Jabodetabek and the impact to their performance. This study shows that of 232 SMEs in Jabodetabek, perceived benefit, compatibility, technological readiness, competition, supplier/vendor pressure, external support, CEO IT knowledge, and CEO IT ability have significant influence and positive correlation to adoption level. While cost also have significant influence and negative correlation to adoption level of e-commerce in SMEs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is intended to analyse the effects of money supply, interest rates, real income, exchange rates, foreign price rates and the economic crisis on inflation. In addition, this research also wishes to determine appropriate model of the inflation in Indonesia. The data employed in the study are secondary time series data from quarterly data for period of 1983.I—2001.IV or constitues observation consisting of 76 series of data picked from several publications. The method of analysis used in the study are error correction model and forward looking buffer stock model...."
JEB 11:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Permatasari Istanti
"Latar belakang: Interdialytic Weight Gains (IDWG) merupakan peningkatan volume cairan yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan sebagai indikator untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik dan kepatuhan pasien terhadap pengaturan cairan pada pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis. Peningkatan IDWG melebihi 5% dari berat badan kering dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti hipertensi, hipotensi intradialisis, gagal jantung kiri, asites, pleural effusion, gagal jantung kongestif, dan dapat mengakibatkan kematian. IDWG dapat disebabkan oleh berbagai macam factor baik faktor internal yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, Stres, Self efficacy, maupun faktor eksternal yaitu dukungan keluarga dan social serta jumlah intake cairan. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang berkontribusi terhadap IDWG pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional, dengan menggunakan 48 pasien sebagai responden penelitian yang diambil dari 79 pasien yang menjalani HD. Hasil; Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara masukan cairan dengan IDWG (r=0,541, p-value = 0,000), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, dukungan keluarga dan sosial, self efficacy serta stress dengan IDWG. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masukan cairan merupakan factor yang berkontribusi secara signifikan terhadap IDWG. Rekomendasi dari penelitian ini adalah dilakukannya pendidikan kesehatan secara terstruktur tentang pengaturan masukan cairan secara mandiri oleh pasien.

Background: Interdialytic Weight Gains (IDWG) is fluid volume excess that manifest by increasing body weight as an indicator of patient fluid intake and patient compliance on fluid restriction during interdialytic period of hemodialysis treatment. Increasing IDWG more than 5% from dry weight can affect more complications like hypertension, intradialysis hypotension, left heart failure, ascites, pleural effusion, Congestive heart failure, and death. Many factors that contribute IDWG are internal factors like age, gender, education, thirst, stress, self efficacy; extemal factors like family and social support, and fluid intake. The purposes of this research is to know the factors that contribute IDWG on Chronic Kidney Deseases (CKD) patient with haemodialysis at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. Methods: Forty eight patients were collected from seventy nine HD patients. Bivariate analysis reveaied that the demographic factors (age, gender, education), fluid intake, sensation of thirst, family and social support, self efficacy, and stress was independent determinant of IDWG. The result of this research showed significant relationship between fluid intake and IDWG (r=0,54I, p-value = 0,000), and no significant relationship between age, gender, education, thirst, family and social support, self efficacy and stress with IDWG. The research concluded fluid intake is a significant factor contribute of IDWG. It is recommended to develop health education about fluid management to increase the self care of haemodialysis patient in health care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26578
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Marielly Djaprie
"Selama bertahun-tahun, gangguan jiwa schizophrenia diasumsikan sebagai
suatu misteri yang tak terpecahkan, tak terdefinisikan dan membingungkan seluruh lapisan masyarakat. Kurang lebih 1% dari populasi chmia menderita gangguan jiwa schizophrenia. Dimana baik laki-laki serta wanita memiliki prosentase yang Sama besar untuk menderita gangguan jiwa schizophrenia.
Penyebab gangguan jiwa schizophrenia juga sebaiknya dilihat tidak hanya dari perspektif medis namun juga dari perspektif psikologis sehingga dapat saling menunjang untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai onset dan perkembangan gangguan jiwa ini.
Prognosa untuk gangguan jiwa schizophrenia dapat dikatakan tidak
membawa pengharapan yang cukup, baik bagi penderita maupun keluarga.
Gangguan jiwa schizophrenia dikatakan memiliki prognosa negatif dimana
sekali gangguan jiwa ini menyerang maka sulit bagi penderita untuk dapat 'sembuh’ karena seringkali penderita memiliki kesulitan untuk
berkomunikasi, berinteraksi, melakukan kegiatan sehari-hari maupun
memecahkan permasalahan yang datang. Hal ini sendiri kemudian dikatakan terkait erat dengan kemunculan relapse. Banyak faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya relapse, diantaranya adalah
penurunan kemampuan sosial yang telah disebutkan diatas sefta sikap
complzance terhadap pengobatan yang telah dianjurkan oleh para ahli medis berwenang.
Pengamatan yang kemudian dilakukan pada kedua subyek yang
digunakan dalam penelitian ini, memperlihatkan bahwa banyak sekali
faktor-faktor yang terkait dengan kemungkinan kemunculan relapse. Sama
seperti halnya penyebab kemunculan gangguan jiwa schizophrenia, pada
subyek-subyek penelitian ini faktor-faktor pendukung kemunculan relapse dapat terdiri atas berbagai macam faktor yang saling terkait dan mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah dukungan
keluarga serta kesadaran penderita akan gangguan jiwa yang dideritanya
Temuan lain yang juga menarik adalah bahwa ternyata ditemukan adanya
hubun gan yang sangat erat antara relapse, compliance, dan social skills penderita. Ketiganya menjadi hal-hal yang saling mendukung dan
membentuk lingkaran yang berkelanjutan. Peneliti melihat bahwa dalam
proses pencegahan relapse dibutuhkan tingkat compliance dan social
skills yang baik. Dengan bersikap compliance penderita akan mampu
untuk mencegah relapse, sementara itu dengan social skills yang baik maka penderita akan mampu untuk berinteraksi secara adekuat dimana interaksi yang adekuat tersebut tentu saja sangat berperan dalam proses perawatan.
Namun di sisi lain, pada kedua subyek penelitian terlihat pula bahwa
setelah prosentase maupun jarak waktu antar relapse mereka jauh
berkurang maka keinginan mereka untuk meningkatkan compliance dan
social skills pun turut semakin membaik.
Selain hal-hal tersebut, ditemukan pula pada subyek-subyek
penelitian ini peranan besar stabilitas sosial dalam proses pencegahan
relapse. Stabilitas sosial tersebut mencakup pekerjaan, perningkahan Serta tempat tinggal. Dengan adanya stabilitas sosial ternyata kedua subyek penelitian semakin terpacu untuk mencegah relapse pada gangguan jiwa yang mereka derita.
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
penggunaan subyek yang lebih banyak dengan rentang waktu penelitian
yang lebih panjang sehingga dapat terungkap variasi-variasi yang mungkin
tercakup tidak hanya dalam proses kemunculan relapse namun juga dalam
proses pencegahannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Elbert
"

Penyakit kardiovaskular juga merupakan penyebab utama kematian secara global. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular mengalami peningkatan prevalensi setiap tahunnya dan menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian terutama pada usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit kardiovaskular pada penduduk usia produktif di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukan prevalensi penyakit kardiovaskular pada penduduk usia produktif di Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2018 adalah sebesar 2,7%. Faktor yang berhubungan secaara statistik dengan kejadian penyakit kardiovaskular yaitu umur (POR = 4,615; 95% CI: 3,489-6,104), jenis kelamin (POR = 0,751; 95% CI: 0,566-0,995), tingkat pendidikan (POR = 1,405; 95% CI: 1,064 – 1,855), hipertensi (nilai POR = 2,391; 95% CI: 1,810-3,158), diabetes melitus (POR = 8,531; 95% CI: 5,899 – 12,337), status merokok (POR = 1,979; 95% CI: 1,327-2,950; dan POR = 2,794; 95% CI: 1,738-4,492), obesitas (POR = 1,630; 95% CI: 1,206 - 2,204), aktivitas fisik (POR = 1,968; 95% CI: 1,292 – 2,999), gangguan mental emosional (POR = 2,344; 95% CI: 1,661 – 3,307), konsumsi makanan asin (POR = 0,693; 95% CI: 0,519 – 0,927), dan konsumsi makanan lemak/kolesterol/gorengan (POR = 0,698; 95% CI: 0,517 – 0,944). Sementara itu, konsumsi buah dan sayur serta konsumsi alkohol tidak berhubungan secara statistik dengan kejadian penyakit kardiovaskular. Optimalisasi program pengendalian PTM seperti CERDIK dapat membantu pencegahan kejadian penyakit kardiovaskular.


Cardiovascular disease is the leading cause of death globally. In Indonesia, cardiovascular disease has an increasing prevalence every year and ranks highest as a cause of death, especially in productive age. This study aims to determine the factors associated with the incidence of cardiovascular disease in the productive age population in the Special Region of Yogyakarta based on data from the 2018 Basic Health Research. The design of this research study was cross-sectional with bivariate analysis. The results showed that the prevalence of cardiovascular disease in the productive age population in Yogyakarta Province in 2018 was 2.7%. Statistically related factors to cardiovascular disease incidence were age (POR = 4.615; 95% CI: 3.489-6.104), sex (POR = 0.751; 95% CI: 0.566-0.995), education level (POR = 1.405; 95% CI: 1.064 – 1.855), hypertension (POR value = 2.391; 95% CI: 1.810-3.158), diabetes mellitus (POR = 8.531; 95% CI: 5.899 – 12.337), smoking status (POR = 1.979; 95% CI: 1.327-2.950; and POR = 2.794; 95% CI:  1.738-4.492), obesity (POR = 1.630; 95% CI: 1.206 - 2.204), physical activity (POR = 1.968; 95% CI: 1.292 – 2.999), mental emotional disorders (POR = 2.344; 95% CI: 1.661 – 3.307), consumption of salty foods (POR = 0.693; 95% CI: 0.519 – 0.927), and consumption of fat/cholesterol/fried foods (POR = 0.698; 95% CI: 0.517 – 0.944). Meanwhile, fruit and vegetable consumption and alcohol consumption were not statistically associated with the incidence of cardiovascular disease. Optimization of NCD control programs such as CERDIK can help prevent cardiovascular disease events

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Azzahra
"Menurut Riskesdas 2013, di Indonesia prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar 7 permil dan mengalami kenaikan dari tahun 2007 yang sebesar 6 permil. DIY menjadi provinsi dengan prevalensi stroke tertinggi kedua di Indonesia dan prevalensinya melebihi angka nasional yakni sebesar 10,3 permil pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data Riskesdas 2018 Provinsi DIY sebanyak 6695 responden. Uji statistik pada penelitian ini adalah uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DIY tahun 2018 yaitu sebesar 1,7%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stroke antara lain usia (POR = 3,23 ; 95%CI = 2,03-5,13), aktivitas fisik (POR = 2,86 ; 95%CI = 1,90-4,31), hipertensi (POR = 5,69 ; 95%CI = 3,68-8,79), penyakit jantung (POR = 2,57 ; 95%CI = 1,47-4,48), dan diabetes melitus (POR = 2,44 ; 95%CI = 1,49-3,40). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia, aktivitas fisik, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus dengan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DIY. 

According to Riskesdas 2013, the prevalence of stroke in Indonesia in the population aged ≥15 years is 7 per mil and increased from 2007 which was 6 per mil. Special Region of Yogyakarta (DIY) is the province with the second highest prevalence of stroke in Indonesia and the prevalence exceeds the national figure of 10.3 per mil in 2013. This research aimed to determine the factors that can cause stroke in the population aged ≥15 years in DIY Province. Design of this research was cross-sectional and used Riskesdas 2018 data from DIY Province with 6695 respondents. Chi-square statistical test and multiple logistic regression used in this study. The results showed that the prevalence of stroke in the population aged ≥15 years in DIY Province in 2018 was 1.7%. Statistical tests that has a significant relationship with the incidence of stroke included, age ((POR = 3.23 ; 95%CI = 2.03-5.13)), physical activity fisik (POR = 2.86 ; 95%CI = 1.90-4.31), hypertension (POR = 5.69 ; 95%CI = 3.68-8.79), heart disease (POR = 2.57 ; 95%CI = 1.47-4.48), and diabetes mellitus (POR = 2.44 ; 95%CI = 1.49-3.40). The conclusion of this study is there is a relationship between age, physical activity, hypertension, heart disease, and diabetes mellitus with the incidence of stroke in the population aged ≥15 years in DIY Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Majid
"Penelitian cross sectional dengan sampel 96 responden di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Kota yogyakarta dan RSUD Sleman. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap ulang di rumah sakit pada pasied dengan CHF. Analisis chi-square dan multiple logistic regression. Hasil menunjukkan, ada hubungan yang signifikan antara faktor kepatuhan terhadap terapi, riwayat hipertensi, usia, kepatuhan terhadap diet, kepatuhan terhadap cairan dan tingkat kecemasan dengan kejadian rawat inap ulang di rumah sakit pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Faktor yang paling dominan adalah riwayat hipertensi.

The cross sectional study on 96 samples. Its target to know factors related to readmission on patient with CHF, was taken from RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Yogyakarta and RSUD Sleman. The objectives in to know factors related to readmission patient with CHF. Multiple Logistic Regression analysis abd chi square, at CI 95%. Result: there is a significant relation between compliance factor to therapy, hypertensionhistory, age, compliance to diet, compilance diution, and anxiety level with readmission CHF patient. The most dominant factor is hypertension history."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29362
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>