Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77757 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Rachmayani
"Kualitas tidur yang baik merupakan salah satu faktor kualitas hidup yang baik. Stres emosional seperti depresi menjadi penyebab kualitas tidur buruk. Depresi dan kualitas tidur secara tidak langsung dapat mempengaruhi kejadian morbiditas dan mortalitas penyakit gagal ginjal terminal. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas tidur pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan metode cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 92 responden dengan teknik purposive sampling. Dengan analisis bivariat menggunakan uji spearman, korelasi antara tingkat depresi dengan kualitas tidur tidak bermakna dengan nilai p 0,332. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mayoritas responden tidak memiliki tanda klinis depresi dan kualitas tidur baik. sehingga perlu dikembangkan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas tidurnya.

Good sleep quality is one of the factors of quality of life. Emotional stress such as depression causes poor sleep quality. Depression and sleep quality indirectly may affect the incidence of morbidity and mortality of end stage renal disease. The purpose of this study was to identify the relation between depression and sleep quality in patients on end stage renal disease with hemodialysis. This research is was descriptive and correlation design with cross sectional study. There were 92 respondents that were selected by purposive sampling method. The study result shows correlation between depression and sleep quality not significant with p value 0,332 that were analysed by bivariate analysis and spearman test. The study conclude that the majority of respondents had no clinical signs of depression and good sleep quality. Therefore, it is recommended to develop nursing interventions that can improve sleep quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Susanto
"Hemodialisis (HD) merupakan metode terapi yang banyak digunakan oleh pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis membutuhkan waktu jangka panjang sehingga dapat menimbulkan munculnya berbagai komplikasi yang dapat menimbulkan penurunan kualitas tidur. Fatigue dan depresi diduga berpengaruh terhadap penurunan kualitas tidur pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fatigue dan depresi dengan kualitas tidur pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis di RSUD Pringsewu Lampung. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 103 pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Analisa data menggunakan uji korelasi Chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara fatigue (p value 0.002), dan depresi (p value 0.034) dengan kualitas tidur. Variabel konfonding: usia, pekerjaan, jadwal HD dan lama tidur siang berhubungan signifikan dengan kualitas tidur (p = 0.022, p = 0.041, p = 0.024 dan p = 0.041), namun jenis kelamin, pendidikan, lama HD, hemoglobin, status nutrisi, dan komorbid tidak signifikan berhubungan dengan kualitas tidur (p > 0.05). Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan fatigue, depresi, pekerjaan, lama HD dan lama tidur siang berkontribusi terhadap kualitas tidur (OR: 5.911, 5.382, 0.142, 0.401 dan 0.164). Dalam satu model ketika diregresikan secara bersamaan, kelima variabel ini berkontribusi sebesar 44,4% terhadap kualitas tidur. Fatigue merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas tidur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap fatigue dan pengembangan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien hemodialisis

Hemodialysis (HD) is a method of treatment that is widely used by chronic kidney failure patients. Hemodialysis takes a long time so that it can cause various complications, which one of them is a decrease in sleep quality. Fatigue and depression are considered affecting the quality of sleep in patients undergoing hemodialysis. This study aims to determine the relationship between fatigue and depression with sleep quality in end-stage renal failure patients undergoing hemodialysis in RSUD Pringsewu Lampung. The design in this study was cross sectional, recruited a total sample of 103 patients with end-stage renal failure undergoing hemodialysis. Data analysis used Chi square correlation test and multiple logistic regression. The results of this study indicated that there was a significant relationship between fatigue (p value 0.002) and depression (p value 0.034) with sleep quality. In addition, age, occupation, HD schedule and length of nap were significantly correlated with sleep quality (p = 0.022, p = 0.041, p = 0.024 and p = 0.041, respectively). However, there were not significantly correlated between gender, education, duration of HD, hemoglobin, nutritional status, and comorbidities with sleep quality (p > 0.05). The result of multiple logistic regression analysis showed that fatigue, depression, occupation, duration of HD and length of nap contributed to sleep quality (OR: 5.911, 5.382, 0.142, 0.401 and 0.164 respectively). In the same model, these variables when regressed together could explain 44.4% to sleep quality. The fatigue became the most influential factor on sleep quality. Therefore, the assessment of fatigue and develop nursing interventions to improve sleep quality hemodialysis patients is pivotal to be conducted in taking care of haemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chorina Mega Noviana
"Manajemen diri merupakan tata laksana multidisiplin terbaru yang memberdayakan pasien gagal ginjal terminal untuk aktif dalam mempertahankan status kesehatannya. Pelaksanaan manajemen diri masih tergolong rendah. Dukungan sosial dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi manajemen diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara dukungan sosial dengan manajemen diri pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 107 responden dipilih dengan consecutive sampling. Data dikumpulkan secara daring dari 4 komunitas pemerhati pasien gagal ginjal di Indonesia menggunakan instrumen Medical Outcome Study Social Support Survey dan Hemodialysis Self-Management Instrument.
Hasil penelitian dengan uji Chi square menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan manajemen diri (p value <0,05). Penelitian ini merekomendasikan dukungan sosial sebagai bagian integral dari tatalaksana manajemen diri yang diberikan melalui kerja sama antara tenaga kesehatan, komunitas pemerhati pasien gagal ginjal, dan pendamping pasien.

Self-management is the latest multidisciplinary intervention that empowers end-stage renal disease patients to be active in maintaining their health status. The implementation of self-management is still relatively low. Social support is considered as one of the factors that can affect self-management.
This study aims to identify the relationship between social support and self-management in end-stage renal disease patients undergoing hemodialysis. The design of the study is cross-sectional with a sample of 107 respondents selected by consecutive sampling. Data was collected online from 4 chronic kidney disease community in Indonesia using the Medical Outcome Study Social Support Survey and Hemodialysis Self-Management Instrument.
The result with the Chi-square test showed that there is a relationship between social support and self-management (p-value <0.05). This study recommends social support as a part of self-management intervention provided through cooperation between health workers, chronic kidney disease communities, and patient companions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nur Ridwan
"Pasien gagal ginjal terminal memiliki kualitas hidup cenderung rendah. Diperlukan kepatuhan terhadap rekomendasi diet serta mampu meredakan emosi negatif sebagai tanda penerimaan terhadap penyakit pada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet dan penerimaan penyakit dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan potong lintang, melibatkan 114 pasien gagal ginjal terminal yang dipilih dengan teknik non-random consecutive sampling. Data kepatuhan diet diperoleh menggunakan Renal Adherence Behaviour Questionnaire, data penerimaan penyakit diperoleh menggunakan kuesioner Acceptance of Illness dan WHOQoL-BREF untuk mendapatkan data kualitas hidup. Analisa data menggunakan Pearson Correlation menunjukkan terdapat hubungan berpola positif dengan kekuatan sedang antara kepatuhan diet dengan kualitas hidup p value.

Patients with end stage renal disease have a low quality of life. Required adherence to dietary recommendation and able to alleviate negative emotions as a sign acceptance of illness in patients with end stage renal disease. This study aims to determine the relationship between dietary adherence and acceptance of illness with quality of life of end stage renal failure patients undergoing hemodialysis. This study used cross sectional approach involving 114 ESRD patients selected using non random consecutive sampling technique. Dietary compliance data were obtained using Renal Adherence Behavior Questionnaire RABQ , acceptance of disease was obtained using the Acceptance of Illness Questionnaire AoI , and the WHO Quality of Life BREF to get quality of life data. The data were analyzed using Pearson correlation and showed significant moderate association between diet adherence and quality of life p value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Khumaeroh
"Pasien dengan Gagal Ginjal Terminal (GGT) membutuhkan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis (HD). Untuk mencapai keberhasilan HD diperlukan kepatuhan pasien terhadap pembatasan cairan. Kepatuhan cairan dapat tercapai saat pasien mampu melakukan penyesuaian diri dengan penyakit GGT dan terapi HD. Penyesuaian diri pasien HD terhadap penyakit GGT dan pembatasan cairan dapat berhubungan dengan penerimaan diri. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan penerimaan diri dengan kepatuhan pembatasan cairan pasien HD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan consecutive sampling pada 121 responden. Pengumpulan data dengan kuesioner kepatuhan cairan dan self acceptance scale serta studi dokumentasi. Analisis yang digunakan yaitu Chi-Square dan regresi logistic. Hasil penelitian didapatkan responden yang patuh terhadap pembatasan cairan sebanyak 79,3% dan penerimaan diri sebanyak 78,5%. Hasil analisis didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan kepatuhan cairan (p=0,024) namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan IDWG (p=0,154). Ada hubungan variabel konfonding lama menjalani HD dengan kepatuhan cairan (p=0,033), variabel konfonding adekuasi HD dengan IDWG (P= 0,011). Namun, pada variabel konfonding lainnya tidak terdapat hubungan signifikan dengan kepatuhan cairan, diantaranya adalah: usia, jenis kelamin, pendidikan dan komorbiditas. Selanjutnya pada analisis multivariat variabel yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan cairan adalah penerimaan diri (p=0,006) setelah dikontrol variabel jenis kelamin dan lama menjalani HD serta mampu memprediksi sebesar 21% terhadap kepatuhan pembatasan cairan. Rekomendasi penelitian ini adalah perawat perlu mengidentifikasi serta melakukan upaya meningkatkan penerimaan diri pasien untuk meningkatkan kepatuhan cairan dengan intervensi seperti therapy reality dan terapi berpikir positif. Perawat harus lebih memperhatikan adekuasi HD dan berat badan kering pasien untuk menghindari peningkatan IDWG. Selain itu, rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan instrumen penelitian yang mampu melihat waktu yang dibutuhkan pasien HD untuk mencapai tahap acceptance serta melakukan analisis lanjutan pada hasil penelitian ini tentang kesenjangan hasil antara kepatuhan cairan yang tinggi berdasarkan kuesioner namun mayoritas responden pada IDWG berat.

Patients with End Stage Renal Disease (ESRD) requires a renal replacement therapy in the form of hemodialysis (HD). To achieve success of HD requires patient compliance with fluid restrictions. Fluid adherence can be achieved when the patients is able to adjust to ESRD and HD therapy. Adjustment of patients HD to ESRD and fluid restriction can be related to self acceptance. This study aimed to identify the relationship between self acceptance and fluid adherence in ESRD patients undergoing HD. This study used cross sectional design with consecutive sampling of 121 respondents. Data collection used fluid adherence questionnaires, self acceptance scale and documentation studies. The analysis used chi square and logistic regression. The result showed that 79,3% of respondents had adherence to fluid restriction and 78,5% of them had self acceptance. The analysis result also showed there was a significant relationship between self acceptance and fluid adherence (p=0,024), but no significant relationship between self-acceptance and IDWG (p=0.154). There was significant relationship between confounding variable of the length of time undergoing HD and fluid adherence (p=0.033), adequacy HD and IDWG (p=0,011). However, other confounding variables were not significant relationship with fluid adherence, which were: age, gender, education, and comorbidities. Furthermore, the multivariat analysis found that self acceptance was the most dominant variable affecting fluid adherence (p=0.006) after controlling by variables of the sex and the length of time undergoing HD, which can predicted 21% to fluid adherence. Recommendations for this study are nurses need to identify and make efforts to increase patient self-acceptance to improve fluid compliance with interventions such as reality therapy and positive thinking therapy. Nurses should more attention to HD adequacy and dry weight of the patient to avoid an increase in IDWG. In addition, recommendations for further researchers are expected to use research instruments that are able to see the time needed for HD patients to reach the acceptance stage and carry out further analysis on the results of this study regarding the gap in results between high fluid adherence based on the questionnaire but the majority of respondents on the IDWG severe."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Indrarini
"ABSTRAK
Anemia, depresi, dan kualitas tidur yang buruk diketahui marak terjadi pada Pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir PGTA, namun keterkaitan ketiganya masih belum diketahui secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dan depresi dengan kualitas tidur pasien PGTA di unit hemodialisis Rs. Dr. H. Marzoeki Mahdi RSMM pada bulan Mei 2018. Desain penelitian adalah analitik deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yang melibatkan 70 responden PGTA yang menjalani hemodialisis, dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner kualitas tidur PSQI untuk mengetahui kualitas tidur, kuesioner BDI II untuk mengetahui depresi, dan rekam medis untuk mengetahui nilai hemoglobin. Hasil menunjukkan mayoritas responden mengalami anemia 98,6 persen, kualitas tidur buruk 94,3 persen, dengan tingkat depresi minimal 64,3 persen. Tidak terdapat hubungan baik anemia maupun depresi dengan kualitas tidur pasien p anemia = 0,957, p depresi = 0,502, ? = 0,05. Lama menjalani hemodialisis merupakan karakteristik responden yang satu-satunya memiliki hubungan signifikan dengan kualitas tidur p = 0,049, ? = 0,05. Sehingga diharapkan adanya penelitian lebih lanjut yang mengulas berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada pasien PGTA.

ABSTRACT
Anemia, depression, and poor sleep quality are known to occur in patients with end stage renal disease ESRD, but the association still not known in depth. This study aims to determine the relationship between anemia and depression with sleep quality of ESRD patients in hemodialysis unit Rs. Dr. H. Marzoeki Mahdi RSMM in May 2018. The research design is a descriptive analytic with purposive sampling technique involving 70 ESRD with hemodialysis respondents, with data collection using quality of sleep questionnaire PSQI to know the quality of sleep, BDI II questionnaire to find out depression, and medical record to know the value of hemoglobin. Results showed the majority of respondents had anemia 98,6 percent, poor sleep quality 94,3 percent, with minimal depression 64,3 percent. There is no relationship either anemia or depression with sleep quality of patient p anemia 0,957, p depression 0,502, 0,05. The duration of hemodialysis was the only respondent characteristic to have significant relationship with sleep quality p 0,049, 0,05. So it is expected that further research reviews various factors that affect the quality of sleep in ESRD patients."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Yaruntradhani Pradwipa
"Latar belakang: Hipertensi pulmonal (HP) telah banyak dilaporkan terjadi pada populasi hemodialisis (HD). Namun data mengenai insidensi HP serta bagaimana mekanisme terjadinya masih sangat sedikit. Beberapa faktor risiko dan protektif terjadinya HP telah diidentifikasi melalui studi-studi di mancanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan penggunaan penghambat kanal kalsium dengan kejadian hipertensi pulmonal pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis.
Metode: Penelitian potong lintang dilakukan terhadap 100 pasien HD rutin di unit HD RSCM yang sedang mengkonsumsi penghambat kanal kalsium jenis dihidropiridin (nifedipin, amlodipin, felodidpin) 1x sehari per oral selama minimal 1 tahun. Hipertensi pulmonal dinilai dengan menggunakan ekokardiografi doppler yang dilakukan 1 jam pasca HD oleh satu orang operator independen yang tidak mengetahui latar belakang klinis pasien. Selanjutnya dilakukan analisis uji statistik chi square dengan batas kemaknaan < 0.05, serta analisis multivariat dengan regresi logistik antara variabel penghambat kanal kalsium dengan hipertensi pulmonal untuk mendapatkan Crude OR, antara variabel perancu dengan hipertensi pulmonal untuk mendapatkan nilai P < 0.25, dan antara variabel penghambat kanal kalsium dengan variabel perancu untuk mendapatkan fully adjusted OR.
Hasil: Dari 100 subyek penelitian, HP didapatkan pada 27 subjek (27%). Pada kelompok pasien HP, 21 subjek (29.2%) memiliki akses fistula AV di brakial, TAP rata-rata 36 ± 20.6 mmHg, curah jantung ³ 5 l/min sebanyak 13 subjek (28.8%) dengan fraksi ejeksi ³ 50% sebanyak 18 subjek (20.7%). Etiologi PGK terbanyak pada kelompok HP adalah nefropati DM dengan 10 subjek (37%). Setelah dilakukan adjustment dengan disfungsi diastolik ventrikel kiri, fraksi ejeksi dan diabetes melitus sebagai faktor perancu, penggunaan penghambat kanal kalsium berhubungan dengan penurunan risiko terjadinya hipertensi pulmonal (adjusted OR 0.258; IK 95% 0.085 – 0.783; nilai P 0.017).
Kesimpulan: Penggunaan penghambat kanal kalsium berhubungan dengan penurunan risiko terjadinya hipertensi pulmonal pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialis.

Background and Aim of Study: Pulmonary hypertension (PH) has been reported in hemodialysis (HD) patients. However data regarding its incidence and mechanism are scarce. Many published journal abroad had been identify the risk and protective factors in this syndrome. This study evaluated the use of Calcium Channel Blocker (CCB) on Pulmonary Hypertension at End-Stage Renal Disease (ESRD) patients who undergo hemodialysis.
Methods: A Cross – Sectional study conducted on hundreds HD patients in RSCM who consumed CCB for at least a year with oral single dose. PH was screened by Doppler echocardiography one hour following dialysis done by one independent operator without knowing clinical background of the patients. Furthermore, statistical analysis was done using chi square and define as significance if the value is <0.05. Moreover, multivariate analysis with logistic regression between CCB and PH variable in order to get Crude OR, between confounder variables and PH in order to get P value < 0.25, and between CCB and confounder variables in order to get fully adjusted OR.
Results: Out of 100 HD patients, PH was detected in 27 patients (27%). Of those with PH, brachial AV shunt was seen in 21 patients (29.2%), mean PAP was 36 ± 20.6 mmHg, and cardiac output ³ 5 l/min was seen in 13 patients (28.8%) with EF ³ 50% seen in 18 patients (20.7%). The common etiology of CKD in group of PH was diabetic nephropathy seen in 10 patients (37%). The used of CCB is associated with lower risk of PH (adjusted OR 0.258; 95% CI 0.085 – 0.783; P value 0.017) after adjusted with variable left ventricular diastolic dysfunction, ejection fraction, and diabetes melitus as confounders.
Conclusion: This study demonstrates that the use of CCB is associated with lower risk of PH in ESRD patients with hemodialysis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Septiana
"ABSTRAK
Pruritus Uremik adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh tidak tercapainya adekuasi terapi hemodialisis yang sering ditemukan pada pasien gagal ginjal terminal GGT sehingga berdampak insomnia pada pasien GGT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pruritus uremik dan insomnia. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah sampel 44 pasien hemodialisis di Unit HD RSUP Fatmawati dipilih dengan teknik consecutive sampling. Penelitian menggunakan instrumen Uremic Pruritus in Dialysis Patients UP-Dial Scale dan Athens Insomnia Scale AIS. Uji analisis menunjukkan bahwa sebanyak 21,9 mengalami pruritus ringan dengan insomnia, 46,3 mengalami pruritus sedang dengan insomnia, dan 31,7 mengalami pruritus berat dengan insomnia. Hasil uji Fisher rsquo;s exact menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pruritus dengan insomnia p= 0,115, ? =0,05, namun terdapat hubungan yang bermakna antara jadwal hemodialisis dengan insomnia p= 0,035, ?= 0,05. Edukasi mengenai perawatan pruritus patuh dialysis perlu diberikan untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan dari pruritus.

ABSTRACT
Uremic Pruritus is a condition that caused by the insufficiency of hemodialisis therapy that occasionally perceived by patients of end stage renal failure ESRD, which is thought to be one of causes of insomnia in patients of end stage renal failure. This study aimed to identify the correlation between uremic pruritus and insomnia. This study used a cross sectional approach with sampling of 44 patients who undergoing of hemodialisis therapy in Hemodialysis Unit of Fatmawati Hospital that selected by consecutive sampling technique. The research instrument used the Uraemic Pruritus in Dialysis Patients UP Dial Scale and Athens Insomnia Scale AIS. The tests showed that 21,9 experienced mild pruritus with insomnia, 46,3 experienced moderate pruritus with insomnia, and 31,7 experienced severe pruritus with insomnia. The result of Fisher rsquo s exact test showed that there was no significant correlation between uremic pruritus with insomnia p 0,115, 0,05, but there was a significant correlation between dialysis shift and insomnia p 0,035, 0,05. Education about the care of pruritus and dialysis needs are important to be given in order to reduce the impact."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Zahra
"Kepatuhan manajemen terapi hemodialisis terdiri dari empat aspek yaitu program hemodialisis, medikasi, pembatasan cairan, dan diet. Salah satu faktor penting dalam kepatuhan manajemen terapi hemodialisis adalah kualitas antara petugas kesehatan dengan pasien. Perawat merupakan petugas kesehatan yang sering bertatap muka dengan pasien sehingga memiliki peranan dalam meningkatkan kepatuhan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan antara sikap caring perawat dan karakteristik responden. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 97 orang pasien hemodialisis dengan desain penelitian cross sectional, yang didapat dengan purposive sampling. Hasil penelitian menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap caring perawat dengan kepatuhan manajemen terapi hemodialisis pada pasien gagal ginjal terminal dengan P value 0,418 >0,05 , namun ditemukan adanya hubungan pada variabel karakteristik responden yaitu dukungan keluarga dengan nilai P value 0,033.

The adherence of hemodialysis therapy management consists of four aspects, they are hemodialysis program, medication, fluid restriction, and diet. One of important factor in adherence to hemodialysis therapy management is the quality between health care providers and patients. Nurses are health workers who often face to face with patients so that they have a role in improving compliance. The purpose of this study was to identify the association between caring nurse behavior and respondent characteristics. The number of respondents of this study were 97 hemodialysis patients with cross sectional study design, obtained with purposive sampling. The result of Chi Square test shows that there was no correlation between caring nurse attitude with hemodialysis therapy management adherence in end stage renal disease patients with p value 0,418 0,05, and found correlation to characteristic variable of respondent, that was family support with p value 0,033.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewiyanti Toding
"Banyak dampak dan perubahan akibat pandemi COVID-19 yang dapat dialami pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Hal ini dapat mempengaruhi kepatuhan mereka dalam menjalani proses hemodialisis yang nantinya dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam tentang pengalaman pasien yang menjalani hemodialisis di Indonesia di era pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan berjumlah 15 orang dari RS Wahidin Sudirohusodo dan RS Universitas Hasanuddin yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Terdapat 3 tema yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu munculnya berbagai respon pada awal pandemi, timbulnya berbagai dampak yang dialami selama pandemi, dan adanya strategi koping yang dibangun selama pandemi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis telah berupaya untuk membangun strategi koping yang adaptif di era pandemi COVID-19 tetapi mereka tetap memerlukan dukungan dari penyedia layanan kesehatan di unit hemodialisis untuk mengatasi berbagai masalah dan dampak akibat pandemi COVID-19 ini. Perawat hemodialisis diharapkan dapat melakukan pengkajian secara holistik dan evaluasi secara terus menerus agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dalam memenuhi kebutuhan pasien hemodialisis di era pandemi COVID-19 ini.

Many effects and changes due to COVID-19 pandemic experienced by patients with end-stage renal disease undergoing hemodialysis. This can affect their compliance to have hemodialysis treatment that will affect their quality of life. The aim of this study is to deeply explore the experience of patients with end-stage renal disease who were undergoing hemodialysis during COVID-19 pandemic. This study takes qualitative descriptive approach with in-depth interviews. The participants were 3 themes, as: the emergence of various responds in an early pandemic, the effects that were experienced during pandemic and the coping strategy built during the pandemic. These findings showed that patients with end-stage renal disease have been implementing adaptif coping strategy during the pandemic, but they still need a support from the health care providers in the hemodialysis unit to overcome various problems and impacts during COVID-19 pandemic. The role of nurses is needed to conduct holistic assessments and continuous evaluations in order to provide comprehensive nursing care for the needs of hemodialysis patients in this era of the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>