Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marisya Putri Andina
"Kanker payudara adalah penyakit kronis yang banyak diderita oleh perempuan di Indonesia. Ketika menjalani proses pengobatan kanker payudara, pasien membutuhkan bantuan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Keluarga sebagai unit terdekat seringkali berperan sebagai family caregiver bagi pasien kanker payudara. Ketika menghadapi kanker, keluarga seringkali menghadapi berbagai masalah, khususnya terkait family functioning Wozniak Izycki, 2014. Selain itu, akibat dari perubahan atau bertambahnya peran yang dimiliki oleh anggota keluarga akan berdampak pada caregiver burden yang dimiliki oleh family caregiver. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara family functioning dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker payudara yang telah melakukan caregiving selama minimal tiga bulan. Family functioning diukur dengan menggunakan Family Assessment Device FAD Epstein, Bishop Levin, 1978 dan caregiver burden menggunakan Zarit Interview Scale ZBI Zarit, 1980. Terdapat 35 partisipan dalam penelitian ini yang merupakan family caregiver pasien kanker payudara. Berdasarkan analisis, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara family functioning dan caregiver burden. Artinya, semakin tinggi skor FAD maka semakin rendah skor ZBI yang dimiliki oleh family caregiver pasien kanker payudara.

Breast cancer is the most common chronic disease among Indonesian women. When the treatment is being taken, patients need assistance in carrying out daily activities. Family as the basic unit usually become the caregiver for breast cancer patients. As a caregiver, family member is sometimes facing various problems, particularly on family functioning Wozniak Izycki, 2014. In addition, the changing or multiple role the family member play have impact on the caregiver burden for family caregiver. The purpose of this study is to investigate the correlation between family functioning and caregiver burden among family caregiver breast cancer pasient who have been caregiving for at least three months. Family functioning is assessed using Family Assessment Device FAD with Epstein, Bishop Levin, 1978 and caregiver burden is assessed using Zarit Interview Scale ZBI Zarit, 1980. In this study there are 35 participants who are family caregiver of breast cancer patient. This study found that there is a significant negative correlation between family functioning and caregiver burden. That is, the higher FAD score then the lower ZBI score issued by family caregiver of breast cancer patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsania Alicia Rafli
"Merawat anggota keluarga yang memiliki penyakit kanker dapat menjadi sebuah tantangan bagi seorang family caregiver. Tidak jarang family caregiver merasakan caregiver burden atau beban perawatan selama proses perawatan berlangsung. Caregiver self-efficacy atau kepercayaan diri caregiver terhadap kemampuannya dalam melakukan tugas perawatan dengan baik dipercaya dapat menjadi salah satu faktor protektif bagi family caregiver dari caregiver burden. Dengan begitu, penelitian korelasional ini bertujuan untuk menguji hubungan antara caregiver self-efficacy dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Penelitian ini melibatkan 86 family caregiver pasien kanker di Indonesia yang diperoleh dari convenience sampling dengan menyebarkan tautan kuesioner kepada teman, keluarga terdekat, dan beberapa komunitas kanker di Indonesia melalui media sosial. Hasil penelitian dengan menggunakan alat ukur Caregiver Inventory dan Zarit Burden Interview menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara caregiver self-efficacy dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Dengan arti, apabila family caregiver pasien kanker memiliki tingkat caregiver self-efficacy yang tinggi maka tingkat caregiver burden akan menurun dan sebaliknya. Peneliti menduga partisipan memiliki tingkat caregiver self-efficacy yang tinggi diakibatkan oleh beberapa faktor dan karakteristik partisipan, salah satunya adalah memiliki perasaan mampu untuk dapat menyelesaikan tugas perawatan dengan baik sehingga memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang sulit dan mengalami caregiver burden yang lebih rendah. Temuan ini dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya mengenai pentingnya caregiver self-efficacy pada family caregiver pasien kanker untuk mencegah dan menghadapi caregiver burden.

Caring for a family member who has cancer can be a challenge for a family caregiver. It is not uncommon for the family caregiver to feel caregiver burden or burden of care during the treatment process. Caregiver self-efficacy or caregiver’s confidence in their ability to perform caring tasks well can be one of the protective factors for family caregiver from caregiver burden. Thus, this correlational study aimed to examine the relationship between caregiver self-efficacy and caregiver burden among family caregiver of cancer patient. This study involved 86 family caregivers of cancer patients in Indonesia obtained from convenience sampling by distributing questionnaires to friends, closest family, and several cancer communities in Indonesia through social media. The results of the study used the Caregiver Inventory and Zarit Burden Interview measuring instruments showed that there was a significant negative relationship between caregiver self-efficacy and caregiver burden among family caregiver of cancer patient. In other words, if the family caregiver of cancer patient has a high level of caregiver self-efficacy, the caregiver's burden will decrease and vice versa. Researchers suspected that participants have a high level of caregiver self-efficacy due to several factors and participant characteristics, one of which is having a feeling of being able to complete care tasks well so that they have the ability to be able to deal with difficult situations and experience a lower caregiver burden. This finding can be the basis for further research regarding the importance of caregiver self-efficacy for family caregiver of cancer patient to prevent and deal with caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Priastami
"Merawat anggota keluarga yang menderita penyakit kanker merupakan pengalaman traumatis bagi family caregiver sehingga tak jarang mereka merasakan beban. Strategi koping dipercaya dapat menjadi salah satu faktor protektif bagi family caregiver dalam mencegah terjadinya beban caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dan beban caregiver pada family caregiver pasien kanker. Peneliti menggunakan alat ukur Ways of Coping Questionnaire dalam mengukur strategi koping dan Zarit Burden Interview dalam mengukur beban caregiver. Penelitian ini menggunakan analisis pearson correlation pada 90 partisipan dan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara beban caregiver dan total skor problem-focused coping maupun emotion-focused coping yang digunakan oleh family caregiver pasien kanker. Walaupun demikian, peneliti menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara escape avoidance dengan beban caregiver. Artinya, ketika strategi escape avoidance digunakan lebih sering, maka family caregiver akan mengalami beban merawat yang lebih besar. Temuan ini dapat menjadi landasan penelitian lebih lanjut mengenai pentingnya strategi koping terhadap pengalaman family caregiver di seluruh fase spesifik penyakit kanker untuk menentukan titik waktu kritis dalam mencegah beban caregiver.

Caring for family members who suffer from cancer was a traumatic experience for family caregivers so that they often feel the burden. Coping strategies were believed to be one of the protective factors for family caregivers from caregiver burden. This study aimed to determine the relationship between caregiver burden and coping strategies used by family caregivers in cancer patient. Coping strategies were assessed using the Ways of Coping Questionnaire and caregiver burden was assessed using Zarit Interview Scale. This study used the Pearson correlation analysis on 90 participant. The results showed that there was no significant relationship between caregiver burden and the total score of problem-focused coping and emotion-focused coping used by family caregivers of cancer patients. However, this research found a significant positive relationship between one type of emotion-focused coping, namely the escape avoidance strategy with the caregiver burden. This shows when the escape avoidance strategy used more often, the family caregiver will experience a greater caregiver burden. This finding can be the basis for further research on the importance of coping strategies used by family caregivers at specific stages along the cancer illness trajectory to determine critical time points in preventing caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelma Nursyahbani
"Kanker merupakan penyakit kronis yang banyak menyerang individu. Selama melaksanakan pengobatan, pasien kanker membutuhkan dampingan dan perawatan yang umumnya dilakukan oleh anggota keluarga. Melakukan perawatan terhadap pasien kanker sendiri merupakan aktivitas yang berat dimana anggota keluarga rentan mengalami tekanan terhadap aktivitas perawatan dan mengalami caregiver burden. Di sisi lain, resiliensi merupakan suatu karakteristik yang memungkinkan individu untuk beradaptasi dan terus berkembang ketika menghadapi tekanan. Oleh sebab itu, resiliensi diperlukan untuk membantu anggota keluarga dalam menjalankan peran sebagai caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi resiliensi terhadap caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Sebanyak 86 partisipan yang merupakan family caregiver pasien kanker di Indonesia terlibat dalam penelitian ini. Family caregiver yang berpartisipasi memiliki usia dengan rentang 18-65 tahun (M = 35,87). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian merupakan Zarit Burden Interview (ZBI) untuk mengukur caregiver burden dan Connor Davidson Resilience Scale 10 (CD-RISC 10) untuk mengukur resiliensi. Hasil analisis regresi menunjukkan 9,5% varians caregiver burden dapat dijelaskan oleh resiliensi. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa resiliensi berkontribusi terhadap caregiver burden pada family caregiver pasien kanker.

Cancer is a chronic disease that affects many individuals. During the treatment period, cancer patients needed assistance and care which is often carried out by their family members. Caring for cancer patients is a strenuous activity where family members are vulnerable to experience caregiver burden. On the other hand, resilience is a characteristic that allows individuals to adapt and thrive when faced with pressure. Therefore, resilience is needed to assist family members in carrying out their role as caregivers. This study aimed to see the contribution of resilience to caregiver burden on family caregiver of cancer patient. A total of 86 participants who are family caregivers of cancer patients in Indonesia were involved in this study. Participants who took part in this study had an age range of 18-65 years (M = 35,87). Instruments used in this study are Zarit Burden Interview (ZBI) that measures caregiver burden and Connor Davidson Resilience Scale 10 (CD-RISC 10) that measures resilience. The regression analysis results showed that 9,5% of the variance in caregiver burden can be explained by resilience. Therefore, it can be concluded that resilience contributed to caregiver burden on family caregivers of cancer patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Salsabila
"Kanker merupakan salah satu penyakit dengan tingkat mortalitas tinggi yang dapat memengaruhi kualitas hidup individu. Selama proses perawatan, pasien kanker membutuhkan family caregiver yang dapat membantunya menjalani aktivitas sehari-hari. Perawatan kanker yang cukup kompleks dapat mengarahkan family caregiver pada beban caregiver (Hsu dkk., 2014). Dalam hal ini, welas diri dapat memfasilitasi individu untuk beranjak dari kondisi penuh tekanan dan membantu individu untuk membentuk regulasi diri yang lebih adaptif (Pinto‐Gouveia dkk., 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh welas diri terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien kanker. Penelitian ini melibatkan 80 family caregiver pasien kanker usia dewasa. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Welas Diri (SWD-SF) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan dari welas diri terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien kanker (F=26,087, p<0,05, R2=0,251). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembaangan program edukasi welas diri bagi family caregiver pasien kanker untuk mencegah maupun menanggulangi dampak fisik dan psikologis dari beban caregiver.

Cancer is one of the diseases with a high mortality rate that can affect the quality of life of individuals. During the treatment process, patients need a companion who can help them carry out their daily activities. Cancer care which is quite complex can direct family caregivers to the caregiver burden (Hsu et al., 2014). In this case, self-compassion is one of the things that can facilitate individuals to move from stressful conditions and help individuals to form more adaptive self-regulation (Pinto-Gouveia et al., 2014). This study aimed to examine the effect of self-compassion on caregiver burden on family caregivers of cancer patients. This study involved 80 adult cancer family caregivers. The instruments used in this study were the Self-Compassion Scale (SWD-SF) and the Zarit Burden Interview (ZBI-22). Statistical analysis in this study showed that there was a negative and significant effect of self-compassion on caregiver burden on families caring for cancer patients (F=26,087, p<0.05, R2=0,251). The results of this study are expected to be used in developing self-compassion education programs for cancer caregivers to prevent and overcome the physical and psychological impacts of caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesalonika Sih Mardi Bekti
"Stroke adalah penyakit dengan tingkat disabilitas dan mortalitas yang tinggi. Pasien stroke mengalami berbagai gejala yang mengakibatkan disabilitas sehingga pasien tidak mampu beraktivitas dan memenuhi kebutuhannya seorang diri. Kondisi ini membuat pasien sangat bergantung pada family caregiver dalam beraktivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, perawatan stroke yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama dapat menyebabkan family caregiver mengalami beban caregiver. Dalam hal ini, kesiapan merawat dapat menjadi bekal bagi individu dalam mencegah beban caregiver karena persepsi bahwa individu siap untuk merawat dapat memfasilitasi individu dalam melakukan tugasnya sebagai caregiver dan menghadapi tantangan yang dialami ketika merawat pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kesiapan merawat pada beban caregiver pasien stroke. Penelitian ini melibatkan 67 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18-65 tahun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesian Preparedness for Caregiving (I-PCS) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan merawat berperan secara negatif dan signifikan pada beban caregiver pasien stroke (p<0,05, R²=0,21). Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa caregiver perlu memiliki kesiapan merawat untuk meminimalisasi beban caregiver. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pihak tenaga kesehatan, psikolog serta pihak terkait lainnya untuk menyelenggarakan sebuah program pelatihan dan kolaborasi untuk membantu caregiver dalam mempersiapkan dirinya baik secara praktis maupun emosional untuk mencegah beban caregiver.

Stroke is a disease with a high rate of disability and death. Stroke patients experience various symptoms that cause disability so that patients become unable to carry out activities and meet their own needs. This condition makes the patients very dependent on family caregivers to carry out activities and meet daily needs. Stroke treatment is complex and time-consuming, these conditions can lead caregivers to experience a heavy burden on caregivers. In this case, the preparedness to provide care is one of the things that can prevent caregiver burden because the perception that someone is ready to care can make it easier for that person to carry out their duties and challenges as a caregiver when taking care of stroke patients. This study aims to examine the role of preparedness to caregiving in caregiver burden on caregivers of stroke patients. This study involved 67 family caregivers of stroke patients with an age range from 18-65 years old. The instruments used in this study were Indonesian Preparedness to Caregiving (I-PCS) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). Statistical analysis in this study shows that preparedness to caregiving has a negative and significant role on caregiver burden on stroke patients (p < 0.05, R² = 0.21). The research findings indicate that caregivers need to be prepared to provide care in order to reduce the burden on caregivers. This can be a consideration for health workers, psychologists and other related parties to organize training and collaboration programs to help caregivers prepare practically and emotionally to prevent caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Yasmin Maharani
"Stroke merupakan penyebab disabilitas tertinggi yang disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah ke otak. Oleh karena itu, pasien stroke membutuhkan adanya bantuan dari family caregiver untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyaknya bantuan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh family caregiver rentan membuat family caregiver merasa terbebani. Melihat permasalahan tersebut, salah satu faktor protektif yang ditemukan mampu membantu family caregiver memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk bangkit dari situasi sulit dan mengurangi beban yang dirasakan adalah resiliensi keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk menguji besar peranan resiliensi keluarga pada beban caregiver pada family caregiver pasien stroke. Penelitian dilakukan terhadap 58 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18–62 tahun. Pengukuran variabel dilakukan menggunakan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat peranan negatif dan signifikan dari resiliensi keluarga terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). Hasil tersebut menyimpulkan tingginya resiliensi keluarga dapat berperan terhadap rendahnya beban caregiver. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya untuk menggali lebih dalam mengenai peran resiliensi keluarga dalam menanggulangi beban caregiver.

Stroke is the leading cause of disability and it occurs when blood vessels in the brain are blocked or burst. Due to the resulting disabilities, stroke patients require assistance from family caregivers to perform daily activities. The high demand and support needed from family caregivers make them vulnerable to feeling burdened. Considering this issue, one protective factor that has been found to help family caregivers maximize their potential and reduce the perceived burden is family resilience. This study aimed to examine the significant role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients. The research involved 58 family caregivers of stroke patients aged between 18 and 62 years. The variables were measured using the Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). The results of a simple linear regression analysis indicate a significant negative role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). These findings concluded that high family resilience can contribute to a reduced caregiver burden.  It is hoped that the findings of this research will serve as a reference for further studies to explore the role of family resilience in alleviating caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Michaely Aurelia Goldiny Lengkey
"Kasus demensia di Indonesia diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang pada tahun 2016 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta pada 2030 dan 4 juta pada 2050 (Alzheimer’s Indonesia, 2016). Jumlah penderita demensia yang akan terus meningkat juga menggambarkan peningkatan akan kebutuhan caregiver untuk mendampingi kebutuhan harian pengidap demensia, baik fisik maupun mental. Pada sisi lain, seringkali anggota keluarga kurang berpengalaman dalam proses caregiving bagi orang dengan demensia (ODD) karena gejala demensia yang tidak disadari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara caregiver burden dengan perceived social support pada cucu berusia dewasa muda yang menjadi family caregiver bagi kakek atau nenek mereka yang mengalami demensia. Responden penelitian ini terdiri dari 33 cucu berusia 18-26 tahun yang menjadi pendamping atau caregiver bagi kakek atau nenek mereka yang mengidap demensia. Alat ukur yang digunakan adalah Zarit Burden Interview (Zarit, Reever & Bach-Peterson, 1980) dan Multi-dimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukan bahwa caregiver burden tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan perceived social support, namun nilai koefisien korelasi di antara kedua variabel tersebut cukup tinggi dan memiliki arah positif sebesar 0,981 (𝑟 2 = 0,962361). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa cucu sebagai caregiver memerlukan bantuan orang lain yang dipersepsikan sebagai sebuah dukungan (perceived social support) untuk menghadapi tantangan sebagai caregiver ODD dan untuk meminimalisir burden yang dirasakan sebagai caregiver.

Dementia cases in Indonesia are estimated to be around 1.2 million people in 2016 and are expected to increase to 2 million in 2030 and 4 million in 2050 (Alzheimer's Indonesia, 2016). The number of people with dementia that will continue to increase also illustrates the increasing need for caregivers to accompany the daily needs of people with dementia, both physically and mentally. On the other hand, family members often lack experience in the caregiving process for people with dementia because of unconscious symptoms of dementia. This study aims to determine the relationship between caregiver burden and perceived social support for young adult grandchildren who become family caregivers for their grandparents with dementia. Respondents in this study consisted of 33 grandchildren aged 18-26 years who became caregivers for their grandparents with dementia. The measuring instruments used in this study are the Zarit Burden Interview (Zarit, Reever & Bach-Peterson, 1980) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988). The results of the Pearson correlation analysis show that the caregiver burden does not have a significant correlation with perceived social support, but the correlation coefficient between the two variables is quite high and has a positive direction of 0.981 ( = 0,962361). The results showed that grandchildren as caregivers need the help of others who are perceived as a support (perceived social support) to face challenges as caregivers of people with dementia and to minimize the perceived burden of being a caregiver."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurlelasari
"Latar belakang: family caregiver (FC) anak dengan kanker mengalami berbagai tekanan psikologis. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara beban perawatan dan kesiapan merawat terhadap kecemasan dan depresi family caregiver anak dengan kanker. Metode: kami merekrut subjek penelitian dari ruang rawat inap dan rawat jalan di PKN RSK Dharmais, Jakarta dari bulan Maret hingga April 2023. Depresi, kecemasan dan faktor yang mempengaruhi tekanan psikologis FC anak dengan kanker diidentifikasi dengan instrumen Patient Health Questionnaire, (PHQ-9), Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7), Zarit Burden Interview, (ZBI) dan Preparedness for Caregiving Scale (PCS). Hasil: 127 FC menyelesaikan pengisian kuesioner penelitian, dimana mayoritas mengalami beban perawatan kategori ringan, tidak siap memberikan perawatan, tingkat depresi dan kecemasan kategori ringan. Tingkat depresi FC cenderung dipengaruhi secara signifikan oleh beban perawatan (0,001); kesiapan merawat (0,036). Sedangkan kecemasan dipengaruhi secara signifikan oleh usia FC (18-45 tahun) (p=0,004), kategori kanker (p=0,018) dan beban perawatan (0,000). Kesimpulan: semakin berat beban perawatan dan ketidak siap FC dalam memberikan perawatan maka tingkat depresi dan kecemasan FC akan meningkat. Saran: diperlukannya merancang dan menargetkan intervensi psikososial untuk mengurangi beban perawatan, meningkatkan kesiapan merawat, menurunkan tingkat depresi dan kecemasan FC, sehingga dapat meningkatkan QOL pada populasi ini.

Background: the family caregiver (FC) of children with cancer experiences various psychological pressures. Purpose: This study aims to identify the relationship between care burden and readiness to care for the anxiety and depression of family caregivers of children with cancer. Methods: we recruited research subjects from inpatient and outpatient wards at PKN RSK Dharmais, Jakarta from March to April 2023. Depression, anxiety and factors that affect the psychological pressure of FC children with cancer were identified by means of the Patient Health Questionnaire, (PHQ-9), Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7), Zarit Burden Interview, (ZBI) and Preparedness for Caregiving Scale, (PCS). Results: 127 FC completed the research questionnaire, the majority experienced the burden of mild category care, not ready to provide care, mild category levels of depression and anxiety. FC depression level tends to be significantly influenced by the burden of care (0.001); readiness to care (0.036). Meanwhile, anxiety was significantly influenced by FC age (18-45 years) (p=0.004), cancer category (p=0.018) and care burden (0.000). Conclusion: the heavier the burden of care and the unprepared FC in providing care, the higher the level of depression and anxiety. Suggestion: It is necessary to design and target psychosocial interventions to reduce the burden of care, increase readiness to care, reduce of depression and anxiety of FC, so as to increase QOL in this population."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haifa Salma Safiya
"

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh regulasi emosi terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke. Strategi regulasi emosi cognitive reappraisal dan expressive suppression diukur menggunakan The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Radde et al. (2021). Sedangkan beban caregiver diukur menggunakan The Zarit Burden Interview (ZBI-22) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Andina (2018). Sebanyak 57 family caregiver pasien stroke berusia 18 – 62 tahun yang tinggal bersama maupun tidak bersama dengan pasien menjadi responden dalam penelitian. Hasil penelitian dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa regulasi emosi, khususnya strategi cognitive reappraisal memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke (F = 8,249, p<0,05, R2 = 0,13). Dengan demikian, hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi untuk menentukan strategi regulasi emosi yang efektif dalam meringankan beban caregiver serta acuan para praktisi untuk mengembangkan intervensi penggunaan strategi regulasi emosi reappraisal bagi family caregiver.


This study aimed to examine the effect of emotional regulation on caregiver burden among family caregiver of stroke patients. Two emotion regulation strategies, cognitive reappraisal and expressive suppression were measured using The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) adapted to Indonesian by Radde et al. (2021). Meanwhile, caregiver burden was measured using the Zarit Burden Interview (ZBI-22), adapted to Indonesian by Andina (2018). A total of 57 family caregivers of stroke patients aged 18 – 62 years who lived together with or without the patient participated in this study. The study's results using the multiple regression method show that emotion regulation, specifically cognitive reappraisal has a negative and significant effect on caregiver burden among family caregivers of stroke patients (F = 8.249, p<0.05, R2 = 0,13). Thus, this study's results can be used as a reference to determine effective emotion regulation strategies to relieve the caregiver's burden. In addition, the research results can also be used as a reference for practitioners in developing interventions using reappraisal for family caregivers.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>