Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agina Naomi Nurulhuda
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan supervisi guru di Sekolah Karakter IHF. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif melalui wawancara semi terstruktur. Pelaksanaan fungsi supervisi yang dilakukan oleh Kepala Wakil Kepala Sekolah serta Koordinator Kelas adalah fungsi administrasi, edukasi dan suportif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan supervisi di Sekolah Karakter IHF sudah berjalan dengan baik dan dilakukan secara konsisten. Faktor pendukung yang mempengaruhi pelaksanaan supervisinya adalah kerjasama guru yang tinggi dalam menjalankan proses supervisi dan kemampuan serta kecakapan Kepala Wakil Kepala Sekolah dalam menjalankan perannya sebagai supervisor, sedangkan faktor penghambatnya adalah jumlah guru yang banyak dan memiliki sifat yang unik satu sama lain sehingga Kepala Sekolah perlu mencari pendekatan dengan model yang berbeda-beda pula sesuai dengan sifat dan keunikan guru.

The purpose of this study is to describe the implementation of teacher supervision in School based character education of IHF. This research used a qualitative approach with descriptive design through semi structured interviews. Implementation of supervisory functions which performed by Head Deputy Head of School and Class Coordinator is administration, education and supportive. The conclusion of this research is supervision in IHF rsquo s School has been well implemented and done consistently. Supporting factors that affect the implementation of supervision is strong cooperation from teachers in the supervision process and the abilities of Head Deputy Headmaster in performing his role as supervisor. While the obstacle factors is the number of teachers who have their own uniqueness characteristics so the Principal need to look for approaches with different models in accordance to the uniqueness of teachers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S70158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Goldy Fariz Dharmawan
"ABSTRACT
School Based Management SBM , which is the primary channel of managing Bantuan Operasional Sekolah BOS , has been introduced by law in 2003. SBM encourage the community to involve in making the decision for school programs. Considering that learning outcome is one of the main educational objectives, this paper tries to see the impact of SBM using field experiment.This research uses randomized evaluation as the main method for the impact evaluation of SBM. There are 96 elementary schools sample which randomly divided into treatment group and control group. The project involved three districts in West Kalimantan Province Sekadau, Bengkayang, and Melawi. The treatment of this experiment was providing technical assistance on the four key indicators role clarification, transparency accountability, parents participation, and community involvement. On the other hand, the control group will not receive any aid or doing business as usualThe results show that there is no significant direct impact of SBM on the learning outcome. However, there is finding that shows an increase in inequality of learning outcome after SBM was conducted. This phenomenon probably caused by the difference in schools rsquo readiness which determined the student performance.

ABSTRACT
Manajemen Berbasis Sekolah MBS , yang merupakan konsep utama dalam mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah BOS , telah diperkenalkan dalam peraturan pemerintah sejak tahun 2003. MBS mendorong masyarakat untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan di tingkat sekolah. Menimbang bahwa luaran pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan, karya tulis ini bertujuan untuk melihat dampak MBS menggunakan eksperimen lapangan.Penelitian ini menggunakan evaluasi acak sebagai metode utama dalam analisis dampak MBS. Terdapat 96 sekolah dasar yang secara acak dipilih sebagai kelompok perlakuan dan control. Penelitian ini melibatkan tiga kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat; Sekadau, Bengkayang, dan Melawi. Kelompok perlakuan dalam penelitian ini mendapatkan bantuan teknis terhadap empat indikator utama, yaitu klarifikasi peran, akuntabilitas, keterlibatan orang tua, dan partisipasi masyarakat. Di sisi lain, kelompok kontrol tidak mendapatkan bantuan atau menjalankan kegiatan operasional seperti biasa.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat dampak yang signifikan dari MBS terhadap luaran pembelajaran. Meski demikian, temuan penelitian mengindikasikan adanya peningkatan ketimpangan luaran pembelajaran setelah MBS dilaksanakan. Fenomena ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kesiapan sekolah yang menentukan kinerja peserta didik."
2017
S68910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Ayu Faluthamia
"Tesis ini membahas tentang pengurangan resiko bencana berbasis sekolah di SDN 1 Wantisari Lebak Banten. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa implementasi pengurangan resiko bencana berbasis sekolah yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak tidak berjalan optimal terhadap pelaksanaan strategi pengarusutamaan pengurangan risiko bencana. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi pengurangan resiko bencana di SDN 1 Wantisari, seperti aspek pengetahuan, sikap dan tindakan, serta aspek pengalaman.

This thesis discusses about school-based disaster risk reduction in SDN 1 Wantisari Lebak Banten. The research used a qualitative approach and descriptive study research. The research concludes that the implementation of school-based disaster risk reduction by Lebak District Education Authority doesn't run optimally on the implementation of disaster risk reduction mainstreaming strategies. There are some factors that affect the implementation of DRR in SDN 1 Wantisari, such as aspect of knowledge, attitudes and actions, and aspect of experience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mundiri
"Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dikembangkan oleh pemerintah mengacu pada gagasan yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat diakomodir dalam suatu organisasi yang bernama Dewan Pendidikan pada tingkat Nasional sampai dengan Kabupaten/ Kota dan Komite Sekolah pada tingkat satuan pendidikan. Dalam tesis ini mendeskripsikan implementasi MBS pada dua satuan pendidikan di Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat (SDSN Cempaka Putih Barat 05 Pagi dan SDN Cempaka Putih Timur 05 Pagi).
Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor implementasi MBS masih kurang, terutama komunikasi. Demikian juga sumber daya di kedua satuan pendidikan kondisi cukup kontras. Sumber daya yang dimiliki oleh SDN Cempaka Putih Timur 05 Pagi kurang memadai, sedangkan sumber daya di SDSN Cempaka Putih Barat 05 Pagi relatif lebih memadai.

School Based Management (SBM) which developed by Government comes to the idea to provide school larger autonomy to manage its resources and to stimulate community?s participation under the educational board in national to county/ city level also school comittee on every schools. This thesis describes the SBM implemented on two school in Cempaka Putih Subdistrict, Central Jakarta (SDN Cempaka Putih Timur 05 Pagi and SDSN Cempaka Putih Barat 05 Pagi).
The result of this research indicates less implementation on some SBM factors, communication, also resources in each school which are contrastly different, SDN Cempaka Putih Timur 05 Pagi less adequate on resources than SDSN Cempaka Putih Barat 05 Pagi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28085
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayu Fitriya
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam mendukung pendidikan karakter di Sekolah Karakter Indonesia Heritage Foundation. Hasil penelitian ini adalah peran-peran orang tua dalam mendukung pendidikan karakter yang diterapkan pada siswa Kelompok Bermain Sekolah Karakter Indonesia Heritage Foundation (IHF), serta hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan peran orang tua tersebut. Dalam mendukung pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah, orang tua dapat menjalankan perannya dengan memberikan kenyamanan pada anak, menjadi panutan bagi anak, memberikan pemahaman mengenai pendidikan karakter pada anak, serta menjalin hubungan dengan dengan guru di sekolah.

This study aim to find out the role of parents in supporting Sekolah Karakter, Indonesia Heritage Foundation. The result of this study will show the type of parent’s role and the obstacles occur to support character education that is held in a play group of Sekolah Karakter, Indonesia Heritaga Foundation (IHF). Parents can do their roles by giving affection, being a role model, giving education related to tha character education in children, and having good relation between teacher and school in order to support the character education in school.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Indah Pertiwi
"Perubahan regulasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat, meningkatkan persaingan dalam industri telekomunikasi. PT TELKOM yang dulunya memonopoli pengelolaan bisnis telekomunikasi domestik, harus siap berkompetisi untuk mempertahankan dominasi market.
Dalam rangka memenangkan persaingan PT TELKOM telah merumuskan kembali visi, misi, dan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan ini selanjutnya dijabarkan dalam bentuk target kinerja usaha yang harus dicapai, dan didistribusikan (deploy) kepada seluruh jajaran PT TELKOM secara berjenjang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan memberdayakan inovasi sebagai basil dari proses perbaikan berkelanjutan yang dilakukan oleh karyawan baik secara berkelompok dalam bentuk GKM (Gugus Kendali Mutu) dan PKM (Proyek Kendali Mutu) maupun perorangan.
Namun sayangnya sistem pengelolaan inovasi di tingkat KANDATEL saat ini belum sempurna. Pengelolaan inovasi saat ini, baru berorientasi kepada kuantitas dari inovasi yang dihasilkan setiap tahunnya, belum kepada impact implementasi inovasi terhadap kinerja usaha.
Berdasarkan latar belakang yang ada, karya akhir ini mencoba menjawab apakah tatacara penilaian inovasi saat ini dapat diberdayakan untuk mendukung pencapaian kinerja usaha. Upaya mencari jawaban tersebut dirumuskan dalam tiga permasalahan pokok, yaitu Apakah tatacara penilaian inovasi saat ini sudah dapat digunakan untuk mengukur dampak implementasi inovasi terhadap kinerja usaha ? Jika belum, aspek penilaian dan dimensi apa saja yang sebaiknya digunakan ? Dan bagaimana mengelola inovasi pasca standarisasi agar dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan?
Karya akhir ini mempunyai tiga maksud. Pertama, melakukan analisis terhadap tatacara penilaian inovasi tingkat KANDA TEL saat ini. Kedua, mengusulkan penyempurnaan tatacara penilaian inovasi di tingkat KANDA TEL. Dan ketig~ merekomendasikan action steps dalam mengelola inovasi pasca standarisasi.
Pembahasan karya akhir ini dibatasi pada lingkup penilaian dan pengelolaan inovasi basil GKM tingkat KANDATEL di DIVRE II, dengan objek penelitian KANDATEL Jakarta Barat. Pelaksanaan penilaian dan pengelolaan inovasi tingkat KANDATEL di DIVRE II relatif sama.
Dari basil penelitian di lapangan terhadap tatacara penilaian inovasi tingkat KANDATEL saat ini, ditemukan 4 (empat) kelemahan dari tatacara penilaian inovasi tersebut. Pertama, Aspek penilaian inovasi sebagian besar hanya menilai kemampuan inovator membuat inovasi. Aspek penilaian seperti ini dilatar belakangi upaya untuk membudayakan GKM di lingkungan perusahaan serta untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan karyawan dalam pelaksanaan pengendalian mutu. Kedua, Inovasi saat ini bam secara implisit mendukung kinerja usaha. Hal ini disebabkan pada saat membuat suatu inovasi, para inovator tidak langsung mengarahkan tujuan pembuatan inovasi kepada pencapaian indikator kinerja usaha tertentu, melainkan kepada indikator QCDSMR (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale, dan Revenue). Ketig~ Penilaian inovasi belum melibatkan pelanggan. Berdasarkan penelitian terhadap inovasi yang sudah distandarisasi pada tahun 2002 dan 2003, ditemukan hanya 1% dari total inovasi yang penilaiannya melibatkan pelanggan. Keempat, Penilaian inovasi hanya dilakukan sebelum standarisasi. Sedangkan mekanisme untuk mengukur implementasi inovasi tersebut pasca standarisasi Belum ada.
Berdasarkan analisis di atas, tatacara penilaian inovasi ini perlu disempumakan dengan menggunakan 2 (dua) aspek penilaian. Pertama, Aspek penilaian pelanggan dengan menggunakan dimensi kepuasan pelanggan. Pemilihan aspek penilaian ini dengan pertimbangan sasaran dari program perbaikan berkelanjutan adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan. Aspek kepuasan pelanggan meliputi pengukuran 10 (sepuluh) dimensi mutu, yaitu reliability, timelines and convinience, completeness, accuracy, responsiveness, courtecy, accessibility, aesthetics, consistency, dan performance. Dan kedua, Aspek penilaian kinerja usaha, dengan pertimbangan mendukung kebijakan perusahaan dalam memberdayakan inovasi. Aspek penilaian kinerja usaha meliputi 6 (enam) atribut penilaian, yaitu jumlah indikator kinerja usaha yang dipengaruhi, peningkatan kinerja usaha yang terjadi, pengaruh negatif terhadap indikator kinerja lainnya, peningkatan kinerja unit yang menjadi pelanggan internal, efisiensi yang terjadi, dan percepatan proses kerja.
Berdasarkan surat Keputusan Direksi nomor 25/PS.150/CTG-20/2003 tentang Sistem Pengelolaan Inovasi, inovasi saat ini dibagi atas 4 (empat) jenis yaitu temuan bam, rekayasa ulang, standar proses baru, dan kiat manajemen. Oleh karena itu, tatacara penilaian inovasi sebaiknya dibedakan antara keempat jenis inovasi yang ada.
Pengelolaan inovasi pasca standarisasi saat ini di tingkat KANDATEL belum diatur mekanismenya. Oleh karena itu, pada karya akhir ini juga diusulkan penyempurnaan pengelolaan inovasi pasca standarisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut: mengatur mekanisme diseminasi inovasi, melakukan penilaian inovasi pasca standarisasi, melibatkan manajemen dalam mengelola inovasi yang telah distandarisasi, dan meningkatkan komitmen karyawan dan evaluator dalam mengelola inovasi melalui pemberian reward dan kompensasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audry Amaradyaputri Suryawan
"Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L) telah diterapkan di Kawasan Universitas Indonesia. Namun, dalam pengelolaan SMK3L, belum terjalin komunikasi stakeholder yang efektif dan efisien yang mengakibatkan kebutuhan informasi stakeholder belum terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh kurang memadainya rencana manajemen komunikasi stakeholder yang ada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam pengelolaan SMK3L di Kawasan Universitas Indonesia dengan membuat perencanaan manajemen komunikasi stakeholder berbasis risiko dengan pendekatan PMBOK Edisi 6. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi studi literatur, validasi pakar, pilot survey, survey responden, dan communication requirement analysis. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi rencana manajemen komunikasi stakeholder dalam pengelolaan SMK3L di Kawasan Universitas Indonesia. Selain itu, teridentifikasi pula 17 input serta 29 alat dan teknik yang diperlukan pada proses perencanaan manajemen komunikasi stakeholder dalam pengelolaan SMK3L di Kawasan Universitas Indonesia yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi komunikasi.

The Occupational Safety and Health Management System (OSHMS) has been implemented at Universitas Indonesia Area. However, in OSHMS management, effective and efficient stakeholder communication has not yet been established, which results in the need for stakeholder information not being met. This is due to the inadequacy of the current stakeholder communication management plan. This study aims to improve the effectiveness and efficiency of communication in OSHMS management at Universitas Indonesia area by making a risk-based stakeholder communication management plan with PMBOK 6th Edition approach. The research methods used in this study include literature studies, expert validation, pilot survey, respondent survey, and communication requirements analysis. The result of this study is recommendation regarding stakeholder communication management plan in OSHMS management at Universitas Indonesia area. In addition, 17 inputs and 29 tools and techniques needed in plan stakeholder communication management process in OSHMS management at Universitas Indonesia area are identified can improve communication effectiveness and efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Agnes Corlyn
"ABSTRAK
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat, perusahaan selalu berusaha untuk menerapkan strategi dan kiat-kiat baru untuk memenangkan suatu persaingan. Salah satunya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan adalah melalui outsourcing. Outsourcing adalah masa untuk mengontrakkan suatu kegiatan pada pihak luar umuk memperoleh layanan pekerjaan yang dibutuhkan, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada core activity-nya dan memanfaatkan kemampuan outsourcer-nya dalam mengerjakan non core activity-nya.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) merupakan contoh perusahaan jasa telekomunikasi yang menerapkan outsourcing dalam usaha meningkatkan daya saingnya melalui pelayanan yang optimal.
Dalam karya akhir yang berjudul Analisis Strategi Outsourcing Untuk Optimalisasi Pelayanan Customer Service 147 Pada PT Telekomunikasi lndonesia Tbk ini penulis bermaksud menganalisis penerapan strategi outsourcing yang diterapkan Telkom, serta menyarankan optimalisasi pelayanan Customer Service 147 dalam rangka outsourcing, sehingga dapat menunjang keinginan perusahaan sebagai customer centric company.
Aktivitas yang dioutsourcing adalah pada unit layanan Call Center, yaitu Customer Service 1.47, tujuan yang dioutsourcing adalah layanan agent (operator) nya. Customer Service yang berkualitas tinggi membutuhkan investasi awal yang bila berjalan dengan baik dapat mengurangi biaya. Alasan Telkom untuk melakukan outsourcing pada layanan agent (operator) nya karena semakin banyaknya kebutuhan pelanggan yang harus terpenuhi dengan terbatasnya sumber daya yang dimiliki oleh Telkom, sehingga untuk mengatasinya,
Telkom perlu menambah sumber dayanya melalui provider yang merupakan rekanan dari Telkom yaitu Kopegtel Bintang. Sebagai perusahaan outsourcer yang menyediakan tenaga kerja dan secara teknis menyediakan layanan operator, dapat memenuhi keinginan Telkom untuk meningkatkan layanannya kepada pelanggan sehingga lebih optimal.
Tujuan Telkom melakukan outsourcing ini adalah untuk efektivitas dan efisiensi serta untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, sehingga dapat lebih fokus pada core business-nya sebagai penyelengga jasa dan jaringan telekomunikasi nasional.
Keuntungannya dengan melakukan outsourcing ini bagi Telkom. adalah dapat melepaskan pekerjaan yang bukan menjadi core-nya, sehingga dapat memberikan kinerja layanan yang lebih kompeten. Kuntungan lainnya adalah dapat mengoptimalisasi jumlah SDMnya, sehingga cost yang dikc!uarkan oleh perusahaan lebih kecil. Sedangkan kerugian dengan melakukan outsourcinf; ini adalah adanya transfer knmrledge kepada perusahaan outsourcer dan menyebabkan pemsahaan menjadi sangat bergantung untuk menunjang core business-nya.
Aspek penting untuk memenangkan persaingan dalam bisnis telekomunikasi adalah dapat mempertahankan kesetiaan pelanggannya. Jika dikaitkan dengan budaya perusahaannya "The Telkom Way 135" dengan asumsi dasamya adalah "Committed 2U", maka yang harus dilakukan oleh seorang agent (operatomya) adalah dapat menepati komitmennya kepada pelanggan, yaitu dengan menangani segala masalah dari pelanggannya baik berupa upaya untuk memperoleh informasi maupun keluhan dan saran.
Dari hasil analisis ini didapatkan bahwa penilaian keberhasilan setiap agent (operator) dapat dilihat dari tercapainya Service Level Guarantee (SLG) yang menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Setiap agent (operator) tersebut harus memperhatikan Key Performarnce Indicator dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya. Outsourcing tidak dilakukan secara operasional penuh karena resikonya tinggi dan ada pinalti yang lebih besar yang harus dibayarkan. Jadi Telkom, khususnya unit Layanan Call Center untuk customer service 147, melakukan outsourcing hanya service-nya saja yaitu berupa layanan operator, karena resikonya kecil dan masih memiliki margin.
Persoalan yang dijumpai pada karya akhir ini adalah apakah dengan menerapkan strategi outsourcing ini dapat mengoptimalisasi pelayanan customer service 147 sehingga dapat menunjang keinginan perusahaan sebagai customer centric company. Saran mengenai hal-hal yang dapat dilakukan Telkom untuk merjngkatkan penerapan outsourcing, adalah meningkatkan kinerja layanannya dengan membuat penilaian tertulis dan terstandarisasi untuk mengontrol kinerja agent (operator) nya, serta saran kepada perusahaan outsourcer (Kopegtel Bintang) adalah memberikan penciidikan dan ketrampilan dengan latihan-latihan yang lebih optimal agar memiliki kepastin kualitas dan dapat memenuhi pedoman kerja dan standar operasi. Outsourcing dapat dilakukan bukan hanya di customer service 147, tetapi juga pada bidang-bidang lain yartg ada di unit Call Center, memotivasi karyawannya dengan membangun tim kerja serta meningkatkan promosinya agar lebih dikenal dan membantu memudahkan untuk memperoleh informasi.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>