Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Ade Sukarna
"ABSTRAK
ABSTRAK Nama : R. Ade SukarnaProgram Studi : Magister Keperawatan, Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas IndonesiaJudul : Hubungan antara konsep health belief model dan self-care yang dipersepsikan oleh pasien penyakit jantung koroner Dua macam penyakit jantung yang masih menjadi ancaman nomor 1 satu morbiditas dan mortalitasnya di dunia, yaitu penyakit jantung koroner dan stroke. Penyakit jantung koroner mempunyai morbiditas dan mortalitas tertinggi. Pasien penyakit jantung koroner yang kambuh dan dirawat kembali juga tidak sedikit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsep health belief model dengan self-care yang dipersepsikan pasien penyakit jantung koroner. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross-sectional dengan jumlah sampel 208 pasien PJK yang ada di Belitung. Analisis data menggunakan korelasi somers rsquo;d, kendal tau_b dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perceived susceptibility 0,000 , perceived Severity 0,001 , perceived benefits 0,000 , perceived barrier 0,003 , perceived self-efficacy 0,000 dengan kemampuan self-care pasien PJK p

ABSTRACT
ABSTRACT Name R. Ade Sukarna The study program Master of Nursing Specialization of Medical Surgical Nursing University of Indonesia Title The relationship between the concept of health belief model and self care is perceived by patients with coronary heart disease There are two types of heart disease that are still the number one threat of morbidity and mortality in the world, namely coronary heart disease and stroke. Coronary heart disease CHD has the highest morbidity and mortality. Patients with recurrent coronary heart disease and re treated are also numerous. The purpose of this study was to know the correlation between the concept of health belief model with self care perceived by patients with coronary heart disease. This is a quantitative research with cross sectional study approach with 208 samples of patients with CHD in Belitung. Data were analyzed analysis using somers 39 d correlation, kendall rsquo s tau b correlation and multiple logistic regression. The results of bivariate analysis showed a significant relationship between perceived susceptibility 0,000 , perceived severity 0.001 , perceived benefits 0,000 , perceived barrier 0.003 , perceived self efficacy 0,000 with self care ability of CHD patients p "
Depok: 2018
T49649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutut Riana Hapsari
"Pasien yang telah menjalani Intervensi Koroner Perkutan (IKP) masih ada yang mengalami keluhan baik klinis maupun mental. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pemahaman terkait literasi kesehatan pada PJK. Pada pasien PJK penting untuk meningkatkan kemampuan literasi kesehatan yang dapat dilihat dari kemampuan manajemen diri agar dapat meningkatkan kualitas hidup. Perawat memegang peranan penting dalam penyampaian literasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara literasi kesehatan, manajemen diri dengan kualitas hidup pasien PJK, merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik korelasi dan pendekatan cross sectional dengan beberapa kriteria inklusi pada 127 reponden. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji korelasi Spearman Rank dan regresi linier berganda. Hasil penelitian didapatkan Sebagian besar responden berjenis kelamin pria, berkisar pada usia 59 tahun, memiliki pendidikan rendah, berpenghasilan di bawah UMR Kotamadya Surakarta, mayoritas tidak memiliki kecemasan, memiliki cardiac self efficacy yang baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara literasi kesehatan dan kualitas hidup, terdapat hubungan yang bermakna antara manajemen diri dengan kualitas hidup. Masih diperlukan penelitian lain untuk mengeksplorasi variabel lain yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien penyakit jantung koroner yang telah menjalani Intervensi Koroner Perkutan

Patients who have undergone Percutaneous Coronary Intervention (CCI) still experience both clinical and mental complaints. This is due to a lack of understanding regarding health literacy in CHD. In CHD patients it is important to improve health literacy skills which can be seen from self-management skills in order to improve quality of life. Nurses play an important role in the delivery of health literacy. This study aims to identify the correlation between health literacy, self-management and the quality of life of CHD patients, is a quantitative study with a descriptive analytic correlation design and a cross sectional approach with several inclusion criteria in 127 respondents. Data analysis using descriptive analysis, Spearman Rank correlation test and multiple linear regression. The results showed that most of the respondents were male, around 59 years old, had low education, earned below the minimum wage of Surakarta Municipality, the majority did not have anxiety, had good cardiac self-efficacy. There is a significant relationship between health literacy and quality of life, there is a significant relationship between self-management and quality of life. Other studies are needed to explore other variables that affect quality of life in coronary heart disease patients who have undergone Percutaneous Coronary Intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Yudip Ari Susanto
"Prevalensi penderita gagal jantung di Indonesia pada tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 1,5% yang salah satunya dipengaruhi oleh literasi kesehatan masyarakat yang masih rendah. Akibat dari kurangnya literasi kesehatan akan berdampak lebih buruk terhadap pengambilan keputusan oleh pasien dalam mencari dan juga merencanakan perawatan bagi dirinya. Hal-hal mengenai hubungan literasi kesehatan dan self care pasien gagal jantung di rumah sakit yang ada di Indonesia sangat minim informasi dan sedikit dilakukan.Peneliti menggunakan desain cross sectional dan menentukan sampel menggunakan teknik random sampling. Populasi yang diteliti adalah pasien dengan gagal jantung yang ada di Poliklinik RS Jantung Jakarta (RSJJ) dengan jumlah 104 responden selama bulan April 2022 sampai Januari 2023. Instrumen penelitian literasi kesehatan diukur dengan menggunakan. The Heart Failure-Specific Health Literacy Scale dan perilaku self care diukur dengan menggunakan Self Care Heart Failure Index V.6.2Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara literasi kesehatan secara umum dan self care pada pasien dengan gagal jantung dengan p value 0.000 dan nilai r value 0.445 yang artinya tingkat hubungan antar keduanya cukup kuat.Kemudian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya mengenai literasi kesehatan dan self care pasien dengan gagal jantung di daerah-daerah lain di Indonesia agar dapat tercipta masyarakat yang lebih terbuka akan literasi kesehatan maupun self care.

The prevalence of heart failure sufferers 2018 in Indonesia has increased to 1.5% which is influenced by low citizen’s health literacy. Lack of health literacy caused worse impact on decision making of patient in seeking and planning treatment for themselves. There are only few informations regarding the relationship between health literacy and self-care for heart failure patients in Indonesia. Researcher used a cross-sectional design and determined the sample using a random sampling technique. The population was patients with heart failure at the Polyclinic in Jakarta Heart Center (RSJJ) with the total of respondents are 104 people from April 2022 to January 2023. The health literacy research instrument was measured using The Heart Failure-Specific Health Literacy Scale and self care behavior was measured by using the Self Care Heart Failure Index V.6.2. The results of this study can be concluded that there is a significant relationship between health literacy and self care in patients with heart failure with p value 0.000 and r value 0.445, which means that the relationship between the two is quite strong This research is expected to become basic data for further research regarding health literacy and self care for patients with heart failure in other regions in Indonesia so that a society that is more open to health literacy and self care can be created."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Rijani
"Status fungsional yang rendah akan mempengaruhi kemampuan pasien gagal jantung dalam melakukan perawatan diri. Dukungan sosial menjadi salah satu faktor yang dianggap dapat mempengaruhi perilaku self care pada pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kemampuan self care pada pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik sampel consecutive sampling pada 33 responden di RS PGI Cikini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan self care pasien gagal jantung (p 0,33; α 0,05). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlunya peran perawat untuk mampu memfasilitasi pemberian dukungan sosial kepada pasien gagal jantung agar kemampuan self care dapat ditingkatkan.

Deficient functional status will affect heart failure patients ability to perform self care. Social support is one factor can influence the self care behavior in heart failure patients. This research aimed to identify the relationship of social support and self care in heart failure patients. The research used cross sectional design with consecutive sampling technique to 33 respondents in RS PGI Cikini.
The results showed that there was no significant relationship between social support and self care of heart failure patients (p 0.33; α 0.05). The research recommend the necessity of nurses to afford facilitating to give of social support to heart failure patients ability of self care can be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shedy Maharani Nariswari
"

Gagal jantung merupakan pandemik global yang menyebabkan tingginya biaya perawatan, angka mortalitas, dan tingkat rehospitalisasi. Perilaku self-care merupakan salah satu upaya untuk mengurangi permasalahan tersebut sekaligus memperbaiki kualitas hidup pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku self-care terhadap kualitas hidup pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-korelasional dengan pendekatan cross-sectional pada 103 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Perilaku self-care diukur menggunakan tiga skala dimensi yang terdiri dari self-care maintenance, self-care management, dan self-care confidence dengan Self-care Heart Failure Index versi 6.2 dan kualitas hidup diukur dengan The Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire. Data dianalisis dengan korelasi Pearson dan korelasi Spearman-rho. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan self-care maintenance (r=0,305, p=0,001), self-care management (r=0,330, p=0,001), dan self-care confidence (r=0,335, p=0,001) terhadap kualitas hidup. Mayoritas responden memiliki dari self-care maintenance, self-care management, dan self-care confidence yang tidak adekuat (skor < 70) serta kualitas hidup dengan rerata skor 72,07 dari 105 yang tergolong buruk. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk mendorong promosi kesehatan terkait perilaku self-care pada pasien gagal jantung sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.


Heart failure is a global pandemic disease which resulting in the high percentage of treatment cost, mortality, and readmission rate. Self-care behaviors as one of treatment that can overcome those problems and it can affect the quality of life. The objective of this study was to describe the relationship between self-care behaviors and quality of life among heart failure patients. This study used correlational-descriptive design with cross-sectional study approach towards 103 participants using purposive sampling method. Self-care was measured using Self-care Heart Failure Index version 6.2 and quality of life was measured using The Minnesota Living with Heart Failure. Pearson correlations and Spearman-rho correlations were used in data analysis. There was significant relationship between self-care maintenance (r=0,305, p=0,001), self-care management (r=0,330, p=0,001), and self-care confidence (r=0,335, p=0,001) towards quality of life. Most participants have inadequate among self-care maintenance, self-care management, and self-care confidence (score < 70) while the score of the quality of life is categorized as poor. This study can be used as a reference to promote self-care among patients with heart failure so, it can help to enhance their quality of life.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Purnomo
"ABSTRAK
Penyakit jantung koroner(PJK) merupakan penyumbatan aliran darah yang terjadi pada arteri koroner yang berakibat munculnya gejala seperti nyeri dada dan sesak napas. Dampak yang akibatkan oleh penyakit ini yaitu gangguan psikologis dan aktivitas fisik. Untuk mencegah dan mengontrol gejala PJK diperlukan perilaku kesehatan seperti perawatan diri yang bertujuan untuk menjaga kesehatan, meningkatkan kualitas hidup dan menekan angka hospital readmission. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program pengembangan self care agency terhadap kemampuan perawatan diri pada klien dengan PJK. Desain penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuasi ekperimen pretest-postest tanpa kelompok kontrol dengan jumlah sampel 27 pasien PJK. Analisis data menggunakan uji Paired t Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada rerata nilai self care sebelum dan sesudah intervensi (p<0,0001; α<0,05)), Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0,001), penghasilan (p=0,002), pengetahuan(p=0,029) dan dukungan sosial (p=0,006) terhadap self care. Berdasarkan penelitian ini, program pengembangan self care agency terbukti dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri pada klien dengan PJK.

ABSTRACT
Coronary heart disease (CHD) is a blockage of the blood flow that occurs in the coronary arteries, resulting in chest pain and short of breathness, as well as causing psychological and physical activity disturbances. It is necessary to improve health behavior in preventing and controlling CHD symptoms such as self-care, to maintain health, improve the quality of life and reduce hospital readmission rates. This study aimed to determine the effect of the self-care agency development program on the ability of self-care for clients with CHD. The research design was a quantitative study using a quasi-pretest-posttest experiment without a control group with a sample of 27 CHD patients. Data analysis using paired t-test. The results showed a significant difference in the average self-care value, before and after the intervention (p <0.0001; α <0.05)). The bivariate analysis showed a significant relationship between education (p = 0.001), income (p = 0.002), knowledge (p = 0.029) and social support (p = 0.006) on self care. Based on this research, The self-care agency development program is effective in improving self-care abilities in CHD patients."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati Kasiman
"Penelitian deskriptif kuantitatif dengan disain Cross Sectional Survey mengenai Studi Persepsi tentang Penyakit Kardiovaskular dan Upaya Pencegahannya pada karyawan XY, menggunakan konsep Health Belief Model, meneliti persepsi kerentanan (perceived susceptibility), persepsi keparahan (perceived severity), persepsi manfaat (perceived benefit), persepsi hambatan (perceived barrier) dan pengetahuan sebagai salah satu modifying factor. Rendahnya persepsi kerentanan karyawan dapat menjadi alasan ketidak aktifannya dalam berolahraga. Dari perhitungan statistik dengan korelasi spearman,terdapat korelasi yang bermakna antara persepsi hambatan dengan perilaku karyawan untuk berolahraga dengan p = 0.002 dan r = -0.297.

Quantitative descriptive study with cross-sectional survey design of the study and the Perception of the Cardiovascular Disease Prevention Efforts in XY employees, using the concept of Health belief model, examines perceived susceptibilit), perceived severity , perceived benefits ,perceived barriers and knowledge as a modifying factor. The low perception of susceptibility of employees can be a reason for the lack of exercise ( Physical Inactive ). Of statistical calculations with Spearman correlation, there is a significant correlation between perceived barrier to exercise behavior of employees with p = 0.002 and r = -0297."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syari Maisyarah Rahman
"Latar Belakang : Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di dunia. Penyakit jantung koroner sebagai akibat aterosklerosis merupakan penyebab kematian utama penyakit kardiovaskuler baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia. Penting untuk melakukan segala upaya deteksi dini hal-hal terkait peningkatan risiko demi mencegah penyakit ini. CT scan kardiak mampu menilai proses aterosklerosis melalui evaluasi remodelling pada lumen pembuluh darah koroner sebagai informasi untuk tata laksana pasien penyakit jantung koroner.
Tujuan : Mendapatkan arah hubungan risiko kardiovaskuler tinggi berdasarkan skor kalsium arteri koroner terhadap indeks remodelling pada pasien penyakit jantung koroner yang menjalani CT scan kardiak.
Metode : penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 63 pasien penyakit jantung koroner yang telah menjalani pemeriksaan CT scan kardiak di Departemen Radiologi RSUPN Cipto Mangunkusumo periode Juli 2013 hingga Februari 2019. Penelitian dilakukan sejak Desember 2018 hingga April 2019. Penilaian total skor kalsium arteri koroner dan penilaian indeks remodelling dilakukan oleh peneliti dan dilakukan pengecekan kembali oleh pembimbing Radiologi.
Hasil : Dilakukan Uji Mann-Whitney U, pada total indeks remodelling positif didapatkan nilai median 134,6 dengan range 3,2 sampai 3862,4 dan pada total indeks remodelling negatif didapatkan nilai median 7 dengan range 1,4 sampai 356,5. Terdapat perbedaan signifikan diantara keduanya (p<0,05). Dilakukan penentuan titik potong total skor kalsium arteri koroner sebesar 54,8 dengan nilai sensitivitas 76 % dan spesifisitas 76,9 %.
Kesimpulan : Terdapat hubungan positif antara total skor kalsium arteri koroner dengan indeks remodelling arteri koroner melalui CT scan kardiak pada pasien penyakit jantung koroner.

Background : Cardiovascular disease is the leading cause of death in the world. Coronary heart disease as a result of atherosclerosis is the leading cause of death for cardiovascular disease both in the United States and in Indonesia. It is important to make every effort to detect things related to increasing risk to prevent this disease. Cardiac CT scan is able to assess the process of atherosclerosis through evaluation of remodeling of the lumen of the coronary arteries as information for the management of patients with coronary heart disease.
Purpose : Obtain direction of the relationship of high cardiovascular risk based on coronary artery calcium score to index remodeling in coronary heart disease patients undergoing cardiac CT scans.
Method : this study uses cross-sectional design with consecutive sampling method. The study sample consisted of 63 coronary heart disease patients who had undergone cardiac CT scan in the Radiology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital in the period July 2013 to February 2019. The study was conducted from December 2018 to April 2019. Evaluation of total coronary artery calcium scores and remodeling index assessment was carried out by researchers and is checked again by the Radiology supervisor.
Results : The Mann-Whitney U Test was carried out, on the total positive remodeling index obtained a median 134.6 with a range of 3.2 to 3862.4 and the total negative remodeling index obtained a median 7 with a range of 1.4 to 356.5. There were significant differences between the two (p <0.001). Determination of the total coronary artery calcium score cut was 54.8 with a sensitivity 76% and a specificity of 76.9%
Conclusion : There is a positive relationship between the total coronary artery calcium score and the index of coronary artery remodeling through cardiac CT scan in coronary heart disease patients
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Farida Rachmi
"Self-care merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup pasien gagal jantung. Self-care adalah pengambilan keputusan secara natural oleh individu dalam berperilaku untuk mempertahankan kestabilan fisiologis tubuhnya dan sebagai respon terhadap tanda dan gejala yang terjadi pada diri individu. Keadekuatan individu dalam melakukan self-care dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal dari individu. Identifikasi faktor tersebut menjadi bagian penting untuk memberikan asuhan keperawatan mengenai self-care yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari karakteristik responden, status fungsional, komorbiditas, lama diagnosis, tingkat pengetahuan, tingkat depresi, serta dukungan sosial terhadap self-care. Desain penelitian menggunakan cross sectional survey pada 120 responden yang diambil dengan tehnik purposive sampling di Poliklinik Jantung. Penelitian menggunakan kuesioner SCHFI (self-care heart failure index) dalam mengukur self-care responden.
Hasil penelitian menunjukan pekerjaan (p=0,055; CI 95%), pendidikan (p=0,232; CI 95%), dan penghasilan (p=0,027; CI 95%) mempengaruhi self-care individu secara signifikan. Responden yang bekerja, berpendidikan tinggi, dan berpenghasilan lebih dari Rp. 2.000.000 memiliki self-care yang lebih adekuat.

Adherence to self-care is important for heart failure patients to improve their quality of life. Self-care defined as individual naturalistic decision making process that's patients use in the choice of behaviors that maintain physiological stability and as a respons to underlying sign and symptoms. Understanding the factors that enable or inhibit self-care is essential in developing effective health care interventions.
The Aim of study was to analyze and identified factors (characteristic, functional class, comorbidity, time was diagnosed, knowledge, depression, and social support) influencing self-care. Cross sectional design used in this study to measure 120 outpatients using Self-Care Heart Failure Index (SCHFI) Indonesian version questioner.
The result of the study indicated employe/e patients (p=0,055; CI 95%), have education higher than junior high school (p=0,232; CI 95%), and have income higher than Rp. 2.000.000 (p=0,027; CI 95%) showed more adequate in self-care behaviour. Self-care strategies for HF should targeted for patient with lower education, unemployed, and have an income lower than Rp. 2.000.000 to improve their quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Permana Putra
"Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia masih sangat tinggi. Efikasi diri diperlukan pasien jantung koroner untuk mendukung kemandirian dalam mengelola penyakitnya. Sedangkan persepsi akan mempengaruhi pasien dalam mengambil keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi penyakit dengan efikasi diri pasien penyakit jantung koroner Desain penelitian analitik Cross sectional dengan sampel 34 pasien dengan penyakit jantung koroner. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuisioner Illness Perception Questionaire Revised dengan 14 pernyataan dan Cardiac Self Efficacy berjumlah 20 pernyataan, kemudian di analisis menggunakan Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan persepsi penyakit dengan efikasi diri pasien penyakit jantung koroner. Hasil penelitian merekomendasikan agar ditambahkan pengkajian efikasi diri pasien di RS Pusat Pertamina.

The prevalence of coronary heart disease in Indonesia is still high. Self-efficacy was required for patients with coronary heart disease to managing the disease independently. Perceptions influences patients in making decisions. The purpose of this research was to identify correlation between illness perception and Self-efficacy of coronary heart disease Patient. This study was a cross-sectional analytic with 34 respondens coronary heart disease. This study used 14 item Illness Perception Questionaire Revised and 20 item Cardiac Self-Efficacy, statistical analysis used Chi-Square. There are not correlation between illness perception and self-efficacy of coronary heart disease patient. It was recommend to add assessment Self-Efficacy at Pusat Pertamina Hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>