Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107725 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewa Ayu Diah Tri Paramita Putri Nida
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektifitas penerapan prinsip-prinsip Standard Positive Parenting Program (Triple-P) untuk mengurangi perilaku mencuri pada anak. Penanganan perilaku mencuri pada anak penting dilakukan untuk menghindari terbentuknya pola perilaku bermasalah di kemudian hari. Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan munculnya perilaku mencuri adalah rendahnya kualitas pengasuhan orangtua. Program intervensi Standard Triple-P akan menyasar pada kompetensi pengasuhan orangtua untuk mengurangi perilaku mencuri melalui peningkatan pengawasan, keterlibatan ayah, pemahaman kebutuhan anak serta penerapan aturan yang efektif. Intervensi Standard Triple-P terdiri dari 11 sesi yang dirancang sesuai manual program dengan modifikasi berdasarkaan kebutuhan partisipan. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia 10 tahun 6 bulan yang menunjukkan masalah perilaku mencuri dengan kondisi Borderline Intellectual Functioning dan Child Affected By Parental Relationship Distress, serta ayah L yang berperan sebagai orangtua tunggal dengan kualitas pengasuhan yang rendah.
Metode penelitian yang digunakan adalah single case subject design dengan bentuk penelitian kuasi ekperimen. Perubahan perilaku mencuri dilihat dari lembar pencatatan frekuensi perilaku mencuri dan alat ukur Eyberg Child Behaviour Inventory. Perubahan kompetensi pengasuhan ayah akan diketahui dari alat ukur Parenting Sense of Competence Scale dan Parental Scale.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan frekuensi perilaku mencuri, skor masalah perilaku anak dan disfungsi pengasuhan serta peningkatan rasa kompeten ayah dalam melakukan pengasuhan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan intervensi Standard Triple-P yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan partisipan terbukti efektif mengurangi frekuensi perilaku mencuri anak melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ayah dalam melakukan pengasuhan.

This study aims to know the effectiveness of applying the principles of Standard Positive Parenting Program (Triple-P) to reduce stealing behavior in children. The handling of stealing behavior in children is important to avoid the formation of problematic behavior patterns in the future. One of the risk factors that can lead to the appearance of stealing behavior is poor parenting quality. The Standard Triple-P intervention program will target parental care competencies to reduce stealing behavior through increased supervision, father involvement, understanding of the needs of children, and effective application of rules. Standard Triple-P intervention consists of 11 sessions designed according to the program manual with the modification based on participants' needs. The study participants were a 10-year-6-month-old girl (L) who demonstrated stealing behavior problem with Borderline Intellectual Functioning and Child Affected by Parental Relationship Distress condition and L's father who acted as single parent with poor parenting qualities.
The research method used is single case subject design with quasi experimental research form. Changes in stealing behavior are seen from the recording sheets of the frequency of stealing behavior and the Eyberg Child Behavior Inventory measuring instrument. Changes in the competence of parenting will be known from the Parenting Sense of Competence Scale and Parental Scale instruments to find out.
The results of the study show a decrease in the frequency of stealing behavior, the score of child behavior problems, parenting dysfunction, and enhancement on the competence of father in parenting. This suggests that the implementation of the modified Standard Triple-P interventions according to the needs of the participants has proven effective in reducing the frequency stealing behavior, through the increase on knowledge and skills of father in parenting."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kantiana Taslim
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penerapan prinsip-prinsip positive parenting program untuk menurunkan perilaku berbohong pada remaja dengan Parent-Child Relational Problems. Positive Parenting Program bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah perilaku anak dengan cara meningkatkan komunikasi dan hubungan positif antara orangtua anak melalui penerapan praktek gaya pengasuhan positif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan before-after study design dan metode single-subject design. Keberhasilan program pengasuhan positif dalam menurunkan perilaku berbohong terlihat dari perbandingan skor pre-test dan post-test. Perilaku berbohong diukur dengan Lying Towards Parents Scale dan Child Behavior Checklist khusus pada item lie/cheat. Perubahan gaya pengasuhan positif diukur dengan alat ukur Skala Gaya Pengasuhan dan Parents Sense of Competence Scale. Hasil penerapan program intervensi ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan skor pada perilaku berbohong remaja dan peningkatan skor pada gaya pengasuhan positif orangtua.

This research was conducted to examine the application of positive parenting program principles to reduce lying behavior in adolescence with Parent Child Relational Problems. Positive Parenting Program is a program to prevent and solve children rsquo s behavior problem by increasing positive relationship and communication between parents and their children using positive parenting style. This research is an experimental research, conducted using before after study design and single subject design. The success outcome in the application of this program was seen from the comparison of pre test and post test scores. Lying behavior was measured with Lying Towards Parents Scale and Child Behavior Checklist, specifically in item lie cheat. The changes in positive parenting style are measured with Parenting Style Scale and Parents Sense of Competence Scale. The outcome of this intervention program shows that adolescence rsquo s lying score is decreasing and score of positive parenting style is increasing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Lamtiur Gracesita
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerapan intervensi
Stepping Stones Triple-P pada satu keluarga yang memiliki anak praremaja usia 11 tahun dengan Mild Intellectual Disability yang memiliki masalah perilaku
temper tantrum. Program intervensi ini bertujuan untuk membantu orangtua
melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri orangtua dalam melakukan pengasuhan yang positif untuk mengelola permasalahan perilaku anak dengan mild intellectual disability. Program intervensi dilaksanakan sebanyak 7 sesi (3 sesi di klinik dan 4 sesi praktikum di rumah). Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan roleplay. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain Child Behavior Checklist, Parenting Scale (dari Arnold,O Leary, Wolff, dan Acker, 1999), Parenting Sense of Competence (dari Gibaud-Wallston dan Wandersman, 1978), serta Catatan Pengukuran Temper Tantrum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program intervensi Stepping Stones Triple-P terbukti efektif dalam menurunkan frekuensi dan durasi perilaku temper tantrum O, menurunkan disfungsi gaya pengasuhan orangtua dan meningkatkan pandangan kompetensi orangtua dalam praktik pengasuhan

ABSTRACT
The study was conducted to determine the effectiveness of Stepping Stones
Triple-P intervention on a family who has a 11 year-old child with Mild Intellectual Disability and temper tantrums. This program aims to help parent
develop effective management strategies for dealing with a variety of behavioral problems of child with developmental disabilities and issues related to the development. This program implemented in 7 sessions (3 sessions at the clinic and 3 practice sessions at home). The results demonstrated significant improvement in parental reports of child behavior, parenting styles, and parents sense of competence"
2016
T46707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Gladys Djunaidy
"[Praktik pengasuhan negatif adalah salah satu penyebab munculnya
perilaku disruptive pada remaja. Positive Parenting Program (Triple P)
merupakan salah satu bentuk behavior parent training yang digunakan untuk
mencegah maupun menangani masalah perilaku, emosi dan perkembangan pada
anak, dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri
orangtua terkait proses pengasuhan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
single case design (N=1), yang bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan
Triple P untuk membentuk praktik pengasuhan positif pada orangtua dari remaja
dengan perilaku disruptive. Perubahan kualitas praktik pengasuhan diukur dengan
melihat perubahan skor Skala Praktik Pengasuhan, sementara perilaku disruptive
remaja diukur menggunakan Child Behavior Checklist (CBCL). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Triple P mampu menurunkan masalah perilaku disruptive
remaja dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan diri
orangtua terkait proses pengasuhan;Disruptive behavior in teenager are often caused by negative parenting
practices. Positive Parenting Program (Triple P) is one of behavior parent training
that can be used for preventing or reducing behavioral , emotional and
developmental problems in children, by enhancing parents’ knowledge, skills and
confidence in parenting practices. This research is a single case design (N=1), that
aimed to determine the effectiveness of the application of Triple P to create
positive parenting practices in parent of teenager with disruptive behavior. The
improvement of parenting practices are measured by Parenting Practices Scale,
meanwhile Child Behavior Checklist (CBCL) is used to measure teenager’s
disruptive behavior. The result shows that Triple P is effective for reducing
teenager’s disruptive behavior by enhancing parents’ knowledge, skills and
confidence in parenting practices, Disruptive behavior in teenager are often caused by negative parenting
practices. Positive Parenting Program (Triple P) is one of behavior parent training
that can be used for preventing or reducing behavioral , emotional and
developmental problems in children, by enhancing parents’ knowledge, skills and
confidence in parenting practices. This research is a single case design (N=1), that
aimed to determine the effectiveness of the application of Triple P to create
positive parenting practices in parent of teenager with disruptive behavior. The
improvement of parenting practices are measured by Parenting Practices Scale,
meanwhile Child Behavior Checklist (CBCL) is used to measure teenager’s
disruptive behavior. The result shows that Triple P is effective for reducing
teenager’s disruptive behavior by enhancing parents’ knowledge, skills and
confidence in parenting practices]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marice Benga Olla
"Orang tua yang menggunakan pola asuh otoriter cenderung menggunakan hukuman fisik ataupun ancaman untuk kesalahan yang anak buat. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penerapan pola asuh otoriter yang disertai dengan perilaku kekerasan orang tua terhadap anak harus dicegah. Desain kualitatif fenomenologi digunakan untuk melihat lebih dalam tentang pengalaman keluarga menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah. Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua yang menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak usia sekolah di Kabupaten Maluku Tengah. Pemilihan partisipan dengan menggunakan metode purpossive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Saturasi data dicapai pada partisipan keenam.
Penelitian ini menghasilkan tiga tema yaitu upaya orang tua mendidik anak dalam mencapai standar nilai dan norma keluarga, kegagalan mencapai standar nilai dan norma keluarga, dan masalah yang dialami anak sebagai akibat dari pola asuh yang digunakan. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan riset lanjutan dari perspektif nilai-nilai budaya untuk menggali dan memahami lebih jauh tentang faktor-faktor yang mendukung orang tua menggunakan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak.

Parents who use authoritarian parenting style tends to use physical punishment or threats for children who make some mistakes. The negative impact caused by the implementation of authoritarian parenting style are accompanied with violent behavior of parents against children should be prevented. Phenomenological qualitative design was used to look more deeply about the family's experience using authoritarian parenting style in caring for school-age children. The Participants in this study were parents who used authoritarian parenting style in caring for school-age children in Central Maluku district. In selecting the participants, this study used purposive sampling. In collecting data, this study utilized in-depth interviews and analyzed by using Colaizzi method. The Saturation data was achieved in the sixth participant.
This research resulted in three themes, namely the efforts of parents to educate children to reach the standard of family values and norms, failure to achieve a standard of values and norms of the family and problems experienced by children as result of parenting style used. The recommendation of this study is the need to be done further research from the perspective of cultural values to explore and understand more about the factors that support parents using authoritarian parenting style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biyanti Dwi Winarsih
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang peran serta orang tua dan dampak hospitalisasi anak
prasekolah yang dirawat di RSU RA. Kartini Jepara. Hospitalisasi dapat
menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Peran orang tua sangat dibutuhkan
untuk meminimalkan dampak hospitalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian
studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Uji hipotesis jenis kelamin,
pengalaman dirawat, orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
pengalaman merawat anak dan peran serta orang tua dengan dampak hospitalisasi
menggunakan chi-square. Pada pengujian hipotesis usia orang tua dan dampak
hospitalisasi menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menyarankan
bahwa perawat perlu melibatkan orang tua dalam proses asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak sebaiknya berdasarkan prinsip
atraumatic care dan Family Centered Care.

ABSTRACT
This thesis discusses the parent participation and the impact of preschooler?s
hospitalization who were treated in RSUD RA Kartini Jepara. Hospitalization can
cause a crisis in the lives of children. Parent participation is needed to minimize
the hospitalization impact. This research is a correlation study with cross sectional
approach. The hypothesis testing of sex, the experience of being treated, the
parents, parental education, parental employment, children care experience and
the parent?s role with the impact of hospitalization using the chi-square. At the
hypothesis testing parents age and the hospitalization impact using the Mann-
Whitney test. The results suggest that nurses need to involve parents in the
process of nursing care. Nursing care provided to children should be based on the
principle of a traumatic care and Family Centered Care."
2012
T30718
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Nurhalimah Br.
"Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi hubungan antara pengasuhan orangtua dengan theory of mind (ToM) anak usia 6-8 tahun. Partisipan penelitian ini adalah 107 anak sekolah (61 laki-laki, 46 perempuan) dan orangtuanya di Bogor, Indonesia. Peneliti mendapatkan skor ToM anak melalui pengukuran menggunakan skala ToM (Wellman & Liu, 2004) dan second order false belief (Astington et al., 2002; Sullivan et al., 1994) serta skor pengasuhan orangtua menggunakan inventori pengasuhan (PAI) Vinden (2001) yang disempurnakan oleh OReilly dan Peterson (2015). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan pada skor pengasuhan otoritarian dan total skor ToM anak (r = -.199, p < 0.05). Artinya, semakin otoriter pengasuhan orangtua, maka semakin kecil skor ToM anak. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pengasuhan orangtua dan perolehan ToM anak.

This study aims to investigate the correlation between parenting attitude and theory of mind (ToM) among 6-8 years old children. Participant of this study are 107 pupils (61 boys, 46 girls) and their parents in Bogor, Indonesia. We assessed childs ToM using ToM Scale Wellman & Liu (2004), and second order false belief task (Astington et al., 2002; Sullivan et al.,1994). We assessed parenting style using Parenting Attitude Inventory (PAI) Vinden (2001) that has been modified by OReilly and Peterson (2015). The result of this study showing a negative and significant correlation between autoritarian parenting and childs ToM total score (r = -.199, p < 0.05). This result indicate that more autoritarian parenting styles lead to less childs ToM. There is no significan correlation between autoritative parenting and childs ToM has been found."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Mahendra
"Individu pada masa kanak-kanak madya semakin matang dalam perkembangannya, terutama perkembangan kognitif dan sosial. Perkembangan tersebut membuat individu semakin mampu dalam bersosialisasi seiring dengan bertambahnya aktivitas sosial yang dihadapi oleh individu. Meskipun kejujuran menjadi aspek penting dalam bersosialisasi yang secara umum diturunkan oleh orang tua, individu pada tahap ini juga mampu untuk berperilaku sesuai yang diharapkan oleh orang lain dan memunculkan perilaku berbohong untuk menguntungkan orang lain atau biasa disebut sebagai prosocial lying. Selain kognitif anak, perilaku prosocial lying juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial, salah satunya gaya pengasuhan orang tua. Gaya pengasuhan dapat dikategorisasikan berdasarkan dua dimensi, yaitu demandingness dan responsiveness. Dimensi demandingness dan responsiveness yang cenderung tinggi menunjukkan gaya pengasuhan orang tua yang authoritative. Gaya pengasuhan authoritative umumnya ditemukan mendukung perkembangan anak secara optimal, tetapi hubungannya dengan perilaku prosocial lying ditemukan masih bervariasi antar budaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi anak mengenai gaya pengasuhan authoritative orang tua dan perilaku prosocial lying di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga meneliti hubungan antara persepsi anak pada tiap dimensi pembentuk gaya pengasuhan dan perilaku prosocial lying. Sampel penelitian terdiri dari anak usia 9—12 tahun (N = 76). Hasil analisis point biserial menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara persepsi gaya pengasuhan authoritative dan perilaku prosocial lying pada anak usia 9—12 tahun. Namun, dimensi responsiveness memiliki hubungan positif secara signifikan dengan perilaku prosocial lying. Lalu, dimensi demandingness memiliki hubungan negatif secara signifikan dengan perilaku prosocial lying. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa anak yang mempersepsikan gaya pengasuhan orang tua dengan responsiveness tinggi dan demandingness rendah lebih cenderung untuk melakuan perilaku prosocial lying. Faktor-faktor lain seperti nilai budaya keluarga serta lingkungan budaya anak juga perlu dipertimbangkan.

Individuals in mid-childhood become increasingly mature in their development, especially in cognitive and social aspects. This development enables individuals to become more capable in socializing as they face growing social activities. Although honesty is an important aspect of socializing generally instilled by parents, individuals at this stage are also capable of behaving according to others' expectations and exhibiting prosocial lying, which is lying for the benefit of others. Prosocial lying behavior in addition to children's cognitive abilities is also influenced by the social environment, one of which is parenting style. Parenting styles can be categorized based on two dimensions: demandingness and responsiveness. High levels of demandingness and responsiveness indicate an authoritative parenting style. Authoritative parenting style is generally found to support optimal child development, but its relationship with prosocial lying behavior varies across cultures.This study aims to investigate the relationship between children's perceptions of authoritative parenting style and prosocial lying behavior in Indonesia. Additionally, the study examines the relationship between children's perceptions of each dimension forming parenting style and prosocial lying behavior. The research sample consists of children aged 9-12 years (N = 76).The results of the point biserial analysis indicate that there is no significant relationship between children's perceptions of authoritative parenting style and prosocial lying behavior in children aged 9-12 years. However, the responsiveness dimension shows a significant positive relationship with prosocial lying behavior. Conversely, the demandingness dimension shows a significant negative relationship with prosocial lying behavior.This study implies that children who perceive their parents' parenting style as highly responsive and low in demandingness are more likely to engage in prosocial lying behavior. Other factors such as family cultural values and the child's cultural environment also need to be considered."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Affiani
"Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak memiliki hubungan dengan pengalaman keterlibatan orangtua di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan orangtua (ayah dan ibu) yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising terhadap parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Persepsi keterlibatan orangtua merupakan sejauh mana orangtua menunjukkan perilaku yang menandakan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan anak. Parenting self-efficacy merupakan persepsi dalam memandang kemampuannya yang dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Pada penelitian ini, pengukuran persepsi keterlibatan orangtua menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) dan Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 302 orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya dan berada di rentang usia 25-45 tahun yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ayah yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ibu yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan orangtua meningkatkan keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan anak dan memberikan pengasuhan yang positif bagi anak-anak mereka.

Parenting correlates with how ones parent involve in childhood experience. This research was conducted to determine the influence of the three dimensions of perceived parental involvement (father and mother) that is instrumental, expressive, and mentoring/advising on parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Perceived parental involvement refers to the extent to which parents participate in various aspects of their children?s lives. Parenting self-efficacy is parents perceptions of their ability to positively influence the behavior and development of their children. Perceived parental involvement was measured by Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Participants in this study were 302 parents aged 25-45 years with middle childhood children are obtained through convenience sampling technique. This research used quantitive method. The results showed that there was a significant influence of three dimensions of perceived father involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01, also there was a significant influences of three dimensions of perceived mother involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. The implication of this research is parent are expected to increase their involvement in various aspects of their children's lives and provide positive parenting to their children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weston, Denise Chapman
New York: G.P. Putnam's Sons, 1996
649.1 WES p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>