Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, Indah Sri Bernadetta
"ABSTRAK
Latar Belakang : Kehilangan gigi masih menjadi masalah dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Kehilangan gigi posterior yang tidak digantikan dengan gigi tiruan dapat menyebabkan terganggunya kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi yang buruk berdampak terhadap pemilihan makanan dan mempengaruhi status nutrisi. Jika hal ini terjadi pada ibu hamil, dapat mempengaruhi bayi yang ada di dalam kandungannya. Belum ada penelitian yang mengamati hubungan kemampuan mastikasi dengan berat lahir bayi di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat lahir bayi seperti asupan nutrisi ibu, paritas, jarak kehamilan, usia kandungan jenis kelamin bayidan faktor lainnya. Adapun penelitian terdahulu tentang asupan nutrisi ibu hamil dengan berat lahir bayi ditinjau berdasarkan jenis makanannya. Sedangkan dalam penelitian ini asupan nutrisi ibu di amati berdasarkan total kalori yang di konsumsi ibu. Tujuan : Menganalisis hubungan kemampuan mastikasi, asupan nutrisi, dan indeks massa tubuh ibu hamil yang kehilangan gigi posterior terhadap berat lahir bayi. Metode: Studi analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan teknik consecutive sampling pada ibu yang sudah melahirkan, usia 20-35 tahun, memiliki satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak memakai gigi tiruan. Subjek diamati jumlah dan lokasi gigi hilangnya, pengambilan data dari buku KIA, menjawab kuesioner kemampuan mastikasi dan aupan nutrisi. Penelitian ini dianalisis dengan one sample t-test, independent t-test, Kruskal-Wallis dan uji korelasi pearson. Hasil: Kemampuan mastikasi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi dengan nilai p 0.000, asupan nutrisi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi dengan nilai p 0.000, Indeks Massa Tubuh IMT ibu hamil yang kehilangan gigi posterior memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi dengan nilai p 0,038. Aspek yang paling berhubungan dengan berat lahir bayi adalah indeks massa tubuh ibu hamil yang memiliki nilai korelasi pearson 0,142. Kesimpulan: Terdapat hubungan kemampuan mastikasi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior dengan berat lahir bayi, terdapat hubungan asupan nutrisi pada ibu hamil yang kehilangan gigi posterior dengan berat lahir bayi, terdapat hubungan Indeks Massa Tubuh IMT ibu hamil yang kehilangan gigi posterior dengan berat lahir bayi, aspek yang paling berpengaruh terhadap berat lahir bayi adalah indeks massa tubuh

ABSTRACT
Background Tooth loss is still a major oral health problem oral health in Indonesia. Tooth loss which can rsquo t replaced by denture can cause mastication ability disturbance. Bad mastication function can affect to food choice and nutritional status. If this occurs to pregnant women, it can affect the baby in her womb. There is no study which observes the relationship beetween mastication ability with infant birth rsquo s weightin Indonesia. Some previous studies showed factors which affect infant birth rsquo s weightsuch as mother rsquo s nutrient intake, parity, pregnancy gap, fetal age, infant sex and other factors. Previous research about pregnant women nutrient intake with infant birth rsquo s weightwere viewed based on type of food. While in this study mother rsquo s nutrient intake dased on total calories. Objective To analyze relationship between mastication ability, nutrient intake and body mass index of pregnant women with posterior tooth loss with birth weight of baby. Method Study design is analytical observational study with cross sectiona. This study was performed with consecutive sampling, to mothers who gave birth, aged 20 35, have one or more missing posterior teeth, no denture. Missing teeth number and location were observed, the data was taken from KIA booklet and subjects answered questionairre about mastication ability and nutrient intake. This study was analyze by one sample t test, independent t test, Kruskal Wallis and Pearson. Result Mastication ablity of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weightwas found statistically significant p 0,000 . Nutrient intake of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight was also found statistically significant p 0,000 . BMI of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight was found statistically significant p 0,038 . The most correlate aspect with infant birth rsquo s weight is BMI of pregnant women with pearson correlation value 0,142. Conclusion There is a relationship between mastication ability of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight. There is a relationship between nutrient intake of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight. There is a relationship between BMI of pregnant women with posterior tooth loss with infant birth rsquo s weight. The most correlated aspect with infant birth rsquo s weight in BMI of pregnant women. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Sofiah
"Studi ini menelaah fungsi reproduksi perempuan dalam konteks budaya dan kesehatan tradisional, terutama proses reproduksi yang dibantu oleh dukun beranak di Kecamatan Ujungberung. Pendelcatan kualitatif dengan perspektif feminis digunakan untuk menganalisis permasalahan penelitian ini. Saya menelaah sepuluh informan utama (ibu nifas) dan tujuh orang informan pendukung (dukun beranak) dengan meton wawancara mendalam.
Hasil panelitian menunjukkan:
Pertama, persepsi ibu clan dukun beranak tentang kehamilan sehat dan persalinan aman pada umumnya adalah sama, yakni bahwa kehamilan merupakan kodrat percmpuan dan kchamilan sorta persalinan dipandang sehat dan aman jika tidak berisiko bagi ibu.
Kedua, lemahnya kondisi ekonomi, kebiasaan orang tua, kasulitan transportasi, kenyamanan psikologis dan agama mendorong perempuan bersalin dan telah bersalin di daerah itu untuk mernilih proses prsalinan dan perawatan pascasalin dengan dukun beranak. Secara fisik sebagian besar informan yang ditangani oleh tenaga medis mengalami tindakan medis tanpa persetujuan terlebih dahulu. Secara psikis, para informan merasa bahwa hubnngan interpersonal dengan dukun beranak sangat baik.
Ketiga, dukun beranak tidak hanya memberikan pertolongan pada saat kehamilan atau persalinan saja, namun juga pada masa pascasalin.
Para dukun beranak masih memegang budaya Sunda yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan berupa ritual pada setiap tahap perkembangan kehamilan. Salah satu refleksi teoretis dari temuan saya adalah kesadaran informan atas hak reproduksinya masih kurang, disebabkan oleh sistem patriarki yang tercermin dalam istilah Awewe mah dulang rinande [perempuan harus selalu patuh], adanya kelas sosial ekonomis dan adanya diskriminasi hak antara perempuan dan laki-laki dalam kesehatan reproduksi. Maka dari itu, pemberdayaan perempuan rnengenai hak reproduksi dan kesetaraan gender merupakan kebutuhan mendesak yang harus segera direalisasikan. Dukun beranak dan tenaga medis diharapkan dapat bersinergi rnelalui komunikasi efektif untuk mengubah kondisi kesehatan perempuan ke arah yang lebih baik.

The research discusses women's reproductive functions in the context of culture and traditional health, particularly reproductive process assisted by TBAs in Ujung Berung District Bandung. Qualitative approach in feminist perspective is used to analyze the cases. l analyzed ten primary informers (post-partum women) and seven secondary informers (TBAS) employing deep interview method.
The results of the study indicate that:
First, the perception of mothers and the TBA's in healthy pregnancy and safe delivery is similar, namely that pregnancy is a destiny for women and that healthy pregnancy and safe delivery are the ones that bring no risks for both the mother and the baby.
Second, low income condition, parental guidance, and psychological comfort make women prefer to ask for TBA's assistance. Physically, most informiers handled by medical staff experience medical agreement without prior agreement from the informers. Psychologically, informers feel that the interpersonal relations among informers with TBA is very well.
Third, TBA not only the TBA's assist with personal care in pregnancy, delivery and especially post natal attendance.
TBA is following traditional rituals during the stages of pregnancy, on delivery and in post natal progress. One of the theoretical reflections from my finding is that the informers' awareness of reproductive rights is still very low, which I assume to have been caused by patriarchal system reflected in what the Sundanese say as "Awewe mah dulang tinarrde" [which literarlly means women are supposed to be submissive], the existence of social economy class, and there is a discrimination between women's and men's reproductive rights, and women occupy a subordinated position. Therefore, women empowerment over reproductive rights and equality is a demand which needs to be realized immediately. TBA and medical assistance are expected to be in synergy through effective communication to better women's healthy condition."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T33060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Fathu Rizqi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bintari Puspasari
"Latar Belakang : Pandemi COVID-19 merupakan sebuah kejadian dengan dampak luar biasa terutama pada populasi berisiko seperti ibu hamil. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pasien COVID-19 tertinggi di dunia memiliki banyak kasus kehamilan dengan luaran maternal dan perinatal yang buruk akibat infeksi COVID-19. Namun, hingga saat ini belum terdapat studi yang secara komprehensif menilai faktor klinis dan non-klinis yang berpengaruh terhadap luaran buruk pada pasien hamil dengan COVID-19.
Tujuan : Mengetahui faktor klinis dan non-klinis yang berhubungan dengan luaran buruk maternal dan perinatal pada ibu hamil dengan COVID-19.
Metode : Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada perempuan hamil yang terinfeksi COVID-19 yang dirawat Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto selama periode Januari 2021 - April 2022. Pasien dengan data tidak lengkap dieksklusi dari penelitian. Faktor klinis yang dinilai adalah usia maternal, usia gestasi, beratnya gejala COVID-19 saat admisi, status obstetrik, status vaksinasi COVID-19, lama rawat instalasi gawat darurat, lama rawat inap biasa, lama rawat inap intensif, dan komorbiditas. Fakotr non-klinis yang dinilai adalah lama waktu sejak gejala hingga datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, keengganan datang ke fasilitas pelayanan kesehatan, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan.
Hasil : Didapatkan sebanyak 79 subjek penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian. Sebanyak 9 subjek mengalami luaran buruk berupa kematian ibu (n = 1), janin meninggal (n = 5), dan gejala COVID-19 berat (n = 6). Faktor klinis yang berpengaruh terhadap luaran yang buruk adalah usia maternal yang lebih tua, usia gestasi yang lebih muda, gejala COVID-19 yang lebih berat, serta durasi perawatan di instalasi perawatan intensif yang lebih lama (p < 0,05). Faktor non-klinis yang berpengaruh terhadap luaran yang buruk adalah lama gejala awal yang lebih lama, keberadaan kendala mencari pertolongan, dan pendapatan yang lebih rendah (p < 0,05).
Kesimpulan : Luaran maternal dan perinatal yang lebih buruk pada kehamilan dengan COVID-19 terjadi akibat interaksi dari faktor klinis dan non-klinis. Diperlukan edukasi terhadap klinisi maupun masyarakat guna meningkatkan luaran pada kehamilan dengan COVID-19.
Kata Kunci : COVID-19, infeksi, kehamilan, maternal, perinatal.

Background: The COVID-19 pandemic is an event with a tremendous impact, especially on higher risk populations such as pregnant women. Indonesia as one of the countries with the highest number of COVID-19 patients in the world has many cases of pregnancy with adverse maternal and perinatal outcomes due to COVID-19 infection. However, there have been no studies that have comprehensively assessed clinical and non-clinical factors that influence adverse outcomes in pregnant patients with COVID-19.
Objective: To determine clinical and non-clinical factors associated with adverse maternal and perinatal outcomes in pregnant women with COVID-19.
Methods: A retrospective cohort study was conducted on pregnant women infected with COVID-19 who were treated at the Gatot Soebroto Army Central Hospital (RSPAD) during the period January 2021 - April 2022. Patients with incomplete data were excluded from the study. The clinical factors assessed were maternal age, gestational age, severity of COVID-19 symptoms upon admission, obstetric status, COVID-19 vaccination status, length of stay in the emergency department, length of regular hospitalization, length of intensive hospitalization, and comorbidity. The non- clinical factors assessed were the length of time from symptoms to arrival to health care facilities, reluctance to come to health care facilities, income level, and education level.
Results: There were 79 research subjects who were included in the study. A total of 9 subjects experienced adverse outcomes in the form of maternal death (n = 1), fetal death (n = 5), and severe COVID-19 symptoms (n = 6). Clinical factors that influenced poor outcomes were older maternal age, younger gestational age, more severe COVID-19 symptoms, and longer duration of treatment in intensive care (p < 0.05). The non- clinical factors that influenced the poor outcome were a longer duration of initial symptoms, the presence of obstacles in seeking help, and lower income (p < 0.05).
Conclusion: The worse maternal and perinatal outcomes in pregnancies with COVID-19 occur due to the interaction of clinical and non-clinical factors. Education for clinicians and the public is needed to improve outcomes in pregnancies with COVID- 19. Keywords: COVID-19, infection, maternal, perinatal, pregnancy
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semuel Piter Irab
"Disertasi ini adalah menggambarkan perubahan prevalensi balita stunting pada Kabupaten/Kota kategori membaik dan Kabupaten/Kota kategori memburuk di Indonesia dari tahun 2007 ke tahun 2013. Metode cross sectional studi, sampel yaitu 163 Kabupaten/Kota, sumber data sekunder Balitbangkes dan Kementerian Keuangan. Uji statistik t-test dan diskriminan. Hasil: perubahan prevalensi balita stunting pada 49 Kabupaten/Kota kategori membaik 30,1%, dan 114 Kabupaten/kota kategori memburuk 69,9%. Sembilan cakupan program kesehatan dan sosial pada Kabupaten/Kota kategori membaik yang memiliki perubahan lebih besar dari Kabupaten/Kota kategori memburuk yaitu prevalensi BBLR, cakupan penimbangan balita ≥ 4 kali, cakupan vitamin A, cakupan imunisasi lengkap, persentase ketersediaan air bersih, persentase pengelolaan sampah diangkut petugas kebersihan, persentase ketersediaan jamban keluarga, persentase cuci tangan pakai sabun, dan persentase KK pegawai negeri sipil. Lima cakupan program kesehatan dan sosial pada Kabupaten/Kota ketegori memburuk yang perubahannya tidak jauh berbeda dari Kabupaten/Kota kategori membaik yaitu cakupan ANC-K4, prevalensi KEK ibu hamil, prevalensi TB-Paru balita, indeks kapasitas fiskal, dan persentase KK pendidikan tinggi. Delapan cakupan program kesehatan dan sosial dengan akurasi perubahan prevalensi balita stunting pada Kabupaten/Kota kategori membaik 83,7% dan Kabupaten kategori memburuk 92,1% yaitu cakupan timbangan balita ≥ 4 kali, cakupan imunisasi lengkap, cakupan ANC-K4, persentase sampah diangkut petugas kebersihan, persentase ketersediaan jamban keluarga, persentase cuci tangan pakai sabun, indeks kapasitas fiskal, dan persentase KK PNS.

This dissertation is describing changes in the prevalence of stunting toddlers the Regencies/ Cities category improves and deteriorates in Indonesia, from 2007 to 2013. Cross sectional study method, samples are 163 Regencies/Cities, secondary data source Balitbangkes and Ministry of Finance. T-test and discriminant statistical test. Results: changes in the prevalence of stunting toddlers 49 Regencies/Cities category improved 30.1%, and 114 Regencies/Cities category deteriorated 69,9%. Nine coverage of health and social programs the Regencies/Cities category improved which has a change greater than Regencies/Cities category deteriorated namely the prevalence of LBW, toddler weighing coverage ≥ 4 times, vitamin A coverage, complete immunization coverage, percentage of availability of clean water, percentage of waste management carried by janitors, percentage of availability of family latrines, percentage of hand washing with soap, and the percentage of family heads of civil servants. Five coverage of health and social programs in the Regencies/Cities category deteriorated, whose changes are not much different from the Regencies/Cities category improved namely ANC-K4 coverage, prevalence of less chronic energy in pregnant women, prevalence of toddler pulmonary TB, fiscal capacity index, and the percentage of family heads of higher education. Eight coverage of health and social programs with accuracy changes in the prevalence of stunting toddlers at the Regencies/ Cities category improved 83,7% and Regencies/Cities category deteriorated 92.1% namely toddler weighing coverage ≥ 4 times, complete immunization coverage, ANC-K4 coverage, percentage of waste management carried by janitors, percentage of availability of family latrines, percentage of hand washing with soap, fiscal capacity index, and the percentage of family heads of civil servants."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2700
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Nurwardani
"Pandemi COVID-19 menyebabkan penuhnya kapasitas fasilitas kesehatan diIndonesia. Fasilitas kesehatan tersebut berfokus pada penyembuhan pasien COVID-19 sehingga berakibat menurunnya kunjungan pemeriksaan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak. Salah satu kota di Indonesia, Depok, mengalami penurunan pelayanan kesehatan bahkan hingga 34,71%. Dampak dari menurunnya angka kunjungan adalah tidak optimalnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hambatan monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita di saat pandemi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring balita yang menjadi solusi atas hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan design science research sebagai metodologi penelitian. Dalam melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi literatur, wawancara, dan analisis kompetitor. Masalah dan kebutuhan yang diidentifikasi akan dibagi menjadi lima variabel penelitian yaitu information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, dan accessibility. Setelah mendapatkan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini melakukan pemetaan serta proposal solusi dari masalah yang didapatkan. Dengan proposal solusi tersebut, penelitian ini berhasil mengembangkan telehealth bernama Sistem Monitoring Balita (SIMONITA) yang dibagi menjadi SIMONITA-parent side dan SIMONITA-faskes side. Setelah sistem berhasil dikembangkan, penelitian ini kemudian mengevaluasi sistem tersebut dengan melakukan User Acceptance Test, pendekatan kualitatif lewat metode deskriptif, dan kuantitatif lewat metode observatif. Evaluasi dilakukan kepada total 54 orang dari latar belakang yang beragam. Lebih dari 90% responden setuju bahwa SIMONITA mampu untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan untuk melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada kelima variabel saat masa pandemi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membantu melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada masa pandemi di Indonesia serta bagi pengembang existing application untuk dapat terus memperbaiki dan mengembangkan aplikasinya.Pandemi COVID-19 menyebabkan penuhnya kapasitas fasilitas kesehatan diIndonesia. Fasilitas kesehatan tersebut berfokus pada penyembuhan pasien COVID-19 sehingga berakibat menurunnya kunjungan pemeriksaan pelayanan kesehatan bayi, balita, dan anak. Salah satu kota di Indonesia, Depok, mengalami penurunan pelayanan kesehatan bahkan hingga 34,71%. Dampak dari menurunnya angka kunjungan adalah tidak optimalnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hambatan monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita di saat pandemi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring balita yang menjadi solusi atas hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan design science research sebagai metodologi penelitian. Dalam melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi literatur, wawancara, dan analisis kompetitor. Masalah dan kebutuhan yang diidentifikasi akan dibagi menjadi lima variabel penelitian yaitu information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, dan accessibility. Setelah mendapatkan identifikasi masalah dan kebutuhan, penelitian ini melakukan pemetaan serta proposal solusi dari masalah yang didapatkan. Dengan proposal solusi tersebut, penelitian ini berhasil mengembangkan telehealth bernama Sistem Monitoring Balita (SIMONITA) yang dibagi menjadi SIMONITA-parent side dan SIMONITA-faskes side. Setelah sistem berhasil dikembangkan, penelitian ini kemudian mengevaluasi sistem tersebut dengan melakukan User Acceptance Test, pendekatan kualitatif lewat metode deskriptif, dan kuantitatif lewat metode observatif. Evaluasi dilakukan kepada total 54 orang dari latar belakang yang beragam. Lebih dari 90% responden setuju bahwa SIMONITA mampu untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan untuk melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada kelima variabel saat masa pandemi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membantu melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan pada masa pandemi di Indonesia serta bagi pengembang existing application untuk dapat terus memperbaiki dan mengembangkan aplikasinya.

COVID-19 Pandemic causes a lot of public health services to be overloaded. This happens due to the focus in handling COVID-19 cases and causes a reduction in medical check-up visits for baby, toddler, and children. One case of reduction happens in Depok, where it saw a decrease of 34,71%. This causes the monitoring of growth and development for the toddler to be less optimal. This study aims to identify barriers when monitoring growth and development of toddler in the pandemic. This study also aims to develop a monitoring system to solve said barriers. This study uses design science research as its methodology. In identifying the problems and requirements, this study uses a qualitative approach which includes literature review, interview, and competitor analysis. Identified problems and requirements are then divided into five research variables which are information quality, perceived integration, perceived security, ease of use, and accessibility. After identifying the problems and requirements, this study then maps and proposes a solution from said problems and requirements. With the proposed solution, this study successfully develop a telehealth system called Toddler Monitoring System (SIMONITA) which are then divided into SIMONITA-parent side and SIMONITAfaskes side. After the system have been developed, this study then evaluates those systems with a User Acceptance Test, a qualitative approach using descriptive method , and a quantitative approach using an observational method. The evaluation was conducted to 54 participants with a diverse background. More than 90% of the participants agree that SIMONITA is able to solve and fulfil the requirements to monitor growth and development of toddler in the pandemic. The result of this study is expected to be a contribution to help self-monitor the growth and development in the pandemic era in Indonesia and also to provide insight for existing application developers to continue improving their application."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mudmainnah Hanim
"Mahasiswa ingin tampil cantik dalam segala hal, salah satu upaya untuk tampil cantik adalah dengan merias diri dengan produk perawatan kulit., tetapi tidak jarang di antara mereka takut dalam menggunakan makeup dan skincare sembarangan karena memang banyak sekali makeup dan skincare di luaran sana yang tidak terjamin akan kehalalan dan standarisasi BPOM. Penelitian ini bertujuan mengetahui makna penggunaan dari skincare dan makeup yang sudah di beri label BPOM dan Halal terhadap identitas diri. Hal ini menjadi penting karena kejaminan pembeli terjamin oleh label-label tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai mahasiswi yang ada di FSI FISIP UI dan mengolah data dengan hasil bahwasaannya label halal dan BPOM sangat penting dalam penggunaan skincare dan makeup.

Students want to look beautiful in everything, one of the efforts to look beautiful is with skin care, but they are often afraid to use makeup and skin care because there are so many makeup and skin care out there that are not guaranteed halal and BPOM standardization. This research was aimed to find out he meaning of using makeup and skincare that have been labeled with BPOM and Halal for self-identity. This is important because buyer's assurance is guaranteed by these labels. This research uses a qualitative approach by interviewing female students at FSI FISIP UI and processing the data with the result that halal labels and BPOM are very important in the use of skincare and makeup."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Sulistiani
"Sampai saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, menurut SDKI 2012 angka kematian ibu sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, sedangkan penyebab tidak langsung salah satunya adalah anemia. Laporan Riskesdas Tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Pengaruh anemia dalam kehamilan adalah risiko terjadi abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim, ancaman dekompensio kordis yang berbahaya bagi jiwa dan keselamatan ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Bekasi Tahun 2013. Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder, dengan desain penelitian cross sectional dan Jumlah sampel sebesar 623 ibu hamil.
Hasil analisis menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 38,5%, dengan kadar hemoglobin rata ? rata sebesar 11,336 mg%. Berdasarkan hasil analisis, dari 9 faktor yang diteliti terdapat 1 faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Bekasi tahun 2013, yaitu umur kehamilan. Pada variabel umur kehamilan diperoleh nilai p = 0,000, dengan OR sebesar 2,6 untuk umur kehamilan trimester 2 dan 3,115 pada umur kehamilan trimester 3.

Until now, Indonesia's maternal mortality rate is still very high, according to IDHS 2012 maternal mortality rate of live births 359/100.000. Most of the direct causes of maternal death are hemorrhage, where as indirect causes one of which is anemia. Riskesdas in 2013 states that the prevalence of anemia in pregnant women in Indonesia amounted to 37.1%. Effect of anemia in pregnancy is a risk of miscarriage, preterm labor, fetal growth barriers in the uterus, cardiac dekompensio dangerous threat to the life and safety of the mother.
This study aims to determine the factors - factors related to the incidence of anemia in pregnant women in Bekasi in 2013. Sources of data in this study are secondary data, the cross-sectional study design and the number of samples of 623 pregnant women.
The analysis showed the prevalence of anemia among pregnant women was 38.5%, with a mean hemoglobin level - average of 11,336 mg%. Based on the analysis, 9 factors studied, there is 1 factor associated with the incidence of anemia in pregnant women in Bekasi 2013, the gestational age. At gestational age variables obtained value of p = 0.000, with OR of 2.6 for the second trimester of gestation and 3,115 in the third trimester of gestation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiqa Himma Emalia
"Ibu hamil merupakan kelompok berisiko mengalami gangguan tidur karena ketidaknyamanan fisik dan emosional, terutama ibu hamil trimester ketiga. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kualitas tidur ibu hamil yang mengikuti dan tidak mengikuti latihan yoga kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain deskripitif dengan jumlah sampel 86 responden, terdiri dari 43 ibu hamil yang mengikuti dan tidak mengikuti latihan yoga kehamilan. Instrumen yang digunakan tidur adalah The Pittsburgh Sleep Quality Index. Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang memiliki kualitas tidur baik lebih banyak terdapat pada kelompok responden yang mengikuti latihan yoga kehamilan dengan perbandingan 4:1. Bedasarkan penelitian ini, diharapkan pelayanan keperawatan dapat memperluas akses pelayanan terapi komplementer, khususnya yoga kehamilan di pelayanan kesehatan maupun komunitas.
Pregnant women, especially those in the third trimester of pregnancy, are in a risk group that experience sleep disturbances as a result of physical and emotional discomfort. This study was descriptive study aimed to depict the quality of sleep in pregnant women who did and did not partake in prenatal yoga. There were 86 respondents and they were divided into two equal groups of 43. The instrument used for this study was 'The Pittsburgh Sleep Quality Index'. The result of this study showed the number of respondents who had good quality of sleep was greater on the group that participated in prenatal yoga, with a resultant comparison rate of 4:1. Based on this study, nursing institution could be expected to broaden complementary therapy service, especially prenatal yoga in both healthcare and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S61079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Laras Pramesthi
"ABSTRAK
Risiko kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko dampak buruk pada kelahiran. Asupan gizi yang cukup selama kehamilan merupakan hal penting yang dapat menjamin kelahiran optimal. Informasi mengenai asupan gizi dan pola konsumsi antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK masih terbatas. Studi komparatif potong-lintang dilakukan pada 63 ibu hamil dengan risiko KEK dan 74 ibu hamil tanpa risiko KEK. Informasi mengenai asupan makan diperoleh melalui satu hari penimbangan makan, satu hari recall 24 jam, dan tujuh hari perhitungan makanan (food tally). Analisis dengan Mann Whitney U dan Independent T digunakan untuk membandingkan asupan gizi makro dan mikro pada dua kelompok, sedangkan tes Chi-square digunakan untuk menilai hubungan antara kecukupan gizi dengan status KEK ibu hamil. Asupan gizi antara dua kelompok tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Akan tetapi, terdapat tren yang menunjukan bahwa ibu hamil tanpa risko KEK memiliki asupan gizi yang relatif lebih tinggi dibandingkan ibu hamil risiko KEK untuk energi, protein, lemak, karbohidrat, asam folat, dan magnesium. Kecukupan protein menunjukan hubungan yang bermakna dengan status KEK. Meskipun jumlah frekuensi konsumsi kelompok-kelompok makanan antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK tidak berbeda, tetapi rata-rata jumlah porsi yang dikonsumsi pada kelompok sayuran hijau dan kacang-kacangan relatif lebih banyak pada ibu hamil tanpa risiko KEK dibanding ibu hamil dengan risiko KEK. Dari studi ini disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada asupan gizi, kecuali untuk protein, antara ibu hamil dengan risiko dan tanpa risiko KEK.

ABSTRACT
Risked at chronic energy deficiency (CED) increases the risk of adverse birth outcomes. Adequate maternal nutrient intake during pregnancy is important to ensure optimum birth outcomes. There were limited data available on the dietary intake and dietary pattern comparing pregnant women with and without CED risk. A comparative cross sectional study was done for 63 pregnant women with CED risk and 74 pregnant women without CED risk. Dietary information was obtained from one-day weighed food record (WFR), one-day 24-hour recall and seven-day food tallies. Mann Whitney U and Independent T tests were used to compare nutrients among both groups, while Chi-square was used to assess the association between nutrient adequacy and CED status. Dietary intakes was not significant different between both groups. However, there was a trend that pregnant women without CED risk had higher intake compared to pregnant women with CED risk for energy, protein, fat, carbohydrate, folate, and magnesium. Protein adequacy was the only nutrient that associated with CED status. Dietary pattern, in term of weekly consumtion of food groups was similar among both groups. However, pregnant women without CED risk consumed higher amount of dark green leafy vegetables and legumes, nuts, and seeds groups. These result revealed there were no significantly different on dietary intake, except for protein, between pregnant women with and without CED risk"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>