Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahreza Mohamad Aditama
"ABSTRAK
Dipo Lokomotif Jatinegara merupakan tempat perawatan lokomotif kereta api yang menghasilkan bising dalam pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan di Dipo Lokomotif Jatinegara dan mencari faktor-faktor seperti usia, masa kerja, perilaku merokok, konsumsi alkohol, riwayat keturunan, obesitas serta pemakaian alat pelindung telinga APT dengan terjadinya penyakit tekanan darah tinggi. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 51 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tingkat kebisingan pada area Monthly Check dan Daily Check Dipo Lokomotif serta pajanan bising harian secara langsung di lapangan. Penyakit tekanan darah tinggi diukur melalui alat Spyhgmomanomter. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di area Daily Check dipo lokomotif diketahui berada diatas Nilai Ambang Batas. Hasil pengukuran tekanan darah tinggi dari 51 responden diperoleh teknisi yang menderita tekanan darah tinggi sebanyak 13 orang 25,5 . Analisis pajanan bising efektif dengan terjadinya hipertensi menggunakan uji chi square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan. Namun, analisis antara masa kerja dan tingkat obesitas dengan terjadinya hipertensi mendapatkan hasil hubungan yang signifikan. Sedangkan analisis antara variabel usia, riwayat keturunan, penggunaan APT, konsumsi alkohol dan merokok dengan terjadinya hipertensi diperoleh hubungan yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan gangguan hipertensi yang dialami teknisi lebih disebabkan oleh masa kerja dan obesitas. Rekomendasi yang diberikan yaitu penggunaan alat pelindung telinga yang sesuai secara konsisten dan rotasi pekerja per area baik DC atau MC dilakukan dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama.

ABSTRACT
Jatinegara Locomotive Depot is a place of locomotive maintanance where produce noise in daily basis. The purpose of this research is to describe noise level at Dipo Lokomotif and determine factors between age, duration of work, smoking habit, alcohol consumption, heredity, obesity and use of hearing protective equipment with hypertension . This research using cross sectional study with total sample 51 people. Collecting data is done by noise level meter at daily check and monthly check area. Hypertension is measured with Spyhgmomanomter. The result is noise level at Daily Check above threshold value. 13 out of 51 respondens 25,5 suffered hypertension. Based on statistic analysis done with chi square test showed no significant relationship between noise dose effective, age, heredity, use of hearing protective equipment, alcohol consumption and smoke with hypertension. However, duration of work and obesity found significally associated with hypertension. Recommendation for this problem to utilization of hearing personal protective equipment consistently and rotating between technician in DC or MC with a period of not too long."
2017
S67755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rafika Dewi
"Di tempat kerja, bising menjadi masalah yang dapat mengakibatkan dampak kesehatan terhadap sistem auditory maupun sistem non-auditory. Dipo Lokomotif Jatinegara merupakan perusahaan yang mempunyai proses perawatan lokomotif yang menghasilkan bising. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan di Dipo Lokomotif Jatinegara dan mencari faktor-faktor seperti dosis pajanan bising harian, usia, masa kerja, hobi terkait bising, tempat tinggal bising dan perilaku merokok serta pemakaian alat pelindung telinga APT dengan terjadinya gangguan non-auditory. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tingkat kebisingan pada sumber bising dan area dipo lokomotif serta dosis pajanan bising harian secara langsung di lapangan. Selain itu, gangguan non-auditory juga diukur melalui kuesioner. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di area dipo lokomotif dan dosis pajanan bising harian diketahui pada seluruh unit kerja yang diukur berada diatas NAB nilai ambang batas.
Hasil pengukuran gangguan non-auditory dari 63 responden diperoleh tingkat gangguan non-auditory berat sebanyak 26 orang 41.3 dan gangguan non-auditory ringan sebanyak 37 orang 58.7 . Analisis rata-rata dosis pajanan bising harian dengan gangguan non-auditory menggunakan uji T-Test diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pekerja yang mengalami tingkat gangguan non-auditory. Disamping itu, analisis antara variabel pemakaian alat pelindung telinga APT dengan gangguan non-auditory mendapatkan hasil hubungan yang signifikan. Sedangkan analisis antara variabel usia, masa kerja, hobi terkait bising, tempat tinggal bising dan perilaku merokok dengan gangguan non-auditory diperoleh hubungan yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan gangguan non-auditory yang dialami pekerja lebih disebabkan oleh pemakaian alat pelindung telinga APT . Rekomendasi yang diberikan yaitu mengendalikan gangguan non-auditory dengan menurunkan dosis pajanan bising harian yang ada hingga dibawah NAB dan penggunaan alat pelindung telinga yang sesuai dan konsisten.

In the workplace, noise might become a problem affecting both auditory and as well as non auditory system. Dipo Locomotive Jatinegara is a company that has a locomotive maintenance process generating noise. This research aims to know the level of noise in the Dipo Locomotive Jatinegara and to find certain factors such as exposure to noise daily dose, age, period of employment, hobby related to noise, noisy residence, and smoking behavior, as well as usage of ear protectors tools in Indonesian known as Alat Pelindung Telinga APT factors and the occurrence of non auditory disorders. Data collection was done by measuring the noise level at the noise source and the area of the locomotive as well as the daily noise exposure dose directly in the field. In addition, the non auditory disorders also were measured through a questionnaire.
The results of the measurements of noise levels in the area of exposure and daily noise exposure dose of the locomotive on the whole work unit which were finally known that the measurement was above NAB threshold value . The results of the measurement of the non auditory disorders consisted of 63 respondents obtaining a non auditory disorders weight level as much as 26 people 41.3 and other non auditory disorders as many as 37 people 58.7 . Analysis of the average of the daily noise exposure dose with the non auditory disorders used the T Test showed there was no significant difference between workers who experience non auditory disorders level. In addition, the analysis between variable usage of tools ear protectors APT and the non auditory disorders resulted on significant relationships. While the analysis between the variables age, period of employment, hobby related to the noise, noisy living place and the smoking behavior of non auditory disorders with the obtained relationship were not significant. Based on the results of the research, it could be concluded that a non auditory disorders experienced by workers are caused by the usage of ear protectors tools APT . The given recommendations is that namely the non auditory disorders control by lowering the dose of the daily noise exposure exists under the NAB and the use of ear protectors that are appropriate and consistent."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Winanda Dekri
"Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia karena tingginya angka prevalensi dan hubunganya dengan komplikasi penyakit lanjutan yang erat kaitanya dengan penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung atau stroke, kebisingan merupakan salah satu bentuk resiko terjadinya kejadian hipertensi dikarenakan peningkatan level zat kimia seperti kortisol, adrenalin dan noradrenalin merupakkan bentuk respons tubuh terhadap stres yang disebabkan oleh kebisingan yang memberikkan dampak pada,peningkatan denyut jantung, dan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan dan variabel faktor resiko lainya (usia, aktivitas fisik, riwayat hipertensi keluarga, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, penggunaan APT, lama kerja, durasi kerja, jenis pekerjaan, tempat kerja, jarak dari sumber kebisingan, dan gangguan pendengaran) dengan tekanan darah tinggi pada pekerja depo lokomotif. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 86 orang pekerja depo lokomotif Cipinang dan Tanah Abang. Hasil analisis penelitian menggunakan uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan (P value 0,136 ; OR 2,638 ; 95% CI 0,779 – 7,021) dengan kejadian hipertensi. Namun, didapatkan hubungan yang signifikan antara faktor indeks massa tubuh pekerja (P value 0,003 ; OR 4,583 ; 95% CI 1,732 – 12,132) dengan kejadian hipertensi. Sehingga dibutuhkan pelaksanaan promosi kesehatan secara rutin pada pekerja depo lokomotif, melakukkan pengukuran kebisingan secara berkala dan membentuk unit khusus EHS (environment, Health, and Safety) yang bertugas khusus dalam bentuk pencegahan dan pengendalian bahaya akibat kerja seperti pajanan kebisingan.

Hypertension is one of the major health problems around the world because of the high prevalence rate and its association with complications of advanced disease which are closely related to cardiovascular disease such as heart disease or stroke, noise is a form of risk of occurrence of hypertension due to increased levels of chemicals such as cortisol, adrenaline and noradrenaline is a form of the body's response to stress caused by noise which has an impact on, increased heart rate, and increased blood pressure. This study aims to determine the relationship between noise level and other risk factor variables (age, physical activity, family history of hypertension, body mass index, smoking habits, use of ear protection equipment, length of work, duration of work, type of work, workplace, distance from noise sources. and hearing loss) with high blood pressure in locomotive depot workers. This study used a cross sectional method with a total sample of 86 workers of the Cipinang and Tanah Abang locomotive depot. The results of the research analysis using the chi square test showed that there was no significant relationship between noise levels (P value 0.136; OR 2.638; 95% CI 0.779 - 7.021) and the incidence of hypertension. However, there was a significant relationship between the worker's body mass index (P value 0.003; OR 4.583; 95% CI 1.732 - 12.132) with the incidence of hypertension. So that it is necessary to carry out routine health promotion for locomotive depot workers, conduct regular noise measurements and form a special EHS (environment, Health, and Safety) unit which has a special task in the form of prevention and control of occupational hazards such as noise exposure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erviana Indriani
"Pajanan kebisingan secara terus-menerus di tempat kerja dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. PT. X merupakan pabrik tekstil yang memiliki mesin yang dapat menimbulkan kebisingan tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pajanan kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja di departemen spinning dan weaving. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan besar sampel 103 pekerja yang dipilih dengan cara proportionate stratified random sampling. Variable independen pada penelitian ini adalah tingkat kebisingan dan variable dependen adalah kejadian hipertensi, dengan variable perancu yaitu karakteristik dan perilaku individu. Intensitas kebisingan di PT. X diketahui berada diatas NAB. Dari 103 pekerja, terdapat 35 (34%) pekerja mengalami hipertensi. Analisis intensitas kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja mnggunakan uji chi square diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan (p value: 0,136). Hasil yang signifikan dengan tekanan darah tinggi pada pekerja yaitu variable usia value: <0,033 dan kebiasaan merokok value: 0,036). Hasil analisis multivariate menunjukan bahwa pekerja yang bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB memiliki risiko mengalami hipertensi 3,172 kali lebih besar dibandingkan pekerja yang tidak bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB setelah dikontrol variable usia dan kebiasaan merokok. Pekerja yang terpapar kebisingan, memiliki usia >40 tahun, dan memiliki kebiasaan merokok berisiko mengalami hipertensi. Rekomendasi yang diberikan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, melakukan rotasi kerja dan menggunakan peredam suara pada area produksi

Repeated noise exposure in the workplace may increase the blood pressure of workers. PT. X is a textile factory that has a machine that can cause high noise. This study aimed to determine the association between noise exposure with high blood pressure in workers in the department spinning, weaving, and dyeing. This study used cross sectional design with a sample size of 103 workers selected by proportionate stratified random sampling. The independent variable in this study is the noise exposure and the dependent variable is the high blood pressure, with confounding variables are individual characteristics and lifestyle. The result of noise exposure at PT. X above the threshold limit value (TLV) of noise. 35 (34%) out of 103 workers had hypertension. The result of statistic analysis with chi squre test showed no significant relationship between noise exposure with high blood pressure (p value: 0,136). High blood pressure has a significant relationship with age (p value: 0.033) and smoking habits (p value: 0.036). Multivariate analysis showed that workers exposed to noise above the TLV had a 3,172 times risk of hypertention han workers who were not exposed to noise above the TLV after being controlled by age and smoking habits. Workers who are exposed to noise, over 40 years old and have smoking habits have a risk of hypertension. Recommendations in this study are to measuring blood pressure routinely, rotating job, and using sound-absorbing material in the production area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzra Dhiya Jannati
"Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu pendengaran manusia. Kebisingan salah satu bahaya fisik yang paling umum terjadi di beberapa lingkungan kerja. Dampak dari kebisingan lebih umum diketahui dapat mengganggu fungsi pendengaran atau auditori. Tetapi pada pajanan dengan waktu yang lebih lama, efeknya dapat bersifat kumulatif yang mempengaruhi gangguan non-auditori salah satunya adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi antara tingkat kebisingan dengan kejadian tekanan darah tinggi (hipertensi) pada pekerja di unit water pump PT X tahun 2020. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat asosiasi yang signifikan secara statistik antara tingkat kebisingan pada intensitas >79,57 dBA dengan kejadian tekanan darah tinggi (hipertensi) pada pekerja unit water pump di PT X (nilai p = 0,025<0,05; OR 9,481: 95% CI). Selain itu, terdapat asosiasi yang signifikan antara usia dan riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) pada keluarga terhadap tekanan darah tinggi (hipertensi) (nilai p<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan, responden yang terpajan kebisingan pada intensitas >79,57 dBA memiliki perbedaan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) 7 kali lebih besar dibanding responden yang terpajan <79,57 dBA setelah dikontrol dengan variabel riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) pada keluarga, usia dan masa kerja. Maka dari itu, perusahaan perlu meningkatkan promosi kesehatan dalam hal pengendalian kebisingan untuk mencegah risiko komplikasi akibat tekanan darah tinggi (hipertensi) di lokasi kerja dengan tingkat kebisingan di atas rata-rata.

Noise is unwanted and hearing-disturbing sounds. Noise is the most common physical hazards in various working environments. The impacts of noise are commonly known to disturb hearing or auditory functions. However, long-term exposure may pose cumulative effects that influence non-auditory disorders, such as hypertension. The study aimed to discover the association between noise level and hypertension incidence on workers at the water pump unit of PT X of 2020. The method used was cross-sectional with a quantitative approach. The sampling technique utilized the proportionate stratified random sampling based on inclusion and exclusion criteria. Data processing was carried out using univariate and bivariate analyses with the Chi-Square test and multivariate analysis with the logistic regression test. The study results show a statistically significant association between noise level in intensity of >79,57 dBA with hypertension incidence on workers at water pump unit of PT X (p-value = 0,025<0,05; OR 9,481: 95% CI). Furthermore, there was a significant association between age and hypertension history in the family with hypertension incidence (p-value<0,05). In the multivariate analysis, respondents exposed to >79,57 dBA intensity had a 7-fold hypertension risk than respondents exposed to <79,57 dBA intensity after being controlled with hypertension history in the family, age, and working period. Therefore, the company should improve health promotion regarding noise control to prevent complication risks due to hypertension in working environments with over-average noise levels."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Khairani
"ABSTRAK
Tingkat kebisingan yang terpapar pekerja di suatu industri yang melebihi Nilai Ambang Batas dapat menyebabkan mekanisme stres yang akan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja di bagian Refining PT X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional pada 51 responden pekerja di bagian Refining. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja dengan nilai p = 0,029 (OR 4,857: 95% CI 1,318 - 17,896). Ada juga hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dan riwayat herediter hipertensi dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pada uji multivariat tingkat kebisingan penderita hipertensi memiliki nilai p = 0,019 dan nilai OR 7,540 (95% CI 1,4 - 40,605) setelah dikontrol dengan variabel IMT. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerja yang terpapar kebisingan tinggi dapat berisiko mengalami hipertensi. Perlu adanya perhatian lebih dari pihak perusahaan dalam upaya pencegahan penyakit tertentu akibat lingkungan kerja.
ABSTRACT
The noise level that workers in an industry are exposed to in excess of the Threshold Value can cause a stress mechanism that will increase heart rate and blood pressure. This study aims to determine the relationship between noise levels and the incidence of hypertension among workers in the Refining Section of PT X. This study used a quantitative research method with a cross sectional study design on 51 respondents of workers in the Refining section. The statistical test used in this study was the chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that there was a significant relationship between the noise level and the incidence of hypertension among workers with a value of p = 0.029 (OR 4.857: 95% CI 1.318 - 17.896). There was also a significant association between noise levels and hereditary history of hypertension and Body Mass Index (BMI). In the multivariate test, the noise level of hypertensive patients has a p value = 0.019 and an OR value of 7.540 (95% CI 1.4 - 40.605) after being controlled with the BMI variable. So it can be concluded that workers who are exposed to high noise can be at risk of developing hypertension. There needs to be more attention from the company in efforts to prevent certain diseases due to the work environment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Pujiriani
"Keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh pekerja merupakan salah satu dampak yang sering terjadi pada banyak pekerja yang terpajan bising. Keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh masinis merupakan salah satu indikasi adanya gangguan kesehatan masinis, terutama yang terkait dengan gangguan pendengaran (auditori) yang terjadi akibat kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beberapa risiko penyebab timbulnya keluhan pendengaran subyektif dengan timbulnya keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh masinis kereta api Dipo Lokomotif Jatinegara tahun 2008. Angka timbulnya keluhan pendengaran subyektif yang dirasakan oleh masinis kereta api diasumsikan akan terus meningkat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April ? Juni 2008 di kantor Dipo Lokomotif Jatinegara dan kabin lokomotif kereta api Ciebon Express. Sampel pada penelitian ini sama dengan jumlah populasi masinis kereta api yang bertugas di Dipo Lokomotif Jatinegara, yaitu sebanyak 94 orang. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa alat ukur bising (sound level meter) dan kuesioner. Ada dua variabel independen yang diteliti, yaitu tingkat kebisingan di dalam kabin lokomotif dan lama masinis terpajan bising per hari. Sementara itu, ada tiga hal yang dikelompokkan menjadi variabel perancu, yaitu usia masinis, masa kerja masinis, dan penggunaan alat pelindung telinga (APT).
Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan bahwa selama perjalanan dari Jakarta menuju Cirebon, tingkat kebisingan terendah terjadi pada saat kereta berhenti dengan keadaan mesin ON, sementara hasil tertinggi terjadi pada saat masinis membunyikan klakson panjang. Sementara itu, hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari semua sampel, hampir setengahnya menunjukkan adanya keluhan pendengaran subyektif. Sedangkan untuk variabel independen, didapatkan hasil bahwa sebagian besar masinis terpajan bising selama lebih dari 4 jam per hari, berusia lebih dari 40 tahun, telah bekerja dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, dan tidak ada yang menggunakan alat pelindung telinga saat bekerja. Untuk analisis bivariat, didapatkan hasil bahwa dari keseluruhan variabel independen dan perancu yang diteliti hubungannya dengan variabel dependen, tidak ada satu pun variable yang menunjukkan adanya hubungan dengan timbulnya keluhan pendengaran subyektif.
Saran yang dapat diberikan kepada sesuai dengan penelitian ini adalah agar pihak PT. Kereta Api (Persero) melaksanakan program konservasi pendengaran agar kesehatan dan produktivitas masinis tetap terjaga dan perjalanan kereta api yang sehat dan selamat dapat tercipta."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Visityari Dwi Suryani
"Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada mayarakat yaitu tekanan darah tinggi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah tinggi pada masyarakat sekitar bandara di kelurahan Makasar, Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengukuran kebisingan menggunakan Sound Level Meter, dilakukan pada dua titik di rumah warga. Tekanan darah warga diketahui berdasarkan pengukuran tekanan darah menggunakan Digital Blood Pressure Monitor Automatic. Informasi mengenai karakteristik individu dan gaya hidup juga diamati pada penetitian ini. Hasil pengukuran kebisingan pada rumah 1 sebesar 64,89 WECPNL dan di Rumah 2 sebesar 75,1 WECPNL telah melebihi batas intensitas kebisingan.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan untuk intensitas kebisingan (Leq 24 jam) dengan tekanan darah tinggi (p < 0,05). Hasil yang signifikan dengan tekanan darah tinggi pada variabel kerakteristik responden ditunjukkan pada jenis kelamin (p=0,045) dan umur (p=0,021). Sedangkan pada variabel gaya hidup tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan dengan tekanan darah tinggi. Masyarakat disarankan untuk menanam tumbuhan di sekitar rumah dan tidak membangun rumah tingkat untuk mengurangi paparan kebisingan.

Noise is one of the environmental health problems that can cause health problems in society, namely high blood pressure. The main objective of this study was to determine the relationship between the level of noise with high blood pressure in the society around the airport in Makassar sub-district, East Jakarta. This study used cross sectional design. Noise measurement using Sound Level Meter, performed at two points at house. Blood pressure of the people is known based blood pressure measurement using Digital Blood Pressure Wrist Monitor. Information about individual characteristics and lifestyle are also observed in this study. Noise measurement results at first house is 64.89 WECPNL and at second house is 75.1 WECPNL which have exceeded the noise level.
The analysis showed that was a significant relationship for the noise level (Leq 24 hours) with high blood pressure (p< 0.000). Significant results with high blood pressure in the characteristics variable respondents indicated on gender (p = 0.045) and age (p = 0.021), while the lifestyle variable did not have any significant association with high blood pressure. People are advised to plant vegetation around the house and do not build terraced house to reduce the level of noise exposure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldy Dharma Putra
"Industri manufaktur telah banyak menggunakan mesin dan peralatan canggih sebagai pengganti tenaga manusia. Akibatnya timbul bahaya kebisingan yang berdampak kepada emosi pekerja menjadi tidak stabil sehingga mengakibatkan stress. Stress yang cukup lama menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan terjadilah kenaikan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara dosis pajanan kebisingan dengan tekanan darah pada pekerja di unit produksi PT. X tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pekerja unit produksi PT. X sebanyak 60 orang. Instrumen penelitian berupa Sound Level Meter, data medical check up dan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukan didapatkan sebanyak 25% pekerja berusia lebih dari sama dengan 30 tahun memiliki tekanan darah tidak normal. Secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan tekanan darah dengan nilai p-value=0.039.

The manufacturing industry has many uses advanced machinery and equipment as a replacement for human labor. As a result there is a danger of noise which affects the worker becomes unstable emotions that causing stress. Considerable stress causes constriction of blood vessels, those stimulate the heart to work harder to pump blood throughout the body and there was a rise in blood pressure. This study was conducted to analyze the relationship between noise dose with blood pressure on workers in the production unit of PT. X 2014. Study uses cross-sectional study design. The sample of this research is the production unit workers PT. X as many as 60 people. The research instrument is a Sound Level Meter, medical check-up of data and questionnaires. The results indicate obtained as much as 25% more than the same old worker with 30 years of having abnormal blood pressure. There is a statistically significant relationship between age workers with blood pressure with p-value = 0.039.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Riky Mawan
"ABSTRACT
PT Kereta Api Indonesia meupakan salah satu penyedia jasa transportasi darat yang dibutuhkan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Masinis sebagai karyawan yang bertugas untuk membawa setiap kereta mengalami tekanan baik dari dalam maupun luar pekerjaan sehingga mengakibatkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja pada masinis PT Kereta Api Indonesia di Stasiun Jatinegara tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masinis jurusan luar kota di Stasiun Jatinegara dikategorikan tidak stres. Semua variabel faktor internal pekerjaan dikategorikan buruk anak tetapi semua variabel faktor eksternal pekerjaan dikatergorikan baik.

ABSTRACT
PT Kereta Api Indonesia is a provider of ground transportation services are needed in Indonesia, particularly in Java. The engineer as an employee whose job is to bring every train was under pressure from both inside and outside of work that lead to stress. The purpose of this research is to describe the work stress on long range locomotive engineer PT Kereta Api Indonesia at Jatinegara Station in 2014. Research was conducted by cross sectional method by distributing questionnaires. The results showed that out of town engineer majors at Station Jatinegara categorized no stress. All variables of internal job factors categoried as bad but all variables of external job factors catergories as good."
2014
S55973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>