Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deity Indrayati Nugraha
"Angka kunjungan ke poli bedah estetik BROS Denpasar mengalami penurunan yang sangat drastis di tahun 2015, padahal bedah estetik menjadi tren di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang baik untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi sehingga diharapkan pada akhirnya jumlah kunjungan ke poli bedah estetik BROS Denpasar mengalami peningkatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan observasi, dan wawancara mendalam. Dari Bauran product-price, didapatkan beberapa strategi, yaitu dengan memberikan variasi produk atau tambahan pelayanan, membeli alat bedah estetik dengan teknologi terbaru, dan bisa juga dengan menurunkan tarif layanan bedah estetik. Untuk bauran price-place, strateginya yaitu dengan memindahkan poli bedah estetik ke ruangan yang lebih private. Strategi utnuk bauran people-promotion, yaitu dengan menambah kerjasama dengan agen-agen medical tourism lain, mengubah isi website BROS sehingga lebih menonjolkan layanan bedah estetik, dan lebih aktif lagi untuk promosi layanan bedah estetik di media sosial. Strategi dari bauran people-physical evidence, yaitu dengan memberikan kursus singkat bahasa asing bagi dokter dan perawat, mencari dokter spesialis bedah plastik tetap, dan menempatkan perawat tetap untuk poli bedah plastik. Strategi process-promotion, yaitu dengan mengurangi perantara atau memotong alur proses layanan bedah estetik yang bekerjasama dengan agen asing ABA.

The number of visits to BROS Denpasar aesthetic surgery has decreased drastically in 2015, whereas aesthetic surgery has become a worldwide trend, including Indonesia. Therefore, it takes a good marketing strategy to find out the problems faced so it is expected that in the end the number of visits to the aesthetic surgery surgery BROS Denpasar has increased. This research uses qualitative method with observation, and in depth interview. From the product price mix, there are several strategies, namely by providing variations of products or additional services, buying aesthetic surgical instruments with the latest technology, and can also lower the rates of aesthetic surgery services. For the price place mix, the strategy is to move the esthetic surgical poly to a more private room. Strategy for people promotion mix, by increasing cooperation with other medical tourism agents, changing the content of BROS website so that more emphasis on aesthetic surgery services, and more actively for promotion of aesthetic surgery services in social media. The strategy of the people physical evolution mix, which is to provide short courses of foreign languages for doctors and nurses, to find a permanent plastic surgeon, and to place a permanent nurse for plastic surgery. Process promotion strategy, by reducing intermediaries or cutting the flow of aesthetic surgical service process in cooperation with foreign agents ABA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Okayeni
"Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar telah mengimplementasikan wisatamedis sejak tahun 2010, namun implementasi wisata medis tersebut belumdianalisis secara sistematis. Oleh karena, itu perlu dilakukan kajian lebih lanjuttentang implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali RoyalDenpasar.Tujuan umum penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentangimplementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar. Tujuankhusus penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedurimplementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar;menganalisis kesesuaian prosedur implementasi wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar dengan Permenkes No. 76/2015; menganalisiskesesuaian prosedur implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum BaliRoyal Denpasar dengan diagram wisata medis model Deloitte 2008; danmenganalisis kepuasan wisatawan medis terhadap implementasi wisata medispada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar. Penelitian ini adalah penelitiankualitatif dengan desain deskriptif. Pelayanan wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar mencakup pelayanan prarumah sakit, selama di rumahsakit, dan pascarumah sakit. Prosedur implementasi wisata medis pada RumahSakit Umum Bali Royal Denpasar belum sesuai dengan Permenkes No. 76/2015.Prosedur implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali RoyalDenpasar sesuai dengan diagram wisata medis model Deloitte 2008. Wisatawanmedis belum sepenuhnya puas terhadap pelayanan wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar.
Bali Royal Hospital Denpasar has been implementing medical tourism since2010, but the implementation of medical tourism has not been systematicallyanalyzed. Therefore, it is necessary to do further study on the implementation ofmedical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar. The general purpose of theresearch is to obtain an overview of the implementation of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar. The specific objective of the study are to obtain anoverview of procedures for the implementation of medical tourism at Bali RoyalHospital Denpasar analyzing the appropriateness of procedures for theimplementation of medical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar with HealthMinister Regulation No. 76 2015 analyzing the appropriateness of medical tourismimplementation procedures at Bali Royal Hospital Denpasar with the medicaltourism diagram of Deloitte 2008 model and analyzing the satisfaction of medicaltourists on the implementation of medical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar.This research is a qualitative research with descriptive design. Medical tourismservices at Bali Royal Hospital Denpasar include pre hospital, during the hospital,and post hospital services. The implementation procedure of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar has not been in accordance with Health MinisterRegulation No. 76 2015. The implementation procedure of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar in accordance with the medical tourism diagram ofDeloitte 2008 model. Medical tourists have not fully satisfied with medical tourismservices at Bali Royal Hospital Denpasar."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Aditya Saputra
"Keterlambatan waktu mulai sebuah operasi elektif dapat mengakibatkan penundaanmulainya operasi berikutnya, mengurangi utilisasi kamar operasi, serta risikomenimbulkan keluhan pasien dan operator. Metode penelitian ini adalah action research,yaitu dengan melakukan observasi untuk mengamati alur proses pelayanan operasi elektifagar diperoleh rekomendasi dan usulan perbaikan dalam upaya mengurangiketerlambatan waktu mulai operasi elektif dan meningkatkan utilitas kamar operasidengan pendekatan lean thinking dan six sigma. Hasil penelitian menunjukkan bahwaaktivitas yang tidak memberi nilai tambah non value added selama proses operasi elektifadalah sebesar 62,92 pada pasien yang menggunakan jaminan asuransi, 59,80 padapasien umum, dan 52,34 pada pasien rawat inap. Usulan perbaikan denganmenggunakan pendekatan lean thinking dan six sigma menghasilkan perbaikan padaproses pelayanan operasi elektif dengan menurunkan kegiatan non value added secaraberturut-turut menjadi 34,62 untuk pasien asuransi, 36,41 untuk pasien umum, serta14,50 untuk pasien rawat inap.Kata kunci: waktu mulai operasi, metode lean thinking, six sigma, kegiatan value added,kegiatan non value added.

The delayed time of starting an elective operation can cause delay to the next scheduledoperation, decrease utilization of an operating room, increase risk of complaint frompatients and operator doctors. This study was an action research study by observing toanalyzing the current state of elective operating room process and value flow, in purposeto reduce the delayed starting time of elective operation and increasing the utilization ofoperating room using lean thinking and six sigma approach. The result of this study showsthat the non value added activities of elective operation process is 62,92 for patientwho use insurance, 59,80 for the out of pocket patient, and 52,34 for inpatientcategory. By the implementation of recommended solution for the operation process ableto decrease the non value added activities to 34,62 for patient with insurance, 36,41 for out of pocket patient, and 14,50 for inpatient category.Keyword start time of operation, lean thinking and six sigma method, value added, nonvalue added."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ayu Diah Widya
"Latar belakang: Insiden keselamatan pasien didefinisikan sebagai bentuk kejadian yang berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah ketika sistem pemberian asuhan yang aman tidak dikelola dengan baik oleh suatu rumah sakit. Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang penting dalam sebuah rumah sakit, maka diperlukan standar keselamatan pasien yang digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit di Indonesia. Patient Safety Curriculum Guide merupakan suatu standar pedoman baru yang di buat oleh World Health Organization. Hal ini meberikan adanya suatu kurikulum yang baru terkait dengan penerapa kaidajh keselamatan pasien.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penerapan WHO PSCG pada Rumah Sakit Bali Royal dan menilai kaitan penerapan tersebut pada kejadian salah identifikasi dan perubahan kompetensi perawat yang dinilai melalui metode OSCE.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre-test and post-test design. Akan dinilai berupa efek pemberian pedoman WHO PSGC melalui suatu work shop dan hands on pada perawat di RS Bali Royal. Evaluasi akan dilakukan terhadap perubahan kompetensi perawat melalui metode OSCE dengan kasus pemasanan infus yang berorientasi pada kaidah patient safety yang dinilai sebelum dan sesudah intervensi oleh penguji idependen. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap penurunan kejadian salah identifikasi di RS Bali Royal. Analisis statistik menggunakan uji normalitas, dan paired sample t-test untuk membandingkan adanya perubahan nilai OSCE dan kejadian salah identifikasi saat sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil: Karakteristik subjek penelitian menunjukkan rerata usia adalah 28 tahun, perempuan lebih banyak dari pada laki-laki 72,3, perawat dari unit kerja rawatviiiUniversitas Indonesiainap merupakan unit kerja yang terbanyak 34, pendidikan sampel lebih banya pada tingkatan sarjana keprawatan 57,4, pelatihan keselamatn pasien paling banyak pernah diikuti sebanyak satu kali 59,6, rerata lama kerja sampel adalah dua tahun. Penelitian ini menemukan bahwa pemberian intervensi berbasis WHO PSCG mampu meningkatkan kompetensi perawat dalam melakukan identifikasi skor OSCE pre: 57,29 13,81; skor OSCE post: 84,58 7,37; p = 0,000 serta mampu menurunkan kejadian salah identifikasi yang diukur dalam periode satu bulan sebelum dan sesudah intervensi insiden pre: 12,50 2,38; insiden post: 7,25 0,95; p=0,006.
Simpulan: Penerapan intervensi berbasis WHO PSCG mampu meningkatkan kompetensi perawat dalam melakuka identifikasi yang dinilai melalui metode OSCE dan mampu menurunkan kejadian salah identifikasi di RS Bali Royal.Kata kunci: WHO PSCG, salah identifikasi, kompetensi perawat.

Introduction: Patient safety incidents are defined as a form of occurrence that has the potential to result in preventable injuries when a safe care delivery system is not properly managed by a hospital. Since patient safety issues are an important issue in a hospital, a patient safety standard is used as a reference for hospitals in Indonesia. The Patient Safety Curriculum Guide is a new guideline standard developed by the World Health Organization. This gives the existence of a new curriculum related to the application of patient safety.
Aim: This study aims to apply the WHO PSCG at Bali Royal Hospital and assess the association of the application to the incidence of misidentification and alteration of nursing competence assessed through OSCE method.
Method: This research uses one group pre test and post test design. Will be assessed in the form of WHO PSGC guideline effects through a work shop and hands on nurses at Bali Royal Hospital. Evaluation will be conducted to the nurse competence change through OSCE method with infusion intensive case oriented to patient safety norm which is evaluated before and after intervention by independent testers. Then evaluated the decrease of misidentification at Bali Royal Hospital. Statistical analysis using the normality test, and paired sample t test to compare the changes in OSCE values and the incidence of misidentification before and after intervention.
Result: Characteristics of the study subjects showed that mean age was 28 years, women more than men 72.3, nurses from inpatient unit were the largest work unit 34, sample education was higher at the level of bachelor degree of nursing 57.4, the most patient safety training was followed once 59.6, the averagexUniversitas Indonesialength of sample work was two years. This study found that the provision of WHO based interventions PSCG was able to increase the competence of nurses in identifying pre OSCE score 57.29 13.81 post OSCE score 84.58 7.37, p 0,000 and able to decrease incidence identification measured in the period of one month before and after the intervention pre incident 12.50 2.38 post incident 7.25 0.95 p 0.006.
Conclusion: Implementation of WHO based interventions PSCG able to increase nurse 39 s competence in performing identification assessed through OSCE method and able to decrease the incidence of misidentification at Bali Royal Hospital. Keywords WHO PSCG, misidentification, nurse competence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Santosa
"Faktor penyebab kesalahan pengobatan di RS Bros belum pernah dievaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat di RS Bros khususnya dari peresepan, pendistribusian atau pemberian. Merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis isi, tehnik pengambilan data dengan studi dokumen, wawancara mendalam dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan kasus kesalahan pengobatan yang tidak terlaporkan masih cukup tinggi, Faktor yang menentukan kesalahan pengobatan meliputi kesulitan pembacaan resep dokter oleh beberapa petugas farmasi.dan masih belum tersedianya beberapa kebijakan dan SOP. Diperlukan sosialisasi penulisan resep yang standar ,juga penyempurnaan kebijakan dan SOP untuk mencegah kesalahan pengobatan di RS Bros.

The cause of medication errors at Bros Hospital has not been evaluated. The purpose of this study was to determine the factors that lead to error in the implementation of medication administration at Bros Hospital, especially in prescribing, dispensing and administration. This qualitative descriptive study with content analysis using data capture techniques including review documents, in-depth interviews and observations. In this study unreported medication errors are still common. Determinant factors of medication errors were difficulties in reading prescription by pharmaceutical officers, policies and standard operating procedures were not available yet. We suggest socialization of standard prescribing method and improvement of policies and standard operating procedures in order to prevent medication errors at Bros Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Ayu Prima Dewi
"RSU Bali Royal didirikan tahun 2009 dan mulai beroperasi pada tanggal 17 Juli 2010. Memiliki beberapa layanan unggulan Neuro Science Center, Endoscopy, Orthopaedics Therapy. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi terbaik untuk menjadikan RSU Bali Royal sebagai rujukan pelayanan kesehatan pariwisata dan meningkatkan jumlah kunjungan pasien pariwisata. Di dalam renstra 2016-2020, dikatakan bahwa untuk pasar international ditargetkan 10 %, namun data 2018- 2019 kunjungan untuk pasien wisatawan masih sangat rendah yaitu hanya 4-5 %. Maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa strategi pengembangan kesehatan pariwisata di RSU Bali Royal dengan menggunakan analisa SWOT. Desain penelitian adalah Studi Kasus Kualitatif. Dengan Hasil pada posisi kuadran V memberikan arti strategi strategi hold and maintain. Strategi yang cocok bagi SBU (startegic bussines unit) di RSU Bali Royal, strategi yang umum dipakai adalah strategi market penetration dan product. Dari matriks TOWS didapatkan usulan rencana strategi pengembangan pelayanan kesehatan pariwisata di RSU Bali Royal dengan strategi pengembangan layanan unggulan, pengembangan kerjasama dengan lebih banyak medical agent, dan bekerjasama dengan lebih banyak klinik klinik provider. Bagi Managemen RSU Bali Royal agar melakukan kolaborasi dengan medical agent, clinic clinic provider dan melakukan promosi internal external lebih gencar melalui web, media sosial maupun kegiatan kegiatan lain di bidang kesehatan dan pariwisata. Dan Usulan rencana strategis yang telah di buat oleh peneliti bisa dijadikan masukan untuk managemen RSU Bali Royal Untuk Renstra RSU Bali Royal di tahun mendatang.

RSU Bali Royal was established in 2009 and began operations on July 17, 2010, has superior service are Neuro Science Center, Endoscopy, Orthopaedics Therapy. This study aims to formulate the best strategy to make Rsu Bali Royal as a reference for travel health services and increase the number of tourism patient visits. In 2016- 2020 strategic plan it is said that for the international market it is targeted at 10% but the data 2018 – 2019 visits for tourist patients is still very low at 4-5 %. Travel health services in RSU Bali Royal using SWOT analysis. A qualitative case study research design. The result in quadrant position V gives the meaning of a hold and maintain strategy. From the TOWS matrix, it is proposed that the strategy plan for developing health tourism services in RSU Bali Royal with the strategy, development of superior services, development of collaboration with more medical agents and collaboration with more clinical clinics provider. For the management of Bali Royal Hospital in collaboration with clinical agents and conducting internal and external promotion more intensively through social media web and activities in the field of travel health, and the proposed strategic plan that has been made by researchers can be used as input for the management Bali Royal Hospital for strategic planning in coming year."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T54985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ariawan
"Evaluasi Efektivitas Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIMRS di RSU Bali Royal Tahun 2017SIM RS di RSU Bali Royal sudah digunakan sejak tahun 2010. Tetapipemanfaatan SIM RS masih belum optimal. Tujuan penelitian adalah untukmengukur efektivitas implementasi SIM RS di RSU Bali Royaldengan menggunakanindikator PIECES Performance, Information and data, Economics, Control andsecurity, Efficiency, Service di evaluasi dari sisi Informasi yang bisa dihasilkan.Rancangan penelitian yang digunakan adalah System Assessment Method.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam Indepth Interview menggunakan pedoman wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dantelaah dokumen yang telah dilakukan, didapatkan hasil kinerja SIMRS RSU BaliRoyal dari sisi informasi berdasarkan performance sudah baik diketahui dariindikator throughput dan respond time, dari information sudah baik bila dinilai darioutputs, inputs serta stored data, secara economics sudah baik, dari cotrolling andsecurity keamanan data masih kurang, dari segi efficiency informasi yang didapatkandi SIMRS sudah baik, dari segi service bahwa SIMRS RSU Bali Royal sudah baik.Saran penambahan server, penerapan elektronik rekam medis, mengintegrasikansistem dengan peralatan yang ada, adanya log out otomatis dan pemantauan rutinimplementasi SIMRS ke seluruh unit.Kata kunci: Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIM RS , Efektivitas,Informasi, Metode PIECES.

Evaluation of Effectiveness Implementation of Hospital Management InformationSystem HMIS in Bali Royal Hospital 2017Hospital Management Information System HMIS in Bali Royal Hospitalhas been used since 2010. But the utilization of HMIS is not optimal. The purpose ofthis research is to measure the effectiveness of HMIS implementation in RSU BaliRoyal by using PIECES indicator Performance, Information and Data, Economics,Control and security, Efficiency, Service from the Information that can be providedby HMIS. The research design is System Assessment Method. Data collection wasdone by in depth interviews Indepth Interview using interview guidelines.
Based onthe results of in depth interviews and data processing, the results is performance ofHMIS in Bali Royal in terms of information seen from the performance is good knownfrom the throughput and respond time indicators, from the information is goodassessed from outputs, inputs and stored data, economics is good, from controllingand security data security is not good , in terms of information efficiency obtained inHMIS is good, in terms of service that HMIS Bali Royal Hospital is good. Suggestionof server addition, implementation of electronic medical record, integrate system withexisting equipment, automatic logout and routine monitoring of HMISimplementation to all unitsKeyword Hospital Management Information System HMIS , effectiveness,Information, PIECES.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Sri Astuti
"Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat harus dapat menjaga mutu dan kualitas. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah melalui akreditasi. Akreditasi wajib dilakukan dan merupakan syarat ijin operasional sesuai aturan pemerintah. Rumah Sakit Prima Medika melakukan persiapan akreditasi KARS 2012 yang terdiri dari 4 sasaran pokok, namun penelitian ini pada dua sasaran yaitu sasaran keselamatan pasien dan Milenium Development Goals. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tahapan, masalah dan monitoring dalam proses persiapan akreditasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melibatkan partisipan sebanyak 7 orang yang terlibat dalam kelompok kerja akreditasi. Pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam dan penelusuran dokumen, dianalisis menggunakan content analysis. Hasil wawancara persiapan akreditasi dimulai komitmen dari seluruh jajaran rumah sakit, kelompok kerja akreditasi ditetapkan direktur, penyusunan dokumen sesuai elemen penilaian akreditasi, sosialisasi pada staf medis maupun non medis, implementasi sangat penting karena penilaian lebih terfokus pada pelaksanaan dilapangan, monitoring dan evaluasi dengan laporan monev, indikator mutu dan turun langsung ke lapangan. Kesimpulan tahapan persiapan yang penting adalah komitmen seluruh jajaran rumah sakit, melakukan pendekatan kepada dokter spesialis secara formal maupun informal, menambah pelatihan internal.

Hospitals in providing public health services should be able to maintain quality of services. One of the government's efforts to improve the quality of home services through accreditation, which is compulsory and required by government regulation. This study focus on two goals of Prima Medika Hospital in preparation of KARS 2012 accreditation: International Patient Safety Goals and Millennium Development Goals. The purpose of this study is to determine the stages, problems and monitoring in the preparation process of accreditation on the patient's safety goals and the Millennium Development Goals. This research uses qualitative method by involving 7 participants working group of accreditation. Data collected by in-depth interview technique and document tracing, then analyzed using content analysis. The results of the interviews show that the preparation phase begins with the commitment of all hospitals, the accreditation working group established by the director, the compilation of documents of the assessment elements according to the accreditation standards, program dissemination to medical and non-medical staff, then the implementation. The next stage are monitoring and evaluation, through monev report, quality indicator and field inspection. In conclusions, the very important stages in preparation process are: commitment from all level of hospital, approaches to the specialist doctors formally or informally, more internal training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Listianto
"Kondisi pelayanan air bersih dari PDAM di Indonesia saat ini masih terbatas pada pelayanan air bersih, belum pada air yang siap untuk langsung diminum. Permasalahan yang akan diulas dalam penulisan ini adalah dalam rangka pemasaran rencana pembuatan Air Minum Perpipaan Siap Minum (AMPSM) perlu dilakukan suatu analisis sehingga produksi AMPSM dapat tumbuh dan berkembang sehingga akhirnya dapat mengena dihati konsumen. Mengingat masalah air minum di Indonesia sedemikian luas dan komplek maka dalam penulisan ini penulis mencoba mengetengahkan suatu alternatif 'pemecahan masalah yang mempunyai dua nilai tambah, yakni dapat membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan memberikan peluang bisnis Baru yang mempunyai prospek cukup baik.
Beberapa aspek analisis dan kajian yang diteliti dalam rangka pemasaran AMPSM meliputi : (1) Penelitian lingkungan yang berpengaruh pada keberadaan air minum, (2) Analisa dan kajian rencana pemasaran yang meliputi : perilaku dan segmentasi, target pasar, positioning, menyusun strategi pemasaran, taktik dan marketing mix, organisasi pelaksanaan dan pengendalian.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PERPAMSI dapat disimpulkan air minum merupakan kebutuhan pokok manusia, cakupan pelayanan saat ini bare 46%, pola konsumsi air minuet rnasyarakat mengalami peningkatan, kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap air minum yang berkualitas cukup tinggi, PDAM belum bisa memproduksi AMPSM karma harga air dibatasi, untuk maksud tersebut organisasi dapat dipertimbangkan pola kerjasama kemitraan antara PDAM dan swasta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Yasmin
"Poli Jantung Eksekutif merupakan salah satu poli yang sedang menjadi target bagian pemasaran RS Hermina Depok dalam peningkatan kualitasnya. Jumlah pasien poli Jantung Eksekutif mengalami peningkatan dan penurunan setiap bulannya yang menyebabkan Poli Jantung Eksekutif belum stabil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan strategi pemasaran berdasarkan STP ( Segmentasi, Target, dan Posisi ) pasar Rawat Jalan Poli Jantung Eksekutif RS Hermina Depok pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Segmen pasar yang dibagi berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis, perilaku, dan loyalitas. Target pasar yang paling sesuai merupakan hasil segmen pasar yang dianggap potensial yaitu, Lansia berusia 45 tahun ke atas yang tinggal di daerah kota Depok dan sekitarnya dengan pendapatan 2,5 juta-5 juta perbulannya . Posisi pasar yang terbentuk adalah Pelayanan kesehatan poli jantung eksekutif dengan tenaga kesehatan berkualitas dan fasilitas lengkap serta tetap mengutamakan Service Excellent kepada pelanggan.

Excecutive Heart Clinic is one of the clinic that is being targeted by the marketing division of Hermina Hospital Depok for improving it’s quality. The number of Executive Heart Clinic patients has increased and decreased for each month which causes Executive Heart Clinic has not been stable. The purpose of this study was to determine a marketing strategy based on STP (Segmentation, Targeting, and Positioning) of the Outpatient Excecutive Heart Clinic market in Hermina Hospital Depok 2019. This research uses descriptive analysis research with quantitative and qualitative approaches. The results of this study are market segments which are divided based on geographical, demographic, psychographic, behavioral, and loyalty variables. The most appropriate target market is the result of a market segment that is considered potential, elderly aged 45 years and over who live in Depok and the surrounding areas with an income of 2.5 million-5 million each month. The market position is Excecutive Heart Clinic health services with qualified health workers and complete facilities and also do the prioritize Service Excellence to customers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>