Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Rini Lesmawati
"Belaskasih dibutuhkan pekerja sosial tetapi belum ada alat spesifik yang mengukur kemampuan tersebut, termasuk memprediksi kompetensi belaskasih calon pekerja sosial. Meski belaskasih dapat dipandang sebagai kompetensi, teori yang ada lebih banyak mendefinisikan belaskasih sebagai emosi Goetz, Keltner, Simon-Thomas, 2010; Lazarus, 1991. Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat ukur belaskasih terutama untuk seleksi calon pekerja sosial. Terlebih dahulu penelitian ini merumuskan belaskasih sebagai kompetensi yang terdiri dari hasrat membantu, kearifan membantu dan rencana tindakan membantu. Penelitian ini juga mengembangkan alat ukur kompetensi belaskasih bagi pekerja sosial berpengalaman untuk validasi alat ukur seleksi 100 orang pekerja sosial mengisi alat ukur belaskasih, prediksi belaskasih, spiritualitas, pengalaman emosi positif, nilai, analisis kasus belaskasih dan kemampuan berpikir kritis.
Hasil penelitian membuktikan bahwa belaskasih dapat diukur sebagai kompetensi. Pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach dan diperkuat dengan Confirmatory Factor Analysis. Validasi dilakukan melalui uji validitas terkait kriteria menggunakan Behavioral Event Questionnaire BEQ Belaskasih. Untuk pengujian validitas konstruk hasrat membantu, terdapat korelasi signifikan dengan spiritualitas, pengalaman emosi positif dan nilai universalisme serta nilai kebajikan, sementara korelasi tidak signifikan terbukti dengan nilai kekuasaan. Untuk pengujian validitas konstruk kearifan membantu, terdapat korelasi signifikan dengan analisis kasus belaskasih dan kemampuan berpikir kritis, sementara korelasi tidak signifikan terbukti dengan nilai konformitas.

Compassion is a requirement for social workers. However, there has not been a specific instrument to measure the it, nor to predict the competency for social workers to be. Although it can be regarded as a competency, the majority of theories define compassion as an emotion Goetz, Keltner, Simon Thomas, 2010 Lazarus, 1991. This study was aimed to develop an instrument to measure compassion as a competency, especially for selection use. This research firstly formulated the definition of compassion competency as an ability consisted of a drive, wisdom and action plan to help. The next step was constructing a competency measurement for experienced social workers as a criterion to validate the selection measurement tool. 100 social workers participated in this research, completing the measurement of compassion competency, compassion competency prediction, spirituality, positive emotion experiences, values, compassion case analysis, and critical thinking ability.
The result showed that compassion could be measured as a competency. Reliability testing applied in this study were Cronbach rsquo s and Confirmatory Factor Analysis CFA. Criterion related validity used Compassion Behavioral Event Questionnaire BEQ. To test construct validity of compassion drive predictor, significant correlations was found between the predictor and spirituality, positive emotion experiences, and self transcendence values universalism and benevolence, while an unsignificant correlation was found between the predictor and power value. To test construct validity of compassion wisdom predictor, significant correlations was found between the predictor and compassion case analysis and also critical thinking ability, while significant correlation between the predictor and conformity value was not found. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
D2302
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Raja, Edward
"Salah satu tujauan uji kompetensi adalah mewujudkan Sumber daya manusia kesehatan yang unggul, kompetitif serta mampu berdaya saing. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berkomitmen agar Pelaksanaan uji Kompetensi teknis jabatan fungsional dilaksanakan dengan konsisten dan berkelanjutan selaras dengan kebijakan yang sudah diamanatkan oleh Undang-Undang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan pelaksanaan Uji Komptensi teknis jabatan fungsional kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta keselarasannya dengan kebijakan pemangku kepentingan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian menggunakan Model implementasi kebijakan George C. Edward III dengan menggunakan 4 variabel yang digunakan yaitu komunikasi, Sumberdaya, Disposisi dan Srtuktur Birokrasi. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada informan dan menggunakan telaah dokumen. Informan penelitian adalah Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta dan para tim Penguji Uji Kompetensi dari berbagai rumpun jabatan Funsgional. Penelitian dilakukan bulan April hingga Mei-Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pelaksanaan uji kompetensi teknis jabatan fungsional kesehatan sudah berjalan namun pada pelaksanaan kebijakan ditemukan beberapa ketidaksesuaian yaitu belum semua jenis jabatan fungsional kesehatan yang sudah melaksanakan uji kompetensi. Pada variabel Komunikasi khususnya pada sub variabel transmisi terlihat bahwa proses sosialisasi masih kurang sehingga berdampak pada kurangnya antusiasme dan pemahaman para pemangku jabatan fungsional terhadap pelaksanaan uji kompetensi. Pada variabel Sumber Daya yaitu pada sub variabel Sumber daya manusia dan fasilitas ditemukan bahwa masih sedikitnya jumlah para tim penguji uji kompetensi yang memiliki sertifikat uji komptensi dan dari segi fasilitas juga masih ditemukan kekurangan terkait tempat dilaksanakannya uji kompetensi dan sarana prasarana yang tersedia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan uji kompetensi belum selaras dengan amanah Undang-Undang yaitu belum semua tenaga kesehatan melaksanakan uji kompetensi.

One of the objectives of the competency test is to create superior, competitive and competitive health human resources. The DKI Jakarta Provincial Health Office is committed that the implementation of the technical competency test for functional positions is carried out consistently and sustainably in line with the policies mandated by law. This study aims to analyze the implementation of the policy implementation of the technical competency test for health functional positions at the DKI Jakarta Provincial Health Office and its alignment with stakeholder policies. This research is a qualitative research with research design using George C. Edward III's policy implementation model using 4 variables, namely communication, resources, disposition and bureaucratic structure. Data collection was carried out through in-depth interviews with informants and using document analysis. Research informants are the Ministry of Health, the Jakarta Provincial Health Office and the Competency Test Examiners team from various functional positions. The study was conducted from April to May-June 2022. The results showed that the implementation of the policy for implementing the technical competency test for health functional positions had been running, but in the implementation of the policy several discrepancies were found, namely not all types of health functional positions had carried out the competency test. In the Communication variable, especially in the transmission sub-variable, it can be seen that the socialization process is still lacking so that it has an impact on the lack of enthusiasm and understanding of functional office holders for the implementation of the competency test. In the Resources variable, namely in the Human Resources and facilities sub-variable, it was found that there were still a small number of competency test examiners who had competency test certificates and in terms of facilities, deficiencies were also found regarding the place where the competency test was carried out and the available infrastructure. The results of this study indicate that the implementation of the competency test policy has not been in line with the mandate of the Act, namely not all health workers have carried out the competency test"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Tafwidhah
"Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di Kota Pontianak. Desain yang digunakan adalah analitik korelasi secara cross sectional dengan sampel 118 perawat. Analisis data dengan chi-square, uji t independen, dan regresi logistik.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas (p=0,000). Lebih lanjut diketahui bahwa terdapat interaksi antara kompetensi dan pelatihan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kompetensi perawat guna keoptimalan pelaksanaan perkesmas melalui pelatihan, pembinaan melalui tim yang ditugasi, ataupun kerja sama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa kebijakan untuk penghargaan dan sanksi seperti jenjang karir perawat.

Community Health Care (Perkesmas) is an effort of Community Health Center (Puskesmas) development program whose activities integrated into the compulsory health efforts and health development efforts. The purpose of this research was to determine the relationship between the competence of community health center (puskesmas) nurses and the implementation level of community health care (perkesmas) activities at Pontianak This research is an analytic correlation research with cross sectional program, and using 118 nurses as the sample. The data was analyzed by the Chi-Square test, the independent t test, and the logistic regression test.
From the data analysis, it has been recognized that there is a relation between the competence of community health center nurses and the implementation level of community health care (p=0,000). Further revealed that an interaction between competence and training has been found. This research recommends enhancing the competence of nurses for the optimal implementation of community health center through training, coaching through the team assigned to, or cooperation with peers, and also provides support in the form of a policy of rewards and punishments such as career path for nurses."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T41456
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Tafwidhah
"Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat puskesmas
dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di Kota Pontianak. Desain penelitian adalah analitik korelasi secara cross
sectional dengan sampel 118 perawat. Analisis data dengan Chi-Square, uji t independen, dan regresi logistik. Hasil analisis
menunjukkan adanya hubungan antara kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas (p=
0,000; α= 0,05). Lebih lanjut diketahui bahwa terdapat interaksi antara kompetensi dan pelatihan. Penelitian ini merekomendasikan
peningkatan kompetensi perawat guna keoptimalan pelaksanaan perkesmas melalui pelatihan, pembinaan melalui tim yang
ditugasi, ataupun kerja sama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa kebijakan untuk penghargaan dan
sanksi seperti jenjang karir perawat.
"
Puskesmas Karya Mulya Pontianak ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Royani
"Penelitian deskriptif korelasi dan cross sectional ini bertujuan mengetahui hubungan antara sistem penghargaan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Cilegon. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan observasi. Metode Chi Square dan Multiple Logistic Regression digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara sistem penghargaan dengan kinerja 65 perawat dengan p value (menurut persepsi perawat) = 0,720 dan p value (berdasarkan hasil observasi) = 0,716. Sub variabel pengaruh dan pertumbuhan diri adalah sub variabel yang paling berhubungan dengan kinerja perawat. Rumah sakit perlu mempertimbangkan jenjang karir perawat sebagai dasar utama pemberian sistem penghargaan.

This research aim to know relation between reward system with nurse performance in nursing care in RSUD Cilegon. Method Research use descriptive correlation with cross sectional device. Sampel use 65 nurse. Data collecting conducted with kuesioner and observation. Method Chi Square and Multiple Logistic Regression used in data analysis. Result of research found that no significant relationship between reward system with nurse performance with p value (according to nurse perception = 0,720) and p value (result of observation = 0,716). Sub variable influence and growth are most sub variable relate to nurse performance. The hospital require to develop nursing career as basic mayor reward system."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widadi Ambar Saputra
"Penelitian Ini dilaksanakan di SMP Islam Terpadu Ihsanul Fikri sebagai salah satu Sekolah Standar Nasional di kabupaten Magelang, yang mempunyai sistem pembelajaran terpadu antara pembelajaran regular dan pembelajaran pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan faktor-faktor kompetisi guru dan mengetahui kompetensi guru mana saja yang tidak signifikan. Empat kompetisi yaitu: (1) Kompetisi Pedagogik , (2) Kompetisi Kepribadian, (3) Kompetisi Sosial, (4) Kompetisi Profesional. Penelitian ini menggunakan metode sampling acak sederhana dengan ukuruan sampel 41 guru. Data dikumpulkan menggunakan metode pengisian kuesioner yang telah disediakan dan metode wawancara dengan sampel 10 orang guru.
Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas, keempat variabel dinyatakan valid dan reliabel sehingga bisa dijadikan alat ukur untuk penelitian ini. Pengujian hipotesis dengan analisis faktor menunjukkan bahwa kompetensi yang paling siginifikan berpengaruh terhadap kompetensi guru di SMP Islam Terpadu Ihsanul Fikri adalah kompetisi pedagogik (X1), selanjutnya kompetensi kepribadian (X2), kompetensi sosial (X3) dan kompetensi Profesional (X4).

This research was conducted at Junior High Islamic School 'Ihsanul Fikri' as a national standard school (SSN) in Magelang district, which has an integrated learning system between the regular lesson and boarding school learning. This study aims to know the teacher‟s mapping competence factors and to know which teachers are not significant. Four competencies are: (1) Competence of Pedagogy, (2) Competence of Personality, (3) Competence of Social, (4) Competence of Professional. This study used simple random sampling method with sample size 41 teachers. Data were collected using the questionnaire and interviews method that has been provided with a sample of 10 teachers.
Based on the results of testing the validity and reliability, the four variables declared valid and reliable so that the indicators can be used as a measuring tool for this research. Testing hypotheses with factor analysis showed that the competence of the most significant influence on the performance of junior high school 'Ihsanul Fikri' is a Pedagogy Competence (X1), then Personality Competence (X2), Social Competence (X3) and Professional Competence (X4).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28929
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Lusita Dewayani
"Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas sudah menjadi suam kebutuhan yang penting bagi organisasi yang ingin tems bertahan dalam persaingan ketat dunia usaha. Dalam mengatasi persaingan ini, suatu organisasi dapat melakukan perbaikan yang bersiizatintemal yaitu pengembangan SDM. Hal ini berarti organisasi harus meningkatkan kinexja. perusahaannya melalui perbaikan kinelja karyawannya. Oleh karena itu akan sangat bermaniiaat bagi perusahaan untuk menentukan aspek-aspek yang dibumhkan oleh pemangku jabatan untuk terwujudnya kinexja yang dihaxapkan. Aspek-aspek yang diperlukan dari satu jabatan dapat dijelaslcan secara operasional dan diuraikan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur ainu sering disebut dengan kompetaensi. Selmmpulan kompetensi atau sering disebut dengan model kompetensi ini berguna bagi organisasi karena dapat menjadi acuan dan dapat digunakan sebagai bahan pembuat keputusan mengenai seleksi, penempatzm, pelatihan dan pengembangan dan lainnya., sena dapat memberikan infonnasi dan arahan tertentu pada individu, sehingga individu dapat memperbaiki kinerjanya Pada PT. Z, posisiproject manager merupakan ujung tombak perusahaan. Projecz manager adalah orang yang bertanggungjawab atas kelancaman pekerjaan di Iapan gan serta untuk merencanakan dan melaksanakan suatu proyek. Posisi projecz manager pada PT. Z ini telah beberapa kali berganti pemegangnya. Pergantjan ini sering dikarenakan ketidalcpuasan pemimpin terhadap kinerjanya. Hal ini menjadi perhatian PT. Z karena perusahaan sedang menerima cukup banyak proyek dan membumhkan orang untuk posisi project manager. Berdasarkan pengalaman dari kesalahan project manager terdahulu, make. pemsahaan merasa perlu mengetahui kompetensi-kompetensi yang dipcrlukan oleh seorang project manager. Dari analisis terhadap hasil wawancara dan diskusi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dibutuhkan oleh project manager adalah : I) Service Orientation. 2) Continous Learning. 3) Goal Orientation. 4) Technica! Knowledge. 5) Problem analysis, 6) Piannrhg and Organizing 7) Communication, 8) In_/Iuencrkzgskill, 9) Team Orienazzion Berdasarkan uraian diatas, Tugas Akhir ini rnencoba mengembangkan model kompetensi posisi project manager di PT. Z, schingga dapat diketahui persyaratan individu padajabatan tersebut agar menghasilkan kinerja yang diharapkan.

Having a quality human resourse has becoming a needs which is important for organization who want to hold in a tight competition of business world. In handing this competition, an organization could make an intemal service which is human resource development. It means that the organization must improve the company performance through the employee performance service. The company could take advantage to decice all aspect required by job holder to create expected performance. All aspect needs from one job can be explain operationally and in a fomt of behavior that can be observed and measured or often be called competency. Competency model is very uselirl for organization because it can be a role and can be use as a decision maker material about selection, placing, training, development and others, also can give such information and certain direction to individuals, so individuals could fix their performance. At PT. Z, project manager position is an arrow for the company. Project Manager is the person whose responsible to the job in the Held also to give a plan and do a project. The project manager position at PT. Z has changed several time because the leader feel unsatished of they performance. This is become an attention for the company because the company have a lot of project now and need a people to project manager position. Leaming from the past, the company thinks that t:hey must settle project manager’s competency.Interview and discussion were given to conclude that project manager should be a person who has: 1) Service Orientation, 2) Continous Learning , 3) Goal Orientation, 4) Technical Knowledge 5) Planning and Organizing, 6) Problem analysis, 7) Communication, 8) Influencing skill, 9) Team Orientation. Based on that analysis, this Final Task is try to developing a competency model for project manager ofPT.Z, so they can know required for the job to present expected perfonnance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34062
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan peneltian ini untuk mengetahui kompetensi guru SD khusus dalam bidang pedagogik. Metode penelitian yang dilakukan yaitu survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru SAD di Jakarta Timur termasuk kategori baik. Hasil analisis faktor diperoleh satu faktor utama yang dapat menjelaskan kompetensi pedagogik dengan total varians sebesar 58,44%...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Rusnianah
"ABSTRAK
Dokter sebagai gate keeper di fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP , memerlukan kompetensi pelayanan komprehensif berpusat pada pasien, sebagai komponen utama pelayanan kesehatan primer, namun kemampuan dokter dalam pelayanan berpusat pada pasien di FKTP masih rendah. Optimalisasi implementasi sistem pelayanan kesehatan berjenjang dan program rujuk balik, merupakan program Jaminan Kesehatan Nasional yang keberhasilannya ditentukan oleh dokter di FKTP, oleh karena itu diperlukan terobosan pembelajaran dengan situasi nyata di tempat kerja, serta penilaian terstandar diperlukan untuk meningkatkan kompetensi dokter dalam pelayanan komprehensif berpusat pada pasien.Penelitian ini bertujuan membuat Model pembelajaran dan penilaian berbasis tempat kerja PPBTK untuk meningkatkan kompetensi pelayanan komprehensif berpusat pada pasien bagi dokter di FKTP. Desain penelitian adalah ldquo;Penelitian Tindakan rdquo; 4 tahap yaitu ldquo;Tindakan Diagnosis rdquo; dengan metode survei. responden terdiri 96 pasien, 56 dokter, dan 64 pendidik, bertujuan mendapatkan indikator pelayanan komprehensif berpusat pada pasien, ldquo;Tindakan Perencanaan rdquo; dengan metode Delphi, responden terdiri 2 orang ahli pendidikan kedokteran, 5 orang ahli pelayanan primer, bertujuan menyusun Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Tempat Kerja PPBTK yang tervalidasi dengan expert judgment, ldquo;Tindakan Implementasi rdquo; sebagai uji coba model, dengan rancangan eksperimen kuasi, terdiri 13 dokter sebagai kelompok intervensi dan 12 dokter sebagai kelompok kontrol. ldquo;Tindakan Evaluasi rdquo; dengan metode Kirkpatrick untuk membuktikan efektivitas model.Sebanyak 33 indikator dinilai relevan untuk mengukur pelayanan komprehensif berpusat pada pasien, menjadi instrumen Self Assessment dan Direct Observation. Case-based Discussion yang teruji konsistensinya, menjadi instrumen penilaian pertemuan modifikasi Balint group. Kompetensi ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebelum dan sesudah intervensi Model PPBTK berbeda bermakna p value < 0,05 . Hasil uji SEM-PLS menunjukkan model efektif untuk meningkatkan kompetensi pelayanan komprehensif berpusat pada pasien di FKTP. Kata Kunci. pelayanan berpusat pada pasien, pelayanan komprehensif,pembelajaran berbasis tempat kerja.

ABSTRACT
Doctors as gatekeepers at First Level Healthcare Facility FLHF require a patient-centered and comprehensive care competency. The patient-centered care competency is necessary to determine the optimization of referral program in the National Health Insurance program implementation. Thus, learning methods with real situations in the workplace and standardized assessment are also required. The study design was Action Research with 4 stages. The first stage was diagnosing action supported by survey method. This stage consisted of many respondents involving 96 patients, 56 doctors, and 64 lecturers. The determination of respondents in the first stage was aimed to obtain a patient-centered and comprehensive care indicator. Second stage namely planning action supported by Delphi method with 2 medical education experts and 5 primary care specialists as respondents. The determination of the respondents in the second stage was to develop Workplace-Based Learning and Assessment WPBLA Model validated with expert judgment. The third stage was taking action as the test model with a quasi-experimental design, consisting of 13 doctors as an intervention group and 12 doctors as a control group. The last stage was evaluating action measures with Kirkpatrick method purposed to prove the effectiveness of the model. As many as 33 indicators were assessed to be relevant for evaluating patient-centered and comprehensive care. Case-based Discussion which its consistency had been tested, functioned as instruments of Balint Group meeting modification. The cognitive, affective and psychomotor domains before and after the intervention of WPBLA Model was significantly different p value < 0.05 . The SEM-PLS test showed the WPBLA was effective in improving patient-centered and comprehensive care competency at FLHF. Keywords. comprehensive care, patient-centered care, workplace-based learning. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumijatun
"ABSTRAK
Dari hasil residensi ternyata pelaksanaan supervisi kepala ruangan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta belum dilakukan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi tingkat kompetesi supervisi kepala ruangan dalam area personil keperawatan, lingkungan dan peralatan, asuhan keperawatan serta pendidikan dan pengembangan staff.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan bersifat kross seksional. Pengambilan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara yang mendalam dan data sekunder didapatkan dari pengumpulan dokumen-dokumen terkait. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 orang yang terdiri dari 6 orang kepala ruangan, 12 orang pelaksanan perawatan serta 1 orang ketua komite perawatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uraian tugas kepala ruangan di ruang rawat inap sudah ada, tetapi belum sesuai dengan standar (Departeren Kesehatan Republik Indonesia Gilles, Bittel, Swansburg). Hal ini mungkin disebabkan karakteristik kepala ruangan di ruang rawat inap adalah lulusan SPK dan bidan serta belum pernah mendapatkan pembekalan manajemen keperawatan. Mengenai skore kompetensi supervisi kepala ruangan dalam area personil keperawatan kurang sekali s/d sedang, di area lingkungan dan peralatan sedang s/d baik, area asuhan keperawatan kurang s/d cukup serta di area pendidikan dan pengembangan staf kurang s/d cukup. Dengan demikian dapat isimpulkan bahwa kompetensi supervisi kepala ruangan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta masih perlu ditingkatkan.
Saran penelitian ini adalah perlunya dilakukan penambahan pengetahuan manajemen keperawatan bagi kepala ruangan, melengkapi uraian tugas, kaderisasi kepala ruangan dan memperbaiki komposisi tenaga keperawatan di rumah sakit.
Selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi 1). Kompetensi supervisi kepala ruangan disetiap area dan 2). Kualitas asuhan keperawatan di rumah sakit.
ABSTRACT
The former internship conducted at Pasar Rebo Hospital found that supervision conducted by the Ward Head Nurse can still be improved.
This study aimed to identify the effects of job descriptions and profile of the Ward Head Nurse on the levels of supervision in the area of nursing personnel, environment & facility and nursing care as well as training & developing of staff.
The methodology was cross sectional, using qualitative approach. Data collection was done by indepth interview and secondary data was obtained through analyzing relevant documents.
The study interviewed 25 staff consisted of 6 Ward Head Nurse, 18 nurses and the chief of nursing committee. The study found that job description of Ward Head Nurse is available, yet not according to the Department of Health standards.
The supervisory competency of Ward Head Nurse in the area of nursing personal is ranged : from very low to moderate, in the area of environment & facility : from moderate to good, in the area of nursing care : from low to moderate and the area of staff' development & training from : low to moderate. This concludes that supervisory competency of Ward Head Nurse at the studied hospital needs to be improved.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>