Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74774 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angela Bragas Putri
"ABSTRAK
Penulisan ini membahas mengenai bentuk dari wagashi sebagai cerminan dari harmonisnya hubungan manusia Jepang dengan alam. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, selanjutnya metode analisa kualitatif. Budaya merupakan suatu sistem yang menghubungkan antara manusia dengan lingkungan alamnya. Hubungan manusia Jepang dengan alam adalah harmonis dan bersatu padu. Bagi manusia Jepang, alam adalah teman manusia, bukan untuk ditaklukan atau dikuasai. Berdasarkan ajaran dari kepercayaan mereka, alam dan manusia memiliki kesamaan, yaitu diberkati oleh roh yang sama. Orang Jepang sangat mencintai alam sehingga mereka berusaha hidup dekat dengan alam dengan cara mewujudkan objek- objek alam ke dalam bentuk miniatur. Hubungan yang harmonis ini telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Jepang. Wagashi adalah manisan tradisional Jepang. Wagashi bukan hanya sebuah manisan, tetapi wagashi sebuah esensi dari kebudayaan Jepang dan selaras dengan alam sehingga dapat dirasakan setiap perubahan kecil yang terjadi di alam Wagashi dengan bentuk objek alam disajikan dalam upacara minum teh dan ritual keagamaan di Jepang. Bentuk, warna, aroma dan nama dari wagashi ini memiliki esensi sebagai simbol pergantian musim dan cerminan keharmonisan hubungan manusia Jepang dengan alam.

ABSTRACT
The writer discusses the form of wagashi as a reflection of harmony relationship between Japanese man with nature. Methods of collecting data used in this research are to study literature, and further qualitative analysis method. Culture is a system that connects human and natural environment. Japanese human rsquo s relationship with nature is harmonious and united. For Japanese people, nature is a friend of man, not to be conquered or controlled. Based on the teachings of their religion, nature and man have something in common, which is that both of them are blessed by the same spirit. Japanese people love nature so they try to live close to nature by creating objects of nature in miniature form. This harmonious relationship has become an important part of Japanese culture. Wagashi is a Japanese traditional sweets. Wagashi is not just a confectioner, but it is an essence of Japanese culture and in harmony with nature so every little change that occurs in nature can be felt. Wagashi in the form of natural objects are presented in tea ceremonies and religious rites in Japan. The Shape, color, aroma and name of wagashi have an essence as a symbol of seasonal changes and the reflection of harmony between Japanese human and nature."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sigma Exacta
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimanakah nilai-nilai estetika yang terdapat dalam kue khas Jepang, wagashi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode deskriptif analitis, yaitu melalui studi kepustakaan yang bertujuan untuk mendapatkan data-data yang relevan terhadap obyek penelitian dan kemudian dianalisis. Teori yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah teori estetika Wabi dan teori estetika Zen Buddhisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam wagashi terkandung nilai-nilai estetika wabi dan nilai-nilai estetika Zen yang ditunjukan melalui ciri-ciri seperti alami, sederhana, asimetris, tenang dan makna yang mendalam.

The study's objective is to analize the aesthetic values on found in the art of Japanese confectionery, wagashi. This study used analytical descriptive method based on literature approach to collect, describe and analyze data relevant to the object. Theories used for this analysis are aesthetic theory of wabi and Zen aesthetic theory. Conclusion of the analysis shows that in wagashi, contains wabi and Zen values which both represent the beauty of simplicity, naturalness, asymmetry, tranquility and deep reserve."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elyska Imardini
"Situasi yang menekan dapat dialami oleh siapapun. Individu dapat mengalami stres akibat peristiwa hidup yang besar dan masalah hidup sehari-hari, dan stres yang bersifat kumulatif pada kehidupan seseorang dapat memprediksi hasil buruk pada kesehatan mental. Dalam mengatasi efek negatif dari kesulitan, kedekatan dengan alam dan makna hidup dapat berperan penting dalam membantu individu beradaptasi dan memperoleh hasil yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran makna hidup serta dimensi-dimensinya yakni accomplished life, exciting life, principled life, purposeful life, dan valued life dalam memediasi hubungan antara kedekatan dengan alam dan resiliensi pada 175 partisipan dengan rentang usia 18–63 tahun (M = 25,00). Analisis data dilakukan dengan menggunakan PROCESS Macro Model 4 dari Hayes. Penulis menemukan bahwa makna hidup secara keseluruhan, maupun dimensi accomplished life, dan dimensi exciting life memediasi secara penuh hubungan antara kedekatan dengan alam dengan resiliensi. Sementara itu, peran mediasi dari dimensi principled life, purposeful life, dan valued life tidak signifikan.

Anyone can experience stressful situations. Individuals can experience stress from major life events and everyday life problems, and stress that is cumulative in a person's life can predict adverse outcomes for mental health. In overcoming the negative effects of adversity, nature relatedness and the meaning in life can play an important role in helping individuals adapt and achieve positive results. The purpose of the present research is to investigate the role of meaning in life and its dimensions, namely accomplished life, exciting life, principled life, purposeful life, and valued life, in mediating the relationship between nature relatedness and resilience in 175 participants with an age range of 18–63 years (M = 25,00). Data analysis was performed using Process Macro Model 4 from Hayes. This study found that meaning in life in general, along with the accomplished life dimension, and the exciting life dimension fully mediated the relationship between nature relatedness and resilience. Meanwhile, the mediating role of the dimensions of principled life, purposeful life, and valued life was not significant"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiasrini Eliza Puteri
"Fokus dari tulisan ini adalah membahas komponen-komponen pembentuk tata ruang chashitsu bergaya sōan berdasarkan konsep wabi-sabi. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menunjukan chashitsu bergaya sōan merefleksikan nilai estetika wabi dan sabi. Wabi dan sabi merepresentasikan pandangan tradisional Jepang akan keindahan yang fokus pada penerimaan atas ketidaksempurnaan. Wabi merepresentasikan keindahan dalam kemelaratan, kesedihan, kemiskinan, kekecewaan, ketidak sempurnaan, kesederhanaan, dan apresiasi dari proses penuaan. Sedangkan sabi merepresentasikan keindahan dalam seauatu yang pudar, dingin, sepi, terlantar, dan berkarat. Sōan chashitsu adalah ruang minum teh yang dibangun terpisah dari rumah utama. Karena sōan chashitsu mengandung nilai estetika wabi dan sabi, walau hanya berupa bangunan yang kecil, namun mengandung keindahan yang luar biasa.

The focus of this study is in researching the layout components of sōan chashitsu based on the concept of wabi-sabi. The aims of this paper is to show that sōan chasitsu truly reflects the aesthetic of wabi and sabi. Wabi and sabi represents a view of Japanese aesthetic centered on the acceptance of imperfection. Wabi represents beauty through poverty, imperfection, asperity, simplicity, austerity, modesty, and appreciation of natural aging process. Whereas sabi represents beauty through the dull, cold, withered, and rust. Sōan chashitsu is a tea house which built separate from the main house. Because it contains the Japanese aesthetic of beauty of wabi and sabi, even though sōan chashitsu is a tiny building, it contains tremendous amount of beauty."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arinie Ratna Puspita
"Skripsi ini membahas mengenai kyōgashi yang disajikan pada perayaan ohanami. Kyōgashi adalah istilah untuk kue manis ala Jepang yang dibuat di Kyoto dan pada umumnya dijadikan sebagai hadiah dan disuguhkan pada upacara minum teh. Secara bentuk, kyōgashi mencerminkan alam Jepang. Penulis meneliti makna yang terkandung pada kyōgashi ohanami melalui bentuk dan warna-nya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kyōgashi merupakan bentuk simbolis dari kecintaan orang Jepang terhadap alam dan menjadikannya sebagai objek penghargaan.

The focus of this study is kyōgashi in ohanami ceremony. Kyōgashi is a term for Japanese sweets made in Kyoto which is usually made as a gift and presented in the tea ceremony. Regarding the form kyōgashi reflects the nature of Japan. The author analyze the meaning behind kyōgashi in ohanami ceremony through its shapes and colors. The result of this research show that kyōgashi is a symbolic form of the Japanese love of nature where they thinks that nature is an object to be appreciated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42042
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Tsamara Rustiadi
"Mahasiswa yang merantau harus menghadapi lebih banyak penyesuaian dalam kehidupan perkuliahannya, terlebih setelah adanya perubahan global yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Dalam situasi yang sulit tersebut, kedekatan dengan alam dan resiliensi dapat memiliki peran penting agar mahasiswa tidak mempersepsi situasi secara negatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran resiliensi sebagai mediator pada hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau. Data diambil menggunakan survei daring pada mahasiswa perantau di seluruh Indonesia (N = 123). Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan adaptasi 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), dan Perceived Stress Scale (PSS). Data penelitian dianalisis dengan model mediasi pada perangkat PROCESS dari Hayes di SPSS. Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini antara lain kedekatan dengan alam berpengaruh positif terhadap resiliensi, resiliensi berpengaruh negatif terhadap persepsi stres, dan terdapat indirect-only mediation dari resiliensi terhadap hubungan kedekatan dengan alam dan persepsi stres mahasiswa perantau.

Sojourner college students have to face more adaptation in their college life, especially now after there are global changes all around the world because of COVID-19 pandemic. In this stressful situation, nature relatedness and resilience have an important role in reducing college students’ negative perception of the situation. This research’s objective is to see the role of resilience as mediator between nature relatedness and perceived stress. Data were taken using online survey from sojourner students all over Indonesia (N = 123). Variables were measured using the adaptations of 21-Item Nature Relatedness Scale (NR21), Resilience Scale (RS), and Perceived Stress Scale (PSS). The data that have already been collected were analyzed using mediation model on Hayes’ PROCESS tool on SPSS. Results from this research is nature relatedness can positively predict resilience, resilience can negatively predict perceived stress, and there is an indirect-only mediation from resilience to the relationship between nature relatedness and perceived stress of sojourner college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aurelia Putri Dehars
"Skripsi ini membahas tentang berbagai bentuk ketidaksetaraan gender di Jepang dengan fokus utama adalah matahara atau maternity harassment yang terjadi di lingkungan kerja Jepang. Penulis menggunakan teori feminisme radikal untuk menganalisa bagaimana budaya masyarakat Jepang terkait dengan matahara. Analisis menunjukkan bahwa sistem patriarki dalam masyarakat Jepang bukan menjadi pemicu utama terjadinya matahara, tetapi faktor ekonomi lah yang menjadi faktor utama terjadinya matahara di perusahaan Jepang. Matahara dan ekonomi saling berhubungan karena matahara menyebabkan penurunan populasi dan menurunnya populasi menyebabkan ekonomi Jepang dalam kondisi stagnan.

This undergraduate thesis examines about forms of gender inequality in Japan and focusing on matahara or maternity harassment that happens on Japanese work environment. The writer uses radical feminism theories to analyze how Japanese culture relates with maternity harassment. The analysis shows that patriarchy in Japanese society is not the main cause of maternity harassment. It is economic factor which becomes the main factor of maternity harassment in Japanese companies. Maternity harassment and economy corresponds to each other because maternity harassment causes the declining of youth population and this declining population causes Japan economy stuck in a stagnant condition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Hapshari
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kedekatan dengan alam dan kecerdasan emosional saling berhubungan dengan kebahagiaan. Hanya saja, belum ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang bagaimana sesungguhnya hubungan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk melihat peran kecerdasan emosional sebagai variabel moderator dalam hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain korelasional yang melibatkan 228 responden dewasa muda. Hasil yang di dapat menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat memoderatori hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup pada dewasa muda. Secara spesifik penelitian ini membuktikan bahwa individu dengan tingkat kedekatan alam yang tinggi akan memiliki kebahagiaan hidup yang tinggi pula jika memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Previous research has shown that nature relatedness and emotional intelligence are both related with happiness. However, there has been no further research that examines how the relationship really is. Therefore, this study was conducted with the aim of looking at the role of emotional intelligence as a moderating variable in the relationship between nature relatedness and happiness. This research is a correlational research design involving 228 young adult respondents. The results shows that emotional intelligence can moderate the relationship between nature relatedness and happiness in young adults. Specifically this research proves that a person with a high level of natural relatedness will have a high happiness in life if they have a high level of emotional intelligence."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Tri Yuniarti
"Stres menjalani kehidupan kampus dapat mempengaruhi kebahagiaan mahasiswa. Penelitian sebelumnya membuktikan kedekatan dengan alam yang tinggi membantu individu mengelola stres, secara tidak langsung akan mempengaruhi kebahagiaan hidupnya. Sejauh ini masih sedikit penelitian yang meneliti bagaimana hubungan ketiga variabel tersebut. Oleh karena itu penelitian ini ingin membuktikan apakah kedekatan dengan alam berperan sebagai moderator dalam hubungan stres kehidupan kampus dan kebahagiaan hidup pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen kuesioner untuk mengukur ketiga variabel penelitian pada 277 mahasiswa. Hasil menunjukkan kedekatan dengan alam tidak memoderasi hubungan antara stres kehidupan kampus dan kebahagiaan hidup mahasiswa.

Stress in college life can affect student happiness. Previous research proves that nature relatedness is high, helping individuals manage stress, which will indirectly affect their happiness in life. So far, only a few studies have examined how these three variables relate. Therefore this study wants to prove whether nature relatedness acts as a moderator in the relationship between college life stress and happiness among college students. This study used three questionnaire instruments to measure the three research variables on 277 students. The results showed that nature relatedness did not have a significant effect on the college life stress and happiness life college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yiu Cen
"Komunitas penggemar budaya populer Jepang adalah salah satu komunitas fandom yang aktif dalam memproduksi produk budaya baru berdasarkan interpretasi mereka mengenai budaya Jepang. Di Indonesia, kebutuhan untuk berinteraksi dan berekspresi sebagai penggemar menyebabkan terselenggaranya konvensi atau festival bertema budaya populer Jepang yang dikenal dengan sebutan “event Jejepangan”. Mangga Dua Square, sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, telah konsisten memberikan ruang berekspresi untuk komunitas penggemar budaya populer Jepang sejak tahun 2015, dan banyak komunitas “event Jejepangan” yang lahir di sana. Pada tahun 2022, Mangga Dua Square memberikan nama Mangdu J-Pop Zone untuk menyebut konvensi budaya populer Jepangnya. Seluruh pengumuman event, poster publikasi, dan interaksi secara daring antara komunitas dan penyelenggara event dilakukan melalui akun media sosial Instagram @mangdujpopzone. Tugas akhir ini membahas bagaimana praktik pemberian ruang untuk berekspresi bagi komunitas “event Jejepangan” dilakukan oleh penyelenggara konvensi budaya populer Jepang Mangdu J-Pop Zone dan bagaimana persepsi komunitas “event Jejepangan” terhadap praktik pemberian ruang ekspresi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan dua metode, yaitu observasi media sosial dan wawancara dengan komunitas “event Jejepangan”. Penelitian ini menemukan bahwa terjalin hubungan mutualisme antara Mangdu J-Pop Zone dan komunitas “event Jejepangan”. Mangga Dua Square menyediakan ruang berekspresi untuk komunitas melalui Mangdu J-Pop Zone dan komunitas mempromosikan dan mengonsumsi produk yang ada di Mangga Dua Square.

The Japanese popular culture fan community is one of fandom communities that is active in producing new cultural products based on their interpretations of Japanese culture. In case of Indonesia, they organize Japanese popular culture-themed conventions or festivals known as "event Jejepangan" (Japanese culture events) to interact and express themselves as fans. Mangga Dua Square, a shopping mall in Jakarta, has consistently been providing a space for the Japanese popular culture fan community to express themselves as fans since 2015, and many "event Jejepangan" communities have been born there. In 2022, Mangga Dua Squaregave the name Mangdu J-Pop Zone to refer to its Japanese popular culture convention. All publications of the event announcement, posters, and online interactions between the community and event’s organizer are done through Instagram account, @mangdujpopzone. This research discusses how the practice of providing space for expression for the "event Jejepangan" community is carried out by the organizers of the Mangdu J-Pop Zone Japanese popular culture convention. Furthermore, it also tries to find how the "event Jejepangan" community perceives such practices by the event organizer. This qualitative research uses social media observation and interviews with the "event Jejepangan" community as methods. The findings show a mutual relationship between Mangdu J-Pop Zone and the "event Jejepangan" community. Mangga Dua Square offers an expression space for the community through Mangdu J-Pop Zone and in return, the community promotes and consumes products in Mangga Dua Square."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>