Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146325 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakpahan, Omry
"Persalinan prematur definisi adalah persalinan prematur adalah persalinan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (WHO, 1993), penelitian Rooney B & Calhoun B.C, (2003) menjelaskan bahwa prematur terjadi masa kehamilan antara 20 minggu sampai kurang 37 minggu.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui risiko penyakit periodontal terhadap kejadian persalinan prematur berdasarkan pemeriksaan klinis, antara lain Level perlekatan klinis (Clinical Attachment Level/CAL), Periodontal poket dalam (Periodontal Pocket in Depth/PPD), Perdarahan probing (Bleeding on Probing/BOP) dan mengetahui ibu hamil menderita penyakit periodontal lebih berisiko terjadi persalinan prematur daripada tidak menderita penyakit periodontal.
Penelitian observasional dengan disain kasus kontrol yang dilakukan di fasilitas kesehatan (hospital based). Penelitian dilaksanakan pada beberapa rumah sakit di Pontianak seperti RSUD dr Soedarso, RSIA Anugrah Bunda Khatulistiwa, RSIA Jeumpa dan RS Kharitas Bakti. Besar sampel minimal dalam penelitian dengan kasus 87 responden dan kontrol 98 responden, pengumpulan data dilakukan bulan agustus 2014 s/d mei 2015.
Hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi penyakit periodontal dengan persalinan prematur sebesar 71,40% dan pada persalinan aterm 49,00%. Sedangkan proporsi yang tidak menderita penyakit periodontal dengan persalinan prematur 28,60%, pada persalinan aterm 51,00%. Penyakit periodontal berhubungan bermakna dengan resiko 2,4 lebih besar dibandingkan tidak menderita penyakit periodontal. Sebagai konfonder berhubungan bermakna antara lain faktor resiko ANC dan Pekerjaan.
Saran penelitian ini, ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan penyakit periodontal pada tata laksana ANC baik pada pelayanan dasar maupun rujukan pada ibu hamil.

Preterm labor is the definition of preterm labor is labor gestation less than 37 weeks (WHO, 1993), research Rooney B.C B & Calhoun (2003) explain that premature occur between 20 weeks gestation until less than 37 weeks.
The study was conducted to determine the risk of periodontal disease on the incidence of preterm birth based on clinical examination, including Clinical Attachment Level (CAL), Periodontal Pocket in Depth (PPD), Bleeding on Probing (BOP) that pregnant women suffer from periodontal disease is a risk of premature delivery than not suffer from periodontal disease.
Observational study with case control design conducted in health facilities (hospital based). The experiment was conducted at several hospitals in Singapore as dr Soedarso, RSIA Anugrah Mother Equator, RSIA JEUMPA and RS Kharitas Bakti. Minimum sample size in the study with the case of 87 respondents and 98 control respondents, data collection conducted in August 2014 s / d of May, 2015.
The result showed that the proportion of periodontal disease and preterm labor at 71.40% and 49.00% of term deliveries. While the proportion who do not suffer from periodontal disease and preterm labor 28.60%, 51.00% in labor at term. Periodontal disease significantly associated with the risk greater than 2.4 do not suffer from periodontal disease. As confounder significant relationship between other risk factors ANC and Employment.
Suggestion of this study, pregnant women can conduct examination of periodontal disease in ANC governance both at primary and referral services to pregnant women."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2217
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francia, Maria Shisze
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pola makan vegetarian diketahui memiliki efek positif terhadap
kesehatan. Penelitian mengenai status periodontal pada vegetarian masih sedikit.
Tujuan: Mengevaluasi kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan
perlekatan pada vegetarian secara klinis. Metode: Penelitian potong lintang pada 30
orang vegetarian dan 30 orang non-vegetarian berusia 16-65 tahun. Pemeriksaan
klinis jaringan periodontal meliputi kedalaman poket, resesi gingiva, dan kehilangan
perlekatan. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) rerata kedalaman
poket (Independent T-Test), resesi gingiva dan kehilangan perlekatan (uji Mann-
Whitney) antara vegetarian dan non-vegetarian. Kesimpulan: Hasil evaluasi klinis
terhadap kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan
tidak berbeda antara vegetarian dan non-vegetarian.

ABSTRACT
Background: Vegetarian diet is known to have positive effects on health. Only
scarce data are available concerning the periodontal status in vegetarians.
Objectives: To evaluate the periodontal pocket depth, gingival recession, and
clinical attachment level in vegetarians clinically. Methods: A cross-sectional study
of 30 vegetarians and 30 non-vegetarians aged 16-65 years. Clinical examination of
periodontal tissues, including periodontal pocket depth, gingival recession, and
clinical attachment level. Results: No significant mean differences (p>0,05) on
periodontal pocket depth (independent T-test), gingival recession and clinical
attachment level (Mann-Whitney test) between vegetarians and non-vegetarians.
Conclusions: Clinical evaluation results of periodontal pocket depth, gingival
recession, and clinical attachment level in vegetarians are not different between
vegetarians and non-vegetarians."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Saidina Hamzah
"Periodontal disease is one of the risk factors for certain systemic conditions. Retrospective and prospective studies showed that pregnant women with periodontitis have significantly higher risk to deliver preterm low birth weight infants (gestation period < 37 weeks, and birth weight < 2500 grams) and the risk increase as the periodontitis progressed during pregnancy. Periodontal disease could mediate this systemic effect through the action of periodontal pathogens and lipopolysaccharide increasing the production of prostaglandin and cytokine (physiologic mediators in parturition) which will trigger the delivery of preterm low birth weight infants. Periodontal therapy significantly reduces the rates of preterm low birth weight among women with periodontitis. It is concluded that periodontal disease is an independent risk factor for preterm low birth weight, and inclusion of oral prophylaxis procedure during pregnancy should be considered."
Jakarta: Journal of Dentistry Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yorenva Cahaya
"Latar Belakang : Penyakit periodontal pada ibu hamil memberikan risiko untuk terjadinya bayi prematur dan BBLR. Hal ini terjadi karena selama masa kehamilan hormon tubuh meningkat, khususnya estrogen dan progesteron. Peningkatan hormon tersebut menyebabkan manifestasi pada rongga mulut seperti gusi bengkak dan mudah berdarah karena penumpukkan bakteri dan plak. Edukasi yang diberikan perlu menggunakan media yang efektif. Tujuan : Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang risiko penyakit periodontal terhadap bayi prematur dan BBLR dengan menggunakan dua media yaitu flipchart dan kartu puzzle. Metode : Desain studi adalah kuasi eksperimental. Subjek penelitian terdiri dari 44 ibu hamil di daerah sekitar Pulogadung,
Jakarta Timur yang di edukasi oleh 10 kader posyandu. Dari total 44 ibu hamil, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 22 kelompok flipchart dan 22 kelompok kartu puzzle. Hasil: Terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil dari sebelum sampai setelah di edukasi dengan menggunakan masing-masing media. Di antara kedua media, media yang paling efektif yaitu media flipchart Kesimpulan: Adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang risiko penyakit periodontal terhadap bayi prematur dan BBLR setelah diberi edukasi dengan media flipchart maupun kartu
puzzle.
Background: Periodontal disease in pregnant women poses a risk for premature and low birth weight babies. This happens because during pregnancy the body's hormones increase, especially estrogen and progesterone. The increase in these hormones causes manifestations in the oral cavity such as swollen gums and easy bleeding due to the buildup of bacteria and plaque. The education provided needs to use effective media. Objective: To increase the knowledge of pregnant women about the risk of periodontal disease to premature and low birth weight babies by using two media, namely flipcharts and puzzle cards. Methods: The study design was quasi-experimental. The research subjects consisted of 44 pregnant women in the area around Pulogadung, East Jakarta, which was educated by 10 posyandu cadres. From a total of 44 pregnant women, they were divided into two groups, namely 22 groups of flipcharts and 22 groups of puzzle cards. Results: There was an increase in knowledge of pregnant women from before to after being educated by using each media. Among the two media, the most effective media is flipchart media Conclusion: There is an increase in knowledge of pregnant women about the risk of periodontal disease to premature and low birth weight babies after being educated with flipchart media and cards
puzzle"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Popy Sandra
"Latar belakang : Penyakit periodontal disebabkan oleh akumulasi plak mengandung kumpulan mikroorganisme patogen yang memicu respons imun host, menyebabkan pelepasan mediator inflamasi. Peradangan jaringan periodontal yang bersifat kronis menyebabkan inflamasi sistemik derajat rendah dan peningkatan kadar sitokin, seperti Interleukin 1 Beta (IL-1β). Respons imun yang konstan terhadap antigen terus menerus terjadi pada penderita long Covid. Terdapat persamaan respons inflamasi menunjukkan potensi hubungan antara periodontitis dengan infeksi COVID-19. Evaluasi parameter klinis periodontal subjek dengan dengan dan tanpa riwayat COVID-19 memberikan pemahaman dampak COVID-19 terhadap kesehatan periodontal Tujuan: Menganalisis hubungan penyakit periodontal dan riwayat COVID-19 dengan parameter klinis periodontal dan kadar sitokin IL-1β. Metode : Subjek penelitian berjumlah 36 orang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu sehat periodontal, gingivitis dan periodontitis dengan parameter klinis periodontal yang diperiksa yaitu kehilangan perlekatan klinis / CAL, indeks plak / PI, perdarahan papila interdental / PBI dan gingival index (GI). Peneliti menganalisis hasil perbandingan nilai CAL, PI, PBI, dan GI pada subjek penyakit periodontal dengan riwayat COVID-19 dan kadar interleukin dengan ELISA. Hasil: Terdapat perbedaan subjek sehat, dan subjek penyakit periodontal dengan parameter klinis periodontal CAL, PI, PBI, GI yang signifikan (p<0.05). Kecenderungan peningkatan parameter klinis periodontal CAL, PI, PBI, GI sesuai keparahan penyakit periodontal. Subjek riwayat COVID-19 memiliki kadar sitokin IL-1β lebih tinggi dibandingkan tanpa riwayat (p<0.05). Terdapat hubungan parameter klinis Gingival Index (GI) pada subjek Gingivitis dan PBI dengan kadar sitokin IL-1β pada subjek riwayat COVID-19. Kesimpulan: Terdapat hubungan penyakit periodontal dan riwayat COVID- 19 dengan parameter klinis periodontal dan kadar sitokin IL-1β. Studi ini menunjukkan bahwa penyakit periodontal merupakan faktor resiko keparahan dari infeksi COVID dan sebaliknya.

Background: Periodontal disease, including gingivitis and periodontitis, is caused by the
accumulation of plaque containing a group of pathogenic microorganisms that trigger the
host's immune response, leading to the release of inflammatory mediators. Chronic
inflammation of the periodontal tissues causes low-grade systemic inflammation and an
increase in cytokine levels, such as Interleukin 1 Beta (IL-1β). Constant immune
responses to continuous antigen exposure occur in individuals with long Covid. The
similarity in inflammatory responses indicates a potential connection between
periodontitis and COVID-19 infection. Evaluating the clinical parameter periodontal of
subjects with and without a history of COVID-19 provides insights into the impact of
COVID-19 on periodontal health Objective: To analyze the relationship between
periodontal disease and a history of COVID-19 with clinical parameter periodontal and
IL-1β cytokine levels. Methods: The study included 36 participants divided into three
groups: a healthy periodontal group, a gingivitis group, and a periodontitis group. The
clinical parameter periodontal was assessed using clinical attachment loss (CAL), plaque
index (PI), papillary bleeding index (PBI), and gingival index (GI). The researcher
analyzed the mean values of CAL, PI, PBI, and GI in patients with periodontal disease,
considering their history of COVID-19 and interleukin levels using ELISA. Result:
Significant differences were found between subjects with healthy clinical parameter
periodontal and those with periodontal disease, as indicated by the values of CAL, PI,
PBI, and GI (p <0.05). There was a trend of increasing CAL, PI, PBI, and GI values in
line with the severity of periodontal disease. Subjects with a history of COVID-19 showed
higher levels of IL-1β cytokine compared to those without a history (p <0.05). There was
a relationship between clinical parameter periodontal (Gingival Index - GI) in subjects
with gingivitis and PBI with the IL-1β cytokine levels in subjects with a history of
COVID-19. Conclusion: There is relationship between periodontal disease and a history
of COVID-19 with clinical parameter periodontal and IL-1β cytokine levels. This study
suggests that periodontal disease is a risk factor for the severity of COVID-19 infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Safira Nur Syita
"Latar Belakang: Kelahiran bayi prematur menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia pada tahun 2003 adalah 90 per 1000 kelahiran. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal dan termasuk perilaku buruk ibu hamil terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Penyebab penyakit periodontal selama kehamilan tidak hanya dipengaruhi oleh kehamilan itu sendiri tetapi juga oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil. Dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut serta meningkatkan kesehatan dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya penyakit mulut. Pembuatan modul pelatihan mengenai risiko penyakit periodontal pada bayi prematur diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kader dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil. Tujuan : Menambah pengetahuan kader dalam mendidik ibu hamil dan mendapatkan modul pelatihan kader untuk memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah kelahiran prematur akibat periodontitis. Metode : Desain penelitian adalah eksperimental. Subyek penelitian adalah 48 kader posyandu yang dipilih melalui metode pengambilan sampel yang bertujuan. Hasil : Ada peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan kader (p= 0.00) setelah diberikan pelatihan (modul) dengan metode pembelajaran kolaboratif. Kesimpulan : Ada perubahan pengetahuan kader setelah mendapat pelatihan (modul) dengan metode pembelajaran kolaboratif

Background: Premature births according to the Basic Health Research (Riskesdas) in Indonesia in 2003 were 90 per 1000 births. This can be influenced by several things and including the bad behavior of pregnant women towards dental health maintenance and mouth during pregnancy. The causes of periodontal disease during pregnancy are not only influenced by the pregnancy itself but also by the knowledge, attitudes, and actions of pregnant women. Maintaining oral health and improving health can be done to reduce the occurrence of oral diseases. Making a training module regarding the risk of periodontal disease in premature infants is expected to increase the knowledge of cadres in providing counseling to pregnant women. Objective: Increase the knowledge of cadres in educating pregnant women and get modules training of cadres to have knowledge about dental and oral health to prevent premature birth due to periodontitis. Methods: The research design was experimental. The research subjects were 48 posyandu cadres who were selected through a purposive sampling method. Results : There was a significant increase in the knowledge of cadres (p= 0.00) after being given training (modules) with collaborative learning methods. Conclusion: There is a change in the knowledge of cadres after receiving training (modules) with the method
collaborative learning
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Sawitri
"ABSTRAK
Peningkatan prevalensi penyakit periodontal berhubungan dengan faktor peningkatan usia, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok. Data epidemiologi dapat menjadi sumber informasi dalam penyusunan rencana strategis dalam penanganan penyakit periodontal. Tujuan: Menganalisis hubungan penyakit periodontal berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin dan kebiasaan merokok di RSKGM FKG UI periode 2010-2015. Metode: Penelitian potong lintang dengan subjek 538 rekam medik. Hasil: Penyakit periodontal yang paling banyak diderita oleh seluruh kelompok usia adalah periodontitis kronis dengan mayoritas pasien wanita dan kebiasaan tidak merokok. Kesimpulan: Uji chi-square menunjukkan.

ABSTRAK
Background Prevalence of periodontal disease increasing by several factor such as age, gender, smoking habit. Epidemiology data of periodontal disease can be a source to create strategic plan to decrease the prevalence of the disease. Objective analyze relationship of periodontal disease by age, gender and smoking habit in RSKGM FKG UI period 2010 2015. Method The study design is cross sectional using 538 medical records. Result The most common periodontal disease in every age group is chronic periodontitis with majority of women and non smoking habit. Conclusion Chi Square test showed "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Muthi`ah
"Latar Belakang: Kader kesehatan dan ibu hamil Indonesia belum cukup menerima pelatihan khusus sehingga kurang pengetahuan tentang penyakit periodontal yang berisiko terhadap kehamilan dan kelahiran bayi.Model pelatihan berbasis teori 9 langkah mencakup tahapan identifikasi masalah hingga evaluasi yang dapat diterapkan pada program pendidikan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan kader kesehatan tentang penyakit periodontal yang berisiko terhadap kehamilan dan kelahiran bayi. Metode: Kuantitatif pra-eksperimental dengan one group comparison pre test-post test design.Pelatihan 9 langkah diberikan pada 53 kader kesehatan Puskesmas Pulo Gadung Jakarta Timur oleh dokter gigi. 50 ibu hamil diberi pendidikan setelahnya oleh kader kesehatan.
Hasil: Terdapat peningkatan pengetahuan kader kesehatan dan ibu hamil(α=0,05;p-value=0,000 dengan uji Wilcoxon). Tidak ada perbedaan bermakna antara flip chart dan kartu puzzle dalam meningkatkan pengetahuan kader(p-value = 0,969 dengan uji t-independent)dan ibu hamil (p=0,359 dengan uji Mann Whitney).
Kesimpulan: Model pelatihan berbasis teori 9 langkah efektif meningkatkan pengetahuan kader kesehatan. Flip chart dan kartu puzzle sama efektif meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan ibu hamil.

Background: Indonesian health cadres and pregnant women have not received enough specific training so there is a lack of knowledge about periodontal disease that are risk for pregnancy and childbirth.The 9 step theory based training model covers the stage of problem identification to evaluation that can be applied to dental and oral health education programs. Purpose: Increasing knowledge of health cadres about periodontal disease that are at risk for pregnancy and childbirth.
Methods: Quantitative pre-experimental with one group comparison pre test-post test design.9 step training was given to 53 health cadres by dentist in Puskesmas Pulo Gadung,East Jakarta.50 pregnant women were given education afterwards by health cadres.
Results: There is an increase of health cadres and pregnant women knowledge (α=0,05;p-value = 0,000).There is no significant difference between flip chart and puzzle card (health cadres p-value = 0,969 ; pregnant women p-value = 0,359). Conclusion: The 9 step theory based training model effectively increases knowledge of health cadres.Flip chart and puzzle card are equally effective.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit gigi dan mulut kedua yang terbanyak, setelah karies gigi. Penyakit jaringan periodontal meliputi keradangan gusi atau gingivitis dan periodontitis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor risiko penyakit jaringan periodontal di Indonesia. Metode: Sampel adalah seluruh anggota rumah tangga yang berusia 15 tahun ke atas dan berjumlah 722.329 orang. Disain penelitian adalah potong lintang. Data diambil dari data sekunder Riskesdas tahun 2013 di 33 (tiga puluh tiga) propinsi dan 497 kabupaten/kota di Indonesia. Hasil: Faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, perilaku benar menyikat gigi, makan buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok, hipertensi, dan stress berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut khususnya jaringan periodontal. Kesimpulan: Hampir semua faktor risiko bermakna terhadap penyakit periodontal gigi, kecuali pada diabetes melitus, stroke dan makan buah dan sayur. Namun yang paling besar pengaruhnya adalah faktor merokok."
BULHSR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hj. Sofa Inayatullah
"Latar belakang: Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit yang kronik, ditandai oleh plak eritematosa dan skuama kasar berlapis, dengan fenomena Koebner dan tanda Auspitz. Salah satu faktor pemicu yang diduga berperan adalah infeksi. Periodontitis merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan periodontal dan dapat menjadi fokus infeksi. Penelitian untuk mengetahui proporsi periodontitis pada pasien psoriasis belum pernah dilakukan di Indonesia dan belum ada penelitian yang melaporkan korelasi derajat keparahan psoriasis dengan kedalaman poket periodontal.
Tujuan: Mengetahui proporsi kasus periodontitis pada pasien psoriasis vulgaris dan korelasi antara derajat keparahan psoriasi dengan kedalaman poket periodontal.
Metode: Studi potong lintang ini dilakukan pada bulan Juli-November 2017 di poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan poliklinik Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. Pemilihan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 34 pasien. Anamnesis dan pemeriksaan fisis lesi kulit dilakukan oleh peneliti, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan gigi dan mulut oleh dokter gigi spesialis Periodontologi.
Hasil : Didapatkan total 34 subjek dengan median usia 37,5 tahun 19-58 tahun . Subjek terdiri atas 20 pasien 58,8 dengan psoriasis derajat ringan dan 14 pasien 41,2 dengan psoriasis derajat sedang-berat. Hasil didapatkan 16 pasien 47,1 dengan periodontitis dan 18 pasien 52,9 tanpa periodontitis. Periodontitis didapatkan sebanyak 8 pasien 23,53 pada masing-masing kelompok psoriasis derajat ringan dan sedang-berat. Tidak terdapat korelasi yang bermakna secara statistik antara derajat keparahan psoriasis dengan kedalaman poket periodontal r 0,126, p 0,478.
Simpulan: Ditemukan proporsi periodontitis yang cukup tinggi pada pasien psoriasis vulgaris yaitu sebesar 47,1 dan tidak terdapat korelasi yang bermakna secara statistik antara derajat keparahan psoriasis dengan kedalaman poket periodontal. Hasil ini mungkin dikarenakan faktor perancu yang dapat memengaruhi derajat keparahan psoriasis maupun kedalaman poket. Kata kunci: Psoriasis, periodontitis, infeksi.

Background: Psoriasis is a chronic inflammatory skin disease, characterized by erythematous plaques and coarse grained scales, with the Koebner phenomenon and the Auspitz sign. One of the trigger factors that contributes is infection. Periodontitis is an infection that occurs in periodontal tissue and can be focus of infection. A study to determine the proportion of periodontitis in psoriasis patients has never been done in Indonesia and no studies have reported a correlation between psoriasis severity and periodontal pocket depth.
Objective: To determine the proportion of periodontitis in patients with psoriasis vulgaris and the correlation between psoriasis severity and periodontal pocket depth.
Methods: This cross sectional study was conducted in July November 2017 in Dermatovenereology clinics of dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. The sample selection was done consecutive sampling with total sample of 34 patients. Anamnesis and physical examination of skin lesions were done by investigator, then dental and oral examination were done by periodontist.
Results: Total of 34 subjects were enrolled with median age of 37.5 years 19 58 years old. The subjects consisted of 20 patients 58.8 with mild psoriasis and 14 patients 41.2 with moderate severe psoriasis. The results showed that 16 patients 47.1 with periodontitis and 18 patients 52.9 without periodontitis. Periodontitis was found in 8 patients 23.53 in each group of mild and moderate severe psoriasis. There was no statistically significant correlation between psoriasis severity and periodontal pocket depth r 0.126, p 0.478 .
Conclusion: The high proportion of periodontitis was found in patients with psoriasis vulgaris 47.1 and there was no statistically significant correlation between psoriasis severity and periodontal pocket depth. The results may be due to counfounding factors that affect both psoriasis severity and pocket depth. Keywords Psoriasis, periodontitis, infection
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>