Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Mansyur
"ABSTRAK
Pekerja di pabrik pembuatan tempe di Desa Citeureup beresiko mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders yang berasal dari proses kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keluhan Musculoskeletal Disorders. Penelitian dilakukan pada 15 pekerja di 3 tempat dengan desain studi deskripstif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan proses kerja pembuatan tempe di Desa Citereup mempunyai tingkat risiko ergonomi yang cukup tinggi. Dari 10 (sepuluh) Terdapat 4 (empat) aktivitas yang mempunyai tingkat risiko tinggi. Keluhan paling dominan yang dirasakan pekerja yaitu pegal-pegal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan postur tubuh kerja untuk meminimalisasi keluhan Musculoskletal Disorders dan faktor risiko ergonomi.

ABSTRACT
Workers of tempe factory in Desa Citeureup had a risk to experience musculoskeletal disorders complaints that derived from the process of working. The aim of this study is to obtain a description of musculoskeletal disorders complaints. The subject of the study was 15 workers in three places, and the method used was observational descriptive study with cross-sectional design. The result showed that the process of working in the manufacture of tempe have high level of ergonomics risk. There were 4 (four) activities from 10 (ten) that have high risk level. The most dominant complaints most dominant from the workers were stiff. The factory was suggested to improve body posture to minimize musculoskletal disorders complaints and ergonomic risk factor."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Evelina
"Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada pengrajin sepatu yang ada di Bengkel Sepatu Tata Kampung Ciomas, Bogor untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi serta gambaran keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja.
Desain penelitian ini adalah Cross Sectional yang bersifat Deskriptif Analitik. Penelitian ini dilakukan dengan observasi dan memberikan kuesioner pada pengrajin.
Hasilnya penelitian menunjukkan tingkat risiko tinggi (skor 9) pada aktivitas pembuatan pola dan penjahitan, keluhan subjektif MSDs terbanyak pada leher bagian atas dan pinggang (77,4%). Gambaran keluhan MSDs berdasarkan umur paling banyak pada kategori < 30 tahun dengan keluhan terbanyak pada bagian leher bagian atas dan pinggang, jenis kelamin pada kategori laki-laki di bagian pinggang, masa kerja pada kategori < 5 tahun di bagian leher atas, dan kebiasaan merokok di bagian pinggang. Oleh karena itu, diperlukan perubahan dalam pelaksanaan proses kerja.

This research is conducted on the Shoe craftsman in Bengkel Sepatu Tata Kampung Ciomas, Bogor. The purpose of this research is to analysis of ergonomic risk level and overview of complaint subjective musculoskeletal disorders (MSDs) in the worker.
The design of this study is a Cross Sectional with the Descriptive Analytical research the research was done by observations and giving questionnaires for the craftsman.
Based on data, the high risk level (score 9)of pattern making and sewing the upper shoes. Complaint subjective MSDs langest at upper neck and waist is about 77,4%. Descriptions of MSDs complaints based on workers age category is < 30 years category for the largest MSDs complaints at upper neck and waist, sex category is male workers at waist, working periode category is < 5 years at upper neck and the worker with the smoking habits category at waist. Therefore, necessary changes in the implementation of the work process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yogi Akbar
"Skripsi ini membahas analisis hubungan faktor risiko ergonomi terhadap keluhan gejala MSDs petugas luar gedung UI di Depok tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional kuantitatif yang dilakukan pada 85 pekerja. Faktor risiko ergonomi didapatkan dengan menggunakan metode REBA, sedangkan keluhan gejala MSDs didapatkan dengan menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95% pekerja mengeluhkan gejala MSDs dengan keluhan terbanyak terdapat di bagian pinggang bawah (35.3%), diikuti dengan bagian leher atas dan bawah (27.1%). Distribusi keluhan gejala MSDs berdasarkan usia paling banyak pada usia ≥ 25 tahun, berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada wanita, berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja > 3 tahun, berdasarkan IMT paling banyak pada pekerja dengan IMT normal, berdasarkan kebiasaan merokok paling banyak pada pekerja yang tidak merokok, dan berdasarkan kebiasaan berolahraga paling banyak pada pekerja yang tidak biasa berolahraga. Proses kerja dengan tingkat risiko ergonomi paling tinggi adalah mengastin. Namun dari hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan antara faktor risiko ergonomi dengan keluhan gejala MSDs petugas kebersihan.

The focus of this study was the analysis of ergonomic risk factor in relation with the complaints of musculoskeletal disorders symptom in the outdoor cleaning workers at the University of Indonesia. This was the cross sectional quantitative study that involved 85 workers. Ergonomic risk factor required by using REBA methode, and the complaints of MSDs' symptom required by using Nordic Body Map. The result showed that 95% of workers complain MSDs' symptom mostly on the low back (35.3%), followed with upper and lower neck (27.1%). The distribution of the complaints based on age mostly on the group ≥ 25 years old, based on gender mostly on women, based on the duration of employment mostly on the workers with > 3 years employment, based on body mass index mostly on the workers with normal category, based on smoking habit mostly on the workers who has never smoke, and based on sports habit mostly on the workers who were not used to do sports. Work process with the highest level of ergonomic risk were mengastin. However, statistical test did not show that there is a relation between ergonomic risk factor and the complaints of MSDs' symptom in the outdoor cleaning workers"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awalia Nur Baeti
"Aktivitas mengemudi memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan berulang, postur janggal dan postur statis yang berpotensi terhadap MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran risiko ergonomi dan gangguan muskuloskeletal pada pengemudi bis kuning Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan bersifat deskriptif observatif dengan desain penelitian cross sectional. Sasaran penelitian merupakan seluruh pengemudi bis kuning sebanyak 10 orang untuk menilai risiko ergonomi dan keluhan MSDs. Tingkat risiko ergonomi menggunakan instrumen RULA sedangkan untuk keluhan subjektif menggunakan NBM. Berdasarkan hasil RULA, sebanyak 7 pengemudi harus di investigasi lebih lanjut untuk mengetahui risiko ergonomi, 3 dari 10 pengemudi perlu dilakukan perbaikan segera. Berdasarkan NBM, keluhan yang paling banyak dirasakan oleh pengemudi adalah sakit pada bahu kanan dan kiri sebanyak 6 orang (60%) pengemudi, diikuti oleh keluhan pada leher bagian atas sebanyak 5 orang (50%) serta pada lutut 5 orang (50%). Saran dari peneliti agar dilakukan upaya perbaikan baik dari segi rekayasa tempat kerja maupun dari segi administratif.

Driving activity has some repetitif activity, awakward posture and static posture that can be a potential factor to be a MSDs. This research aim to explain the desription of ergonomic risk and MSDs complaint on bus driver of Universitas Indonesia. This research is an observatif descriptive study with cross sectional study. There are 10 bus drivers be a respondent to be assessed ergonomic risk and MSDs complaint. The ergonomic risk level is measured by RULA method and Nordic Body Map for MSDs complaints. Based on RULA method, 7 bus driver have final score 7, it means they have to be more investigated and need implementation changed. And for MSDs complaint, the most complaint is in shoulder, both left and right as much as 6 people (60%), followed by upper neck 5 people (50%), knee 5 people (50%). Should be a control to decrease ergonomic risk and MSDs complaint by using engineering control and administrative control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvina Murniati
"Penelitian aktivitas pembuatan kerupuk bertujuan mengetahui tingkat risiko ergonomi terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dirasakan oleh perajin kerupuk di Pabrik Mekar Jaya Sektor Informal di Jakarta Selatan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan penyebaran kuesioner dengan total responden 16 orang. Tahapan pembuatan kerupuk terdiri dari enam proses yang terdiri dari 32 task dengan tingkat risiko tertinggi terdapat pada kegiatan mengeluarkan adonan dari mesin penggilingan tahap satu, memindahkan adonan ke mesin penggilingan tahap dua, dan memisahkan trimming dari sarang plastik yang berarti harus segera diperbaiki karena potensi MSDs semakin besar. Keluhan subjektif paling banyak dirasakan adalah pinggang.

This research purposes to detect risk level and musculoskeletal disorders (MSDs) complaint in cracker workers in Factory Mekar Jaya informal sector in South Jakarta using REBA and questionaires with 16 total respondent. Stages of making crackers consist of six process which consist of 32 task with the highest level of risk is in the activity of the issuing dough of the milling machine stage one, move the dough to the milling machine stage two, and separate trimming of plastic nest which means three of these activities must be repaired immediately because the greater potential MSDs. The most subjective complaint is in the waist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Rachma Suci
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko ergonomi pekerjaan cleaning service yang dilakukan dan keluhan MSDs pada pekerjaan cleaning service di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 38 orang petugas cleaning service. Tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh terkait postur, beban, durasi dan frekuensi dinilai menggunakan REBA serta tingkat keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map.
Hasil analisis risiko ergonomi dengan metode REBA terhadap tahapan pekerjaan cleaning service memiliki tingkat risiko ergonomi paling tinggi pada tahapan menyiapkan peralatan kebersihan, membersihkan kloset, menyikat lantai, memotong rumput dan menanam tanaman. Hasil kuesioner Nordic Body Map, paling banyak merasakan bahu kanan (39%), betis kanan (39%), bahu kiri (34%), betis kiri (32%) dan pinggang bagian bawah (24%). Distribusi keluhan MSDs berdasarkan umur paling banyak pada pekerja umur >25 tahun, berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada laki-laki, berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja >1 tahun, berdasarkan perilaku merokok paling banyak yang merokok, berdasarkan IMT paling banyak IMT Normal, dan pekerja yang terpapar getaran 67% mengalami keluhan MSDs.

The purpose of this study was to determine the risk of cleaning service with MSDs in Faculty of Public Health Universitas Indonesia. This was an observational study with cross sectional approach study. The population amounting to 38 people. The level of ergonomics risk related to the body posture, weight, duration and frequency using REBA tool, and the level of MSDs complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Map questionnaire. The highest ergonomics risk analysis results using the method of REBA according to the stages are setting up the equipment, cleaning closets, scrubbing floors, cutting grass and planting.
Nordic Body Map Questionnaire results about MSDs complaints were many who complained on the right shoulder (39%), right calf (39%) left shoulder (34%), left calf (32%) and waist (24%) . Distribution of MSDs based on age mostly occur on workers aged >25, based on sex mostly occur on male workers, based on working experience mostly occur on workers which has been worked for >1 years, based on smoking habit mostly occur in smoker, based on Body Mass Index (BMI) mostly occur in worker with normal BMI, and workers who exposed by the vibration, 67 % having MSDs complaint.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisyal Nur Rahman
"Skripsi ini membahas penilaian faktor risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pengguna komputer di BPMA UI Depok tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode RULA, software ErgoEASER, dan pengisian kuesioner Nordic Body Map. Hasil penelitian berdasarkan RULA menunjukkan pekerja berisiko pada lengan atas, pergelangan tangan, leher dan tulang belakang. Berdasarkan ErgoEASER, pekerja berisiko pada mata, leher, pergelangan tangan, bahu, punggung atas, punggung bawah, bokong, paha dan betis. Keluhan berdasarkan NBM menunjukkan bahwa keluhan sejalan dengan hasil RULA dan ErgoEASER kecuali pada kaki.

The focus of this study is assessment of ergonomic risk factors and subjective complaint of MSDs of personal computer users in BPMA UI Depok year 2013. This study is a descriptive quantitative study with the use of RULA method, ErgoEASER software and filling Nordic Body Map questionnaire. Result of study based on RULA shows that employees are at risk at upper arms, wrists, neck and trunk. Based on ErgoEASER, employees are at risk at eyes, neck, wrists, shoulders, upper back, lower back, buttock, thigh and calf. Complaints based on NBM shows that complaints are in line with the results of RULA and ErgoEASER except at foot."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Astuti
"Forklift worker is one of the types of jobs that have a risk of musculoskeletal disorders due to individual factors, the environment, and jobs factors. This study was conducted to see a picture of the forklift worker`s jobs, determine the individual and environmental factors associated with musculoskeletal disorders in forklift workers in PT X in 2013 and see a picture of an occupational hazard. This research is quantitative research using cross-sectional study design with questionnaires and REBA. The study states that the duration of work affects the subjective complaints of musculoskeletal disorders and ergonomic risk level forklift workers including mild to moderate. It necessary to supervise forklift workers working posture control, setting the duration of the work, socialization musculoskeletal disorders, the symptoms, the risk factors, the method of prevention, and a simple way of treatment.

Pekerja forklift merupakan salah satu jenis pekerjaan yang memiliki risiko terkena musculoskeletal disorders karena faktor individu, lingkungan, dan pekerjaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pekerjaan forklift, faktor individu dan lingkungan yang berhubungan dengan musculoskeletal disorders pada pekerja forklift di PT X tahun 2013 dan melihat gambaran risiko pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi potong lintang dengan kuesioner dan tools REBA. Hasil penelitian menyatakan bahwa lama kerja mempengaruhi keluhan subyektif musculoskeletal disorders dan tingkat risiko ergonomi pekerja forklift termasuk ringan hingga sedang. Sarannya, perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian postur kerja pekerja forklift, pengaturan durasi kerja, sosialisasi terkait musculoskeletal disorders, gejala, faktor risiko, tindakan pencegahan, dan penanganan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Kusumawardani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas analisis faktor risiko ergonomi dan keluhan
musculoskeletal disorder di PT X tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan disain cross sectional. Dari penilaian risiko ergonomi dengan
mengunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) didapatkan pekerjaan
menggunakan komputer di office termasuk ke dalam level 3 atau risiko tinggi dan
pekerjaan manual di workshop dan di warehouse termasuk ke dalam level 4 atau
risiko sangat tinggi. Postur janggal yang terbentuk saat melakukan pekerjaan
dipengaruhi oleh disain workstation dimana dari hasil pengukuran diketahui
beberapa workstation pada masing-masing area kerja belum sesuai. Hasil survey
Nordic Body Map (NBM) menunjukan sebanyak 88,4% responden memiliki
keluhan MSDs dengan persentase area kerja yang mengalami keluhan tertinggi
pada area warehouse 100%, area workshop 94,4%, dan area office 83,7%. Bagian
tubuh yang paling banyak mengalami keluhan MSDs pada area office adalah pada
bagian pinggang 48,8%, leher bagian atas 46,5%, bahu kanan 30,2%, dan bahu kiri
27,9%, pada area workshop adalah pada bagian pinggang 50%, leher atas 50%,
punggung 38,8% dan pinggul 38,8%, dan pada area warehouse adalah pada bagian
pinggang 50%, leher atas 50%, punggung 38,8% dan pinggul 38,8%. Disarankan
adanya perbaikan disain workstation dan program edukasi kesehatan kerja terkait
ergonomi.

ABSTRACT
This study discuss the analysis of ergonomic risk factors and musculoskeletal
disorder complaints in X company at the year of 2016. this research is a quantitative
research with cross sectional design method. From the ergonomic risk assessment
using Quick Exposure Checklist (QEC) the result is indicate that works in the office
that uses computers is included in level 3 or high risk category and manual work at
the workshop is included to a level 4 or very high risk category. Awkward working
posture that adopted by the worker is influenced by the design of the workstation
that the result of workstation measurement shows several workstation in each
working area is not appropriate. The survey result of Nordic Body Map (NBM)
shows that 88.4% respondent have a complaint about MSDs which the highest
percentage of complaints lies at the warehouse area with 100% complaints rate,
while in the workshop the percentage of complaint is 94.4% and office area 83.7%.
The part of body with the highest complaint of MSDs of office worker is waist
(48.8%), upper neck (46.5%), right shoulder (30.4%), and left shoulder (27.9%),
and for the workshop worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%),
upper neck (50%), upper back (38.8%), and hip (38.8%), and for the werehouse
worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%), upper neck (50%), upper
back (38.8%), and hip (38.8%). Suggested of improvement in workstation design
and education regarding occupational health in ergonomics."
2016
S65561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Mayasari
"Kebutuhan produksi alas kaki dengan target harian yang telah ditetapkan mengharuskan pekerja bekerja dengan maksimal agar target dapat tercapai. Namun, aktivitas pekerjaan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pengrajin alas kaki seperti melakukan pekerjaan dengan posisi duduk, membungkuk, leher menekuk, serta dalam waktu kerja yang lama dan tidak menentu dapat menimbulkan nyeri yang mengarah pada kondisi keluhan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko individu, faktor risiko pekerjaan, faktor risiko lingkungan kerja, dan faktor risiko peralatan kerja terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal pada pekerja UMKM pengrajin alas kaki di Kecamatan Ciomas. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Keluhan gangguan musculoskeletal dinilai dengan lembar penilaian Nordic Muskuloskeletal Questionnaire (NMQ). Faktor risiko individu dinilai melalui kuesioner karakteristik responden, dan antropometri dilakukan pengukuran menggunakan meteran. Kemudian faktor risiko pekerjaan dinilai menggunakan lembar Quick Exposure Checklist (QEC). Lalu faktor risiko lingkungan kerja dinilai dengan pengukuran suhu menggunakan WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) meter dan pengukuran pencahayaan menggunakan lux meter. Sedangkan faktor risiko peralatan kerja dinilai dengan mengukur workstation dan disesuaikan dengan standar antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84,7% responden mengalami keluhan gangguan muskuloskeletal. Hasil penelitian pada faktor risiko individu menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan keluhan gangguan muskuloskeletal pada bahu. Hasil penelitian faktor risiko pekerjaan menunjukkan ada hubungan antara tingkat pajanan risiko punggung terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal pada leher. Hasil pengukuran faktor risiko lingkungan kerja menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal secara umum. Hasil pengukuran peralatan kerja pada workstation menunjukkan bahwa hanya terdapat beberapa workstation yang sesuai dengan standar antropometri yaitu meja open pada UMKM 4,5, dan 8, mesin jahit, dan meja finishing pada UMKM 8.

The need for footwear production with predetermined daily target requires worker to work optimally so the target can be achieved. However, work activity on footwear Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) such as sitting work position, bending down, neck bend, long duration of work and uncertain can cause pain that lead to musculoskeletal disorder complaint. This research aim to analyze individual risk factors, occupational risk factors, work environment risk factors, and work equipment risk factors against musculoskeletal disorder complaint on footwear MSMEs workers in Ciomas district. This research using cross sectional study design. Complain of musculoskeletal disorder were assessed using the Nordic Musculoskeletal Questionnnaire (NMQ). Individual risk factors through a questionnaire of respondent’s characteristics, and anthropometry were assessed by measuring tape. Occupational risk factors were assessed using the Quick Exposure Checklist (QEC). Then, work environment risk factors were assessed by measuring temperature using a WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) meter and measuring lighting using a lux meter. While work equipment risk factors were assessed by measuring workstation and adjusted to anthropometric standards. The result of the research showed that 84,7% of respondent have a musculoskeletal disorder complaint. The result on individual risk factors showed that there was a significant relationship between smoking behavior and musculoskeletal disorder complaint on shoulder. The result on occupational risk factors showed that there was a significant relationship between back risk exposure level to musculoskeletal disorder complaint on neck. The result on work environment risk factors showed that there was no significant relationship with musculoskeletal disorder complaint in general. The result of measuring work equipment risk factors on workstations show that there are only a few workstations that comply with anthropometric standard, there are open’s table on 4th,5th, and 8th’s MSME, sewing machines, and finishing table’s at 8th MSME."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>