Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203706 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pupun Lufianti
"ABSTRAK
Prevalensi kematian janin di atas usia 20 minggu di Indonesia masih tinggi. Penurunan kadar hemoglobin ibu saat hamil diduga merupakan salah satu faktor risiko kematian janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kematian janin di atas usia 20 minggu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011 dan hubungannya dengan kadar hemoglobin ibu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder (rekam medik) ibu yang melahirkan di RSCM tahun 2011 dan kadar hemoglobin ibu. Data ibu yang melahirkan di atas usia 20 minggu dikategorikan menjadi janin lahir mati dan janin lahir hidup. Kadar hemoglobin dikategorikan menjadi hemoglobin normal, defisiensi hemoglobin ringan, defisiensi hemoglobin sedang, dan hemoglobin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2011 ibu yang melahirkan di RSCM sebanyak 2046 dengan prevalensi kematian janin adalah 4,7% (n=96). Uji chi-square terhadap proporsi kematian janin pada ibu dengan defisiensi hemoglobin dan hemoglobin normal menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p= 0,746). Disimpulkan, prevalensi kematian janin di RSCM tahun 2011 tidak berhubungan dengan hemoglobin pada ibu.

ABSTRACT
The prevalence of fetal death in Indonesia is still high. Hemoglobin deficiency becomes one of fetal death risk factors. Purpose of this study was to determine prevalence of fetal death over 20 weeks pregnancy and its association with maternal hemoglobin level in Cipto Mangunkusumo Hospital 2011. This study was conducted with analytic cross sectional study design using secondary data obtained from medical record. Data about fetus who were delivered was grouped into live and dead. Data about hemoglobin level was grouped into normal hemoglobin, mild hemoglobin deficiency, moderate hemoglobin deficiency, and high hemoglobin. This study showed that during 2011, mothers who delivered baby in RSCM were 2046. Prevalence of fetal death over 20 weeks pregnancy were 4,7% (n=96). Chi-square test against the proportion of fetal death between hemoglobin deficiency and normal hemoglobin level showed no significant difference (p= 0,746). In conclusion, there was no association between fetal death and maternal hemoglobin level in RSCM 2011.
"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Luthfiyah
"Kematian janin merupakan masalah kesehatan yang cukup besar tetapi sering diabaikan. Banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan kematian janin, salah satunya yaitu kondisi tekanan darah ibu saat hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kematian janin dan hubungannya dengan tekanan darah ibu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2011. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan data diambil dari rekam medis pasien. Ibu hamil yang memiliki data tekanan darah sistolik dan diastolik di dalam rekam medisnya sebanyak 866 orang. Data diolah menggunakan program SPSS versi 21.0 dan dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kematian janin sebesar 5,5% (48 per 866 kelahiran). Uji Chi-square menunjukkan tidak terdapat perbedaan proporsi kematian janin berdasarkan tekanan darah (p=0,388) secara bermakna. Rasio prevalensi untuk pre-hipertensi adalah 0,7, hipertensi tahap 1 1,4, dan hipertensi tahap 2 1,2 (IK 95%). Disimpulkan bahwa prevalensi kematian janin di atas 20 minggu di RSCM tahun 2011 adalah 5,5% dan tidak berhubungan dengan status tekanan darah ibu, dengan pre-hipertensi sebagai faktor protektif sedangkan hipertensi tahap 1 dan 2 sebagai faktor resiko.

Fetal death is a health problem that is quite large but often overlooked. Many risk factors can cause fetal death, one of them is state of the maternal blood pressure during pregnancy. This study aimed to determine the prevalence of fetal death and its association with the maternal blood pressure at General Hospital Cipto Mangunkusumo in 2011. The study used a cross-sectional design and the data taken from the patient's medical record. Maternal who have data systolic and diastolic blood pressure in medical records were 866 people. Data were managed with SPSS version 21.0, and analyzed with Chi-square test. The results showed that the prevalence of fetal death was 5.5% (48 per 866 total births). Chi-square test have shown no significant difference between the prevalence of fetal death with maternal blood pressure (p = 0.388), with a ratio prevalence was 0.7 for pre-hypertension, 1.4 for stage 1 hypertension, and 1.2 stage 2 hypertension (IK 95%). In conclusion, the prevalence of fetal death at RSCM in 2011 was 5.5% and there was no association between the prevalence of fetal death with state of maternal blood pressure; the pre-hypertension was a protective factor, while stage 1 and 2 hypertension was a risk factor."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. A. Windu Cahyaningrum Handayani Notonagoro S.
"ABSTRAK
Kematian janin dalam rahim (intrauterine fetal death) pada usia diatas 20 minggu
masih merupakan masalah dalam proses kehamilan. Kematian janin dapat
disebabkan oleh berbagai gangguan kehamilan, yang dapat berasal baik dari ibu,
janin dan/atau hubungan ibu-janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi kematian janin di atas 20 minggu dan hubungannya dengan kadar gula
darah ibu. Dengan desain penelitian potong lintang, dikumpulkan data dari rekam
medis ibu hamil yang melahirkan di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
pada tahun 2011 (n=1830). Didapatkan bahwa prevalensi kematian janin dalam
rahim di atas 20 minggu di RSCM tahun 2011 sebesar 4,4% (82 dari 1830). Uji
chi square untuk mengetahui perbedaan proporsi kematian janin pada ibu dengan
kadar gula darah tinggi (≥140 mg/dL) dan kadar gula darah normal (<140 mg/dL)
menunjukkan hasil yang bermakna, dengan rasio prevalensi sebesar 2,25.
Disimpulkan bahwa terdapat kematian janin di atas usia 20 minggu berhubungan
dengan kadar gula darah ibu. Ibu hamil dengan kadar gula darah tinggi beresiko
2,25 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian janin pada usia 20 minggu.

ABSTRACT
Intrauterine fetal death at gestational age more than 20 weeks is still a problem in
pregnancy. Fetal death can be caused by various disorders of pregnancy, which
can come either from the maternal, fetal and / or maternal-fetal relationship. This
study aims to investigate the prevalence of fetal death at over 20 weeks and the
relationship with the maternal blood sugar levels. This cross-sectional study
collected data from medical records of pregnant women who give birth in Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) year 2011 (n = 1830). It was found that the
prevalence of intrauterine fetal death at over 20 weeks in RSCM year 2011
amounted to 4.4% (82 of 1830). Chi-square test to determine differences in the
proportion of fetal death in women with high blood sugar levels (≥140 mg / dL)
and normal blood sugar levels (<140 mg / dL) showed significant results, with
prevalence ratio of 2.25. In conclusion, there is association between intrauterine
fetal death at over age of 20 weeks with the maternal blood sugar levels. Pregnant
women with high blood sugar levels has 2.25 times higher risk for fetal death at
20 weeks of age."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Puspita Sari
"Intra Uterine Fetal Death (IUFD) merupakan peristiwa kehilangan yang dapat memengaruhi kondisi emosional ibu secara signifikan, yang berpengaruh terhadap status kesehatan secara keseluruhan, sehingga dibutuhan asuhan keperawatan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis, sosiokultural dan spiritualnya. Karya ilmiah akhir spesialis ini membahas penerapan teori Health Care System dan Loss and Grieving pada ibu yang mengalami Intra Uterine Fetal Death (IUFD) pada kehamilan yang diharapkan, serta penerapan Evidence Based Nursing Practice yaitu Mindfulness-Based Spiritual Therapy sebagai salah satu alternatif intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan garis pertahan ibu dan memfasilitasi pemulihan emosional dan spiritual ibu.
Penelitian ini merupakan clinical case report pada 5 orang ibu yang mengalami IUFD di dua rumah sakit yang berbeda. Hasil studi didapatkan bahwa teori Health Care System dan Loss and Grieving dapat diintegrasikan untuk membantu memahami pengalaman ibu dan memberikan perawatan yang sesuai. Melalui terapi psikologis dan dukungan emosional yang adekuat, ibu dapat mengatasi kesedihan dan trauma yang terkait dengan kehilangan, dan melalui proses berduka dengan adaptif.

Intra Uterine Fetal Death (IUFD) is a loss event that can significantly affect the mother's emotional well-being, which in turn influences her overall health status. Therefore, nursing care is needed to achieve the physical, psychological, sociocultural, and spiritual health and well-being of the mother. This paper discusses the application of the Health Care System and Loss and Grieving theories in mothers experiencing Intra Uterine Fetal Death (IUFD) during expected pregnancies, as well as the implementation of Evidence- Based Nursing Practice, namely Mindfulness-Based Spiritual Therapy, as one of the alternative interventions that can be used to enhance maternal coping and facilitate emotional and spiritual recovery.
This study is a clinical case report of five mothers who experienced IUFD in two different hospitals. The study's findings revealed that the Health Care System and Loss and Grieving theories can be integrated to help understand mothers' experiences and provide appropriate care. Through psychological therapy and adequate emotional support, mothers can cope with the grief and trauma related to the loss and proceed with adaptive grieving.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Budi Rahayu
"ABSTRAK
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) atau kematian janin merupakan salah satu dari peristiwa kehilangan yang menimbulkan respon berduka, bahkan jika berkepanjangan respon tersebut dapat menjadi bersifat patologis sehingga menimbulkan dampak negatif baik fisik maupun psikologis ibu. Sementara belum ada penelitian yang spesifik tentang respon dan koping ibu dengan IUFD tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu konsep tentang respon dan pola koping ibu dengan IUFD. Jumlah partisipan yang berpartisipasi dalam penelitian ini sampai dengan terjadi saturasi data sebanyak 7 orang. Prosedur sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Prosedur pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah - langkah analisis Hutchinson (2001 dalam Streubert & Carpenter, 2003).
Hasil penelitian menunjukkan tiga bentuk respon ditunjukkan oleh ibu dalam menjalani proses berduka yaitu menolak untuk menerima kehilangan, tawar menawar dan kesedihan yang mendalam. Ibu melakukan berbagai upaya dalam bentuk koping yang adaptif dan maladaptif. Ibu dengan IUFD dalam berespon dan membentuk koping terhadap peristiwa kehilangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Rekomendasi untuk pelayanan keperawatan agar menjadikan hasil penelitian sebagai pedoman dan strategi dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya dukungan kepada ibu dengan IUFD. Rekomendasi juga ditujukan pada penelitian selanjutnya agar menggunakan partisipan yang lebih banyak.

ABSTRACT
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) is loss of fetus that consider as a grieving loss event of the mother. Prolonged reactions following a fetal loss or gradually increase in intensity overtime are labeled as pathological grief process and it can potentially have a negative impact on physical and mental health on mother. This research is using a qualitative research design with grounded theory method.
The aim of this research is to develop a concept of mother’s response and coping mechanism with IUFD. Mothers who involved to this research until saturated data processes and participating as participant are 7 people. Sampling procedure utilized is purposive sampling. Collecting data procedures using in-depth interview techniques and observationall. Data analyzing using the Hutchinson (2001) cited in Streubert & Carpenter, 2003).
Research result shown that the grief responses of mothers with IUFD consist of the three levels, those are denial, bargaining and circumstantial sadness. Some of them used an adaptive coping mechanism while another group used a maladaptive coping mechanism. Internal and external factors influence the response and coping mechanism that they used. Research recommended to nursing professionals to used this result as a guidance and strategy in giving support in nursing care to mothers with IUFD, further research with more participants are also recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imran Thahir
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Nilai hemoglobin masih dijadikan parameter dalam menentukan transfusi atau tidak walaupun tidak mengabaikan pertimbangan klinis. Namun, pada kenyataannya pemeriksaan nilai hemoglobin pascaoperasi sulit dilakukan karena keterbatasan alat dan membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga ketika hasil pemeriksaan nilai hemoglobin didapatkan sudah tidak sesuai dengan kondisi terkini. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan berupa perkiraan dalam menetukan nilai hemoglobin pascaoperasi. Nilai perkiraan hemoglobin selama ini hanya terpaku dengan berapa jumlah perdarahan yang terjadi, padahal ada faktor lain yang memengaruhi, salah satunya pemberian cairan intraoperasi.
Metode: Penelitian ini merupakan desain analitik retrospektif dengan pengambilan data dari status pasien yang menjalani prosedur Modified Radical Mastectomy (MRM) di RSUPN Cipto Mangunkusumo sejak 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2014. Dilakukan pencatatan berupa identitas, umur, jenis kelamin, berat badan, nilai hemoglobin praoperasi, jumlah perdarahan intraoperasi, jumlah cairan intraoperasi, jumlah urin output intraoperasi, dan nilai hemoglobin pascaoperasi. Dilakukan analisis bivariat untuk masing-masing variabel dan kemudian akan dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi linier.
Hasil: Dari 103 sampel penelitian didapatkan hubungan bermakna antara asupan cairan intraoperasi dengan perubahan nilai hemoglobin pascaoperasi (p=0.208, r=0.035) dan jumlah perdarahan intraoperasi dengan perubahan nilai hemoglobin pascaoperasi (p=0.297, r=0.002). Pada uji ANOVA didapatkan nilai p sebesar 0.039. Sebenarnya rumus layak untuk dibuat. Namun nilai Adjusted R square sebesar 3 % yang artinya persamaan yang diperoleh hanya mampu menjelaskan perubahan nilai hemoglobin pascaoperasi sebesar 3 %.
Simpulan: Perubahan nilai hemoglobin pascaoperasi tidak dapat dapat diprediksi dari asupan cairan dan perdarahan pada Modified Radical Mastectomy (MRM) di RSUPN Cipto Mangunkusumo.

ABSTRACT
Background: Hemoglobin level is still a valid parameter to help decision in blood transfusion, eventhough its use is in conjunction with clinical decision. In reality, postoperative hemoglobin level is difficult to be done because of two reasons: the limitation of the tools and time consuming. At the moment the result is obtained, its result is different with current clinical condition. Therefore, we need tools to predict postoperative hemoglobin level. At present, hemoglobin prediction level is only looks at bleeding volume, eventhough there is still other factor such as intraoperative fluid intake.
Methods: This study is a retrospective analytic design using data from medical record of the patients undergo the Modified Radical Mastectomy (MRM) procedure at Cipto Mangunkusumo hospital since January 1, 2012 to December 31, 2014. We record the identity, age, sex, weight, preoperative hemoglobin level, the volume of intraoperative blood loss, the volume of intraoperative fluids, the volume of intraoperative urine output, and postoperative hemoglobin level. Each variable will be analyzed using bivariate analysis, and then continued with multivariate linear regression analysis.
Results: Data from 103 samples showed a significant relationship between intraoperative fluid intake with the value of the postoperative hemoglobin (p = 0.208, r = 0.035), and the number of intraoperative blood loss with the value of the postoperative hemoglobin (p = 0.297, r = 0.002). ANOVA shows p value of 0.039. Eventhough the formula could be made, the Adjusted R square value of 3%, means the equation only could explain 3%changes in postoperative hemoglobin level.
Conclusions: Postoperative hemoglobin value changes can not predicted with fluid intake and blood loss in Modified Radical Mastectomy (MRM) at Cipto mangunkusumo hospital., Background: Hemoglobin level is still a valid parameter to help decision in blood transfusion, eventhough its use is in conjunction with clinical decision. In reality, postoperative hemoglobin level is difficult to be done because of two reasons: the limitation of the tools and time consuming. At the moment the result is obtained, its result is different with current clinical condition. Therefore, we need tools to predict postoperative hemoglobin level. At present, hemoglobin prediction level is only looks at bleeding volume, eventhough there is still other factor such as intraoperative fluid intake.
Methods: This study is a retrospective analytic design using data from medical record of the patients undergo the Modified Radical Mastectomy (MRM) procedure at Cipto Mangunkusumo hospital since January 1, 2012 to December 31, 2014. We record the identity, age, sex, weight, preoperative hemoglobin level, the volume of intraoperative blood loss, the volume of intraoperative fluids, the volume of intraoperative urine output, and postoperative hemoglobin level. Each variable will be analyzed using bivariate analysis, and then continued with multivariate linear regression analysis.
Results: Data from 103 samples showed a significant relationship between intraoperative fluid intake with the value of the postoperative hemoglobin (p = 0.208, r = 0.035), and the number of intraoperative blood loss with the value of the postoperative hemoglobin (p = 0.297, r = 0.002). ANOVA shows p value of 0.039. Eventhough the formula could be made, the Adjusted R square value of 3%, means the equation only could explain 3%changes in postoperative hemoglobin level.
Conclusions: Postoperative hemoglobin value changes can not predicted with fluid intake and blood loss in Modified Radical Mastectomy (MRM) at Cipto mangunkusumo hospital.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Iswara
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian
Tingginya prevalensi anemia defisiensi besi pada wanita usia reproduksi di Indonesia. Asupan zat besi melalui makanan dan aktifitas fisik/olahraga yang berat dapat merupakan salah satu faktor penyebab anemia defisiensi besi. Telah dilakukan penelitian quasi eksperimental pada 60 siswa wanita untuk melihat pengaruh latihan fisik yang teratur dan konsumsi makanan yang didapat setiap hari terhadap kadar hemoglobin dan feritin serum di suatu pendidikan khusus selama 12 minggu. Pada awal dan akhir penelitian, kepada subjek dilakukan pemeriksaan; kesehatan, antropometri, kadar hemoglobin dan feritin serum. Sedangkan asupan makanan dan kegiatan 24 jam dinilai selama masa penelitian berlangsung. Dengan metode 3 days record dan metode faktorial.
Hasi1 dan Kesimpulan
Pada awal dan akhir penelitian didapatkan kejadian defisiensi besi dengan atau tanpa anemia dan anemia bukan defisiensi besi yang cukup tinggi. Kualitas makanan yang diterima mempunyai imbangan sumber energi yang sesuai dengan anjuran, dan kuantitas asupan zat gizi yang diteliti (lemak, protein, zat besi dan vitamin C) berada di atas nilai kebutuhan yang disesuaikan dengan kecukupan yang dianjurkan, kecuali asupan energi dan karbohidrat sedikit di bawah nilai kecukupan. Jenis aktifitas/kegiatan yang dilakukan to nnasuk kategori jenis aktifitas berat dengan keluaran energi dalam sehari sebesar 3496,88+134,21 Kal. Latihan fisik dan asupan makanan yang diterima selama penelitian ini berlangsung, dapat menurunkan berat badan dan indeks masa tubuh (p<0,05), tetapi meningkatkan kadar hemoglobin (p;0,05) dan feritin serum (p<0,05). Perubahan ini dipikirkan karena selain adanya efek konsumsi zat besi dari makanan yang diterima, jenis intensitas dan lama latihan fisik yang dilakukan, distribusi populasi subjek berdasarkan kadar hemoglobin dan feritin serum turut pula mempengaruhinya.

ABSTRACT
Scope and Method of Study:
The prevalence of iron deficiency anaemia in reproductive age women in Indonesia is high. Two factors involved on causing iron deficiency anaemia are food intake and hard physical training.
A quacy experimental study was done on 60 women to investigate the changes of hemoglobin and serum ferritin on women student who had regular meals and taking basic physical training during 12 weeks in special education. Physical, anthropometric examination, hemoglobin and serum ferritin concentration determination were done on each subject at the beginning and at the end of the basic special education. The evaluation of food intake and 24 hours activities were done using three days record and factorial method during this study.
Result and Conclusions:
The incidence of iron deficiency at the beginning and at the end of study were quite high, both among the anaemic and the non anaemic group. The quality of food intake was well balanced and the quantity of each nutritional element under study (fat, protein, iron and vitamin C) were above the optimal requirement, except calorie and carbohydrate were slightly below the optimal requirement. The exercises done by the subjects were categorized as heavy exercise with energy expenditure of 3496.88±134.21 calories per day. Heavy exercise and food intake during the study managed, to lower the body weight and body mass index (p<0.05) and increased the hemoglobin and serum ferritin concentrations (p<0.05). The changes were thought due to iron consumption, intensity and duration of physical training, subject population distribution according to hemoglobin and serum ferritin concentrations.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fajar Almasyhur
"Anemia merupakan penyakit yang penyebarannya cukup luas secara global. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai angka kejadian anemia tinggi. Dari berbagai tipe anemia, hemoglobinopati adalah tipe anemia yang mengakibatkan beban penyakit yang berat, dan studi mengenai hemoglobinopati secara keseluruhan masih termasuk sedikit.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui proporsi hemoglobinopati pada pasien Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Selain proporsi, asosiasi antara jenis kelamin dan penyakit tersebut juga diselidiki. Dalam metode untuk mencapai tujuan tersebut, metode cross sectional digunakan pada data sekunder pasien (n = 172) yang berasal dari Departemen Patologi Klinik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Hasil menunjukkan bahwa proporsi dari hemoglobinopati pada pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Januari dan Februari 2013 adalah 16.9%. Mengenai asosiasi hemoglobinopati dengan jenis kelamin, tidak ditemukan adanya hasil yang signifikan secara statistic pada analisis data.

Anemia is a disease which affects the world globally. Indonesia is one of the country which has high occurrence of anemia. From various types of anemia, hemoglobinopathy is the type of anemia which causes the heavy burden of disease, and the studies about this particular disease as a whole are still quite few.
This study has the objectives to find about the proportion of hemoglobinopathy in patients of Cipto Mangunkusumo Hospital. Aside from the proportion, the association between gender and the disease was also explored. In order to achieve the objectives, cross sectional method was used with the patient's secondary data (n = 172) which collected from Clinical pathology Department of Cipto Mangunkusumo Hospital.
The results showed that the proportion of hemoglobinopathy in patients of Cipto Mangunkusumo Hospital during January-February 2013 was 16.9 %. As for the association of hemoglobinopathy with patients? gender, the analysis showed that the result was not statistically significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ballada Santi
"Anemia didetinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lcbih rcndah daripada nilai normal untuk kclompok orang yang bersangkutan. Anemia ibu hamil berdasarkan SKRT tahun |995 sebesar 50,9%; prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Kuningan tahun 2005 sebesar 62,5 %. Salah satu upaya untuk pencegahan dan penanggulangan anemia ibu hamil dengan pemberian suplemen tablet besi-folat. Selain suplemen tablet besi folat, pemerintah daerah juga menyediakan suplemcn multivitamin mineral. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsi supiemen tablet besi-folat dan suplemen multivitamin mineral terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di Kabupaten Kuningan Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan desain ekspcrimen dengan randomisasi, dilakukan pada ibu hamil anemia dengan umur kehamilan trimester ll (minggu kc 16 sampai minggu ke 24) yang menderita anemia di Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Jumlah sampel 138 terdiri : 70 diberi suplemen tablet besi folat dan 68 diberi saplemen multivitamin mineral. Data yang dikumpulkan dam primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran. Data diuji dengan 1.1851 berpasangan dan Lies! dna mean independent.
Hasil penelitian diperoleh : proporsi anemia pada ibu hamil trimester ll di Kabupaten Kuningan masih cukup tinggi (59,57 %); karakteristik ibu hamil yaitu usia ibu hamil, jamk kehamilan, paritas, latar belakang pendidikan, pekerjaan, asupan makanan, pola konsumsi makanan dan status gizi ibu hamil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok pcrlakuan atau dapat dikatakan homogen; terdapat perbedaan yang bermakna kadar Hb sebelum dan setelah perlakuan; terdapat kcccndcrungan pcningkatan :ata-rata kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil yang dibcri suplemen tablet besi folat dibandingkan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bcmiakna kenaikan kadar Hb antara ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadar llb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disimpulkan terdapat perbedaan yang bemtakna rata-rata kaclar Hb sebelum dan sesudah pcrlakuan pada ibu yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bemtakna kenaikan kadar Hb ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, kecendemngan peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia yang diberi suplemen tablet besi folat dibandingkan dengan ibu hamil anemia yang diberi suplemen multivitamin mineral, suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil anemia sama baiknya, peningkatan Radar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadat' Hb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disarankan penanggulangan ibu hamil anemia dapat dengan pemberian suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral tetapi perlu dipertimbangkan efektivitas dari segi finansial, perlu penekanan dalam keteraturan minum suplemen. Pcmilih suplemen multivitamin mineral perlu dipertimbangkan dengan kandungan besi sesuai dengan standar WI-IO (60 mg besi) dan unsur vitamin lain yang berguna untuk meningkatkan kadar Hb ibu hamil serta mengurangi efek, melakukan penyuluhan tentang asupan makanan yang mengandung zat besi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Anitasari
"Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tablet tambah darah berkontribusi terhadap ketidakpatuhan terapi. Leaflet dan SMS reminder merupakan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan terapi. Penelitian bertujuan untuk menilai efektifitas pemberian SMS reminder dibandingkan leaflet terhadap
kepatuhan minum tablet tambah darah dan kadar hemoglobin ibu hamil. Penelitian merupakan eksprimen semu, prospektif, menggunakan dua kelompok intervensi
yang tidak berpasangan dengan pre test-post test group design. Penelitian dilakukan di dua Puskesmas kota Depok pada bulan Maret-Mei 2016. Sebanyak 38 responden
ibu hamil di Puskesmas Sukmajaya mendapatkan leaflet dan 36 responden ibu hamil di Puskesmas Pancoran Mas mendapatkan SMS reminder. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MMAS-8. Kadar hemoglobin diukur dengan HemoCue®. Pemberian leaflet meningkatkan kepatuhan responden secara bermakna (P = 0,018) tetapi tidak bermakna meningkatkan kadar hemoglobin ratarata
(P = 0,553). 19 responden kelompok leaflet mengalami kenaikan kadar hemoglobin dengan rata-rata kenaikan 0,6 g/dl. Pemberian SMS reminder tidak meningkatkan kepatuhan responden dan kadar hemoglobin secara bermakna (P = 0,180 dan P = 0,798). 17 responden kelompok SMS reminder mengalami kenaikan kadar hemoglobin dengan rata-rata kenaikan 1,1 g/dl. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pemberian leaflet dan SMS reminder terhadap peningkatan kepatuhan dan kadar hemoglobin responden (P = 0,576 dan P = 0,929).

Lack of knowledge among pregnant women about iron supplementation contributes to poor compliance to the therapy. The use of media such as leaflet and SMS reminder can be used to improve compliance. This study aims to assess effectiveness of SMS reminder than leaflet on compliance of iron supplementation and hemoglobin level in pregnant women. This was a quasi-experimental study, prospectives, using two intervention groups with a pretest-posttest group design. The study was conducted between March and May 2016 in two public health center in Depok city. A total of 38 respondents in Sukmajaya get a leaflet and 36 respondents in Pancoran Mas get SMS reminders. Patient's compliance was measured by MMAS-8 quesionaire. Hemoglobin level was measured by HemoCue®. Leaflet improved patient's compliance significantly (P=0,018) but did not significantly increase the average hemoglobin level (P=0,553). 19 respondents in leaflet group experienced an increase in hemoglobin levels with an average 0.6 g/dl. SMS reminder didn't improve patient’s compliance neither did hemoglobin level significantly (P=0,180 dan P=0,798). 17 respondents in SMS reminder group experienced an increase in hemoglobin levels with an average 1.1 g/dl. There were no difference between leaflet and SMS reminder to improve patient’s compliance and hemoglobin level (P=0,576 dan P=0,929).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>