Ditemukan 24554 dokumen yang sesuai dengan query
Wisnu Nugroho
"Twitter adalah media sosial yang mulai populer pada tahun 2009. Saat ini, penggunanya mencapai lebih dari 600 juta di seluruh dunia. Twitter dibuat sangat simpel yakni menyampaikan pesan untuk menjawab, “apa yang terjadi” dengan 140 karakter saja. Hal ini kemudian menjadi sangat populer karena digunakan untuk berbagai macam tujuan, mulai dari ekspresi, pencarian informasi hingga produksi berita. Sejak konflik di Timur Tengah memanas, Twitter mulai dimanfaatkan sebagai wadah untuk pewarta publik. Mereka dituntut untuk menyampaikan berita seakurat mungkin, dengan disertai gambar dan elemen pendukung lainnya. Hal ini tentunya baik untuk perkembangan masyarakat mengingat keterbukaan akan informasi semakin nyata. Namun hal tersebut terganjal oleh beberapa hal seperti kode etik jurnalistik dan dianggap kurang kredibelnya pewarta publik. Meski demikian, saat ini banyak berita yang diangkat dari topik yang sedang hangat di Twitter.
Twitter is a Social Media has been popular since 2009. Now, the user of this “blue bird” reach about 600 million around the globe. Twitter was born from the idea of Jack Dorsey in 2006 and it is quite simple, to answer the question,”whats happening?”only in 140 character length. Now, this unique characteristic became very popular and has been used for many purposes such as delivering expression through the net, seaching an information, until news production. Twitter also take a part in Middle East conflict, it has been become a channel to deliver information around the world about the conflict. Twitter transformed into citizen journalism (CJ) media. The CJ prosecuted to deliver the information as accurate as possible and also completed with picture and others supporting element. This phenomena shall be good for the people because, it will support the open information. But, the bad news is, CJ is often have a clash with Journalistic Ethic Code and sometime, CJ are considered by public as low in credibility. After all, now we can see so many news that coming from the hot topics in Twitter."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Safina
"
ABSTRAKMedia pemasaran interaktif dengan menggunakan social media merupakan suatu inovasi untuk memasarkan sebuah produk, juga menjalin interaksi antara brand dengan konsumennya. Banyak perusahaan telah memanfaatkan social media, khususnya Twitter, tidak hanya untuk memasarkan produknya, namun juga untuk membangun engagement dengan para konsumennya, salah satunya Starbucks Indonesia. Melalui artikel ini, penulis berfokus pada bagaimana Starbucks Indonesia menggunakan Twitter @SbuxIndonesia sebagai media pemasaran interaktif untuk membangun customer engagement melalui kampanye #sbuxmakemyDAY dengan meggunakan metode observasi online dengan penyajian data yang bersifat deskriptif. Starbucks Indonesia. Temuan dari analisis ini adalah Starbucks Indonesia dapat mencapai customer engagement karena telah menerapkan konsep-konsep media pemasan interaktif yang berkaitan, seperti e-CRM, Customer Engagement, karakteristik social media menurut Mayfield (2010), dan juga tahapan mencapai customer enagagement menurut Hunt (2009).
ABSTRACTMedia interactive marketing using social media is an innovation to market a product, also to establish the interaction between the brand and its consumers. Many companies already used social media, especially Twitter, not only to market their products, but also to build engagement with customers, one of companies that already used Twitter as Interactive Media Marketing is Starbucks Indonesia.. Through this article, the author focuses on how Starbucks Indonesia using Twitter @SbuxIndonesia as interactive media marketing to build customer engagement through #sbuxmakemyDAY campaign by using online observation method with descriptive data presentation. Starbucks. The findings of this analysis is Starbucks Indonesia can achieve customer engagement by implementing the concepts that related to interactive media marketing, such as e-CRM, Customer Engagement, characteristics of social media by Mayfield (2010), and also stages to achieve customer enagagement by Hunt (2009 )."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rumaisha Rifdah Mukhlishah
"Memasuki abad 21 kemajuan teknologi mentransformasi alur komunikasi pada media massa dari satu arah menjadi dua arah. Kemunculan Media Baru memberikan ruang baru bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses komunikasi massa. Makalah ini membahas bagaimana industri televisi, dalam kasus ini, News Enrertainment Television (NET.) memanfaatkan citizen journalism untuk menjembatani suara masyarakat. Dengan teknik wawancara, observasi, dan studi literatur ditemukan bahwa program NET. Citizen Journalist diciptakan untuk meningkatkan partisipasi audiens sebagai upaya untuk memperkaya konten dengan biaya yang lebih efisien.
Technological developments in the 21st century have transformed the communication flow in mass media from one-way into two-ways of communication flow. The rising of New Media opens up new possibility for people to participate in the process of mass communication interactively. This paper explains about how television industry, in this case, News Entertainment Television (NET.) utilizes citizen journalism to facilitate people's voices. By doing interview, observation and literature study, the writer found an interesting fact that NET. Citizen Journalist is a program created for increasing and fostering the audience engagement in order to enrich content with efficient cost."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yeremi Kevin
"Twitter merupakan salah satu media sosial yang sangat populer dan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan, salah satunya adalah sebagai media promosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberdayaan Twitter sebagai media promosi Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah temuan interaksi antara pustakawan dan pemustaka di Perpustakaan Universitas Indonesia terkait adanya aliran informasi dan komunikasi dua arah melalui Twitter. Perpustakaan Universitas Indonesia belum maksimal dalam memanfaatkan Twitter karena adanya kendala pada pustakawan dalam mempublikasikan hasil pekerjaannya.
Twitter is one of the social media. It is very popular and widely used for various purposes, one of which was as a media promotion. The purpose of this research is to know the empowerment of Twitter as a promotional media Universitas Indonesia Library. This research is qualitative research using the case study method. The results of this research are findings of the interaction between user and librarian at the Universitas Indonesia Library related to the flow of information and two-way communication via Twitter. University Indonesia Library have not been fullest in utilizing Twitter due to constraints on librarians in publicizing the results of its work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54260
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ayunda Nurvitasari
"Sosial media tidak hanya menjadi sarana informasi efisien yang menghubungan satu dengan yang lain tetapi juga sebuah medium representasi diri. Penelitian ini merupakan upaya untuk menganalisis konstruksi identitas online di sosial media, khususunya pengguna Twitter, sebagai implikasi penggunaan sosial media. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian diri (self-assessment) untuk mengidentifikasi tujuan penggunaan dan aktivitas pengguna Twitter, diikuti dengan penjelasan lebih lanjut dan interpretasi terkait dengan permasalahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Twitter memfasilitasi penggunanya untuk mengeksplor representasi diri online mereka secara bebas. Di samping itu, konstruksi identitas di Twitter mencakup karakteristik-karakteristik selektif representasi diri, yakni asynchronous dan reduced cues. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa konstruksi identitas adalah sebuah upaya memperoleh pengakuan dari orang lain sebab sangat terpengaruh oleh kehadiran sosial (social presence). Walaupun demikian, penting untuk mempertimbangkan representasi diri online sebagai sebuah dimensi baru dari identitas seseorang yang tidak kalah nyata dari identitas offline berdasarkan fakta bahwa keberadaan dunia online dan offline akan cenderung saling terkait dan terhubung satu sama lain.
Social media has not only become an efficient communication tool that connects people but also a medium of self-representation. This paper attempts to examine the construction of online identity on social media, specifically Twitter users, as the implication of social media use. This research uses self-assessment approach to identify Twitter users? purposes and activities while using the particular social media platform, followed by further explanation and interpretation in relation to the matter. The findings suggest that Twitter platform enables its? users explore their online self-representation more freely. In addition, the identity construction on Twitter involves both characteristics of selective self-representation, namely asynchronous and reduced cues. The result also considers online identity construction as an attempt to attain acceptance from others since it is highly influenced by social presence. However, it?s important to think of online self-representation as a new dimension of one?s identity which is as real as the offline identity based on the fact that the nature of online and offline world are likely to intertwine and overlap one another."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ramadhanada Iswaranie
"Kemajuan teknologi membawa kehidupan berpindah dari dunia fisik ke dunia maya yang secara langsung juga memberi ruang untuk kejahatan mengiringi. Dalam fenomena penggemar K-pop di media sosial Twitter, aktivitas penggemar yang telah menjadi budaya dapat menimbulkan pertentangan di ruang publik karena adanya perbedaan pandangan tentang budaya penggemar pada non penggemar Penulisan ini menggunakan analisis isi kualitatif dan kriminologi naratif untuk melihat reaksi terhadap kelompok penggemar. Budaya penggemar sebagai produk budaya populer dapat dikriminalisasi di ruang publik dalam bentuk stigma, kebencian, dan intimidasi. Kejahatan yang dihasilkan adalah diskriminasi di media sosial Twitter dalam bentuk narasi. Fenomena budaya penggemar K-pop di Twitter termasuk kedalam culture as crime karena dalam kriminologi budaya, kejahatan dapat terbentuk melalui aktivitas masyarakatnya. Begitu juga dengan diskriminasi di ruang publik yang merupakan bentuk reaksi dari non penggemar terhadap budaya populer.
Technological advances bring life shifting from the physical world to the virtual world that directly also provides space to join the crime. In the K-pop fan phenomenon on social media Twitter, fans’ activity that has become a culture can raise contradictions in public spaces due to differences in opinions about fan culture among non-fan. This writing uses qualitative content analysis and narrative criminology to see reactions to fan groups. Fan culture as a product of popular culture can be criminalized in public spaces in the form of stigma, hatred, and intimidation. The resulting crime is discrimination on social media Twitter in the form of narrative. The cultural phenomenon of K-pop fans on Twitter is incorporated into culture as a crime because in cultural criminology crime can be formed through its community activity. Also with discrimination in the public space which is a form of non-fan reaction to popular culture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mirza Ayu Anindita
"Demokrasi dan perkembangan teknologi di Indonesia menjadi faktor munculnya citizen journalism. Kebebasan berpendapat serta teknologi yang didukung akses internet mendorong peran aktif warga untuk ikut serta dalam proses pengumpulan hingga distribusi berita. Citizen journalism menandai demokratisasi yang terjadi pada media masa. Arus informasi yang dihasilkan oleh citizen journalism juga semakin luas. Stasiun televisi NET. melihat potensi besar citizen journalism dan melakukan pengembangan terhadapnya. Selain dapat menampung perspektif warga, citizen journalism juga memiliki keunggulan dalam liputan yang efektif dan efisien. Makalah ini akan membahas mengenai peran citizen journalism menghadirkan informasi publik dan kritik sosial bagi berjalannya demokrasi di Indonesia.
Democracy and the technological improvement became factor in the emergence of citizen journalism in Indonesia. Freedom of speech and the access of the internet has encouraged the citizen participation in news gathering to news distribution. Citizen journalism marked out the democratization of mass media. Flow of information generated by citizen journalism is also increasingly widespread. NET. tv channel see the great potential of citizen journalism and has been developing it. Besides being able to accommodate the perspective of citizens, citizen journalism also has the advantage of an effective and efficient coverage. This paper will discuss the role of citizen journalism deliver public information and social criticism for the operation of democracy in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ditty Heppyanti Lulu
"Tesis ini membahas tentang media sosial microblogging yang digunakan oleh radio Lembaga Penyiaran Publik (LPP) maupun dari Lembaga Penyiaran Swasta (LPS). Penggunaan media sosial microblogging pada radio LPP maupun LPS, dilakukan dengan menentukan alasan-alasan yang menjadi dasar penggunaan media sosial microblogging; fungsi dan posisi media sosial microblogging bagi radio; serta pengelolaan media sosial microblogging radio. Penelitian terkait dengan media sosial microblogging ini menggunakan metodologi kualitatif dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif eksploratif (exploratory descriptive research). Peneliti dapat memperoleh data primer melalui hasil wawancara secara mendalam (indepth interviews) yang dilakukan kepada pihak RRI Pro 2 FM Surabaya, Hardrock FM Surabaya, dan Gen FM Surabaya.
Kemudian, data sekunder penelitian ini diambil dari pengumpulan arsip, dokumentasi, konten media sosial microblogging yang telah terpublikasikan, dan literatur-literatur pendukung. Hasil dari penelitian ini termasuk dalam tiga hal: Pertama, alasan radio menggunakan media sosial microblogging adalah sebagai bentuk adaptasi radio; Kedua, media sosial microblogging memiliki fungsi dan posisi peripheral, dimana media sosial microblogging digunakan sebagai pendukung kegiatan radio dan dapat tergantikan oleh media yang lain; dan ketiga, terkait dengan pengelolaan media sosial microblogging radio yang berdasarkan pemahaman, persiapan & pemantauan (monitoring), dan respon yang dilakukan oleh pihak radio melalui media sosial microblogging.
This thesis discusses the microblogging social media used by Public Broadcasting Radio (LPP) and Private Broadcasting Radio (LPS). The use of social media microblogging on radio, carried out by determining the reasons on which the use of social media microblogging; function and position of social media microblogging for radio; also, the management of social media microblogging radio. This study is expected to provide comprehensive information about the strategies use microblogging and social media utilization for mass media industry such as radio. The research related to the microblogging social media using qualitative methodology using exploratory descriptive type. Researchers can obtain the results of primary data through in-depth interviews conducted to three radio: RRI Pro 2 FM Surabaya, Hardrock FM Surabaya, and Gen FM Surabaya. Then, the secondary data was taken from the archive collection, documentation, microblogging social media content that has been publicized, and literature support. The results of this study are included in three things: First, the reason for using social media microblogging is a radio adaptation; Second, microblogging social media of radio have a peripheral function and position, which the microblogging social media used to support the radio activity and can be replaced by the other media; and third, related to the management of microblogging social media by the radio, based on the understanding; the preparation and monitoring; and the response made by the radio via social media microblogging."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T41156
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mourene Iga Farriny
"Skripsi ini membahas mengenai sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dalam cuitan (tweet) yang diposting dalam situs jejaring sosial Twitter pada bulan Oktober 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Dengan memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar), dapat diketahui penggunaan dan fungsi sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Selain itu, dapat diketahui sikap pencuit yang menggunakan sufiks -teki dalam cuitannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 21 data yang dianalisis, penggunaan sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dapat dikelompokkan berdasarkan posisi, yaitu penggunaan sufiks -teki pada pronomina persona pertama, sufiks -teki pada kuotasi, dan sufiks -teki (na) pada modifikator nomina. Sufiks -teki berfungsi untuk menghaluskan ujaran. Hal ini dipicu oleh sikap pencuit yang berupaya untuk menghindari konflik dengan pembaca cuitan.
The focus of this study is the use of the suffix -teki as a hedge found on tweets posted on October 2016 on the social media site Twitter. The purpose of this research is to describe the suffix -teki as hedge. By describing the suffix -teki as hedge, the use of suffix -teki as hedge and its functions will be discovered. Moreover, the tweeter (the person who tweeted) attitude toward their tweets will be found out. Based on the 21 tweets analyzed, the suffix -teki used as hedges can be divided into three groups based on its position in the sentence, which are the use of the suffix -teki after first person pronouns, suffix -teki after quotation, and suffix -teki (na) after noun modifier. The use of the suffix -teki as a hedge implies that the tweeter (the person who tweeted) weakens the assertion of the speech. The use of the suffix -teki as a hedge is motivated by the attitude of tweeter who attempted to avoid conflicts with the readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65987
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Martina Shalaty Putri
"Penelitian ini menganalisa kecenderungan isi pesan wirausaha pada social media Twitter, khususnya yang pada tagar (#)wiRABUsaha. Metode penelitian menggunakan analisis isi kuantitatif dengan fokus penelitian pada kecenderungan isi pesan, penyebaran pengguna, dan pemanfaatan jaringan social media pada wirausaha. Pesan yang dianalisis, merupakan pesan pada bulan Januari 2012. Dari hasil analisis data, diketahui bahwa isi pesan wirausaha cenderung menciptakan suatu karakter wirausaha yang berbeda, yaitu karakter ketuhanan. Dengan penyebaran pengguna yang sudah heterogen, namun karakter pengguna masih banyak sebagai penerus pesan, bukan pencipta pesan.
This study analyzes the tendency of the contents of entrepreneurship messages on social media Twitter, especially on hashtag (#) wiRABUsaha. The research method uses quantitative content analysis with research focusing on the tendency of the message content, user deployment, and utilization of social media networks on entrepreneurship. Messages that were analyzed, are messages in January 2012. From the analysis of the data, it is known that the content of the message entrepreneurial tend to create a different entrepreneurial character, the character of divinity. With the spread of users who are heterogeneous, the characters of users are still many as ?the share? to the message, not ?the creator? of the message."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30766
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library