Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyana
"Kaki diabetes merupakan bentuk kelainan tungkai bawah akibat diabetes yang tidak terkendali. Masalah kaki diabetik dapat dimanifestasikan sebagai ulkus dan gangren. Penyebabnya bisa karena gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan, dan adanya infeksi. Deteksi dini kaki diabetik perlu dilakukan untuk mengetahui sejak dini keadaan kaki penderita diabetes. Pemberian pendidikan kesehatan dengan senam kaki perlu diberikan dan diajarkan kepada klien. Senam kaki dapat mengurangi dan mencegah terjadinya kaki diabetik dan komplikasinya.

The diabetic foot is a limb deformities due to controlled diabetes. Clinical manifestation of diabetic foot are ulcers and gangrene. The etiologi of this problem were vascular disorder, neurological disorder, and infection. Early detection of diabetic foot perform to determine the state of early diabetic foot. The health education about leg exercise must be programmed for the diabetic clients. Legs exercise can reduce and prevent incident of diabetic foot and its complications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dwi Andriyani
"Diabetes melitus adalah gangguan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang memiliki angka kejadian nasional yang cukup tinggi. Praktik profesi dilakukan di ruang perawatan umum 6 RSPAD Gatot Soebroto pada pasien Tn M dengan diabetes melitus pada tanggal 5 Juni hingga 20 Juni 2013. Masalah keperawatan pasien adalah nyeri akut, risiko infeksi dan risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan yang telah dilakukan adalah napas dalam, perawatan luka dengan menjaga kelembapan kondisi luka, dan monitor glukosa darah. Masalah keperawatan nyeri dan risiko infeksi teratasi namun masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi sebagian.

Diabetes mellitus is a disorder in the metabolism of carbohydrates, fats, and proteins that has high enough incident in national. Profession practice was done in the patient Mr M with diabetes mellitus in the general care room 6th RSPAD Gatot Soebroto during June 5 until June 20, 2013. The nursing problems were acute pain, risk of infection, and imbalanced nutrition: less than body requirement. The nursing interventions were done were pursed lip breathing, kept a wound moist, and glucose monitoring. The nursing problems acute pain and risk of infection were solved, but imbalanced nutrition less than body requirement was solved a part."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Minati Ramadhani
"Penyakit ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah di masyarakat perkotaan. Penyakit ginjal kronik menyebabkan beberapa komplikasi, salah satunya adalah anemia. Perawat berperan penting dalam pemberian edukasi untuk mencegah rehospitalisasi karena anemia kepada pasien penyakit ginjal kronik. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada penyakit ginjal kronik, khususnya mengenai penerapan edukasi pasien untuk mencegah rehospitalisasi karena anemia pada penyakit ginjal kronik. Edukasi yang diberikan kepada pasien berupa penjelasan tentang anemia, perencanaan diet untuk anemia pada pasien ginjal kronik, medikasi, adaptasi toleransi aktivitas, dan waktu kontrol kesehatan. Pasien mampu mengenal masalah, memutuskan perawatan, dan bersedia melanjutkan perawatan.

Chronic kidney disease (CKD) was the one of problem of urban health. Anemia was one of CKD's complications. Nurses had an important role to give education about how to prevent CKD patient's rehospitalization caused by anemia. This paper aimed to provide an overview of nursing care in chronic kidney disease, particularly regarding implementation of patient education to prevent rehospitalization because of anemia in chronic kidney disease. Patient got education about description of anemia, dietary planning for anemia in patients with chronic kidney, medication, how to increase tolerance adaptation, and schedule of health control. The patient was able to recognize the problem, deciding care, and are willing to continue treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clarasintha Nindyatami
"Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit dengan beban biaya tinggi dan dapat memberi efek negatif terhadap kualitas hidup penderitanya. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai pada pasien RSPAD Gatot Soebroto. RSPAD Gatot Soebroto merupakan pemberi pelayanan kesehatan tingkat tiga yang menjadi rujukan tertinggi bagi Tentara Nasional Indonesia TNI Angkatan Darat dan masyarakat. Terapi diabetes mellitus tipe 2 memiliki beragam pola terapi kombinasi. Terapi yang beragam akan memberikan efektivitas dan biaya yang berbeda pula. Penelitian ini dilakukan terhadap dua jenis terapi kombinasi, yaitu metformin-akarbose dan metformin-sulfonilurea. Penelitian ini memberikan gambaran terapi kombinasi yang memiliki efektivitas-biaya lebih baik dalam segi tingkat pencapaian target HbA1C.

Diabetes mellitus type 2 is a high cost disease and has a negative effect on patients rsquo quality of life. Diabetes mellitus type 2 is one of the main diseases found in RSPAD Gatot Soebrotos outpatients. RSPAD Gatot Soebroto is a tertiary health care provider which is the highest medical care referral for the Indonesian Army and society. Diabetes mellitus type 2 therapy has various combination therapy patterns. Different therapy will give different effectiveness and cost result. This study was done for two combination therapies, metformin acarbose and metformin sulfonylurea. This study gives an insight on which combination therapy is more cost effective based on the target HbA1C.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Ermawati Putri
"Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif dengan prevalensi yang terus meningkat khususnya di daerah perkotaan akibat adanya perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, tinggi kalori serta minim melakukan aktivitas fisik. Salah satu komplikasi DM adalah terjadinya ulkus diabetik khususnya di bagian ekstremitas bawah dan berisiko untuk mengalami infeksi dan sepsis. Masalah tersebut jika tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan sepsis berat, syok sepsis, Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS), dan kematian. Oleh sebab itu, diperlukan deteksi dini dan penanganan segera agar dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien dengan sepsis.

Diabetes mellitus (DM) is one of metabolic diseases with hyperglycemia characteristic that occurs due to abnormal insulin secretion, action of insulin, or both them. Diabetes mellitus is a degenerative disease with increasing prevalence, especially in urban areas due to changes in lifestyle of the people who tend to consume foods that are high fat, high calories and lack of physical activity. One of the complications of diabetes is diabetic foot ulcers especially in the lower extremities and at risk for infection and sepsis. These problems if not treated properly can lead to severe sepsis, septic shock, multiple organ dysfunction syndrome (MODS), and death. Therefore, early detection and treatment is required immediately in order to improve the survival rate of patients with sepsis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niimma Nur Azizah
"Prevalensi Diabetes Mellitus (DM) di perkotaan masih cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan berbagai faktor risiko DM akibat gaya hidup masyarakat perkotaan. Pasien DM berisiko terkena komplikasi kronis, salah satunya neuropati sehingga rentan mengalami luka akibat berkurangnya sensitifitas terhadap nyeri dan suhu.
Karya Ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis implementasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe II yang mengalami luka bakar derajat II akibat neuropati.
Hasil Perawatan luka menggunakan madu secara topikal untuk merawat luka bakar derajat II pada pasien DM tipe II terbukti mengurangi pus dan menumbuhkan granulasi sebagai tanda proses penyembuhan luka. Perawat diharapkan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan inovasi di bidang keperawatan terutama dalam asuhan keperawatan untuk pasien DM.

The prevalence of Diabetes Mellitus (DM) at urban community is still high. It is related with various risk factor of DM due to urban lifestyle. Diabetes patient have a risk to get chronic complication, one of them is neuropathy, so they are vulnerable toinjury cause of pain and temperature sensitivity reduction.
This scientific work is aimed to analyze the implementation of nursing care in type II diabetes mellitus patient who suffer grade II combustion caused by neuropathy.
The result of wound care using honey as topical therapy to care grade II combustion in diabetes mellitus patient is proven to reduce pus and make granulation as the criteria of healing process. So, nurse should concern in recent nursing science and apply the inovation in nursing implementation of diabetes mellitus patient
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Wahyuni Hapsari
"Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah untuk meningkatkan efektifitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Diketahui (ROTD). Kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dilaksanakan selama tujuh hari. Pelaksanaan PTO dimulai dengan melakukan seleksi pasien, pengumpulan data, rekam medik dan wawancara langsung kepada pasien. Analisis masalah terkait obat dilakukan dengan menggunakan PCNE dimana DRP diklasifikasikan menjadi klasifikasi dasar yang memiliki 3 domain utama untuk masalah (problems), 9 domain utama untuk penyebab (causes) dan 5 domain utama untuk intervensi yang direncanakan (planned interventions), 3 domain utama untuk tingkat penerimaan (intervention acceptance) dan 4 domain utama status masalah (status of DRP). Perlunya komunikasi antar tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan apoteker dalam proses pemantauan terapi obat untuk meminimalisir adanya interaksi obat yang mungkin terjadi dan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien.

Therapeutic Drug Monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients. The purpose of TDM is to improve the effectiveness of therapy and minimize the risk of Unknown Drug Reactions. Drug Therapy Monitoring activities at Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) were carried out for seven days. TDM implementation starts with patient selection, data collection, medical records and direct interviews with patients. Analysis of drug-related problems is carried out using PCNE where DRP is classified into a basic classification that has 3 main domains for problems, 9 main domains for causes and 5 main domains for planned interventions, 3 main domains for the level of acceptance (intervention acceptance) and 4 main domains for the status of the problem (status of DRP). The need for communication between health workers, namely doctors, nurses, and pharmacists in the process of monitoring drug therapy to minimize drug interactions that may occur and to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Wahyuni Hapsari
"Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah untuk meningkatkan efektifitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Diketahui (ROTD). Kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dilaksanakan selama tujuh hari. Pelaksanaan PTO dimulai dengan melakukan seleksi pasien, pengumpulan data, rekam medik dan wawancara langsung kepada pasien. Analisis masalah terkait obat dilakukan dengan menggunakan PCNE dimana DRP diklasifikasikan menjadi klasifikasi dasar yang memiliki 3 domain utama untuk masalah (problems), 9 domain utama untuk penyebab (causes) dan 5 domain utama untuk intervensi yang direncanakan (planned interventions), 3 domain utama untuk tingkat penerimaan (intervention acceptance) dan 4 domain utama status masalah (status of DRP). Perlunya komunikasi antar tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan apoteker dalam proses pemantauan terapi obat untuk meminimalisir adanya interaksi obat yang mungkin terjadi dan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien.
.....
Therapeutic Drug Monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients. The purpose of TDM is to improve the effectiveness of therapy and minimize the risk of Unknown Drug Reactions. Drug Therapy Monitoring activities at Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) were carried out for seven days. TDM implementation starts with patient selection, data collection, medical records and direct interviews with patients. Analysis of drug-related problems is carried out using PCNE where DRP is classified into a basic classification that has 3 main domains for problems, 9 main domains for causes and 5 main domains for planned interventions, 3 main domains for the level of acceptance (intervention acceptance) and 4 main domains for the status of the problem (status of DRP). The need for communication between health workers, namely doctors, nurses, and pharmacists in the process of monitoring drug therapy to minimize drug interactions that may occur and to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Rakhmawati Nugraheni
"Radioterapi memiliki kesan yang negatif bagi para pasien karena proses pengobatannya yang tidak terlihat dan efek samping yang dikhawatirkan. Kurangnya informasi terkait radioterapi dan efek sampingnya menimbulkan ketakutan, kecemasan, atau depresi pada pasien. Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis praktik klinik peran perawat sebagai edukator dalam mengatasi kecemasan pada pasien tumor otak yang menjalani radioterapi. Edukasi yang diberikan kepada klien mengenai manajemen efek samping terbukti membuat pasien merasa lebih tenang. Rekomendasi penulisan ini ialah agar perawat melakukan peran edukator pada pasien yang menjalani radioterapi melalui pendekatan psikososial demi mengurangi dan mencegah kecemasan pasien.

Radiotherapy has its negative impression for patients because the treatment can't be seen and the adverse effects they are afraid of. The lack of informatios regarding the side effects and how to manage them causes anxiety and depression in patients. This report purposed to analyze clinical practice of nurse's role as an educator focused to anxiety management in brain tumor patient receiving radiotherapy. Education about the adverse effects of radiotherapy and its’s management was given. The result showed it can relieve patient's anxiety. The recommendation for nurse is optimize nurse’s role as an educator in patient receiving radiotherapy with adding psychosocial approach in order to prevent anxiety in patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Apriani
"Latar Belakang.Pengetahuan dan perilaku perawatan kaki secara mandiri merupakan dasar yang harus dimiliki oleh pasien diabetes melitus. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian edukasi perawatan kaki melalui aplikasi diary monitoring terhadap pengetahuan dan perilaku perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan pendekatan pre-post test dengan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 responden yang dibagi menjadi 36 respoden kelompok intervensi dan 36 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan perlakuan edukasi standar RS dan pemberian aplikasi diary monitoring perawatan kaki (penginstalan, penjelasan penggunaan), sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan edukasi standar RS (leaflet). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan rerata selisih skor tingkat pengetahuan perawatan kaki antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol p value 0,003 (<0,05), ada perbedaan yang signifikan rerata selisih skor perilaku perawatan kaki antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol p value 0,000 (<0,05). Aplikasi diary monitoring diharapkan dapat diterapkan pada pasien secara mandiri dan mudah dilakukan di rumah agar dapat meningkatan pengetahuan dan perilaku perawatan kaki pada pasien DM tipe 2.

Background.Knowledge and behavior of independent foot care are supposed to be the fundamental owned by diabetes mellitus patients. Objective this study aims to determine the effectiveness of providing foot care education through a diary monitoring application on knowledge and foot care behavior in type 2 diabetes mellitus patients. Methods uses a quasi-experimental approach with a pre-post test approach with a control group. The sample in this study consisted of 72 respondents who were divided into 36 respondents in the intervention group and 36 respondents in the control group. The intervention group was given standard hospital educational treatment and the foot care diary monitoring application (installation, explanation of use), while the control group was only given standard hospital education (leaflets). Results of this study show that there is a significant difference in the mean difference in foot care knowledge level scores between the intervention group and the control group p value 0.003 (<0.05), there is a significant difference in the mean difference in foot care behavior scores between the intervention group and the control group p value 0.000 (<0.05). It is hoped that the diary monitoring application can be applied to patients independently and is easy to do at home in order to increase knowledge and foot care behavior in type 2 DM patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>