Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159831 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratri Aprianda
"Pemberian ASI eksklusif memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Namun pemberian ASI eksklusif di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan masih cukup rendah. Sementara itu, kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan tidak diinginkan dan hubungannya dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian menggunakan desain potong lintang menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar 2010.
Hasil analisis menemukan bahwa sebagian besar ibu di wilayah perkotaan tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan cukup tinggi. Setelah dikontrol oleh variabel umur ibu, status pekerjaan ibu, jumlah anak, pelayanan antenatal dan pemberian ASI segera, ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan cenderung tidak memberikan ASI eksklusif pada kelompok umur 20-35 tahun, tidak bekerja, dan pelayanan antenatal sesuai K4, sedangkan cenderung memberikan ASI eksklusif pada kelompok umur kurang dari 20 dan lebih dari 35 tahun, bekerja, dan pelayanan antenatal tidak sesuai K4.

Exclusively breastfeeding have an important role to maintain health and the survival of the infant. However, the prevalence of exclusively breastfeeding in Indonesia particularly in the urban areas is quite low. Meanwhile, the incidence of unintended pregnancy in Indonesia is quite high. This research aims to know the description of unintended pregnancy and its association to exclusively breastfeeding. Research is using cross sectional design study which use the secondary data analysis of National Basic Health Research 2010.
Results of the analysis found that most of the mothers in urban areas were not exclusively breastfeed their baby and the incidence of unintended pregnancy is quite high. After controlled by maternal age, maternal employment status, parity, antenatal care, and immediate breastfeeding, mothers with unintended pregnancy were less likely to breastfeed their baby if their age were under 20 and above 35 years old, unemployed, and did not access adequate antenatal care, whereas mothers were more likely to breastfeed if their age were 20-35 years old, employed, and did not access antenatal care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriarni
"Di era globalisasi ini banyak terjadi masalah gizi ganda. Masalah ini terutama banyak terjadi di negara berkembang dan negara miskin. Masalah gizi ganda adalah munculnya masalah gizi lebih dengan gizi kurang juga masih menjadi masalah di negara tersebut. Masalah gizi lebih ini terjadi karena makanan murah yang dikonsumsi banyak mengandung tinggi gula, tinggi lemak, tinggi garam dan tinggi kalori yang dapat menyebabkan kegemukan terutama pada anak-anak. Kegemukan pada anak-anak akan menyebabkan menyebabkan timbulnya risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, dan lain-lain kelak jika mereka dewasa nanti.
Masa anak-anak merupakan masa yang penting untuk proses tumbuh kembangnya, untuk itu sangat diperlukan konsumsi makanan yang mengandung zatzat gizi yang diperlukan oleh tubuh anak-anak sesuai dengan kebutuhannya. Jika berlebihan akan menimbulkan dampak yang buruk bagi anak-anak. Konsumsi makanan pada anak-anak ditentukan dari apa yang mereka konsumsi sejak dini. Makanan yang pertama kali dikonsumsi oleh anak-anak adalah air susu ibu (ASI). ASI diketahui banyak mengandung gizi penting yang dibutuhkan oleh bayi, untuk itu pemerintah dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan kehidupan pertama bayi. ASI juga diketahui memiliki efek protektif terhadap kegemukan pada anak. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai hubungan antara konsumsi ASI eksklusif dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada anak usia 6-23 bulan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Desain penelitian Riskesdas 2010 adalah cross sectional (potong lintang). Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Variabel dependen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah status kegemukan pada anak usia 6-23 bulan berdasarkan IMT/U.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil proporsi kegemukan pada anak usia 6-23 bulan adalah 22,6% dan proporsi ASI eksklusif sebesar 19,9%. Dari hasil uji chisquare diketahui tidak ada hubungan bermakna antara ASI eksklusif dengan kegemukan, sedangkan hubungan yang bermakna ditemukan pada variabel berat lahir, pekerjaan ibu dan pengeluaran keluarga. Faktor yang paling berhubungan dari semua variabel independen yang diteliti adalah berat lahir.

Globalization era has make a double burden on nutrition problem. This problems happened in the develeloped and poor country. Double burden on nutrition is a problem with overnutrition has come while the undernutrition still become a problem. Overnutrition arise because a children consume cheap food that contain of high sugar, high fat, high salt and high calory that can cause a degenerative diseases such as cardiovaskuler, diabetes mellitus when they grow up later.
Children period plays an important role for their development and growth, and for that they need the food that contain of nutrition that they need. If it more than they need, it will become a bad impact for the child. For babies, the first food that they consume is breastmilk. Breastmilk has been known as an important nutrition for the baby so that the World Health Organization has recommend to give breastmilk only for the first six months of their early life. Breastmilk has a protective effect for overweight on child. Based on that reason, the writer interested to analyze the association between breastfeeding and other factors with overweight on children ages 6-23 months in Indonesia 2010.
This research is a quantitative research using a secondary data from health research 2010 (Riskesdas 2010). Riskesdas 2010 design is a cross sectional. Data analysis are univariat, bivariat and multivariat. The dependent variable is an overweight status based on Basal Metabolism Index per Age (BMI/Age).
This research has found that overweight proportion is 22,6% while the breastfeeding proportion is 19,9%. Chi-Square test has found that there is no relationship between breastfeeding with overweight while the significant relationship has been found on birth weight, mother occupation and family expenses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29791
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lara Rizka
"Sesuai anjuran WHO dan UNICEF, salah satu kunci utama untuk meningkatkan tingkat kesehatan anak di Indonesia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif tanpa makanan tambahan selama 6 bulan. Berbagai penelitian menunjukan bahwa pemberian makanan prelakteal, terutama susu formula, dapat berpengaruh buruk pada durasi dan eksklusifitas pemberian ASI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan pemberian susu formula sebagai makanan prelakteal bagi bayi di Indonesia dengan analisis lanjutan dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Metode penelitian disesuaikan dengan metode Riskesdas 2010, yakni kros seksional, dengan total sampel 5562 Ibu di Indonesia yang memiliki anak terakhir berusia 0-23 bulan pada saat dilakukan wawancara.
Prevalensi pemberian susu formula sebagai makanan prelakteal untuk bayi di Indonesia sebesar 34,1%. Pemberian susu formula sebagai makanan prelakteal berhubungan dengan pekerjaan ibu PR 1,1 (p-value 0,03), pendidikan ibu PR 1,4 (p-value <0,001), jumlah anak yang dimiliki PR 1,2 (<0,001), pengeluaran keluarga 1,3 (p-value <0,001), dan tempat tinggal 1,3 (p-value <0,001), usia kehamilan PR 1,4 (p-value <0,001), jenis persalinan PR 1,5 (p-value <0,001), berat badan lahir PR 1,3 (p-value 0,003), dan komplikasi persalinan PR 1,1 (p-value <0,001), jenis tempat persalinan PR 1,5 (p-value <0,001) dan penolong persalinan PR 2,1 (p-value <0,001).
Perlu dilakukan pencerdasan bagi tenaga kesehatan agar tidak mendukung pemberian susu formula sebelum bayi mendapatkan ASI dan tenaga kesehatan diharapkan lebih mendukung ibu untuk dapat memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan. Selain itu, para ibu juga perlu dibekali pengetahuan mengenai menyusui sebagai hak ibu dan anak, sehingga pemberian makanan prelakteal berupa susu formula dapat dicegah.

As recommended by WHO and UNICEF, key to improving the health of children in Indonesia is exclusive breastfeeding is with no additional food for 6 months. Various studies have shown that prelacteal feeding , especially infant formula, may adversely affect the duration and exclusivity of breastfeeding.
This study aims to determine the risk factors associated with formula feeding as food for infants in Indonesia prelakteal with further analysis of the data of Health Research (Riskesdas) 2010. Research method is adapted to the method Riskesdas 2010, which is cross-sectional, with a total sample of 5562 mother in Indonesia, who has the last child aged 0-23 months at the time of the interview.
The prevalence of formula feeding as prelacteal food for infants in Indonesia is 34.1%. Formula feeding as food prelakteal is associated with maternal occupational PR 1.1 (p-value 0.03), maternal education PR 1.4 (p-value <0.001), the number of children who owned PR 1.2 (<0.001), family expenses 1.3 (p-value <0.001), and shelter 1.3 (p-value <0.001), gestational age PR 1.4 (p-value <0.001), type of delivery PR 1.5 (p-value <0.001), birth weight PR 1.3 (p-value 0.003), and complications of childbirth PR 1.1 (p-value <0.001), type of delivery place PR 1.5 (p-value <0.001) and childbirth helper PR 2.1 (p-value <0.001).
Need to empower health professionals to not support formula feeding before the baby is getting milk and more health professionals are expected to be able to support mothers to breastfeed exclusively for 6 months. Furthermore, mothers need to know that breastfeeding is mother and baby’s right. So, formula feeding as prelacteal food can be prevented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Lianaria Boru
"Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, hanya 32 % bayi dibawah umur 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Persentase bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan berdasarkan Riskesdas 2010 adalah 15,3%. Di Provinsi Kalimantan Tengah pencapaian ASI eksklusif pada tahun 2010 masih sangat rendah yaitu 29,2 %. Persentase tersebut masih berada di bawah target nasional (Depkes RI) sebesar 80 %.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 7-23 bulan di provinsi Kalimantan Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Riskesdas 2010 dengan memilih variabel-variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi adalah ibu yang memiliki bayi umur 7-23 bulan dari rumah tangga yang terpilih menjadi sampel Riskesdas 2010. Sampel yang digunakan adalah seluruh ibu yang memiliki anak bermur 7-23 bulan yang terpilih menjadi sampel Riskesdas tahun 2010. Alasan pemilihan sampel umur 7-23 bulan karena data yang tersedia pada Riskesdas 2010 hanya bayi berumur sampai 23 bulan. Teknik pengambilan sampel dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dengan teknik two stage sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat sampai dengan bivariat dengan menggunakan uji chi-square.
Terdapat kesenjangan sebesar 34,2 % antara prevalensi pemberian ASI eksklusif berdasarkan profil Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah dengan hasil penelitian ini. Dari 14 variabel yang diteliti, hanya ada satu variabel yang signifikan secara statistik yaitu penolong persalinan. Ibu yang penolong persalinannya ditolong bukan tenaga kesehatan berpeluang 3,4 kali untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang penolong persalinannya oleh tenaga kesehatan dengan nilai OR 0,292 dan p sebesar 0,020.

Based on the Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) in 2007, only 32% of baby under 6 months were given exclusively mother's milk. The percentage of baby were given exclusive mother's milk until 6 months based on Riskesdas 2010 was 15,3%. The achievement in province of Central Kalimantan was very low at 29,2%. The percentage is still bellow of the national target (MOH) at 80%.
The purpose of this research is knowing the description and associating the factors with exclusive mother's milk on baby aged 7-23 months in the province of Central Kalimantan. The data's which used of this research was Riskesdas's data 2010 by selecting the appropriate variables with aim of it. The population was mothers who had baby aged 7-23 months from the choosen households. The example were all of mothers who had children aged 7-23 months, because the available data on Riskesdas 2010 only to 23-month-old baby. Sampling technique was conducted by Central Bureau of Statistic with two stage sampling technique. Bivariate univariate analysis with chi-square test was the data analysis used for this one.
There is a gap of 34,2% between the prevalence of giving exclusive mother's milk based on the profile Central Kalimantan provincial health office with the results of this research. From 14 variables were studied, there's only one variable that statistically significant relief of labor.Birth mother auxiliary health workers likely to be helped rather than 3,4 times to give exclusive mother's milk compared with mothers who birth by auxiliary health workers with OR is 0,292 and p value is 0,020.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad
"ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bagi bayi untuk bertahan hidup pada enam bulan pertama, mulai dari hormon, antibody, faktor kekebalan sampai anti oksidan. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ditingkat internasional dan nasional ialah pemberian ASI segera dalam setengah jam setelah bayi lahir kemudian pemberian ASI saja secara eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, selanjutnya pemberian ASI diteruskan sampai 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan (MP-ASI) dengan benar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kegiatan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia Tahun 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Kor Susenas Tahun 2010 (VSEN2010.K).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu suatu desain penelitian yang melakukan pengukuran terhadap faktor risiko dan outcome dalam satu waktu. Karakteristik responden sebagian besar ibu rumah tangga (83,5%), umur 20- 35 tahun (76,3%), tingkat pendidikan tidak sekolah sampai tamat SMP (60,6%), berparitas ≤ 2 (65,5%), penolong persalinan oleh tenaga kesehatan (79,6%), menggunakan alat KB (53,9), pengeluaran makan keluarga dalam sebulan > 60% (57,7%) dan bertempat tinggal di perdesaan (55,2%).
Terdapat hubungan signifikan antara kegiatan ibu dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol variabel umur, paritas, penolong persalinan dan penggunaan alat kontrasepsi/KB. Untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada ibu yang bekerja perlu dilakukan penyuluhan yang berkesinambungan kepada ibu hamil atau baru melahirkan mengenai pentingnya ASI eksklusif dan melaksanakan kebijakan ASI eksklusif yang sudah ada bagi kantor-kantor/perusahaan. Bagi peneliti penelitian dengan rancangan penelitian lain, memperbanyak jumlah variabel penelitian dan mencoba alternatif analisis lain.

Breastfeeding contains all the nutrients needed for the baby to survive in the first six months, ranging from hormones, antibodies, immune factors to anti-oxidants. The recommended feeding patterns of international and national level is the immediate breastfeeding within half an hour after the baby is born then it is exclusively breastfeeding until 6 months of age infants, then continued breastfeeding up to 2 years with supplementary feeding (MP-ASI) correctly.
The purpose of this study was to determine the relationship of maternal activities with exclusive breastfeeding in Indonesia year 2010. This research is quantitative research using secondary data Kor Susenas 2010 (VSEN2010.K).
The study used cross sectional design, which is a design study measuring the risk factors and outcome at a time. Characteristics of the respondents mostly housewives (83.5%), aged 20-35 years (76.3%), level of education is not to finish junior high school (60.6%), parity ≤ 2 (65.5%), by trained birth attendants (79.6%), use of birth control (53.9), spending a family meal in a month> 60% (57.7%) and living in rural areas (55.2%).
There is a significant relationship between maternal activities with exclusive breastfeeding after controlling age, parity, birth attendants and the use of contraception / family planning. To increase exclusive breastfeeding in mothers who work needs to be done ongoing counseling to pregnant women or recently delivered on the importance of exclusive breastfeeding and exclusive breastfeeding implement policies that already exist for office/company. For researchers studies with other design studies, expanding the number of variables and try other alternatives analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allisya Aurelia
"Pemberian ASI eksklusif memiliki dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, namun persentase cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Nusa Tenggara Barat berdasarkan data Riskesdas 2018 hanya sebesar 20,3%. Hal ini masih dibawah target pencapaian indikator ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-23 bulan di NTB. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel 802 bayi usia 0-23 bulan yang tinggal di NTB. Data yang digunakan bersumber dari Riskesdas 2018. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa, 56,7% diberikan ASI eksklusif. Analisis bivariat juga menunjukan antara paritas dan IMD dengan pemberian ASI eksklusif (p-value < 0,05). Analisis multivariat menu that parity and early initiation of breastfeeding (EIBF) were significantly associated with EBF (p-value < 0,05). Parity was the most dominant risk factor of EBF (p-value = 0,002 ; OR : 1,6 ; 95% CI : 1,1 – 2,1)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Karnila
"Pendahuluan: Pemberian ASI ekslusif direkomendasikan hingga anak berusia 6 bulan. Kurangnya pemberian ASI ekslusif merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan anak. Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif diantaranya depresi, inisiasi menyusui dini, wilayah tempat tinggal, status bekerja dan status pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif pada anak 0-5 bulan di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah WUS yang melahirkan anak terakhir berumur 0-5 bulan berjumlah 1.266. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui prevalen odd rasio. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan (confident interval) CI 95%.
Hasil: Dari 1.266 responden diperoleh prevalensi depresi postpartum 10,2%, pemberian ASI ekslusif 67,1%. Hasil analisis menunjukan responden yang depresi berpeluang 0,762 kali (CI 95% 0,506 – 1,148) untuk tidak memberikan ASI ekslusif setelah dikontrol variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif. Namun terdapat hubungan variabel lainnya dengan pemberian ASI ekslusif diantaranya variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan.
Kata kunci: Depresi postpartum, ASI ekslusif, regresi logistik, SDKI, Indonesia

Background: Exclusive breastfeeding is recommended for children up to 6 months old. Lack of exclusive breastfeeding is a risk factor for infant and child morbidity and mortality. Various factors that influence exclusive breastfeeding include depression, early breastfeeding initiation, place of residence, work status and marital status. This study aims to determine the association between postpartum depression with exclusive breastfeeding for children 0-5 months in Indonesia based on Indonesian Demographic Health Survey 2017.
Methods: Design study was cross-sectional and data was obtained from Indonesian Demographic Health Survey 2017. Sample was women childbearing age who gave birth to last child aged 0-5 months, total 1.266 respondents. Data were analysed using logistic regression to determine the prevalence odds ratio. Significant level was assessed by confident interval (CI) 95%.
Results: From 1.266 respondents, the prevalence of postpartum depression was 10.2%, exclusive breastfeeding was 67.1%. The results of the analysis showed that depressed respondents had an odd 0.762 (95% CI 0.506 - 1.148) to not give exclusive breastfeeding after being controlled by early breastfeeding initiation, work status and marital status.
Conclusion: There was no association between postpartum depression with exclusive breastfeeding. But there was a association between other variables with exclusive breastfeeding including variable early breastfeeding initiation, work status and marital status.
Key words: Postpartum depression, exclusive breastfeeding, logistic regression, IDHS, Indonesia
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Legawati Huka
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26559
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Muchtar Nasir
"Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit pada bayi umur 0 ndash; 6 bulan, salah satunya pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi umur 0-6 bulan. Sampel sebanyak 5.017 ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan pada survei klaster Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. Analisis menggunakan regresi Cox yang dimodifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24, prevalensi bayi sakit umur 0-6 bulan sebesar 18,24%, prevalensi bayi sakit pada ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebesar 19,57, sedangkan prevalensi bayi sakit pada ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Rasio prevalensi kasar bayi sakit umur 0-6 bulan antara bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48), dan rasio prevalensi bayi sakit umur 0-6 bulan antara bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95% CI 1,05-1,41).
Kesimpulan: Bayi umur 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu.

Many factors are associated with illness of infant aged 0-6 months. The objective of this study is to see the association between exclusive breastfeeding and illness of infants aged 0-6 months. Sample of 5.017 infant aged 0-6 months are selected from Basic Health Research in 2013, and analyzed using modified Cox regression model.
Results showed the prevalence of infants who are exclusively breastfed was 30,24%, the prevalence of illness of infants aged 0 6 months was 18,24%, the prevalence of illness among non exclusive breastfeeding infants was 19,57%, the prevalence of illness among exclusive breastfeeding infants was 15,16. Crude prevalence ratio PR of illness among non exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants was 1,29 (95% CI 1,13 1,48), and PR of illness among non exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants adjusted by mother's education level was 1,29 (95% CI 1,05 1,41).
Conclusions: Infants aged 0-6 months who are not exclusively breastfed have 1,29 times higher risk of getting illness compared with 0-6 months old who receive exclusive breastfeeding, adjusted by mother's education level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftakhuddiniyah
"Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang seperti di Indonesia. Prevalens diare di Indonesia berdasarkan SDKI 2007 adalah 14 % . Insidens diare cenderung naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 IR penyakit diare 301/ 1000 penduduk, sampai dengan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya diare yang belum tertangani dengan baik di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan kejadian diare pada anak usia 6-59 bulan di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional menggunakan data SDKI Tahun 2007 dengan sampel sebanyak 11.627 anak. Analisis multivariat menggunakan logistic regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pemberian ASI terhadap kejadian diare dipengaruhi oleh status ekonomi dan berinteraksi dengan kebiasaan membuang tinja anak terkecil. Hal ini berarti bahwa efek pemberian ASI terhadap kejadian diare bervariasi, tergantung pada kebiasaan membuang tinja anak terkecil. Pada anak yang tidak ASI (proxi ASI eksklusif) dan yang ibunya mempunyai kebiasaan membuang tinja anak terkecil ke jamban, tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap kejadian diare dengan PR=1,05 (95 % CI : 0,89-1.24). Pada anak yang tidak mendapat ASI (proxi ASI eksklusif) dan ibunya mempunyai kebiasaan membuang tinja anak terkecil ke tempat selain jamban,terdapat hubungan yang bermakna terhadap diare dengan PR=1,72 (95 % CI : 1,50-1,97). Pada anak yang mendapat ASI (proxi ASI eksklusif) dan ibunya mempunyai kebiasaan membuang tinja anak ke tempat selain jamban, didapatkan hubungan yang signifikan terhadap kejadian diare dengan PR=1,31 (95 % CI : 1,09-1,58). Oleh karenanya usaha untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak dan membuang tinja anak dengan benar akan membantu menurunkan terjadinya diare pada anak.

countries such as Indonesia. Prevalence of diarrhea in Indonesia by IDHS 2007 was 14,0%. The trend incidence of diarrhea to go up from year to year. In 2000 IR diarrhea 301/1000 population, until 2010 to 411/1000 population. This is possible because many risk factors that affect the occurrence of diarrhea that has not been handled properly in society.
This study aims to determine the association of breastfeeding with diarrhea in children aged 6-59 months in Indonesia. The study was conducted with a crosssectional design using data IDHS 2007 with sample 11.627 children. Multivariate analysis using logistic regression.
The results showed that association of breastfeeding on diarrhea is influenced by economic status and interact with the habit of throwing feces smallest child. That means, the effect of breastfeeding on diarrhea varies, depending on the habit of throwing feces smallest child. Children who are not breastfeed (exclusive breastfeeding proxy) and the mother had a habit of throwing feces smallest child to the toilet, there was no significant association with diarrhea, PR=1,05 (95% CI : 0,89-1,24). Children who are not breastfeed (exclusive breastfeeding proxy) and his mother had a habit of throwing feces smallest child to a place other than latrines, there was a significant association of diarrhea with PR=1,72 (95% CI : 1,50-1.97).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>